Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH-2

MEMAHAMI KONSEP DASAR KETERAMPILAN BERBAHASA


INDONESIA SD

MATA KULIAH KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA SD

Oleh:

NAMA: NURMINA

NPM: 210102116

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Bahasa
Indonesia SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah
yang bejudul “Memahami Konsep Dasar Keterampilan Bahasa Indonesia SD” ini
dapat di selesaikan.
Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak dosen pengampu atas ilmu
baru yang di berikan. Dengan adanya tugas makalah ini penulis jadi
termotivasi dalam membaca, menulis dan mencari sumber pengetahuan
lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
para pembacanya.
Dalam pembuatan makalah ini. penulis mengharapkan masukan dan
saran untuk perbaikan dari makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat membantu dan semoga penulis dan
pembaca mampu berinovasi dan tidak akan berhenti belajar untuk menambah
wawasan baru. Aamiin yaa robbal'alamiin.

Pancor, 24 Maret 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................4
D. Manfaat..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. Pengertian keterampilan Berbahasa...............................................................5


B. Manfaat Keterampilan Berbahasa Indonesia..................................................17
C. Asfek-asfek dan Keterkaitannya Keterampilan Berbahasa Indonesia ..........19

BAB III PENUTUP..................................................................................................22

A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Saran...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa berperan penting dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam


bidang pendidikan, sosial maupun kemasyarakatan. Bahasa merupakan sebuah
sarana yang paling efektif untuk menyampaikan maksud dan keinginan kita, serta
sebuah alat yang di gunakan untuk melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
Bahasa sebagai alat komunikasi sudah barang tentu memiliki peran yang sangat
penting dalam menunjang berbagai aktifitas kehidupan manusia. Bahasa
Indonesia adalah alat komunikasi yang paling penting untuk mempersatukan
seluruh elemen bangsa. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaanya setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari setelah kemerdekaan
Indonesia. Sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak ragam bahasa Melayu. Dalam perkembangan bahasa mengalami
perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
Kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang paling penting untuk


mempersatukan seluruh elemen bangsa. Keterampilan berbahasa merupakan salah
satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh setiap orang, sehingga dengan
terampilnya seseorang berbahasa wawasan berpikir akan menjadi lebih luas.
Keterampilan dalam berbahasa Indonesia seseorang tercermin dalam tata fikir,
ucapan, tata tulis, dan tata laku berbahasa Indonesia. Bahasa disebut juga alat
komunikasi yang merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi terhadap
orang lain. Bahasa juga memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, yaitu bahasa indonesia Mulyati (dalam Saputri,2010) fungsi bahasa
adalah untuk komunikasi. Kemampuan seseorang untuk mengungkapkan
pikirannya akan terlihat ketika menyampaikan melalui komunikasi, baik lisan

1
maupun tulisan. Pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk
mengutarakan sesuatu, seperti menerangkan, melukiskan maupun
mengungkapkan perasaannya.

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau


mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Siswa harus menguasai keempat
aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran
keterampilan berbahasa di sekolah dasar tidak hanya menekankan pada teori saja,
tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya,
yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa yaitu berbicara, sebab keterampilan berbicara menjunjung
keterampilan lainnya. Walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia
dapat berbicara, namun keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan
dan pengarahan yang intensif. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara
yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Untuk
dapat berkomunikasi dengan baik, ada empat keterampilan bahasa yang harus
dikuasi yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan
satu kesatuan yang paling mendukung dalam komunikasi. Keterampilan
berbahasa sangat dibutuhkan bagi semua individu. Hal ini disebabkan
keterampilan berbahasa merupakan model untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, sosial, dan karakter siswa. Bahasa adalah alat yang paling utama untuk
melakukan komunikasi. Oleh sebab itu, siswa harus meningkatkan keempat
keterampilan berbahasa tersebut melalui pembelajaran bahasa.

Pembelajaran bahasa di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan


kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Salah satu aspek yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan berbahasa yang baik dan benar tersebut adalah dengan

2
menguasai banyak kosa kata. Semakin banyak kata yang dikuasai siswa semakin
lancar dan baik pula komunikasi dan bahasa yang digunakan.

Kosa kata merupakan bagian penting yang tak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran. Dengan pemahaman kata yang sama, guru dan siswa dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lacar dalam proses belajar mengajar
dikelas, namun jika pemahaman siswa terhadap kata kurang, maka yang terjadi
justru sebaliknya proses belajar mengajar akan terhambat dan materi
pembelajaran tidak akan diterima dengan baik oleh siswa. Penguasaan dan
pemahaman kosa kata dalam pembelajaran bahasa mutlak harus ditingkatkan agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan siswa dapat
mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa (menyimak,berbicara,
membaca dan menulis). Kusumaningsih (dalamTarigan 2011: 2) menjelaskan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada kuantitas dan
kualitas kosakata yang dimiliki, semakin besar pula kemungkinan kita terampil
dalam berbahasa. Keterampilan menyimak adalah suatu proses keterampilan yang
kompleks. Tujuan mendasar pembelajaran menyimak pada siswa SD, yakni
melatih pemahaman bahasa lisan dan melatih keterampilan logika berfikirnya,
sehingga siswa dapat merespon, menerima, memahami, mengidentifikasi,
menafsirkan, dan mereaksi informasi yang diterimanya dari individu yang lain.

Kompetensi umum pembelajaran menyimak adalah mendengarkan suara,


berita, petunjuk, pengumuman, bunyi bahasa, kaset lagu, penjelasan, laporan,
ceramah/khotbah, pidato, dan pengumuman agar siswa dapat merespon dan
mengapresiasi yang didengarkannya. Keterampilan berbicara dalam bahasa
indonesia merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik,
karna keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan
peserta didik dalam belajar bahasa. Dengan penguasaan keterampilan berbicara
yang baik, peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di

3
sekolah dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Apalagi bila keterampilan
berbicara tersebut diiringi dengan kesantunan bebahasa yang bagus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keterampilan berbahasa indonesia dan Hakikat konsep dasar
berbahasa Indonesia di SD?
2. Apa saja manfaat keterampilan berbahasa Indonesia?
3. Apa saja asfek-asfek keterampilan berbahasa Indonesia dan keterkaitan
antar asfek keterampilan berbahasa Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keterampilan berbahasa Indonesia dan
memahami hakikat konsep dasar berbahasa Indonesia SD
2. Untuk mengetahui manfaat keterampilan berbahasa Indonesia
3. Untuk memahami asfek-asfek keterampilan berbahasa Indonesia dan
keterkaitan antar asfek
D. Manfaat
1. Makalah ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembacanya tentang konsep dasar keterampilan berbahasa Indonesia
di SD
2. Makalah ini di harapkan menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengembangkan pengetahuan tentang asfek-asfek keterampilan
berbahasa Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian keterampilan Berbahasa


Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran,
ide, dan kreativitas untuk melakukan, mengubah, atau membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna guna menghasilkan nilai dari pekerjaan.
Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas serta mampu dan cekatan. Sedangkan
keterampilan bahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa
dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Anda sudah mengetahui
pemahaman umum tentang keterampilan. Kesimpulan dari pengertian di atas
ialah sebuah skill atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Kalau soal skill,
memang ada banyak jenis ability, dan setiap orang memilikinya. Setiap orang
memiliki skill/kemampuan/keterampilan yang berbeda-beda sebagai cirri khas
dari individu. skill/kemampaun/keterampilan pada setiap orang bisa muncul
apabila di kembangkan.
Keterampilan berbahasa terdiri atas 4 asfek, yaitu keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca dan menulis. mendengarkan
dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, yaitu seorang
pendengar dan pembaca sebagai penerima informasi, sedangkan berbicara dan
menulis keterampilan yang bersifat produktif, yaitu pembicara dan penulis
sebagai pemberi informasi.
Setiap keterampilan ini erat sekali kaitannya dengan ketiga
keterampilan berbahasa, kemudian berbicara sesudah itu kita membaca dan
menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah.
Sedangkan membaca dan menulis di pelajari di sekolah. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut pada dasarnya merupakan suatu keterampilan
yang erat hubungannya dengan proses berfikir yang mendasari bahasa.

5
Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu :
1. Menyimak
Menurut Mulyati Menyimak merupakan suatu proses kegiatan
mendengar dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk mendapatkan informasi, menangkap isi atau pesan,
serta memahami makna komunikasi yang telah di sampaikan sang
pembicara melalui ucapan lisan.
Mendengarkan ialah keterampilan memahami bahasa lisan
yang bersufat reseptif. Keterampilan mendengarkan di sini bukan
berarti hanya mendengar bunyi-bunyi bahasa melalui indra
pendnegarnya melainkan memahami bahasanya juga. Oleh karena itu
istilah mendengarkan sering di identikakkan dengan menyimak. Istilah
mendengar atau menyimak berbeda dari istilah mendengar. Meskipun
sama-sama menggunakan indra pendengaran,mendengar berbeda
dengan mendengarkan.
Pada kegiatan mendengarkan itu terdapat unsur- unsur
kesengajaan, konsentrasi, atau bahkan pemahaman. Sementara pada
kegiaytan mendnegarkan terdapat unsur- unsur kesengajaan, dilakukan
dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk memperoleh
pemahaman yang memadai.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu) kita memperoleh
keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari yang
di sebut dengan proses aquastion (pemerolehan), bukan melalui proses
learning (pembelajaran).
Tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar siswa terampil
dalam berbahasa, menyimak, berbicara, membaca dan menulis
Kemampuan menyimak siswa di sekolah dasar yang perlu di
perhatikan oleh guru adalah:

6
a) Siswa akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita di
bacakan dengan nyaring.
b) Siswa akan senang dan mampu menyimak dengan baik bila
seorang pembicara menceritakan suatu pengalaman sejati
c) Siswa dapat menyimak bunyi-bunyi dan nada-nada yang
berbeda, terlebih kalau inonasi ujaran sang pembicara sangat
jelas dnan baik.
d) Siswa dapat menyimak serta mengikuti petunjuk-petunjuk lisan
yang di sampaikan dengan jelas
e) Siswa mampu menyimak persamaan-persamman dan
perbedaan yang terdapat dalam ujaran.
f) Siswa mempunyai dan senang menyimak ritme-ritme dan rima-
rima dalam pembacaan puisi atau drama
g) Siswa mmapu menyimak dan menangkap ide-ide yang terdapat
dalam ujaran atau pembicaraan.
Dengan demikian para guru dan orang tua akan sepakat bahwa
kegiatan menyimak ini perlu di pupuk dan di kembangkan sendiri bagi
siswa.
Mulyani (dalam setiawan: 2021) teknik pembelajaran simak
ulang ucap, dengar dan kerjakan meyelesaikan cerita, merangkum,
paraphrase dan menjawab pertanyaan. Pembelajaran menyimak di
jabarkan sebagai berikut:
1) Simak- ulang- ucap teknik ini mengajarkan siswa
memperkenalkan bunyi bahasa dengan caramengucapkannya.
Model ucapan di perdengarkan, di simak dan di tiru oleh siswa.
Model ucapan dapat berupa ucapan ponem, kata, kalimat,
ungkapan, pribahasa, puisi pendek, kata-kata mutiara, semboyang
dan sebgainya.
Contoh:

7
Puisi pendek
Guru membacaakan puisi yang berjudul tentang ibu dan ayanh,
di depan kelas siswa mendengar dan menyimak puisi tersebut dan
meniru kembali puisi di depan kelas.
Cinta ibu dan ayah
Dalam dinginnya malam
Aku terbangun dan menjerit
Membayangkan ketakutan itu serna
Saat ibu dan ayah datang mendekat
Pelukan hangat keluarga menjadi pahlawanku
Dengan penuh cinta dan kasih sayang
2) Dengar dan kerjakan
Teknik yang kedua, pembelajaran menyimak di lakukan dengan
menggunakan model ucapan berisi perintah di perdengarkan
kepada siswa. Siswa menyimak dan memberikan feaksi dalam
bentuk tindakan.
Contoh:
Guru: bacalag artikel berikut dengan seksama!
Siswa: membaca artikel dengan seksama.
3) Menyelesaikan cerita
Model yang ketiga adalah menyelesaikan cerita, teknik ini
membagi kelas atas beberapa kelompok bercerita, tetapi ceritanya
sebagaian, lalu di lanjutkan dengan pembaca kedua, lalu ketiga,
kemudian di selesaikan oleh siswa terakhir.
Contoh:
(kelompok ) … sang putrid tidak mengetahui kedatangan
nenek tua itu, lalu…(di lanjutkan oleh kelompok kedua) akhirnya
sang putrid memakan buah yang di berikan sang nenek, seketika
kepala yang putri terasa sakit dan akhirnya…(di lanjutkan

8
kelompok ketiga) pangeran berkuda datang menghampiri para
kurcaci…(diambil dari cerita putrid salju)
4) Merangkum
Model yang berikutnya adalh menyimak bahasa simakan yang
relative panjang dapat di lakukan dengan berbagai cara. Salah
satu di antaranya dengan cara menyingkat atau merangkum isinya
dalam beberapa kaliamat. Merangkum berarti membuat bahab
simakkan yang panjang menjadi sedikit mungkin. Namun yang
sedikit itu dapat mewakili yang panjang.
Contoh:
Guru : memberikan tugas pada siswa membaca matei teks
deskripsi (2 halaman).
Siswa: merangkum atatu meringkas materi teks deskripsi
menjadi satu halaman
5) Paraphrase
Model paraphrase adalah model pembelajaran menyimak dan di
lakukan guru, yaitu guru memperdengarkan bacaan atau cerita,
kemudian siswa menceritakanisi isi cerita atau membacanya.
Paraphrase merupkakan suatu cara yang bisa di gunakan untuk
memahami bacaan tersebut dengan kata-kata sendiri
menggunakan pengembangan paragraph. Cerita yang sudah di
rekam atau di bacakan guru kemudian di perdengarkan kepada
siswa. Mereka menyimak isinya dan mengutarakan kembali
bentuk prosa.
Contoh:
Guru: mendengarkan melalui rekaman atau membaca teks
cerita fable
Siswa: menceritakan kembali teks cerita fable menggunakan
bahasa sendiri.

9
6) Menjawab pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif
adalah melalui latihan menjawab pertanyan apa, siapa, mengapa,
dimana dan bilamana. Pertanyaan- pertanyaan itu di ajukan
dengan mengacu pada bahan simakan yang telah di perdengarkan
siswa.
Contoh:
Guru: memberikan teks cerita legenda
Siswa : menjawab pertanyaan berdasarkan teks legenda
tersebut
Berbagai teknik dalam pembelajaran menyimak yang dapat di
pergunakan guru dalam mengajarkankepada siswa. Model
pembelajaran yang di gunakan bisa di variasikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran tersebut. Masih banyak lagi model
pembelajaran menyimak yang bisa di kembangkan oleh guru dan
sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan menyimak di
setiap jenjang pendidikan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam
menyimak yaitu faktor fisik, seperti kondisi fisik dan lingkungan
sanagt menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak.
Selanjutnya faktor psikologis yakni melibatkan sikap-sikap dan
sifat– sifat pribadi siswa dalm menyimak. Misalnya kurang
perhatian siswa terhadp yang di sampaikan guru, masalah pribadi
siswa,fokusnya perhatian sama sekali dalam pembelajaran, sikap
yang kurang baik dari siswa terhadap guru. Tentunya faktor- faktor
tersebut dalam menghambat siswa dalam melakukan pembelajaran
menyimak di sekolah. Sebagai seorang guru harus berperan katif
dalam pelaksanaan pembelajaran.

10
Peran guru dalam meningkatkan kemampuan menyimak dan
berbicara siswa SD adalah guru berperan sebagai moivator,
pasilitator dan pendamping dalam memberikan tugas- tugas untuk
melatih kemampuan menyimak dan berbicara siswa. Tugas guru
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa terutama
dalam ketrampilan menyimak meliputi, guru melakukan persiapan
da rncana yang baik terhadap bahan pengajaran, pengenalan dan
penghargaan, terhadap siswa, membangkitkan motivasi,
penguasaan bahan pengajaran, menguasai teknik- teknik mengajar,
pengawasan terhadap siswa dan menghidupkan suasana kelas.
Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak
adalah kemmpuan focus, kemmpuan memahami isi informasi, dan
lain sebagainya. Berdasarkan faktor tersebut, strategi yang dapat di
terapkan untuk mengembangkan kemampuan menyimak, misalnya
siswa SD kelas tinggi adalah meminta siswa untuk mencari
informasi penting dalam sebuah informasi dengan
mendengarkannya. Sedangkan pembelajaran menyimak untuk kelas
awal, secara umum bahan pembelajaran membaca, menulis, kosa
kata, karyasastra, bahan yang di susun sendiri atau di ambil dari
media cetak.
Menurut Iswadi (2012) upaya optimalisasi perkembangan
bahasa siswa SD, meliputi 1) Menyeimbangkan asfek-asfek
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca,
dmenulis 2) Anak perlu melakukan pengulangan dengan
menceritakan kembalipelajaran yang telah di berikan dengan
menggunakan bahasa sendiri 3) Berdasarkan hasil identifikasi guru
melakukan pengembangan bahasa siswa dengan menambah
perbendaharaan kata dalam bahasa dang lingkungan yang di pilih
oleh guru dan harus tepat dan benar; 4) Dengan menggunakan

11
model pengekpresiang secara mandiri, baik lisan maupun tertulis; 5)
Dengan berdasarkan pada bahan bacaan lebih mengembangkan
kemampuan bahasa anak dan membentuk pola masing-masing
anak. Dari beberapa penjelasan yang di kemukakan di atas dapat di
simpulkan bahwa anak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan bahwasanya melalui berbagai hal yang di lakukan
secara mandiri dengan menyeimbangkan keterampilan bahasa yang
di peroleh di lingkungan sekolah maupun di rumah. dengan
demikian sebagai guru dan orang tua memiliki peran penting dalam
kegiatan menyimak yang prlu di pupuk dan di kembangkan sedini
mungkin.
2. Berbicara
Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan
berbicara yang bersifat produktif atau memberikan informasi. Putrid
dan Elvina (dalam Hermawan (2014: 135) berpendapat bahwa
berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat,
keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Berbicara adalah salah
satu alat komunikasi penting untuk dapat menyatakan diri sebagai
anggota masyarakat. Denagan kata lain, untuk menggabungkan
sesama anggota masyarakat di perlukan komunikasi. Putri dan Elvina
(dalam Saddono dan Slamet (2014: 55) keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka
menyampaikan atau menyatakan maksud, ide gagasan, pikiran, serta
perasaan yang di susun dan di kembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak atau pendengar agar apa yang di sampaikan dapat di
pahami oleh penyimak atau pendengar sesuai dengan tujuan-tujuan
yang di capai.

12
Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-
situasi berbicara interaktif, misalnya terjadi pada percakapan secara
tatap muka dan berbicara melalui telepon. Kegiatan berbicara dalam
situasi interaktif ini memungkinkan adanya pergantian peran/aktivitas
antara berbicara dan mendengarkan. Di samping itu, situasi interaktif
ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk meminta
klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan bicara
untuk memperlambat tempo bicara, dan lain-lain. Kegiatan berbicara
dalam situasi interaktif ini dilakukan secara tatap muka langsung,
bersifat dua arah, atau bahkan multiarah. Kemudian, ada pula situasi
berbicara yang tergolong semiinteraktif, misalnya dalam berpidato di
hadapan umum, kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain, baik
yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung namun
berlangsung secara satu arah. Dalam situasi ini, audiens memang
tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun
pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan
bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan
betul-betul bersifat noninteraktif jika pembicaraan dilakukan secara
satu arah dan tidak melalui tatap muka langsung, misalnya berpidato
melalui radio atau televisi. Pidato kenegaraan yang disampaikan
melalui siaran televisi atau radio termasuk ke dalam jenis ini.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki oleh si
pembicara dalam melakukan aktivitas berbicara, antara lain:
a) Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas
sehingga pendengar dapat membedakannya
b) Menggunakan tekanan, nada, serta intonasi secara jelas dan
tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang
diucapkan pembicara

13
c) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan
kata yang tepat
d) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai dengan
situasi komunikasi dan pelaku komunikasi (hubungan antara
pembicara dan pendengar)
e) Menyampaikan kalimat-kalimat utama (the main sentence
constituents) dengan jelas bagi pendengar
f) Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan
guna menjelaskan ide-ide utama
g) Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga
pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
Jika hal-hal yang harus diperhatikan oleh pembicara tadi kita
klasifikasikan, kita dapat mengelompokkan hal di atas ke dalam tiga
aspek, yakni (a) aspek isi pembicaraan; (b) aspek bahasa (bagaimana
isi itu disampaikan); dan (c) aspek performansi (gestur tubuh, mimik,
dan ekspresi dalam menyampaikan isi pembicaraan)
3. Membaca
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat
aktif-reseptif. Aktivitas membaca dapat dikembangkan secara
tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara.
Namun, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan
secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni (a)
Membaca permulaan, dan (b) Membaca lanjutan. Kemampuan
membaca permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf, yakni
kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan dapat
membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan
belum begitu tampak karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan

14
lambang bunyi bahasa. Sementara pada membaca lanjut, kemampuan
membaca ditandai oleh kemampuan melek wacana. Artinya,
pembacan bukan hanya sekadar mengenali lambang tulis, bisa
membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik
isi/makna bacaan yang dibacanya. Penekanan membaca lanjut
terletak pada pemahaman isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi
harus disertai dengan kecepatan membaca yang memadai.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses
membaca yang harus dimiliki pembicara, adalah:
a) Mengena sistem tulisan yang digunakan.
b) Mengenal kosakata.
c) Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik
dan gagasan utama
d) Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata, dari
konteks tertulis
e) Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan
sebagainya
f) Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti
subjek, predikat, objek, dan preposisi
g) Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis
h) Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan
partisipan menggunakan perangkat kohesif leksikal dan
gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
i) Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif
leksikal dan gramatikal untuk memahami topik utama atau
informasi utama
j) Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan
k) Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap
tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk

15
mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
mendalam.
4. Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat
aktif- produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki
yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-jenis keterampilan
berbahasa lainnya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan
yang bersifat aktif-produktif. Keterampilan ini dipandang
menduduki hierarki yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-
jenis keterampilan berbahasa lainnya. Mengapa? Aktivitas menulis
bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat;
melainkan menuangkan dan mengembangkan pikiran-pikiran,
gagasan-gagasan, ide, dalam suatu struktur tulisan yang teratur, logis,
sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh pembacanya. Sama
seperti halnya dengan keterampilan membaca, keterampilan menulis
pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni:
a) Menulis permulaan dan
b) Menuis lanjutan
Menulis permulaan sesungguhnya identik dengan
melukis gambar. Pada fase ini, si penulis tidak menuangkan
ide/gagasan, melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin
gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-
lambang tertulis. Pada awal-awal memasuki persekolahan,
para siswa dilatih menulis permulaan yang proses
pembelajarannya sering disinergiskan dan diintegrasikan
dengan kegiatan membaca permulaan.
Kegiatan menulis yang sesungguhnya merupakan
aktivitas curah ide, curah gagasan, yang dinyatakan secara
tertulis melalui bahasa tulis. Berikut ini keterampilan-

16
keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana
penulis perlu untuk menggunakan ortografi dengan benar,
termasuk di sini penggunaan ejaan, memilih kata yang tepat,
menggunakan bentuk kata dengan benar, mengurutkan kata-
kata dengan benar, menggunakan struktur kalimat yang tepat
dan jelas bagi pembaca, memilih genre tulisan yang tepat,
sesuai dengan pembaca yang dituju, mengupayakan ide-ide
atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau
informasi tambahan, mengupayakan, terciptanya paragraf,
dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan
membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki
oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan
membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk ditulis.
B. Manfaat Keterampilan Berbahasa Indonesia
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa.
Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan
perasaan tidak dapat menyatakan kehendak, atau melaporkan fakta-fakta yang
kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan,
gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang lain kepada kita. Jangankan
tidak memiliki kemampuan seperti yang dikemukakan di atas, kita pun akan
mengalami berbagai kesulitan apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki
tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam
menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik bila keterampilan berbicara
yang kita miliki tidak memadai. Di pihak lain, para siswa pun akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami pelajaran yang
disampaikan gurunya.

17
Guru tidak memiliki keterampilan berbicara yang memadai,
sebaliknya siswa tidak memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik
maka proses komunikasi pun gagal dilakukan. Begitu juga pengetahuan dan
kebudayaan tidak akan dapat disampaikan tidak akan dapat memperoleh
pengetahuan yang disampaikan para pakar terdahulu apabila kita tidak
memiliki keterampilan membaca yang memadai. Banyak contoh lain yang
menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan.
Bagi seorang manajer misalnya, keterampilan berbicara memegang
peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau
organisasi yang dipimpinnya apabila ia memiliki keterampilan berbicara.
Kepemimpinannya pun baru akan berhasil bila didukung pula oleh
keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang berkaitan
dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak akan
pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan
otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.
Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan,
politik, hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang
pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa, baik aspek
berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Masih banyak lagi contoh lain
yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, yang menunjukkan betapa
pentingnya keterampilan berbahasa bagi berbagai aspek kehidupan. Dengan
sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya
apabila kita tidak memiliki keterampilan menulis.
Manfaat dari keterampilan berbahasa yaitu:
1. Dapat mengungkapkan pikiran.
2. Dapat mengekspresikan perasaan.
3. Dapat menyatakan kehendak.
4. Dapat melakukan interaksi dalam berkomunikasi.
5. Mempermudah menyapaikan informasi

18
6. Memperlancar proses komunikasi
7. Menmabah tingkat kepercayaan diri
Empat keterampilan berbahasa Indonesia beserta manfaatnya
1. Manfaat menyimak
a) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan
keilmuan
b) Menambah kosa kata atau perbendaharaan ungkapan
c) Meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan
sekitar
2. Manfaat berbicara
a) Menungkapkan perasaan
b) Mengungkapkan fikiran
c) Dapat menyatakan kehendak.
d) Dapat melakukan interaksi dalam berkomunikasi.
e) Mempermudah menyapaikan informasi
f) Memperlancar proses komunikasi
3. Manfaat membaca
a) Mendapat informasi
b) Meluaskan cakrawala pengetahuan
c) Menambah kosakata
4. Manfaat menulis
a) Menungkapkan perasaan
b) Mengungkapkan fikiran
c) Dapat menyatakan kehendak.
C. Asfek-asfek dan Keterkaitannya Keterampilan Berbahasa Indonesia
1. Hubungan berbicara dengan menyimak
Hubungan berbicara dan menyimak adalah dua intraksi yang di
lakukan secara langsung. Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi
intraktif dan non intraktif. Komunikasi intraktif yaitu kounikasi yang

19
di lakukan secara langsung antar pembicara dan pendengar.
Pembicara dan pendengar secara bergantian dalam mengutarakan
pendapatnya. Contohnya yaitu ketika terjadi intraksi antar pedagang
dan pembeli. Sedangkan nonintraktif yaitu hanya satu pihak saja
yang berbicara dan pihak lainnya mendengarkan. Contoh orang
berkhotbah, berpidato, siarang di televisidan lain-lain.
2. Hubungan menyimak dengan membaca
Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu, mendengarkan
dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif. Mendengarkan berkaitan dengan penggunaan
bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas
berbahasa ragam tulis. Pada mendengarkan fokus perhatian
(stimulus) berupa suara (bunyi-bunyi), sedangkan pada membaca
adalah lambang tulisan. Kemudian, baik penyimak maupun pembaca
melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa
yang berupa suara (dalam mendengarkan) maupun berupa tulisan
(dalam membaca), yang selanjutnya diikuti dengan proses decoding
guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide atau informasi
sebagaimana yang dimaksudkan oleh si penyampainya.
Apabila ditinjau dari sudut pemerolehan atau belajar bahasa,
aktivitas membaca dapat membantu seseorang memperoleh kosakata
yang berguna bagi pengembangan kemampuan mendengarkan pada
tahap berikutnya. Jadi, pengenalan terhadap kosakata baru pada
aktivitas membaca akan dapat meningkatkan kemampuan
mendengarkan pada tahap berikutnya melalui proses pengenalan
kembali terhadap kosakata tersebut.
3. Hubungan membaca dengan menulis
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa baik membaca
maupun menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis

20
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan
membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif..
Seseorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau
informasi di tulis dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, pembaca dalam
memahami gagasan, perasaan atau informasi yang tertulis maka ia
akan membaca tulisan tersebut
4. Hubungan menulis dengan berbicara
Kegiatan menulis dilakukan guna mendukung aktivitas
berbicara. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa ragam lisan,
sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis.
Kemudian, kegiatan menulis pada umumnya merupakan kegiatan
berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara pada umumnya
bersifat langsung. Ini berarti ada juga kegiatan menulis yang
bersifat langsung, misalnya komunikasi tulis dengan menggunakan
telepon seluler (SMS) dan dengan menggunakan internet (chatting).
Sebaliknya, ada pula kegiatan berbicara secara tidak langsung,
misalnya melalui pengiriman pesan suara melalui telepon seluler.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan berbicara dalam bahasa indonesia merupakan suatu
keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik, karna keterampilan ini
merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan peserta didik dalam
belajar bahasa. Dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik, peserta
didik dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah dan menjaga
hubungan baik dengan orang lain.
Keterampilan berbahasa terdiri atas empat asfek, yaitu keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan
dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, yaitu seorang
pendengar dan pembaca sebagai penerima informasi, sedangkan berbicara dan
menulis keterampilan yang bersifat produktif, yaitu pembicara dan penulis
sebagai pemberi informasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah
terlepas dari keempat asfek tersebut. Oleh karena itu terjadinya komunikasi
yang baik dan benar tidak terlepas dari keterampilan berbahasa.
B. Saran
Setiap individu dalam berkomunikasi tidak pernah terlepas dari keempat
asfek keterampilan berbahasa Indonesia. Dengan adanya keterampilan
berbahasa Indonesia individu akan lebih mudah dalam berintraksi. Oleh
karena itu, setiap individu wajib menguasai keterampilan berbahasa Indonesia
agar apa yang di sampaikannya mudah di fahami dan di mengerti. Dan
terkhusus bagi para guru, berbahasa adalah hal yang sangat penting, kegiatan
transfer ilmu tidak akan maksimal jika dalam berbahasa masih belum bisa
mengolah bahasanya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

22
Angreska, R. (2021). hakikat keterampilanberbahasa indonesia di sekolah SD.
UNIVERSITAS JAMBI.

Delia, P., & elvina. (2019). keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar Melalui
metode Games. CV. PENERBIT QIARA MEDIA.

Muhammad, muhammad, j., herman, w., & mohammad, i. (2021). implementasi


bahasa indonesia dalam penulisan karya ilmiah. lombok timur: universitas
hamzanwadi press.

mulyani, y. (n.d.). hakikat keterampilan berbahasa. PDKGK4101/MODUL.

Nisa, A. (2022). pengertian, tujuan dan manfaat menyimak. Bobo.id.

Pamuji, S. s., & Inung, s. (2021). KETEAMPILAN BERBAHASA.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Departemen Pendidikan Nasional

23

Anda mungkin juga menyukai