Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL

CRITICAL BOOK
BOOK REPORT
REPORT

MK. SOSIOLINGUISTIK
MK. TELAAH
KURIKULUM DAN BUKU
CRITICAL BOOK REPORT PRODI PENDIDIKAN
TEKS
BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA

SKOR NILAI :

SOCIOLINGUISTICS : The Study of Societies’ Languages

(Made Iwan Indrawan Jendra, 2010)

NAMA MAHASISWA: REGGIA MARGARETHA SIHOMBING

NIM: 2183111049

DOSEN PENGAMPU: Drs. AZHAR UMAR, M.Pd.

MATA KULIAH: SOSIOLINGUISTIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya jugalah maka
Critical Book Report (CBR) mata kuliah “Sosiolinguistik” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Critical Book Report ini. Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi sempurnanya tugas ini.

Saya berharap semoga tugas ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Februari 2020

Reggia Margaretha Sihombing

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………...........………………….……………....….i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….............…………………....….…ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….............…………….1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ……………...……………………..….............1


B. Tujuan Penulisan CBR …………………..…………………………….................1
C. Manfaat CBR ……………………………………………………………....................1
D. Identitas Buku yang Direview …………………………….............….............2

BAB II RINGKASAN MATERI ……………………………………………….....………........…4

BAB III PEMBAHASAN / ANALISIS ..........................……………………......….....…..…...9

A. Analisis Isi Buku ………………………………………….................…...................9

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku …………………...............................10

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………...................…....10

A. Kesimpulan ………………………………………………….....….........…….......….11

B. Saran …………………………………………………………......……....................…..11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………....…........…….............…12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara merangkum bab yang terdapat pada keseluruhan buku. 

B. Tujuan Penulisan CBR

1. Mengulas isi sebuah buku.

2. Mengetahui informasi sebuah buku.

3. Membandingkan  isi buku utama dengan buku pembanding.

4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap buku.

C.      Manfaat CBR

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik.

2. Untuk menambah pengetahuan mengenai khasanah ilmu sosiolinguistik dan


menganalisisnya ke dalam ilmu-ilmu yang menyangkut kehidupan sosial dan sebagainya.

3. Untuk mengetahui dan membandingkan banyak hal tentang ringkasan isi buku yang
dianalisis serta mengambil kesimpulan atas ringkasan buku tersebut.

1
D.     Identitas Buku yang Direview
Buku Utama (buku satu)

Judul buku : SOCIOLINGUISTICS : The Study of Societies’ Languages

Edisi : Pertama

Penulis : Made Iwan Indrawan Jendra

Penerbit : Graha Ilmu

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2010

Jumlah Halaman : 228 hlm

ISBN :  978-979-756-638-8

Buku Pembanding (buku dua)


Judul buku : Sosiolinguistik

Edisi : Kesebelas

Penulis : Prof. Dr. Sumarsono, M. Ed.

Penerbit : Pustaka Belajar

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 377 hlm

ISBN : 979-9483-85-9

3
BAB II
RINGKASAN MATERI
BUKU UTAMA

BAB I : Bahasa, Linguistik, dan Sosiolinguistik

Ketika kita mempelajari bahasa, kita sedang mendekati apa yang beberapa orang sebut
sebagai 'esensi manusia', kualitas-kualitas khas dari pikiran yang sejauh yang kita ketahui,
unik bagi manusia (Noam Avram Chomsky, 1968, 1972).

Seperti kata Chomsky, bahasa pada dasarnya unik untuk jenis manusia, dalam arti
bahasa memiliki fitur dan tujuan yang membuatnya tidak sejajar dengan kulit anjing, kicauan
kucing, kicauan burung, kicauan gajah, terompet gajah, dll.

Orang awam telah lama terkagum-kagum dengan kemampuan burung beo dalam
mengatakan hal-hal seperti 'halo bos', 'selamat pagi', 'apa kabar', dll. Ketika burung beo
mengatakan 'halo bos', sepertinya berbicara dengan seseorang yang melewatinya, oleh karena
itu burung itu seolah-olah berkomunikasi dengan orang yang lewat. Tetapi apakah burung
beo itu benar-benar berkomunikasi dengan orang yang lewat?
Linguistik adalah studi bahasa manusia. Dalam sejarah awal pengantar sebagai ilmu
sosial, linguistik dianggap sebagai sub-bidang semiotik, yang merupakan ‘ilmu tanda’ atau
studi tentang makna keputusan.
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek studi,
dengan cara yang dibedakan dari bagaimana sintaksis, semantik, morfologi, dan fonologi
menanganinya. Ini adalah bidang yang menganalisis bahasa sebagai bagian dari kepemilikan
sosial. Studi ini mengeksplorasi fungsi dan ragam bahasa, kontak bahasa, sikap orang
terhadap penggunaan bahasa, perubahan bahasa, serta perencanaan bahasa.

BAB III : Variasi Bahasa


A. Variasi Bahasa Kelas Atas dan Bawah
Istilah diglossia digunakan untuk merujuk pada situasi di mana suatu bahasa secara
formal dikelompokkan (atau dianggap demikian) ke dalam variasi atas dan bawah. Selain
variasi ini, terkadang juga ada variasi menengah. Untuk situasi di mana lebih dari dua variasi
4
bertingkat ditemukan istilah polyglosssia. Bahasa Bali dan Jawa adalah dua bahasa dengan
polyglossia. Dalam bahasa Bali atau Jawa, penutur bahasa tradisional dikelompokkan ke
dalam kelas sosial atas dan kelas bawah.

B. Variasi Bahasa Pria dan Wanita


Bahasa kadang diyakini bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, yaitu variasi bahasa pria
dan variasi bahasa wanita. Perbedaan cara melafalkan bahasa antara pria dan wanita juga
telah dilaporkan di antara penutur bahasa Inggris. Meskipun isu varietas bahasa gender lebih
banyak berasal dari karya-karya etnografer antropologis, beberapa faktor biologis juga
diasumsikan dapat mempengaruhi perbedaan bahasa antara pria dan wanita. Suatu
pemeriksaan menyatakan bahwa ada bagian yang berbeda dalam otak pria dan wanita yang
terlibat dalam memproses input bahasa.

C. Variasi Bahasa Etnis


Bahasa secara langsung diturunkan dari orang tua ke anak-anak sebagai sebuah ‘etnis’.
Ketika ada beberapa etnis yang hidup sebagai satu bangsa di suatu negara, bahasa biasanya
akan berkembang menjadi beberapa variasi etnis, juga dikenal dalam sosiolinguistik sebagai
etnolek. Etnolek apapun dianggap sebagai identitas penutur dan simbol budaya juga. Sebagai
sebuah bangsa, Indonesia terdiri dari lebih dari 300 bahasa etnis (bahasa daerah) termasuk
bahasa dengan jumlah pembicara yang lebih banyak seperti Jawa, Sunda, Madura,
Minangkabau, dan Bali.

BAB VI : Perubahan Bahasa


A. Pergeseran Bahasa
Pergeseran bahasa adalah bentuk perubahan bahasa dalam jumlah penuh/keseluruhan.
Konsep ini mengacu pada situasi di mana komunitas-bahasa mulai sepenuhnya menggunakan
bahasa baru, atau dengan kata lain mengabaikan penggunaan bahasa sebelumnya untuk
kebutuhan komunikasi mereka. Pergeseran bahasa biasanya terjadi pada generasi yang
berbeda. Pergeseran ini sebagian besar terjadi pada generasi muda.

B. Pemertahanan Bahasa
Pemertahanan bahasa adalah situasi ketika komunitas bahasa dapat mempertahankan
atau terus menggunakan bahasa mereka dari generasi ke generasi meskipun ada kondisi yang
5
dapat mempengaruhi mereka untuk beralih ke bahasa lain.
Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa pemertahanan (pemeliharaan) bahasa
terjadi. Dalam komunitas monolingual, bilingual atau multibahasa, beberapa faktor telah
dipelajari untuk berkontribusi dalam mempertahankan bahasa. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
1) Jumlah pembicara yang lebih besar,
2) Konsentrasi kehidupan dengan stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik,
3) Identitas dan kebanggaan budaya,
4) Kondisi ekonomi yang lebih baik.

C. Kepunahan Bahasa
Mengenai alasannya, ada dua jenis kepunahan bahasa. Jenis pertama disebut kepunahan
bahasa sebagian (kepunahan bahasa parsial) dan yang kedua bernama kepunahan total
bahasa.
1) Kepunahan bahasa sebagian (kepunahan bahasa parsial) yaitu terkait dengan fenomena
bahasa yang ditemukan pada kelompok imigran di tanah baru mereka.
2) Kepunahan bahasa total terjadi ketika bahasa tidak memiliki lagi penutur. Situasi ini lebih
cenderung terjadi pada bahasa yang dituturkan oleh kaum minoritas daripada bahasa dengan
banyak pembicara. Faktor-faktor yang dikatakan sebagai penyebab kepunahan bahasa
termasuk dari penggabungan tekanan politik ekstrem dari penutur bahasa lain, penyakit
mematikan yang sangat menyerang penutur, dan alasan ekonomi yang terkait dengan
penggunaan bahasa.

6
BUKU PEMBANDING
BAB I : Sosiolinguistik dan Ilmu-ilmu Lain
Linguistik menitikberatkan pembicaraan pada bunyi-bunyi bahasa, karena atas dasar
anggapan, bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang berstruktur dan bersistem. Semua bahasa
seperti itu, meski tidak ada dua bahasa yang memiliki struktur yang persis sama. Jadi,
linguistik mempunyai pandangan monolitik terhadap bahasa.
Sosiolinguistik, sebagaimana linguistik, juga berbicara tentang bahasa. Metode yang
digunakan juga serupa, yaitu deskriptif, dalam arti, menelaah objek sebagaimana adanya pada
saat tertentu. Tetapi, perbedaan dengan linguistik juga bersifat mendasar. Sosiolinguistik
justru tidak mengakui adanya konsep monolitik itu, karena sosiolinguistik menganggap setiap
bahasa mempunyai sejumlah variasi: tidak ada satupun bahasa yang tidak bervariasi, tidak
ada satupun dialek yang tidak bervariasi, bahkan tidak ada bahasa seseorang yang tidak
bervariasi. Tutur seseorang bisa bervariasi sesuai dengan, misalnya, siapa lawan tuturnya.

BAB IV : Bahasa dan Kelompok Etnik


Tidak selalu ada hubungan antara bahasa dengan ras. Tetapi benar bahwa dalam banyak
hal bahasa merupakan faktor penting atau bahkan ciri esensial dari keanggotaan etnik. Ini
adalah kenyataan sosial.
Dalam hal bahasa, ciri linguistik merupakan kriteria pembatas yang lebih penting untuk
keanggotaan etnik. Kita sering membedakan suku bangsa seseorang karena bahasa atau
berdasarkan bahasa. Tetapi rumusan kita sering kurang tepat. Misalnya, kita tidak begitu
tepat kalau menyatakan orang Bali berbahasa Bali dan orang Minang berbahasa Minang;
lebih baik kita mengatakan penutur asli bahasa Bali biasanya dianggap orang Bali (paling
tidak oleh orang Bali yang lain) apapun kebangsaan mereka.

BAB V : Bahasa dan Jenis Kelamin


Banyak orang bisa mengenal suara pria atau wanita karena secara umum bisa dikatakan
volume suara pria relatif lebih besar daripada wanita. Dalam dunia seni suara kita kenal
golongan suara wanita dan pria. Pada wanita misalnya ada suara alto dan sopran, pada pria
ada suara tenor dan bas. Semua ini tentu berhubungan dengan organ-organ tubuh penghasil
suara yang sedikit banyak berbeda pada pria dan wanita.

7
BAB IX : Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa
Sebagaimana kajian tentang pilihan bahasa, pergeseran dan pemertahanan bahasa dikaji
dengan berbagai metode, bergantung kepada disiplin akademik para pakar. Beberapa kondisi
cenderung diasosiasikan dengan pergeseran bahasa dalam berbagai kajian. Barangkali kondisi
yang paling mendasar adalah kedwibahasaan masyarakat (societal bilingualism). Penting
diingat, kedwibahasaan itu bukanlah satu-satunya kondisi bagi pergeseran bahasa, walaupun
mungkin diperlukan. Contoh lain sebagai faktor pendorong pergeseran adalah migrasi atau
perpindahan penduduk, yang bisa berwujud dua kemungkinan. Pertama, kelompok-kelompok
kecil bermigrasi ke daerah atau negara lain yang tentu saja menyebabkan bahasa mereka
tidak berfungsi di daerah baru. Kedua, gelombang besar penutur bahasa bermigrasi
membanjiri sebuah wilayah kecil dengan sedikit penduduk, menyebabkan penduduk setempat
terpecah dan bahasanya tergeser.
Perkembangan ekonomi juga merupakan faktor pendorong pergeseran. Salah satu faktor
ekonomi itu adalah industrialisasi (yang kadang-kadang bergabung dengan faktor migrasi).
Kemajuan ekonomi kadang-kadang mengangkat posisi sebuah bahsa menjadi bahasa yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, bahasa Inggris misalnya.

BAB X : Kepunahan Bahasa


Pergeseran bahasa kadang-kadang mengacu kepada kepunahan bahasa. Hal ini terjadi
manakala guyup bergeser ke bahasa baru secara total sehingga bahasa terdahulu tidak dipakai
lagi.
Bagaimana bahasa menjadi punah? Menurut Kloss, 1984, ada tiga tipe utama kepunahan
bahasa: (a) kepunahan bahasa tanpa pergeseran bahasa (guyup tuturnya lenyap); (b)
kepunahan bahasa karena pergeseran bahasa (guyup tutur tidak berada dalam “wilayah tutur
yang kompak”, atau bahasa itu menyerah kepada “pertentangan intrinsik prasarana budaya
modern yang berdasarkan teknologi”; dan (c) kepunahan bahasa nominal melalui
metamorfosis (misalnya suatu bahasa turun derajat menjadi berstatus dialek ketika guyup
tuturnya tidak lagi menulis dalam bahasa itu dan mulai memakai bahasa lain).

8
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIS

A. Analisis Isi Buku

a. Keterkaitan antar buku


Dalam buku “SOCIOLINGUISTICS : The Study of Societies’ Languages” karya Made
Iwan Indrawan Jendra, serta pada buku “Sosiolinguistik” karya Prof. Dr. Sumarsono, M, Ed,
M.Pd., sama-sama membahas mengenai sosiolinguistik sebagai “campuran” antara ilmu
bahasa dengan sosiologi (atau ilmu linguistik dengan suatu ilmu sosial lain), yang mencakup
prinsip-prinsip setidaknya setidaknya setiap aspek struktur dan penggunaan bahasa yang
berkaitan dengan fungsi sosial dan kultural. Kedua buku ini, jika dibandingkan maka
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

b. Kemutakhiran isi buku


Pada buku “SOCIOLINGUISTICS : The Study of Societies’ Languages” karya Made
Iwan Indrawan Jendra sudah cukup relevan bagi para pembaca terutama mahasiswa yang
ingin mepelajari mengenai variasi dan fungsi-fungsi bahasa serta kaitan antara sosiolinguistik
dengan gabungan ilmu linguistik lainnya di masa depan. Buku ini juga dilengkapi dengan
pemaparan konsep-konsep sosiolinguistik dan informasi mengenai data statistik penggunaan
bahasa di berbagai belahan dunia yang dihimpun dari sumber-sumber terpercaya serta
pendapat para ahli, tentunya sangat berguna menambah wawasan mahasiswa Bahasa dan
Sastra Indonesia. Sedangkan pada buku “Sosiolinguistik” karya Prof. Dr. Sumarsono, M, Ed,
M.Pd., ide yang terkandung sangat terperinci dalam memaparkan bahasa dengan berbagai
aspek sosialnya, misalnya antara bahasa dengan kelas sosial, antara bahasa dengan
kelompok-kelompok etnik, maupun hubungan mengenai bahasa dan usia, bahasa dan jenis
kelamin, dan pilihan bahasa dalam kajian sosiolinguistik. Semuanya dibahas dengan
paradigma sosiolinguistik.

9
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

Kelebihan Buku Utama :

1. Buku ini menyajikan materi yang mendalam dan bisa digunakan oleh mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan kebahasaannya.

2. Dari segi bahasa cukup mudah dimengerti, meskipun ditulis dalam Bahasa Inggris,
grammar yang dimiliki dapat dipahami dengan baik.

3. Dilengkapi dengan berbagai kutipan para ahli bahasa dalam bukunya. Dan juga biografi
singkat tokoh-tokoh bahasa dalam dunia linguistik.

Kekurangan Buku Utama :


1. Tidak terdapat rangkuman dalam setiap topik yang dibahas.

2. Tidak ada glosarium yang berisi kata kunci untuk pembaca memahami makna kata-kata

sulit yang terdapat dalam buku.

Kelebihan Buku Pembanding :

1. Dari segi cover tampilan buku yang direview sangat bagus, kesan warna yang elegan dan
menarik untuk dibaca.

2. Dari segi pembahasan cukup detail, terdapat pernyataan para ahli yang dimasukkan dalam
buku ini.

3. Terdapat daftar pustaka. Dan indeks yang terstruktur sehingga memudahkan pembaca

dalam mencari topik yang diinginkan.

Kekurangan Buku Pembanding :


1. Di beberapa bab terdapat rangkuman dan simpulan, namun di beberapa bab lainnya tidak
ditemukan rangkuman dan simpulan.

10
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan :
Bahasa adalah ‘esensi manusia’. Linguistik adalah studi bahasa manusia. Sedangkan
sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek studi, dengan
cara yang dibedakan dari bagaimana sintaksis, semantik, morfologi, dan fonologi
menanganinya. Ini adalah bidang yang menganalisis bahasa sebagai bagian dari kepemilikan
sosial. Studi ini mengeksplorasi fungsi dan ragam bahasa, kontak bahasa, sikap orang
terhadap penggunaan bahasa, perubahan bahasa, serta perencanaan bahasa.

Saran :
Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) ialah keduanya memiliki
keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik dari segi tampilan, kepenulisan
maupun kualitas isi buku. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini hendaknya ditingkatkan lagi
agar kualitas buku semakin meningkat dan para pembaca semakin ‘terpuaskan’ saat
membacanya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar
kesempurnaan buku ini tercapai.

11
DAFTAR PUSTAKA

Made, Iwan Indrawan Jendra. 2010. SOCIOLINGUISTICS: The Study of Societies’


Languages. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumarsono. 2017. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12

Anda mungkin juga menyukai