CRITICAL BOOK
BOOK REPORT
REPORT
MK. SOSIOLINGUISTIK
MK. TELAAH
KURIKULUM DAN BUKU
CRITICAL BOOK REPORT PRODI PENDIDIKAN
TEKS
BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SKOR NILAI :
NIM: 2183111049
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya jugalah maka
Critical Book Report (CBR) mata kuliah “Sosiolinguistik” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Critical Book Report ini. Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi sempurnanya tugas ini.
Saya berharap semoga tugas ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ………………………………………………….....….........…….......….11
B. Saran …………………………………………………………......……....................…..11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara merangkum bab yang terdapat pada keseluruhan buku.
4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap buku.
C. Manfaat CBR
3. Untuk mengetahui dan membandingkan banyak hal tentang ringkasan isi buku yang
dianalisis serta mengambil kesimpulan atas ringkasan buku tersebut.
1
D. Identitas Buku yang Direview
Buku Utama (buku satu)
Edisi : Pertama
ISBN : 978-979-756-638-8
Edisi : Kesebelas
ISBN : 979-9483-85-9
3
BAB II
RINGKASAN MATERI
BUKU UTAMA
Ketika kita mempelajari bahasa, kita sedang mendekati apa yang beberapa orang sebut
sebagai 'esensi manusia', kualitas-kualitas khas dari pikiran yang sejauh yang kita ketahui,
unik bagi manusia (Noam Avram Chomsky, 1968, 1972).
Seperti kata Chomsky, bahasa pada dasarnya unik untuk jenis manusia, dalam arti
bahasa memiliki fitur dan tujuan yang membuatnya tidak sejajar dengan kulit anjing, kicauan
kucing, kicauan burung, kicauan gajah, terompet gajah, dll.
Orang awam telah lama terkagum-kagum dengan kemampuan burung beo dalam
mengatakan hal-hal seperti 'halo bos', 'selamat pagi', 'apa kabar', dll. Ketika burung beo
mengatakan 'halo bos', sepertinya berbicara dengan seseorang yang melewatinya, oleh karena
itu burung itu seolah-olah berkomunikasi dengan orang yang lewat. Tetapi apakah burung
beo itu benar-benar berkomunikasi dengan orang yang lewat?
Linguistik adalah studi bahasa manusia. Dalam sejarah awal pengantar sebagai ilmu
sosial, linguistik dianggap sebagai sub-bidang semiotik, yang merupakan ‘ilmu tanda’ atau
studi tentang makna keputusan.
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek studi,
dengan cara yang dibedakan dari bagaimana sintaksis, semantik, morfologi, dan fonologi
menanganinya. Ini adalah bidang yang menganalisis bahasa sebagai bagian dari kepemilikan
sosial. Studi ini mengeksplorasi fungsi dan ragam bahasa, kontak bahasa, sikap orang
terhadap penggunaan bahasa, perubahan bahasa, serta perencanaan bahasa.
B. Pemertahanan Bahasa
Pemertahanan bahasa adalah situasi ketika komunitas bahasa dapat mempertahankan
atau terus menggunakan bahasa mereka dari generasi ke generasi meskipun ada kondisi yang
5
dapat mempengaruhi mereka untuk beralih ke bahasa lain.
Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa pemertahanan (pemeliharaan) bahasa
terjadi. Dalam komunitas monolingual, bilingual atau multibahasa, beberapa faktor telah
dipelajari untuk berkontribusi dalam mempertahankan bahasa. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
1) Jumlah pembicara yang lebih besar,
2) Konsentrasi kehidupan dengan stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik,
3) Identitas dan kebanggaan budaya,
4) Kondisi ekonomi yang lebih baik.
C. Kepunahan Bahasa
Mengenai alasannya, ada dua jenis kepunahan bahasa. Jenis pertama disebut kepunahan
bahasa sebagian (kepunahan bahasa parsial) dan yang kedua bernama kepunahan total
bahasa.
1) Kepunahan bahasa sebagian (kepunahan bahasa parsial) yaitu terkait dengan fenomena
bahasa yang ditemukan pada kelompok imigran di tanah baru mereka.
2) Kepunahan bahasa total terjadi ketika bahasa tidak memiliki lagi penutur. Situasi ini lebih
cenderung terjadi pada bahasa yang dituturkan oleh kaum minoritas daripada bahasa dengan
banyak pembicara. Faktor-faktor yang dikatakan sebagai penyebab kepunahan bahasa
termasuk dari penggabungan tekanan politik ekstrem dari penutur bahasa lain, penyakit
mematikan yang sangat menyerang penutur, dan alasan ekonomi yang terkait dengan
penggunaan bahasa.
6
BUKU PEMBANDING
BAB I : Sosiolinguistik dan Ilmu-ilmu Lain
Linguistik menitikberatkan pembicaraan pada bunyi-bunyi bahasa, karena atas dasar
anggapan, bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang berstruktur dan bersistem. Semua bahasa
seperti itu, meski tidak ada dua bahasa yang memiliki struktur yang persis sama. Jadi,
linguistik mempunyai pandangan monolitik terhadap bahasa.
Sosiolinguistik, sebagaimana linguistik, juga berbicara tentang bahasa. Metode yang
digunakan juga serupa, yaitu deskriptif, dalam arti, menelaah objek sebagaimana adanya pada
saat tertentu. Tetapi, perbedaan dengan linguistik juga bersifat mendasar. Sosiolinguistik
justru tidak mengakui adanya konsep monolitik itu, karena sosiolinguistik menganggap setiap
bahasa mempunyai sejumlah variasi: tidak ada satupun bahasa yang tidak bervariasi, tidak
ada satupun dialek yang tidak bervariasi, bahkan tidak ada bahasa seseorang yang tidak
bervariasi. Tutur seseorang bisa bervariasi sesuai dengan, misalnya, siapa lawan tuturnya.
7
BAB IX : Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa
Sebagaimana kajian tentang pilihan bahasa, pergeseran dan pemertahanan bahasa dikaji
dengan berbagai metode, bergantung kepada disiplin akademik para pakar. Beberapa kondisi
cenderung diasosiasikan dengan pergeseran bahasa dalam berbagai kajian. Barangkali kondisi
yang paling mendasar adalah kedwibahasaan masyarakat (societal bilingualism). Penting
diingat, kedwibahasaan itu bukanlah satu-satunya kondisi bagi pergeseran bahasa, walaupun
mungkin diperlukan. Contoh lain sebagai faktor pendorong pergeseran adalah migrasi atau
perpindahan penduduk, yang bisa berwujud dua kemungkinan. Pertama, kelompok-kelompok
kecil bermigrasi ke daerah atau negara lain yang tentu saja menyebabkan bahasa mereka
tidak berfungsi di daerah baru. Kedua, gelombang besar penutur bahasa bermigrasi
membanjiri sebuah wilayah kecil dengan sedikit penduduk, menyebabkan penduduk setempat
terpecah dan bahasanya tergeser.
Perkembangan ekonomi juga merupakan faktor pendorong pergeseran. Salah satu faktor
ekonomi itu adalah industrialisasi (yang kadang-kadang bergabung dengan faktor migrasi).
Kemajuan ekonomi kadang-kadang mengangkat posisi sebuah bahsa menjadi bahasa yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, bahasa Inggris misalnya.
8
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
9
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
1. Buku ini menyajikan materi yang mendalam dan bisa digunakan oleh mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan kebahasaannya.
2. Dari segi bahasa cukup mudah dimengerti, meskipun ditulis dalam Bahasa Inggris,
grammar yang dimiliki dapat dipahami dengan baik.
3. Dilengkapi dengan berbagai kutipan para ahli bahasa dalam bukunya. Dan juga biografi
singkat tokoh-tokoh bahasa dalam dunia linguistik.
2. Tidak ada glosarium yang berisi kata kunci untuk pembaca memahami makna kata-kata
1. Dari segi cover tampilan buku yang direview sangat bagus, kesan warna yang elegan dan
menarik untuk dibaca.
2. Dari segi pembahasan cukup detail, terdapat pernyataan para ahli yang dimasukkan dalam
buku ini.
3. Terdapat daftar pustaka. Dan indeks yang terstruktur sehingga memudahkan pembaca
10
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Bahasa adalah ‘esensi manusia’. Linguistik adalah studi bahasa manusia. Sedangkan
sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek studi, dengan
cara yang dibedakan dari bagaimana sintaksis, semantik, morfologi, dan fonologi
menanganinya. Ini adalah bidang yang menganalisis bahasa sebagai bagian dari kepemilikan
sosial. Studi ini mengeksplorasi fungsi dan ragam bahasa, kontak bahasa, sikap orang
terhadap penggunaan bahasa, perubahan bahasa, serta perencanaan bahasa.
Saran :
Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) ialah keduanya memiliki
keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik dari segi tampilan, kepenulisan
maupun kualitas isi buku. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini hendaknya ditingkatkan lagi
agar kualitas buku semakin meningkat dan para pembaca semakin ‘terpuaskan’ saat
membacanya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar
kesempurnaan buku ini tercapai.
11
DAFTAR PUSTAKA
12