Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA IDE

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Model Pembelajaran Discovery Learning Mengubah Kondisi Belajar


yang Pasif menjadi Aktif dan Kreatif

DISUSUN OLEH :

KESY ARYANI HALOHO

RIAU IRA PUTRI SIMBOLON

ROSA RAMAYANI PURBA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terimakasih juga kepada pihak pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan berupa saran dan materi.

Rekayasa ide ini dibuat berdasarkan judul topik yang diberikan dosen kami. Harapan kami
semoga makalah ini dapat menanbah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.

Medan, November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksposisi adalah wacana yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran
yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu. Wacana ini bertujuan
menyampaikan faka-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan maksud untuk
menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, dan unsur-unsur sesuatu, hubungan sebab-
akibat, dan sebagainya agar diketahui oleh orang lain (Syafi‟ie, 2014: 70).

Keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam berkomunikasi secara lisan adalah


keterampilan berbicara dan menyimak, sedangkan keterampilan berbahasa yang termasuk ke
dalam berkomunikasi secara tulisan adalah keterampilan membaca dan menulis. Salah satu
aspek keterampilan berbahasa yang cukup penting yaitu, keterampilan menulis. Melalui
tulisan seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Materi pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk di
antaranya adalah menulis teks eksposisi.

Bahan ajar yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu lembar kerja peserta
didik atau LKPD. LKPD dapat disebut juga dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar
kerja peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang
berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo,
2015:204). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sangat berperan penting bagi pembelajaran
di kelas untuk memecahkan suatu masalah.

1.2 Tujuan

1. untuk mengetahui apa itu teks eksposisi.


2. Untuk mengetahui cara apa yang tepat untuk memperkenalkan teks eksposisi kepada
peserta didiknya.
3. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan
Sastra Indonesia

1.3 Manfaat
Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi
masyarakat pada umumnya, khususnya bagi guru bagaimana untuk memperkenalkankan
bahab ajar kepada siswa dengan cara yang mudah dan unik.
BAB II

ORIGINALITAS IDE DAN KOTEKS SOSIALNYA

Materi pembelajaran teks eksposisi dapat menggunakan pendekatan discovery learning.


Pembelajaran discovery learning adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan cara
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan pendekatan discovery learning, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi.Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat (Hosnan , 2014: 282). materi pembelajaran teks eksposisi dapat menggunakan
pendekatan discovery learning.

Pembelajaran discovery learning adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan cara


belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan pendekatan discovery learning, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi.Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat (Hosnan , 2014: 282). pembelajaran discovery learning ini sangat cocok
digunakan untuk pemahaman teks, karena sangat menuntut peran aktif siswa sebelum, saat,
dan setelah membaca teks. Persfektif yang ditunjukkan oleh model pembelajaran discovery
learning yaitu mengarah pada keaktifan siswa dalam menemukan konsep pelajaran itu
sendiri. Model pembelajaran discovery learning menuntut siswa untuk berperan aktif yaitu
dengan menemukan informasi sendiri.

Hal ini serupa dengan pendapat Cahyo (2013:103) yang mengatakan bahwa, “model
pembelajaran discovery learning mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan
kreatif.” Penerapan model pembelajaran discovery learning akan membantu siswa memacu
ingatan secara lebih mudah. Siswa tidak akan merasa kesulitan untuk menuangkan ide-ide
yang telah ia temukan sebelumnya.
BAB III

PERANGKAT YANG DILAKUKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

1. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang


berkaitan dengan bahan ajar teks eksposisi untuk peserta didik SMP/MTs.
Dokumentasi dilakukan di kelas di beberapa SMP/MTs, perangkat pembelajaran
berupa silabus, RPP, LKPD, media, evaluasi, serta kondisi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
2. Observasi Teknik observasi lapangan dilakukan dengan m e l a k u k a n pengamatan
terhadap proses pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi
kegiatan guru sebelum dan setelah menerapkan LKPD saat pembelajaran
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengetahui secara langsung
kondisi pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan kebutuhan penggunaan LKPD
pembelajaran teks eskposisi.
4. Angket Pemberian angket ditujukan kepada ahli/ pakar yang memiliki kompetensi
pada bidang kajian yang relevan, guru-guru pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs
dan siswa kelas VIII yang menerima materi teks eksposisi.Tujuan penyebaran angket
ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang kelayakan LKPD yang
dikembangkan dan daya tarik penggunaannya sehingga diharapkan dapat memotivasi
siswa untuk belajar.

BAB IV
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

a) Peluang Keterwujudan
Kita sudah sma-sama tahu bahwa dalam mempelajari teks dalam bahasa Indonesia
cukup menyulitkan ditambah dengan syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi ketika
kita akan menulis sebuah teks. Itu menjadi suatu kendala yang cukup besar bagi para
pengajar ketika akan menyampaikan materi tentang teks tersebut,maka dari itu kami
akan mencoba memberikan hal baru yang dimana para siswa dapat mempelajari teks
tersebut dengan semangat dan tidak jenuh.
b) Nilai-Nilai Inovasi
Sebuah kebanggaan dapat menjadi bagian dalam mewujudkan visi bangsa yaitu
mencerdaskan anak bangsa, dengan menjadi seorang guru. Terlebih ketika melihat
mereka dapat menuangkan pemikirannya dalam sebuah tulisan yang menjadi karya
mereka.
c) Perkiraan Dampak
Dengan adanya learning discovery ini diharapkan mempermudah para siswa untuk
menuangkan ilmu mereka dalam menulis dan memahami secara baik apa iu teks
eksposisi,teks deskripsi dan lain sebagainnya. Ditambah dengan adanya fasilitas yang
memadai maka tidak mengherankan apabila siswa sudah mampu embuat karya
mereka sendiri.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang telah diuraikan mengenai pengembangan LKPD
Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Tahap pengembangan LKPD ini dimulai dari tahap perencanaan yang dilakukan
berdasarkan analisis tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penetapan bahan ajar.
Pengembangan LKPD lebih dikhususkan untuk materi menulis teks ekspsosisi pada
pembelajaran menulis. Penambahan model discovery learning pada materi LKPD agar
peserta didik secara aktif dan kreatif untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa
terhadap materi teks eksposisi.
2. Kelayakan bahan ajar berupa LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model
Discovery Learning yang telah dikembangkan memenuhi kriteria “sangat relevan”.
Penilaian tersebut berdasarkan penilaian satu ahli materi, satu ahli media, satu praktisi, tiga
guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas VIII SMP/MTs dari masing-masing sekolah yang
dijadikan objek uji coba. Berikut ini persentase kelayakan dan keefektifan produk. a.
Penilain ahli materi berdasarkan keseluruhan aspek yang dinilai, LKPD Menulis Teks
Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh skor akhir dengan
persentase 93 dinyatakan “sangat relevan” berdasarkan tabel tingkat kelayakan Riduwan
dan Sunarto (2009: 23). Ahli materi menyatakan LKPD Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis
Model Discovery Learnin layak diuji coba dan digunakan dengan saran dan revisi.
Penilaian ahli media dari keseluruhan aspek yang dinilai, LKPD LKPD Menulis Teks
Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh skor akhir dengan persentase
80 dinyatakan ke dalam kategori “relevan” berdasarkan tabel tingkat kelayakan Riduwan
dan Sunarto (2009: 23). Ahli media juga menyatakan LKPD LKPD Menulis Teks
Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning layak diuji coba dan digunakan dengan
saran dan revisi. c. Penilaian Praktisi dari seluruh aspek yang dinila, LKPD LKPD Menulis
Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning memperoleh skor akhir 95 dinyatakan
“sangat relevan” berdasarkan tabel tingkat kelayakan Riduwan dan Sunarto (2009: 23) dan
dapat diuji cobakan dan digunakan berdasarkan saran dan revisi. d. Penilaian tiga guru
Bahasa Indonesia dari masing-masing sekolah menyatakan LKPD Menulis Teks Ekspsosisi
Berbasis Model Discovery Learning “sangat relevan” untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran menulis teks ekspsosisi berbasis model discovery learning.
3. Berdasarkan perhitungan hasil pretest, posttest, dan N-gain, Menulis Teks Ekspsosisi
Berbasis Model Discovery Learning dinyatakan efektif meningkatkan kemampuan menulis
teks ekspsosisi berbasis model discovery learning. Dengan demikian, produk bahan ajar
berupa Menulis Teks Ekspsosisi Berbasis Model Discovery Learning efektif digunakan
dalam pembelajaran.

B.Saran

Saran dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.

1. Bagi guru dan siswa, LKPD diharapkan dapat menambah wawasan, pelengkap buku
teks, dan tambahan referensi dalam pembelajaran, berbasis model discovery learning
dimaksudkan agar peserta didik dapat secara aktif dan kreatif untuk menambah
pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi teks eksposisi.
2. Bagi peneliti lain, disarankan untuk memanfaatkan hasil penelitian pengembangan ini
sebagai pedoman mengembangkan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan calon
penggunannya, yaitu guru dan siswa, dan berlandaskan kurikulum yang berlaku pada
materi dan kelas lainnya. Selain itu, LKPD ini bukanlah satu-satunya penentu
keberhasilan pembelajaran, perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh
penggunaan LKPD ini dengan metode dan teknik pembelajaran yang dirancang untuk
mencapai efektivitas dan efisisensi pembelajaran
3. LKPD ini diharapkan memberikan sebuah pandangan bahwa dalam pembuatan bahan
ajar sebaiknya memperhatikan kondisi geografis setiap wilayah yang akan
menggunakannya, sehingga siswa juga memiliki pengalaman yang tidak jauh berbeda
dengan realita dan materi dalam LKPD tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2016. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama.

Borg dan Gall. 2003. Educational Research an Introduction,Seventh Editions. University of


Oregon. United State of America.

Elsa. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Terhadap Keterampilan Menulis


Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Pariaman JurnalOnline Unimed,diakses
tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai