Disusun Oleh:
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................1
C. TUJUAN ….................................................................................................1
BAB II URAIAN ISI..............................................................................................2
A. REVIEW BUKU 1……………………………………………………….3
B. REVIEW BUKU 2………………………………………………….……3
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU ......................................4
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………..5
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Critical
Book Report tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sintaksis.
Adapun tujuan penulisan tugas ini ialah memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas Critical Book Report mata kuliah Sintaksis pada prodi Sastra Indonesia. Tugas ini
merupakan hasil analisis penyusun secara seksama terhadap 2 buku sebagai sumber dan
bahan analisis untuk di analisis.
Penyusun menyadari bahwa Critical Book Report ini mungkin masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun nantikan. Semoga
pembuatan Critical Book Report selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan
hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia,
yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat
komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami
penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekkan
dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakanilmu yang
mempelajaritentangtatabahasa. Sintaksis juga dapatdikatakan tata bahasa yang
membahashubunganantarkatadalamtuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata
dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis
adalah frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas etika pokok
bahasan tersebut secara rinci.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari sintaksis?
2. Apa saja yang termasuk dalam sintaksis bahasa Indonesia?
3. Bagaimana hubungan antar afrasa, klausa, dan kalimat?
4. Apakah yang dimaksud dengan frasa, klausa, dan kalimat?
5. Apa sajakah ciri-ciri dari frasa, klausa dan kalimat?
6. Apa sajakah macam-macam frasa, klausa dan kalimat dan beserta contohnya?
C. Tujuan
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
a. JudulBuku : SINTAKSIS
b. JenisBuku : Non Fiksi
c. Pengarang : Prof. Dr. E. Zaenal Arifin &Dra.Junaiyah H.M.,M.Hum
d. Penerbit : PT Grasindo, AngotaIkapi
e. Halaman Buku : 139 halaman
f. Panjang dan TebalBuku : 15,5 x 23 cm ; 0,5 c
A. Batasan Sintaksis
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan
(speech) unsur bahasa yang termasuk dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan
kalimat. Farasa adalah gabungan dua kata ataulebih yang bersifat nonpredikatif misalnya
rumah mewah. Klausa adalah satuan graumatikal yang berupa kelompok kata, yang
sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat, dengan kata
lain klausa membicarakan hubungan sebuah gabungan kata dan kata yang lain. Kalimat
adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri , yang sekurang-kurangnya memiliki
sebuah subjek dan predikat mempunyai, intonasi final (kalimat lisan, dan aktual atau pun
potensial terdiri atas klausa.
B. Aspek-Aspek Sintaksis
1. Kata: Ciri dan Klasifikasi
Kata dilihat dari pemakaian bahasa, menurut pemakaian bahasa, kata adalah satuan
gramatikal yang diujarkan, bersifat berulang-ulang, dan secara potensi itu dapat berdiri
sendiri. Menurut pandangan ahli bahasa kata dipandang secara linguis, kata dapat dibedakan
sebagai beberapa yakni: (1)Kata sebagai satuan fonologis; (2)Kata sebagai satuan gramatikal;
(3) Kata sebagai satuan ortografis.
1. Hubungan Sintakmatis
Hubungan sintakmatis adalah hubungan linier antara unsur bahasa yang satu dan unsur
bahasa yang lain dalam tataran tertentu.
2. Hubungan Pradikmatis
Hubungan pradikmatis adalah hubungan sistematis antara unsur bahas yang memiliki
kesesuaian. Ada beberapa tataran yang perlu diperhatikan dalam hubungan pradikmatis yakni
:
Tataran Fonemis
Tataran Morfologis
Tataran Sintaksis
KLASIFIKASI FRASA
A. Pengantar
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif
(Rusyana dan Samsuri 1976) atau satu kontruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata
atau lebih. Frasa dapat dibedakan menjadi:
1. Frasa Eksosentris
- Frasa Eksosentris Direktif (Partikel)
- Frasa Eksosentris Non Direktif (Konektif dan Predikatif)
2. Frasa Endosentris
1) Frasa endosentris berinduk tunggal
Frasa Nominal
Frasa Pronominal
Frasa Verbal
Fras Adjektifal
Frasa Numeral
B. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang Sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku sintaksis
yang sama dengan semua komponennya baik dengan sumbu maupun preposisi. Frasa yang
berperangkai preposisi disebut frasa preposisional atau frasa eksosentris direktif ,frasa yang
berperangkai lain disebut eksosentris non direktif.
1. frasa eksosentris direktif (berpartikel) contoh frasa preposisional adalah dengan baik
sejak kemarin, demi waktu dari rumah pada hari, menuju ke ,dll.
2. farasa eksosentris non direktif ( konektif dan predikatif)
Frasa eksosentris nondirektif ( konektif dan predikatif) dapat dibedakan menjadi (a) frasa
sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya,
seperti sikancil, siterdakwa, sang kancil, sang kekasih, kaum marginal, kaumpengusaha,
para pemuda, para hakim (b) frasa seluruhnya berperilaku sama dengan si terdakwa atau
sang kekasih, sama-sama dapat menduduki fungsi subjek atau objek.
C. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang seluruhnya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan
perilaku salah satu komponennya. Frasa endosentris dibedakan menjadi frasa endosentris
berinduk tunggal (disebut juga frasa modikatif) dan frasa endosentris berinduk jamak.
frasa endosentris berinduk tunggal terdiri atas induk yang menjadi penanda kategorinya dan
modifikator menjadi pemerinya. Frasa endosentrik berinduk tunggal dapat diperinci sebagai
berikut:
- frasa nominal adalah frasa yang terdiri atas nomina sebagai pusat dan unsur lain berupa
ejektiva, verba ,numeralia, pronomina, frasa preposionalisasi ,dll.
- frasa pronominal adalah frasa yang terdiri atas gabungan pronomina dan pronominal atau
gabungan pronomina dan adjektiva. Misalnya ; kami berdua, kalian ini , mereka berdua dll.
- frasa verbal adalah frasa yang terdiri atas gabungan verba dengan verba atau gabungan
verba dan adverbial atau gabungan verba dengan preposisi. Misalnya :pergi kerja bangkit
berlari, tegak berdiri.
- frasa adjektival adalah frasa yang terdiri dari beberapa gabungan kata atau terdiri atas induk
berkategori adjektiva dan modifikator berkategori apapun. Contoh: sedikit macam, agak
pusing, cerah ceria, cerdik cendekia, harum mewangi
- frasa numeral adalah frasa yang terdiri dari numeralia sebagai induk dan unsur peluasan
lainnya mempunyai hubungan subordinative dengan nomina penggolongan bilangan, dan
nominal kurang. Contohnya: sembilan belas, dua lusin, tujuh puluh lima, beberapa sak
semen.
Frasa Endosentris berinduk banyak terdiri atas beberapa komponen yang sederajat dalam
fungsi dan kategori. Frasa ini terbagi menjadi dua bagian yakni. Frasa koordinatif adalah
frasa endosentris berinduk banyak , yang secara potensial komponennya dapat di hubungkan
dengan partikel seperti dan,ke, seperti, tetapi atau konjungsi korelatif baik, makin, maupun
dll. Misalnya kaya atau miskin, kaya atau pun miskin, makin pagi makin baik.
Frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang secara luar bahasa
komponennya menunjuk pada maksud yang sama.misalnya: lia anak kakakku yang tinggal di
lampung , yudi adalah anak pamanku yang tinggal di papua.
BukuPembanding
Di dalambuku ini, hubungan fungsional berarti hubungan ketergantungan antara fungsi unsur
yang lain dalam membentuk makna. Hubungan ini di analisis dari sudut pandang struktur
bahasa yang disebut fungsi internal dan dari sudut pandang luar bahasa yang disebut sebagai
fungsi eksternal. Fungsi internal meliputi fungsi semantik, fungsi sintaksis, dan fungsi
pragmatik. Sedangkan fungsi eksternal adalah fungsi yang berhubungan dengan orientasi
tujuan komunikasi bahasa.
Frasa Verval
Frasa verbal adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang
dapat menggantikan kategori verba. Verba berfungsi sebagai inti. Hubungan masing-masing
unsur dalam frasa verbal:
1. Hubungan fungsional antara adverbial sebagai pewatas depan dan verba sebagai inti,
serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
2. Hubungan fungsional antara verba sebagai inti dan adverbial sebagai pewatas, serta
makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
3. Hubungan fungsional anatar verba sebagai inti dan nomina sebagai pewatas.
4. Hubungan fungsional antara verba sebagai inti dan adjektiva sebagai pewatas.
Beberapa kaidah perluasan frasa verbal:
1. Frasa verbal dapat diperluas dengan menambah adverbial yang berfungsi sebagai
pewatas depan.
2. Frasa verbal juga dapat diperluas dengan menambah pewatas belakang.
Frasa Adjektival
Frasa adjectival adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang
dapat menggantikan kategori adjektiva. Adjektiva berfungsi sebagai inti. Hubungan antar
unsur dalam frasa adjectival dan makna gramatikalnya:
1. Hubungan fungsional antara adverbial sebagai pewatas depan dan adjektiva sebagai inti.
2. Hubungan fungsional antara adjektiva sebagai inti dan adverbial sebagai pewatas
belakang.
3. Hubungan fungsional antara adjektiva sebagai inti dan nomina sebagai pewatas belakang.
4. Hubungan fungsional adjektiva sebagai inti dan adjektiva sebagai pewatas belakang.
5. Hubungan fungsional antara adjektiva sebagai inti dan verba sebagai pewatas belakang
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Kelebihan
Terdapat deskripsi pembelajaran, kompetensi, dan indikator di tiap-tiap babnya. Mungkin hal
itu cenderung diabaikan oleh pembaca, namun itu menjadi sangat penting untuk mengetahui
materi apa saja yang terdapat di dalam bab tersebut dan ilmu apa yang dapat kita ambil di
dalamnya.Kemudian, di setiap awal bab terdapat penggalan teks beserta pembahasannya. Hal
itu sangat membantu pembaca dalam memahami materi yang akan dipelajari.Di setiap
penjelasan pengarang juga ‘menghitamkan’ kata-kata yang dirasa penting untuk diingat
pembaca. Sehingga materi yang terdapat di dalam buku ini terasa sangat mudah untuk diingat
dan dipahami.
Kekurangan
Materi yang terdapat di dalam buku memang rinci, namun dalam memberikan contoh soal,
pengarang kurang memberikan contoh yang lebih bervariatif, sehingga pembaca memerlukan
referensi lain. Selain itu, Latihan soal yang diberikan oleh pengarang sangat minim sehingga
kurang mewakili dari tiap-tiap materi yang dibahas.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut bahwasannya frasa sendiri adalah kesatua yang lebih besar dari
kata dan lebih kecil dari kalimat. Frase dilihat dari segi hubungan distribusi unsur-unsurnya
terdiri atas frase edosentrik (atributif, koordinatif, apositif) dan ekosentrik; frase dilihat dari
segi kategori katanya tersdiri atas empat macam frase nominal, verbal, ajektival, numerial,
fromina. Klausa dilihat dari segi kata yang menduduki predikat terdiri atas klausa verbal
(ajektif, intranstif, aktif, pasif dan resiprokal), dan klausa depan.
Adapun kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final. Kalimat ditinjau dari segi jumlah pola struktur dikandungnya terdiri atas
kalimat tunggal dan kalimat majemuk kalimat tunggal terdiri atas beberapa jenis, yakni
kalimait nominal, kalimat verbal, (intransitif, ekstransitif, dwritansitif, semi transitif, pasif)
kalimat ajektival, kalimat preposisional. Dan kalimat tunggal ditinjau dari segi maknanya
terdiri atas kalimat berita, tanya, dan kalimat seru. Adapun jenis kalimat majemuk terdiri atas
dua jenis, yakni kalimat majemuk setara (pejumlahan pertentang, pemilihan, sebab), kalimat
majemuk bertingkat.
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumberyang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan oleh kerena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA