Anda di halaman 1dari 15

CABANG-CABANG LINGUISTIK

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Lughoh

Dosen Pengampu

Dr. H. Ade Nandang S, M.Ag.


Dr. Abdul Kosim, M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 2:

Muhammad Fadhlan Alkhoir 1222030103

Musthofa Ayyasy Nuryaman 1222030115

Nada Fazira 1222030117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan nikmat kepada seluruh
hambaNya dan selawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw. beserta keluarga dan Sahabat-sahabat serta para pengikutnya yang
setia pada sunahnya sampai akhir zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Al-Lughah
yang membahas tentang linguistik yaitu ilmu yang membahas tentang Cabang-cabang
Linguistik

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Ade Nandang S, M. Ag.


dan Dr. Abdul Kosim, M. Ag. yang telah membantu baik secara moral maupun materi.
Serta teman-teman yang mendukung dalam pembuatan makalah ini..

Sadar akan makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat diharapkan agar bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang dibuat
bisa menambah wawasan bagi pembaca dan bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan.

Bandung, 10 Maret

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Mikrolinguistik................................................................................................................2
1. Umum..........................................................................................................................2
2. Bahasa Tertentu...........................................................................................................3
B. Makrolinguistik...............................................................................................................6
1. Bidang Linguistik Interdisiplinier...............................................................................6
2. Bidang Linguistik Terapan (‫)علم اللغة التطبيقى‬.................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dan penggunaannya sebagai alat
komunikasi. Dalam linguistik, kita memahami struktur bahasa dan segala aspek yang
melingkupinya, termasuk psikologi dan sosiologi. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa
memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, pragmatik, dan sebagainya.
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji selak-beluk bunyi bunyi bahasa.
Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari selak-beluk morfem dan
penggabungannya untuk membentuk satuan lingual yang disebut kata polimorfemik.
Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggabungan satuan-satuan lingual
yang berapa kata untuk membentuk satuan kebahasaan yang lebih besar seperti frasa,
klausa, kalimat, dan wacana. Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna
satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Sedangkan pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu
bagaimana kesatuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mikrolinguistik?
2. Apa yang dimaksud dengan Makrolinguistik?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen yang bersangkutan.
Makalah ini juga dibuat untuk memperluas wawasan mengenai linguistik, terutama
bagian dari cabang-cabang linguistik, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca.

4
BAB II
PEMBAHASAN
Cabang-cabang linguistik dibagi dua yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik
Mikrolinguistik dibagi dua yakni umum (fonologi, morfologi, semantik, sintaksis) dan
untuk bahasa tertentu. Makrolinguistik dibagi dua pula yakni bidang interdisipliner dan
bidang linguistik terapan.

A. Mikrolinguistik
Mikrolinguistik adalah bilang linguistik yang mempelajari bahasa dalam arti sempit,
yaitu bahasa dalam kedudukannya sebagai fenomena alam yang berdiri sendiri.
Mikrolinguistik mempelajari bahan bahasa secara langsung tentang sifat-sifat, struktur,
cara kerja, dan sebagainya. Mikrolinguistik dibagi menjadi dua, yaitu mikrolinguistik
bersifat umum dan mikrolinguistik untuk bahasa - bahasa tertentu.

1. Umum

a. Fonologi merupakan cabang mikrolinguistik yang ruang lingkupnya


membahas tentang bunyi bahasa ditinjau dari fungsinya. Bidang ini
merupakan bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa ini disebut fonologi, yang secara
etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi yang artinya ilmu.
Menurut Hierarki, satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi
dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umun, fonetik biasa dijelaskan
sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak. Sedangkan, fonemik adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna (Chaer, 1994).
b. Morfologi merupakan anak cabang dari mikrolinguistik yang cakupan
pembahasannya tentang kata dan kelompok kata. Morfologi juga termasuk
menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya dan cara pembentukannya.
Morfologi atau bentuk kata adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari
bentuk-bentuk kata dan segala hal proses pembentukannya Morfologi
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Dalam
bahasa arab, ilmu ini lebih di kenal dengan ilmu sharaf, yang merupakan

5
satuan gramatikal yang membahas masalah struktur intern kata. Secara
terminologi, morfologi adalah salah satu dari bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Definisi lain
dikemukakan oleh Hijazi yang menyatakan bahwa morfologi merupakan
penyatuan dari beberapa unsur bunyi yang ada sehingga menjadi sebuah kata
yang mengalami afiksasi.
c. Secara etimologi, sintaksis berarti, menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis merupakan cabang linguistik
yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat atau bidang tataran
linguistik yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Jadi,
sintaksis ialah ilmu yang mempelajari hubungan antar kata, frase klausa,
kalimat yang satu dengan kata, frase, klausa, dan kalimat yang lain. Kata,
frase, klausa dan kalimat inilah yang oleh para ahli disebut sebagai satuan
sintaksis. Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain di
atas kata, hubungan satu dengan lainnya dan cara penyesuaiannya
d. Semantik menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal
ataupun kontekstual. Semantik adalah bagian dari tata bahasa yang memiliki
makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti
suatu kata (Herlina Ginting, 2019). Semantik dengan objeknya yakni makna,
berada di seluruh atau di semua tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama. Tokoh linguistik
Chomsky, menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari
tata bahasa (2 komponen lain adalah sintaksis dan fonologi), dan makna
kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik ini.

2. Bahasa Tertentu

a. Linguistik Deskriptif ((‫علم اللغة الوصفي‬


Linguistik deskriptif adalah linguistik yang mempersoalkan bahasa pada
masa tertentu atau waktu tertentu dan digunakan pada tempat tertentu pula,
serta tidak membandingkannya dengan bahasa lain, juga tidak
membandingkannya dengan periode lain. Linguistik deskriptif (‫)علم اللغة الوصفي‬
mengkaji tataran suatu bahasa tertentu dari aspek bunyi, bentuk. struktur, dan
leksikalnya.

6
Pada awal abad XIX dan XX para peneliti bahasa melakukan kajian
bahasa dengan pendekatan perbandingan namun tidak mendapatkan gambaran
yang jelas mengenai kajian suatu bahasa atau dialek tertentu secara teliti dan
ilmiah.
Dalam bukunya Cours de Linguistique General de Saussure menganjurkan
suatu studi bahasa yang tidak hanya meneliti hal-hal yang historis, tetapi juga
"struktur" bahasa tertentu tanpa memperhatikan segi historisnya. Penelitian ini
dinamai dengan penelitian deskriptif atau sinkronik. Penelitian ini menjadi
pendekatan penelitian bahasa yang banyak digunakan oleh para peneliti
sampai sekarang.
b. Linguistik Historis (‫)علم اللغة التاريخى‬
Linguistik historis adalah linguistik yang mempersoalkan, menguraikan,
atau menyelidiki perkembangan dan perubahan suatu bahasa dari masa ke
masa. Pada abad ke-19 hampir seluruh bidang linguistik historis, khususnya
menyangkut bahasa-bahasa Indo-Eropa. Adapun yang diteliti zaman itu adalah
semisal bagaimana bahasa Yunani Kuno dan bahasa Latin menunjukkan
keserumpunan. Hal itu ditemukan berkat penelitian bahasa Sanskerta. Pada
masa itu pula diteliti bagaimana bahasa-bahasa Jerman, Inggris, Belanda, dan
Skahndinavia saling berhubungan secara historis, dan bagaimana pula bahasa-
bahasa Roman (Prancis, Italia, Spanyol, Portugis, dan lain-lain) diturunkan
dari bahasa latin. Perkembangan kamus yang didalamnya terdapat sejarah dari
setiap mufrodat dari mufrodat-mufrodat bahasa arab, dan itu semua dianggap
sebagai bagian dari kajian linguistik historis.
c. Linguistik Komperatif (‫)علم اللغة المقارن‬
Linguistik komperatif merupakan salah satu cabang dari linguistik yang
mengkaji bahasa dengan cara membandingkan antara satu bahasa dengan
bahasa lainnya yang masih satu rumpun. Salah satu upaya pendekatan ini
adalah menyusun bahasa-bahasa kepada beberapa rumpun. Pembagian rumpun
bahasa menjadi dua rumpun yaitu Hindia-Eropa dan Samiyah ini merupakan
hasil kesimpulan dari kajian perbandingan ditemukannya persamaan-
persamaan antara bahasa-bahasa tersebut, baik persamaan. dalam aspek bunyi,
bentuk, struktur, maupun dalam mufrodat. Adanya persamaan antara bahasa-

7
bahasa tersebut ini berarti menunjukkan bahwa pada awalnya bahasa tersebut
berasal dari satu bahasa.
Membandingkan bahasa yang berbeda-beda dan menyimpulkan bahwa
bahasa yang berbeda itu berasal dari satu bahasa adalah lapangan kajian
linguistik comparative. Linguistik comparative ini sangat membantu pada
kajian linguistik deskriptif dan historis (Dr. Ade Nandang S, 2018).

d. Linguistik Kontranstif (‫)علم اللغة التقابلى‬


Linguistik kontranstif adalah cabang dari linguistik yang mengkaji
perbedaan antara dan bahasa atau dua dialek yang berbeda. Linguistik
kontranstif ini bertujuan untuk menetapkan perbedaan antara kedua bahasa
yang diteliti. Menetapkan perbedaan yang terdapat dalam satu bahasa akan
menjelaskan kesulitan-kesulitan dalam pengajaran bahasa.
Linguistik kontranstif membandingkan antara kedua bahasa dengan tujuan
mengkaji perbedaan antara kedua bahasa, sekaligus menganalisis kesulitan-
kesulitan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan antara kedua bahasa itu.
Dalam penelitiannya, linguistik kontranstif secara prinsip berpegang pada
linguistik deskriptif.
e. Linguistik Teoretis (‫)علم اللغة النظرى‬
Linguistik teoretis adalah linguistik yang mengutamakan penelitian bahasa
dari segi internal, meneropong bahasa dari kegiatan-kegiatan yang dijumpai
dalam bahasa. Linguistik teoretis tidak melihat bahasa sebagai alat tetapi
melihat bahasa sebagai bahasa. Linguistik dapat kita bedakan dari linguistik
terapan, karena dalam linguistik terapan orang melihat bahwa linguistik
sebagai alat, atau dengan kata lain linguistik dijadikan alat untuk kepentingan
lainnya. Linguistik juga hendaknya dibedakan dari teori linguistik, sebab teori
linguistik adalah ilmu yang berusaha menguraikan bagaimana cara yang
seharusnya dipakai kalau hendak melakukan penelitian dalam bahasa.
f. Linguistik Historis Komperatif
Linguistik historis komperatif adalah bidang linguistik yang menyelidiki
perkembangan bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta menyelidiki
perbandingan satu bahasa dengan bahasa yang lain.

8
Pendekatan Fonologi Morforlogi Sintaksis Semantik
Linguistik Mendeskrisikan Mendeskrisikan Mendeskrisikan Kamus bahasa
Deskriptif bunyi suatu bentuk kata struktur suatu tertentu
(Ilmu Lughah bahasa suatu bahasa bahasa
al-Washfi)
Linguistik Kajian tentang Kajian Kajian Kamus
Historis perkembangan perkembangan perkembangan sejarah
(Ilmu Lughah bunyi bahasa bentuk kata struktur suatu perkembangan
al-Tarikhi) suatu bahasa bahasa suatu bahasa
Linguistik Kajian Kajian Kajian Kamus
Comparative perbandingan perbandingan perbandingan Isytiqaq
(Ilmu Lughah bunyi bahasa bentuk kata struktur bahasa (pembentukan
al-Muqaran) suatu bahasa)
Linguistik Kajian Kajian Kajian struktur Kamus dua
Contrasive perbandingan perbandingan dua bahasa bahasa, Kajian
(Ilmu Lughah bunyi dua bentuk kata dua makna dua
al-Taqabuli) bahasa bahasa bahasa

B. Makrolinguistik
Makrolinguistik adalah hidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam
hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, seperti dari segi kejiwaan, sosial,
pengajaran, pengobatan, dan filsafat. Kajian secara eksternal itu dibagi menjadi dua
bidang, yaitu bidang interdisiplinier dan bidang terapan. Bidang Interdisiplinier
merupakan kajian gabungan dua disiplin ilmu, yakni kajian bahasa dan kajian yang lain.

1. Bidang Linguistik Interdisiplinier

a. Fonetik adalah cabang linguistik yang menyelidiki penghasilan. penyampaian, dan


penerimaan bunyi bahasa, yaitu bunyi - bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat
ucapan yang terdapat dalam rongga mulut dan yang digunakan untuk
melambangkan makna. Fonetik merupakan ilmu interdisiplinier antara linguistik
dengan fisika, anatomi, psikologi. Kajian fonetik dibagi tiga yaitu fonetik
artikulatoris, akustik, dan audiotoris

9
1) Fonetik artikulatoris adalah fonetik yang melihat bunyi bahasa dari segi cara
menghasilkannya.
2) Fonetik akustik adalah fonetik yang memandang dari segi bunyi sebagai gejala
fisik (frekuensi getaran, amplitudo, gelombag bunyi, dan lain – lain).
3) Fonetik audiotoris adalah fonetik yang mempelajari bunyi bahasa ketika bunyi
tersebut sampai ke telinga pendengar, baik dari segi psikologi maupun jiwa
(Marlina, 2019).
b. Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan
perilaku dan alat akal budi manusia. Psikolinguistik merupakan ilmu
interdisiplinier linguistik dengan psikologi. Objek studi psikolinguistik, di
antaranya ialah proses perkembangan bahasa pada anak- anak, proses belajar-
mengajar bahasa, proses terjadinya percampuran pemakaian bahasa oleh orang
yang menguasai dua bahasa atau lebih. Dalam psikolinguistik, bahasa dilibatkan
pada masalah pengaruh proses, psikis terhadap pelaksanaan bahasa.
c. Linguistik Antropologi (Anthropological Linguistics), menurut Duranti , pakar
yang berbasis disiplin ilmu antropologi, berpendapat bahwa antropologi linguistik
adalah studi tentang bahasa sebagai sumber kebudayaan dan “berbicara”
merupakan praktik kebudayaan (Katubi, 2017). Antropologi linguistik adakalanya
disebut etnolinguistik yaitu menelaah bahasa bukan hanya dari strukturnya semata
tapi lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi sosial budaya.
Kajian antropologi linguistik antara lain menelaah struktur dan hubungan
kekeluargaan melalui istilah kekerabatan, konsep warna, pola pengasuhan anak,
atau menelaah bagaimana anggota masyarakat saling berkomunikasi pada situasi
tertentu seperti pada upacara adat, lalu menghubungkannya dengan konsep
budayanya.
d. Linguistik Etnografi (Ethnographic linguistics) adalah penyelidikan. mengenai
lingkungan alam dan budaya suatu masyarakat bahasa dengan mempergunakan
teknik penelitian lapangan untuk mendeskripsikan konteks situasi suatu
pertuturan.
e. Linguistik sosiologi (sociological linguistics) adalah penyelidikan bahasa yang
berpegang pada pandangan bahwa bahasa tidak dapat dipisahkan dari konteks
social manusia, dan yang menghubungkan analisis bahasa dengan gaya
pengungkapan orang atau kelompok. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pemakaian ragam bahasa jawa (kasar = ngoko, halus=kromo) yang disebabkan
10
oleh sifat hubungan (perbedaan tingkat sosial, tingkat ekonomi, tingkat keakraban,
dan sebagainya) antara pembicara dan pendengar.
f. Neurolinguistik merupakan kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk
memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya
berbeda.. Neurolinguistik berfokus pada upaya untuk membuat sebuah model
neural program yang merupakan rekonstruksi kerja otak dalam memproses
kegiatan bicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat.
Neurolinguistik lebih berkecimpung dalam memahami kesulitan berbahasa atau
gangguan berbahasa, yang mencakup kegiatan bicara, mendengar, membaca,
menulis, dan berbahasa isyarat yang mengganggu kemampuan berkomunikasi.
Termasuk di dalamnya gangguan berbahasa karena bisu dan tuli sejak lahir.
g. Filologi adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang tertua yang menghususkan
diri pada comparative historical linguistics, yaitu bidang penelitian kekerabatan
bahasa dan perubahan bahasa dengan cara membandingkan berbagai bahasa.
Selain itu filologi linguistik juga mengkaji transkripsi, terjemahan, pelacakan,
naskah babon, dan memaknai informasi yang terdapat dalam naskah-naskah kuno.
Kajian filologi pada umumnya terfokus pada naskah kuno yang dituliskan di atas
kertas, lontar, atau bilah bambu.
h. Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada analisis
gaya bahasa. Kajian Stilistika cenderung melakukan pembahasan bahasa tulis
termasuk kaya sastra, Stilistika mencoba memahami mengapa si penulis
cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Adakalanya stilistika
digunakan untuk maksud yang lebih luas, yaitu menandai gaya bahasa
berdasarkan variasi bahasa regional dan juga variasi bahasa sosial.

2. Bidang Linguistik Terapan (‫)علم اللغة التطبيقى‬

Linguistik terapan adalah ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian di bidang
linguistik untuk keperluan praktis. Linguistik terapan juga bisa dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis yang banyak sangkut-pautnya dengan bahasa. Jadi,
linguistik dipakai sebagai alat untuk kepentingan lain. Misalnya, dalam pengajaran
bahasa, linguistik dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan bahasa agar perolehan anak
lebih meningkat. Contoh lainnya, leksikologi yaitu penelitian semantik tentang
perbendaharaan kata, dapat dimanfaatkan untuk leksikografi atau penyusunan kami.

11
William F. Makkey mengatakan bahwa istilah linguistik terapan mulai dipopulerkan
di Amerika sekitar tahun 1945. Ilmu ini muncul ketika orang mulai berpikir bahwa
linguistik dapat dipakai untuk tujuan-tujuan kemanusiaan yang mengangkat seseorang
bukan sebagai ilmuwan tetapi sekaligus sebagai manusia yang humanis, sebagaimana
dikatakan diatas bahwa linguistik banyak dipergunakan untuk kemajuan pengajaran
bahasa.

Bidang terapan adalah kajian yang berusaha mengkaji bahasa untuk diterapkan pada
bidang lain. Yang termasuk dalam bidang terapan adalah:

a. Linguistik Medis (Language Pathology) adalah bidang linguistik terapan yang


mencakup cacat bahasa, dan sebagainya. Dalam bidang ini, kita memahami
bagaimana gangguan bahasa dapat memengaruhi komunikasi dan bagaimana kita
dapat membantu individu yang mengalami masalah bahasa. Linguistik medis
disebut juga patologi bahasa.
b. Linguistik Edukasional juga dikenal dengan nama linguistik pedagogis, yaitu
cabang linguistik terapan yang bersangkutan dengan peningkatan efisiensi
pengajaran bahasa dengan menyediakan deskripsi yang komprehensif mengenai
proses-proses dasar dan dengan mempergunakan metode pengajaran yang
memadai.
c. Linguistik forensik (Forensic Linguistics) adalah salah satu cabang linguistik
terapan yang berkaitan dengan hukum. Linguistik forensik digunakan untuk
menyidik kejahatan yang sebagian pembuktiannya berupa data bahasa.
d. Leksikografi adalah cabang ilmu linguistik terapan yang mencakup metode dan
teknik penyusunan kamus.
e. Penerjemahan (translation) adalah bidang linguistik terapan yang mencakup
metode dan teknik pengalihan amanat dari suatu bahasa ke bahasa yang lain.
Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip
mungkin dengan naskah aslinya.
f. Sosiolinguistik Terapan adalah bidang linguistik yang terapan mempelajari
penerapan/penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial.
g. Grafologi adalah kajian linguistik mengenai sistem simbol yang digunakan untuk
menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis (Kushartanti, 2005). Grafologi
mengkhususkan diri pada jenis simbol apa yang dipilih untuk membentuk sebuah
sistem tulis, berapa jumlah simbol yang digunakan untuk mentransfer bunyi

12
bahasa ke dalam bentuk tertulis, bagaimana aturan penggunaan simbol-simbol itu
sehingga dapat dipakai untuk menuliskan bahasa lisan. 1) Ortografi, yaitu sistem
ejaan yang disepakati untuk sebuah bahasa, 2) Stenografi, yaitu sistem menulis
secara singkat dan cepat. 3) Kriptografi, yaitu sistem menuliskan pesan-pesan
rahasia. 4) Paedografi, yaitu sistem menulis yang didesain khusus untuk
membantu anak-anak belajar membaca. 5) Teknografi, yaitu sistem menuliskan
hal-hal khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan seperti akasara fonetik untuk
para linguis, simbol-simbol khusus untuk bidang kimia, simbol- simbol khusus
kartografi untuk membuat peta, dan simbol-simbol khusus untuk pemrograman
komputer.
h. Pengajaran bahasa adalah bidang linguistik terapan yang mempelajari bahasa
untuk kepentingan proses belajar mengajar bahasa, baik bahasa ibu maupun
bahasa asing.
i. Mekanolinguistik (linguistik komputasi) adalah bidang linguistik terapan yang
mencakup penggunaan linguistik untuk ilmu komputer dan usaha untuk membuat
mesin penerjemahan, memanfaatkan komputer dalam penelitian bahasa.
j. Fonetik terapan adalah cabang ilmu linguistik terapan yang mempelajari bunyi
bahasa dan penggunaannya dalam praktek.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cabang-cabang linguistik dibagi dua yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik.
Mikrolinguistik dibagi dua yakni umum (fonologi, morfologi, semantik, sintaksis) dan
untuk bahasa tertentu. Makrolinguistik dibagi dua pula yakni bidang interdisipliner dan
bidang linguistik terapan.

Mikrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam arti sempit,
yaitu bahasa dalam kedudukannya sebagai fenomena alam yang berdiri sendiri.
Mikrolinguistik mempelajari bahan bahasa secara langsung tentang sifat-sifat, struktur,
cara kerja, dan sebagainya.

Mikrolinguistik dibagi menjadi dua, yaitu mikrolinguistik bersifat umum dan


mikrolinguistik untuk bahasa-bahasa tertentu. Sedangkan, Makrolinguistik adalah bidang
linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar
bahasa, seperti dari segi kejiwaan, social. pengajaran, pengobatan, dan filsafat. Kajian
secara eksternal itu dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang interdisiplinier dan bidang
terapan. Bidang Interdisiplinier merupakan kajian gabungan dua disiplin ilmu, yakni
kajian bahasa dan kajian yang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Dr. Ade Nandang S, M. A. (2018). PENGANTAR LINGUISTIK ARAB . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Herlina Ginting, A. G. (2019). BEBERAPA TEORI DAN PENDEKATAN SEMANTIK. 72.
Katubi. (2017). Linguistik Antropologi: Disiplin Ilmu Yang Termarjinalisasi Pada Program
Studi Linguistik. JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya, 2.
Kushartanti, U. Y. (2005). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,.
Marlina, L. (2019). PENGANTAR ILMU ASHWAT. Bandung: Fajar Media.

15

Anda mungkin juga menyukai