Anda di halaman 1dari 127

LINGUISTIK UMUM

Oleh
Drs. SARUJIN, M.Si.M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2022
PENGERTIAN LINGUISTIK

ILMU BAHASA
BAGIAN-BAGIAN
LINGUISTIK:

1. FONOLOGI
2. MORFOLOGI
3. SINTAKSIS
4. SEMANTIK
Fonologi : adalah bagian dari Linguistik
yang mempelajari, membicarakan,
menganalisis bunyi bahasa.
Fonologi : dibagi menjadi dua bagian yaitu
1) Fonetik : adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi-bunyi
tersebut mempunyai fungsi pembeda
makna atau tidak; 2) Fonemik adalah
2) Fonemik: adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna. Misal, bunyi [d]
pada kata ‘tidak’ oleh penutur bahasa
Jawa diucapkan beraspirasi agak keras,
sedang oleh penutur suku lain tidak keras.
Bunyi [d] yang diucapkan baik beraspirasi
atau tidak, tidak membedakan makna.
Sebaliknya dalam pasangan kata rupa dan
lupa, bunyi [r] dan [l] membedakan
makna. Dengan kata lain, bunyi [r] dan [l]
itu, fungsional.
Morfologi : adalah bagian dari Linguistik
yang mempelajari, membicarakan,
membahas, mengangalisis seluk-beluk
bentuk kata dan pengaruh perubahan
bentuk kata itu terhadap golongan kata
dan arti kata. Definisi sinonimnya adalah
ilmu mengenai bentuk kata dan pem-
bentukan kata.
Ruang lingkup kajian morfologi, antara lain:
1) Kata dasar
2) Kata kompleks
3) Afiksasi, meliputi 1) awalan; 2) sisipan; 3)
akhiran, dan 4) gabungan awalan dengan
akhiuran)
4) Kata ulang (perulangan)
5) Kata majemuk (pemajemukan)
Sintaksis : adalah bagian dari Linguistik
yang mempelajari, menelaah, meneliti,
menganalisis tentang frase, klausa,
kalimat, dan wacana. Atau ilmu hubungan
antara unsur bahasa untuk membentuk
kalimat. Definisi sinonimnya, adalah ilmu
kalimat.
Semantik : adalah cabang linguistik yang
mempelajari, menelaah, membahas,
meneliti makna bahasa. Definisi sinonim-
nya adalah ilmu makna, ilmu tentang arti.
PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
bersifat arbitrer, produktif, unik, universal,
bervariasi, yang digunakan oleh manusia
untuk berkomunikasi, dan mengidentifikasi
kan diri (Kentjono, 1982: 2).
CIRI-CIRI, HAKIKAT, DAN
SIFAT-SIFAT BAHASA
1. SISTEMATIK 5. PRODUKTIF 9. MENGACU PADA
DIRINYA

2. LAMBANG 6. UNIK 10. MANUSIAWI

3. BUNYI 7. UNIVERSAL 11. KOMUNIKASI

4. ARBITRER 12. MENGIDENTIFIKASI


DIRI
SYARAT-SYARAT KEILMUAN
LINGUISTIK

1. EKSPLISIT (EXPLICITNES)

2. SISTEMATIK (SYSTEMATICNES)

3. OBJEKTIF (OBJECTIVITY)
TUGAS-TUGAS LINGUISTIK

Deskriptif (Melukiskan) dan


Eksplanatif (Menerangkan)

Prediktif dan Pengembangan

Kontrol
BAHASA SEBAGAI OBJEK
STUDI LINGUISTIK
Pandangan Ferdinand De Saussure, dalam
bukunya “Course De Linguistique General,”
sebagai berikut:

 Telaah Sinkronis dan Telaah Diakronis


 Language, Langue, dan Parol
 Signifiant dan Signifie
 Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik
Telaah Sinkronik dan diakronis.
Yang dimaksud dengan telaah bahasa secara
sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa
pada suatu kurun waktu tertentu saja.
Misanya, mempelajari bahasa Indnesia
yang digunakan pada zaman Sriwijaya,
zaman Mojopahit, zaman Belanda, atau
pada zaman diangkatnya bahasa Indonesia
dari bahasa bahasa Melayu.
Yang dimaksud dengan telaah diakronik
adalah telaah bahasa sepanjang masa
atau sepanjang zaman bahasa itu
digunakan oleh para penuturnya. Jadi,
kalau mempelajari bahasa Indonesia
secara diakronik, maka harus dimulai
sejak zaman Sriwijaya sampai zaman
sekarang ini.
Language, La Langue, La Parol.
Language adalah bahasa pada umum-nya.
Pada umumnya manusia memiliki bahasa.
Misalnya, bahasa Inggris, bahasa
Indonesia, bahasa Belanda, Bahasa
Jepang, dll.
La Langue adalah keseluruhan sistem tanda
yang berfungsi sebagai alat komunikasi
verbal antara anggota masyarakat bahasa,
sifatnya abstrak.
La Parol adalah pemakaian atau realisasi langue
oleh masing-masing anggota masyarakat
bahasa; sifatnya konkret karena parol itu tidak
lain daripada realisasi fisis yang berbeda dari
orang yang satu dengan orang yang lain.
Dalam hal ini yang menjadi obyek telaah
linguistik adalah langue yang tentu saja
dilakukan melalui parole, karena parole itulah
wujud bahasa yang konkret, yang dapat
diamati dan diteliti.
Signifiant dan Signifie.
F. De Saussure, mengemukakan teori bahwa
setiap tanda atau tanda linguistik (signe
linguistik) dibentuk oleh dua buah kompo-
nen yang tidak terpisahkan yaitu komponen
signifiant dan komponen signifie. Yang
dimaksud dengan signifiant adalah citra
bunyi atau kesan psikologis bunyi yang
timbul dalam pikiran kita.
Yang dimaksud dengan signifie adalah
pengertian atau kesan makna yang ada
dalam pikiran kita.
Untuk lebih jelas, ada yang menyamakan
signe itu sama dengan kata; signifie sama
dengan makna; dan signifiant sama
dengan bunyi bahasa dalam bentuk
urutan fonem-fonem tertentu.
Hubungan antara signifiant (bentuk) dengan
signifie (makna) sangat erat, karena
keduanya merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
signifie (makna)
Signe linguistik <
(kata)
signifiant (bentuk)
Sebagai suatu tanda linguistik, signifiant dan
signifie itu biasanya mengacu pada sebuah
acuan atau referen yang berada di alam nyata,
sebagai sesuatu yang ditandai oleh signe
linguistik itu.
Sebagai kita ambil kata bahasa Jawa wit yang
berarti pohon dan mengacu pada sebuah acuan,
yaitu sebuah pohon.
Wit (signe, kata)> pohon (makna)>(w-i-t) bentuk
atau signifiant.
Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik.
Hubungan sintagmatik adalah hubungan
antara unsur-unsur yang terdapat dalam
suatu tuturan, yang tersusun secara
berurutan, bersifat linear. Hubungan
sintagmatik ini terdapat dalam tataran:
fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Yang dimaksud dengan hubungan
paradigmatik adalah hubungan antara
unsur-unsur yang terdapat dalam suatu
tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang
tidak terdapat dalam tuturan yang
bersangkutan. Hubungan paradigmatik
dapat dilihat dengan cara substitusi, baik
pada tataran fonologi, morfologi, maupun
sintaksis. Sifatnya vertikal dan asosiatif.
PEMBIDANGAN LINGUISTIK
CAKUPAN TELAAHNYA DARI SEGI TUJUANNYA

1. MIKROLINGUISTIK 1. LINGUISTIK TEORITIS


 Linguistik umum 2. LINGUISTIK TERAPAN
 Linguistik deskriptif
 Linguistik historis
komparatif
 Linguistik teoritis khusus
2. MAKROLINGUISTIK
 Bidang interdisipliner
 Bidang terapan
Mikrolinguistik adalah Dalam hubungannya
bidang linguistik yang dengan faktor-faktor di
mempelari bahasa dari luar bahasa termasuk di
dalamnya atau dalamnya bidang
mempelajari struktur interdisipliner dan
bahasa itu sendiri. terapan.
Makrolinguistik adalah
bidang linguistik yang
mempelajari bahasa
Linguistik teoritis, yaitu Linguistik teoritis dapat bersifat
bidang penelitian bahasa umum dan dapat bersifat
untuk mendapatkan khusus.
kaidah-kaidah yang berlaku Linguistik teoritis umum (sering
dalam bahasa. juga disebut linguistik
Linguistik terapan, yaitu umum) berusaha untuk
penelitian atau kegiatan memahami ciri-ciri umum
dalam bidang bahasa yang dalam berbagai bahasa.
bertujuan untuk Linguistik teoritis khusus,
memecahkan masalah berusaha menyelidiki ciri
praktis. khusus bahasa tertentu.
Teori linguistik: adalah linguistik yang menyelidiki
cabang linguistik yang sistem bahasa pada
memusatkan perhatian waktu tertentu saja.
pada teori umum dan Misalnya, bahasa
metode-metode umum Indonesia dewasa ini,
dalam penyelidikan tanpa memperhatikan
bahasa perkembangan dari
Linguistik deskriptif juga waktu ke waktu.
disebut linguistik
sinkronis, adalah bidang
Cabang linguistik deskriptif bagian-bagiannya dan
ini terbagi atas: kejadiannya.
1) Fonologi deskriptif Sintaksis: menyelidiki satuan
yang lebih besar dari kata,
2) Morfologi deskriptif serta hubungan antar
3) Sintaksis deskriptif satuan-satuan itu.
4) Leksikologi deskriptif Morfologi dan sintaksis: lazim
juga disebut tata-bahasa
Fonologi: meneliti ciri-ciri
atau gramatika.
bunyi dan fungsi bunyi
Leksikologi: menyelidiki
Morfologi: menyelidiki kata, perbendaharaan leksikon.
Lingustik historis komparatif Misalnya, menyelidiki
(diakronis) , menyelidiki tentang pertkembangan
perkembangan bahasa bahasa Melayu kuno yang
dari satu masa ke masa tertulis pada prasasti
yang lain, serta Sriwijaya sampai ke
menyelidiki perbandingan bahasa Melayu Klasik
satu bahasa dengan hingga bahasa Indonesia
bahasa lain. sekarang ini.
Linguistik historis komparatif Bidang2 Interdisipliner:
terbagi atas: Fonetik adalah ilmu yang
1) Fonologi historis menyelidiki bunyi; ilmu
komparatif interdisipliner linguistik
2) Morfologi historis dengan fisika, anatomi,
komparatif dan psikologi. Dalam
3) Sintaksis historis linguistik bidang ini
komparatif dianggap penting karena
4) Leksikologi historis
menyangkut bunyi
komparatif bahasa.
Stilistika ialah ilmu yang Filsafat bahasa ialah ilmu
menyelidiki bahasa yang yang menyelidiki kodrat
dipergunakan dalam dan kedudukan bahasa
bentuk-bentuk sastra; sebagai kegiatan manusai
ilmu interdisipliner serta dasar-dasar
linguistik dengan konseptual dan teoritis
kesastraan. linguistik; ilmu
interdisipliner linguistik
dengan filsafat.
Psikolinguistik ialah ilmu yang interdisipliner sosiologi
mempelajari hubungan dengan linguistik.
antara bahasa dan prilaku Etnolinguistik adalah cabang
dan akal budi manusia; linguistik yang menyeli-
ilmu interdisipliner
diki hubungan antara
linguistik dengan psikologi.
bahasa dan masyarakat
Sosiolinguistik adalah ilmu pedesaan atau masya-
yang menyelidiki rakat yang belum mem-
hubungan antara bahasa punyai tulisan. Disebut
dan masyarakat; ilmu
juga linguistik antropologi
Filologi ialah ilmu yang mem Efigrafi ialah ilmu yang
pelajari bahasa, kebuda- mempelajari tulisan kuno
yaan, pranata, dan seja-rah pada prasasti-prasasti.
suatu bangsa sebagai
mana terdapat dalam
bahan-bahan tertulis.
Semiotika ialah ilmu yang
mempelajari lambang-
lambang dan tanda-tanda,
misalnya tanda-tanda lalu
lintas, dsb.
Linguistik Terapan: ngalihan amanat dari satu
bahasa ke bahasa lain.
Pengajaran bahasa,
mencakup metode-metode Leksikografi, mencakup metode
dan teknik penyusunan kamus.
pengajaran bahasa, bahan
Fonetik terapan, mencakup
pengajaran bahasa, cara-
metode dan teknik
cara mengajarkan bahasa. pengucapan bunyi-bunyi
Penterjemahan, mencakup dengan tepat, misalnya untuk
metode dan teknik pe- melatih orang yang gagap,
melaih pemain drama dan lain-
lain.
Sosiolinguistik Terapan, menciptakan komunikasi
menyangkut pemanfaa- dan saling pengertian
tan wawasan sosiolingus- Internasional.
tik untuk keperluan yang Pembinaan bahasa khusus,
praktis, seperti perenca- mencakup penyusunan
naan bahasa, pembinaan peristilahan dan gaya
bahasa, pemberantasan bahasa dalam bidang2
buta huruf dll. khusus. Misalnya, dalam
Pembinaan Bhs Internasio- kalangan militer, dalam
nal, mencakup usaha utk duan pelayaran dll
Linguistik medis, Mesin terjemahan; dan
mencakup cacat bahasa usaha juga untuk me-
dan sebagai nya (juga manfaatkan komputer
disebut patologi bahasa) dalam penyelidikan
Grafologi adalah ilmu bahasa.
tentang tulisan
Mekanolinguistik, mencakup
penggunaan linguistik da-
lam ilmu komputer, dan
usaha untuk membuat
Bagan Pembidangan Linguistik Bidang Interdisipliner
(Harimurti Kridalaksana , 1982:12) oFonetik
oStilistika
Mikrolinguistik oFilsafat Bahasa
Bidang Teoritis oPsikolinguistik
•Umum (1) Teori Linguistik oSosiolinguistik
(2) Linguistik Desktiptif oEtnolinguistik
(3) Linguistik Historis dan oFilologi
Komparatif oSemiotika
•Khusus (1) Linguistik Deskriptif oEpigrafi
(2) Linguistik Historis Komparatif
Bidang Terapan
oPengajaran Bahasa
oPenerjemahan
oLeksikologi
oFonetik Terapan
oSosiolinguistik Terapan
oPembinaan Bahasa Internasional
oLinguistik Medis
oGrafologi
oMekanolinguistik

Sejarah Linguistik Makrolinguistik


TATA BAHASA TRADISIONAL DAN
SKRUKTURAL (MODERN)
5. Melibatkan logika dalam
CIRI STUDI TRADISIONAL memberikan pemerian
1. Bersifat spekulatif dengan bahasa atau untuk
atau prasangka mencetuskan persoalan
2. Prioritas pada bahasa tulisan kebahasaan
6. Mempertahankan
3. Menganggap bahasa itu
penemuan terdahulu
bersifat universal, sehingga
bahasa latin dijadikan 7. Bersifat subjektif yaitu
patokanuntuk memerikan memberikan pemerian
bahasa lain bahasa berdasarkan pada
bahasa yang disukaianya
4. Menghakimi penggunaan yaitu bahasa tulisan baku
bahasa dengan fonis salah
benar 8. Menurunkan banyak
definisi yang mengaburkan
CIRI STUDI STRUKTURAL
1. Bersifat ilmiah, objektif 5. Tidak harus melibatkan
(fakta) logika dalam memutuskan
2. Prioritas pada bahasa persoalan kebahasaan
lisan dan tulisan 6. Tidak ada kecenderungan
3. Melakukan pemerian mempertahankan
penemuan terdahulu
bahasa berdasarkan
struktural bahasa 7. Bersifat objektif yaitu
sendiri-sendiri memberikan pemerian
bahasa tidak boleh
4. Bahasa itu sama, berdasarkan salah satu
dijadikan objek bentuk bahas, karena
pemerian; tidak semua bahasa adalah sama
membeda-bedakan, tidak 8. Tidak ada definisi yang
ada bahasa itu jelek atau kabur, kacau atau keliru
bagus
Tatabhs Tradisional 2) Paling banyak
Keunggulan dipelajari dan tetap
1) Sebuah metode yang
dipergunakan
metodenya oleh
paling luas tersebar,
paling berpengaruh mereka yang telah
dan paling baik bagi mempelajarinya.
orang mengerti Banyak tatabahasa
pembicaraan bahasa- lain
bahasa Indo Eropa di mempergunakannya
dunia barat.
3) Ia bersifat humanistik sesuai dengan gramatika
dan kerena itu 5) Ia menjelaskan tentang
menjawab dengan kalimat dalam tutur,
kurang memuaskan lisan, dan tertulis,
semua persoalan yang khususnya dalam kalimat
timbul. berita.
4) Ia membedakan dalam 6) Dengan perantaraannya,
teori bentuk percakapan banyak ahli dan pelajar
dalam tipe-tipe rasional, selama berabad-abad
emosional, dan otomatis telah berhasil
jika tidak mempelajari bahasa
Kelemahannnya: 2) Ia mencap bahasa
1) Ia tata bahasa terpakai yang tidak
normatif, sesuai dengan
mendasarkan diri aturannya sebagai
yang ungramatikal.
pada dasar-dasar
yang ilogik. Ia tak 3) Ia mendasarkan diri
dapat menjelaskan hanya pada bahasa
bahasa terpakai Indo Eropa. Kategori
sekarang analisis adalah kategori
bahasa Eropa.
4) Mendasarkan diri 5) Ia tidak cukup
hanya pada bahasa membedakan antara:
Latin dan Yunani arti leksikal,
morfologik, dan
sintaktik, konstruksi-
konstruksi gramatik
dan stilistik, ciri-ciri
khusus dan umumnya
dari bahasa
Tata Bhs Struktural 2) Ia meneliti semua
Keunggulannya: bahasa dalam istilah
1) Ia bersifat empiris, fonologinya dan
sistem gramatikanya,
berdasarkan pekerja-
an penelitian. Semua yang dapat
metode berusaha ditentukan dengan
bahwa definisinya dpt metode empiris.
diuji dalam bahasa itu
sendiri dan dari sudut
bahasa.
3) Karena deskripsinya metodenya pun men-
strukturalis, maka ciri catat hal-hal yang
dari setiap bahasa umum dari bahasa
diakui dan diperlaku- itu.
kan adil. Ia memung- 4) Ia mencatat per-
kinkan bahasa diakui tentangan yang paling
dan diperlakukan minimum dari segala
dengan adil. Ia juga bahasa dan bukan
memungkinkan per- hanya apa yang dapat
bandingan, sebab diperoleh.
Kelemahan: tradisional, belum ba-nyak
1) Hanya sampai pada
sarjana yang menulis
tatabahasa yang
taraf deskripsi dan
komplit. Ia memusatkan
belum sampai pada
diri pada kritik-kritik
menerangkan. atas me-tode dan
2) Ia menghindarkan diri bagaimana sebuah
dari faktor psiko-logis. tatabahasa ditulis.
3) Dibandingkan dengan 4) Mereka menghindar-
tatabahasa kan makna.
LINGUISTIK pai lebih kurang abad 2
TRADISIONAL SM. Kurang lebih
1) Linguistik Zaman
sekitar 600 tahun.
Yunani Masalah pokok keba-
hasaan yang menjadi
Studi bahasa pada
pertentangan para
zaman Yunani mem-
linguis pada waktu itu
punyai sejarah yang adalah:
amat panjang, yaitu
1) pertentangan antara
dari lebih kurang
fisis dan nomos
abad ke-5 SM. Sam-
2) Pertentangan antara Bersifat alami atau fisis,
analogi dan anoma- maksudnya bahasa itu
li. mempunyai hu-
Para filsuf Yunani, me bungan asal-usul,
mpertanyakan apakah sumber dalam prinsip-
prinsip abadi dan tidak
bahasa itu bersifat dapat diganti di luar
alami (fisis) atau manusia itu sendiri.
bersifat konversi Oleh karena itu, tidak
(nomos). dapat ditolak.
Dalam bidang semantik, tiap kata mempunyai
kelompok yang meng- makna secara
anut aliran ini, yaitu alami, secara fisis.
kaum naturalis, ber- Misalnya, kata-kata
pendapat bahwa yang disebut
setiap kata mempu- onomatope atau
nyai hubungan de- kata yang terbentuk
ngan benda yang berdasarkan peniruan
ditunjuknya. Atau bunyi.
dengan kata lain se-
Kaum konvensional, ubah. Onomatope,
berpendapat bahwa menurut kaum
bahasa itu bersifat konvensional hanya-
konvensi. Artinya lah suatu kebetulan
makna kata-kata itu saja. Sebagian besar
diperoleh dari hasil- dari konsep benda,
hasil tradisi atau sifat, dan keadaan
kebiasaan-kebiasaan, yang sama diungkap-
yang mempunyai ke- kan dalam bentuk kata
mungkinan bisa ber- yang berbeda.
2) Pertentangan analogi Karena adanya keter-
dan Anomali, aturan itulah yang da-
menyangkut masalah pat menyusun tata-
bahasa itu teratur bahasa. Keteraturan
atau tidak. itu nampak misalnya
Kaum analogi, antara dalam pembetukan
lain Plato dan Aristo- jamak bahasa Inggris.
teles, berpendapat boy > boys
bahwa bahasa itu
bersifat teratur. book > books
girl > girls
Kelompok anomali, hasa Inggris dari write
berpendapat, bahwa menjadi wrote, dan
bahasa itu, tidak bukannya writed
teratur. Kalau bahasa
itu teratur, mengapa
bentuk jamak bahasa
Inggris child menjadi
children, bukannya
childs; mengapa
bentuk past tense ba-
1.1) Kaum Sophis. ukuran tertentu;
Kaum ini muncul pada c) mereka sangat me-
abad ke-5 SM, mentingkan bidang
mereka dikenal dalam retorika dalam studi
studi bahasa karena: bahasa;
a) Mereka melakukan d) mereka membeda-
kerja secara empiris; kan tipe kalimat ber-
b) mereka melakukan dasarkan isi dan
kerja secara pasti makna.
dengan menggunakan
Salah seorang tokoh Tokoh lain, georgias,
Sophis, yaitu membicarakan masa-
Protagoras, lah gaya bahasa
membagi kalimat seperti yang kita
menjadi kalimat kenal sekarang.
narasi, kalimat tanya,
kalimat jawab,
kalimat perintah,
kalimat laporan, doa,
undangan
1.2) Plato (429-347 SM) b) dia menyodorkan
batasan bahasa yang
Plato, terkenal dalam
bunyinya, bahasa adalah
studi bahasa, karena: pernyataan pikiran
a) Dia memperdebatkan manusia dengan
analogi dan anomali perantaraan onomata
dalam bukunya (nama) dan rhema
“dialoog” . Juga (ucapan).
mengemukakan baha- c) dialah yang per-tama
kali mem-bedakan kata
sa alamiah dan baha-
dalam onoma dan rhema.
sa konvensional.
Apakah yang dimaksud dalam hubungan subyek
dengan onoma dan logis. Sedangkan rhema
rhema itu ? (bentuk tung-galnya
rhemata), dapat
Onoma (bentuk tunggal
berarti: 1) ucapan,
nya onomata) dapat
dalam baha-sa sehari-
berarti: 1) nama, hari, 2) verba dalam
dalam bahasa sehari- tatabhs, dan 3)
hari, 2) nomina, predikat dalam
nominal, dalam istilah hubungan predikat
tatabahasa, 3) subyek logis.
Keduanya, onoma dan Dalam studi bahasa
rhema merupakan terkenal, karena:
anggota dari logos, a) Dia menambahkan
yaitu kalimat atau satu kelas kata lagi
klausa. atas pembagian yang
1.3)Aristoteles (384- dibuat gurunya, Plato,
322 SM) yaitu dengan
Aristoteles adalah salah syndermoi. Jadi,
seorang murid Plato. menurut Aristoteles,
ada tiga macam kelas
kata, yaitu onoma, kelas preposisi dan
rhema, dan konjungsi yang kita
syndermoi. kenal sekarang.
Yang dimaksud dengan b) Dia membedakan
syndermoi adalah kata- jenis kelamin kata
kata yang lebih banyak (gender), menjadi
bertugas dalam
tiga, yaitu maskulin,
hubungan sintaksis.
Jadi, syndermoi itu lebih
feminin, dan neutrum.
kurang sama dengan Aristoteles selalu ber-
tolak dari logika.
Dia memberikan peng- Ke-4 SM. Kaum ini ter-
ertian , definisi, kenal karena:
konsep, dan makna a) Mereka membedakan
selalu berdasarkan studi bahasa secara
logika. logika dan studi
1.4) Kaum Stoik bahasa secara
Kaum stoik adalah tatabahasa.
kelompok ahli filsafat b) Mereka menciptakan
yang berkembang istilah-istilah khusus
pada permulaan abad untuk studi bahasa.
c) Mereka membedakan d) Mereka membedakan
tiga komponen utama legein, yaitu bunyi yg
dari studi bahasa, merupakan bagian
yaitu: 1) tanda, sim- dari fonologi tetapi
bol, sign, atau tidak bermakna, dan
semainon; 2) makna, propheretal, yaitu
apa yang disebut
ucapan bunyi yang
semainomen, atau
mengandung makna.
lekton; 3) hal-hal di
luar bahasa, yakni
benda atau situsi.
e) Mereka membagi adanya kata kerja
jenis kata menjadi komplet dan kata
empat, yaitu 1) kata kerja tak komplet,
benda, 2) kata kerja, serta kata kerja
3) syindesmoi (kata aktif dan kata pasif
tugas); 4) arthoron,
yaitu kata-kata yang
menyatakan jenis
kelamin dan jumlah;
f) Mereka membedakan
1.5) Kaum Alexandrian penelitian mereka dalam
Kaum Alexanderian ini, menyelidiki kereguleran
bahasa Yunani. Buku ini
menganut faham
lahir lebih kurang tahun
analogi dalam studi
100 SM. Buku ini
bahasa. Dari kaum dijadikan model dalam
ini, kita mewarisi se- penyusunan tatabahasa
buah buku tatabahasa Eropa lainnya. Buku ini
yang disebut “Tata disebut Tatabahasa
Bahasa Dionysius Tradisional”
Thrax, sebagai hasil
2) Zaman Romawi Orang Romawi
Studi bahasa pada mendapat pengala-
Zaman romawi ini man dalam bidang
merupakan kelanju- linguistik dari orang
tan dari zaman Yunani.
Yunani, sejalan Tokoh pada zaman
dengan jatuhnya Romawi yang terkenal
Yunani dan antara lain: Varro
munculnya kerajaan (116-27 SM) dengan
Romawi. karyanya yang ber-
judul De Lingua Varro masih juga mem-
Latina; dan Priscia perdebatkan masalah
dengan karyanya analogi dan anomali
yang berjudul seperti pada zaman
Institutiones Stoik di Yunani. Buku
Grammaticae ini dibagi dalam bi-
2.1) Varro “De Langua dang-bidang:
Latina”. Dalam buku Etimologi,
yang terdiri dari 25 Morfologi, dan
jilid ini, Sintaksis.
1) Etimologi adalah Perubahan bunyi misal-
cabang linguistik yang nya, dari kata duellum
menyelidiki asal-usul menjadi belum yang
kata beserta artinya. artinya perang.
Dalam bidang ini Varro,
Perubahan makna
mencatat ada-nya
misalnya kata hostis
perubahan bunyi yang
terjadi dari za-man ke yang semula berarti
zaman dan perubahan orang asing, kemu-
makna kata. dian menjadi musuh.
Kelemahan Varro dalam kembali kepada satu
bidang Etimologi ini bahasa purba atau
adalah dia mengang- bahasa proto yang
gap kata Latin dan lebih tua.
Yunani yang berben- 2) Morfologi, adalah
tuk sama adalah pin- cabang linguistik yang
jaman langsung. Pada mempelajari kata dan
hal banyak kata Latin pembentukan.
dan Yunani yang ha- Apakah kata itu ?
rus direkontruksikan
Menurut Varro, kata juga yang terjadi secara
adalah bagian dari anomali (bhs itu tidak
ucapan yang tidak teratur). Jadi, ada be-
dapat dipisahkan lagi ntuk yang reguler dan
dan merupakan bentuk ada juga yang tidak
minimum.
reguler.
Menurut Varro, dalam
Dalam menyusun kelas
bahasa Latin ada kata
kata yang terjadi se- kata, Varro membagi
cara analogi (bhs itu kelas kata Latin dalam
teratur), dan ada empat bagian, yaitu:
a) Kata benda, terma- kan (dalam sintaksis
suk kata sifat, yakni kata benda dan kata
kata berinfleksi kerja).
kasus. d) adverbium, yakni
b) Kata kerja, yakni kata yang mendukung
kata yang membuat (anggota bawahan
pernyataan, yang dari kata kerja) yang
berinfleksi tense. berinfleksi.
c) Partisipel, yakni kata
yang menghubung-
Kategori kata kerja di- lima buah, maka dalam
bedakan atas: bahasa Latin menurut
tense Varro, ada enam bu-ah,
yaitu: 1) nomina-tivus,
time yaitu bentuk primer
aspek atau pokok, 2)
aktif genetivus, bentuk yang
menyatakan
pasif.
kepunyaan, 3) dati-vus,
Tentang kasus, dalam bentuk yang
bahasa Yunani ada menyatakan penerima
4) akusativus, yaitu Mengenai deklinasi, yaitu
bentuk yang menya- perubahan bentuk kata
takan obyek, 5) vaka- berke-naan dengan
tivus, yaitu bentuk se- kata gori, kasus,
bagai sapaan atau jumlah, dan jenis,
penggilan, dan 6) Varro mebedakan
ablativus, yaitu adanya dua macam
bentuk yang menya- deklanasi, yaitu: 1)
takan asal. deklinasi naturalis, 2)
deklinasi voluntaris
1) Yang dimaksud reguler; dan biasanya
dengan deklinasi sudah dapat diketahui
naturalis, adalah pemakai bahasa de-
perubahan yang ngan serta merta tanpa
ragu-ragu.
bersifat alamiah,
sebab perubahan itu 2) Yang dimaksud dengan
dengan sendirinya deklinasi voluntaris
adalah perubahannya
dan sudah berpola.
terjadi secara
Deklanasi ini pada morfologis, bersifat
umumnya bersifat selektif dan manasuka
2.2) Institutiones a) Merupakan buku tata
Grammaticae atau bahasa Latin yang
Tatabahasa Priscia. pa-ling lengkap yang
Buku tatabahasa Priscia di-tuturkan oleh
ini, terdiri dari 18 jilid. pembicara aslinya;
(16 jilid mengenai b) Teori tatabahasanya
morfologi dan 2 jilid merupakan tonggak-
mengenai sintaksis). tonggak utama pem-
Dianggap penting bicaraan bahasa
karena: secara tradisional.
Berdasarkan alasan di dan pasti menggunakan
atas, buku tatabahasa semantik atau makna
ini kemudian menjadi sebagai norma utama
model dan contoh pembahasan bahasa,
dalam penulisan buku walaupun segi formal
tatabahasa bahasa- bahasa dibicarakan.
bahasa lain di Eropa
dan di bagian dunia Beberapa segi yang
lain. Sebagai buku patut dibicarakan
tatabahasa tradisional dalam buku ini,
buku ini secara nyata antara lain, sbb:
a) Fonologi “litterae” adalah bagian
b) Morfologi terkecil dari bunyi yang
dapat dituliskan. Nama
c) Sintaksis
huruf-huruf itu disebut
Ad a) fonologi. Dalam “figurae”, sedangkan
bidang fonologi ini, nilai bunyi itu disebut
pertama-tama yang “potestas”. Bunyi itu
dibicarakan adalah dibedakan, atas empat
tulisan atau huruf macam: 1) vox
disebut “litterae”, artikulata, bunyi yang
yang dimaksud “ diucapkan
untuk membedakan 4) Vox illiterata, yaitu
makna, 2) vox bunyi yang tidak da-
martikulata, yaitu bunyi pat dituliskan.
yang tidak diucapkan
Ad b) Morfologi.
untuk menunjukkan
makna; 3) vox littrata, Yang dibicarakan di sini
yaitu bunyi yang dapat antara lain: dictio
di-tuliskan baik yang atau kata. Yang
artikulata maupun yang dimaksud dengan
martikulata. kata atau dictio
adalah bagian yang
Yang minimum dari se- Ke 8 jenis kata itu adalah:
buah ujaran dan ha- 1) nomen, termasuk kata
rus diartikan terpisah benda dan kata sifat
dalam makna sebagai menurut klasifi-kasi
satu keseluruhan. sekarang.
Kata dibedakan atas, 2) Verbum, yaitu kata
yang menyatakan
8 jenis yang
perbuatan atau dike-nai
disebut,”partes
perbuatan;
orationis”
3) Participium, yaitu ka-
kata yang selalu sintaksis dan semantik
berderivasi dari merupakan atribut
verbum, mengambil verbum;
kategori verbum dan 6) praepositio, kata-kata
nomen; yang terletak di depan
4) pronomen, yaitu kata bentuk yang berkasus.
yang dapat menggan- 7) interjectio, yaitu kata
tikan nomen; kata yang menyata-
5) adverbium, yaitu ka- kan perasaan, sikap,
ta-kata yang secara atau pikiran.
8) conjunctio, yaitu kata “oratio”, yaitu tata su-sun
yang bertugas meng- kata yang berse-laras
hubungkan anggota- dan menunjuk-kan
anggota kelas kata kalimat itu sele-sai.
yang lain untuk me- Buku ini juga, telah
nyatakan hubungan menunjukkan bahwa
sebuh kata da-pat
sesamanya.
menjadi sebuah kalimat
Ad c) Sintaksis. Bidang penuh, misal nya
sintaksis membicara- dalamkalimat jawaban
kan hal yang disebut singkat.
3) Zaman Pertengahan Bahasa gereja, bahasa
Studi bahasa pada za- diplomasi, dan bahasa
man pertengahan di ilmu pengetahuan.
Eropa, mendapat Dari zaman pertenga-han
perhatian penuh, ini, yang patut
terutama oleh para dibicarakan dalam studi
filsuf skolastik; dan bahasa, antara lain:
bahasa Latin sebagai 1) Kaum Modistae
“lingua franca”, kare-na
2) Tata bahasa
dipakai sebagai
spekulative
3) Petrus Hispanus Mereka menerima
Ad 1) Kaum Modistae konsep analogi
ini, masih pula mem- karena menurut me-
bicarakan pertentang- reka bahasa itu ber-
an antara fisis dan sifat reguler dan ber-
nomos, dan sifat universal.
pertenta-ngan antara Mereka memperhatikan
anologi dan juga secara penuh
anomali akan semantik seba-
gai dasar penyebutan
definisi-definisi bentuk- bahasa (seperti yang
bentuk bahasa. Mereka dirumuskan oleh
pun mencari sumber Priscia) ke dalam
makna. Maka filsafat skolastik.
berkembanglah bidang
etimologi pada zaman Menurut tatabahasa ini,
itu. kata tidak secara
langsung mewakili
Ad.2) tatabahasa spe-
kulativa. Merupakan alam dari benda yang
hasil integrasi des-kripsi ditunjuk.
garamatika
Menurut tatabahasa ini, Salah seorang
semua bahasa akan gramatikus dari
mempunyai kata zaman ini adalah
untuk konsep yang “Peter Hellas”. Dia
sama. Semua bahasa mengikuti jejak
akan menyatakan ke- Priscia, tetapi selalu
samaan jenis kata memberi komentar
dan kategori-kategori berdasarkan logika
gramatikal lainnya. Aristoteles.
Ad.3) Petrus Hispanus. a) Dia telah memasuk-
Beliau pernah men- kan psikologi dalam
jadi Paus, yaitu tahun analisis makna baha-sa.
1276-1277 dengan Dia juga membe-dakan
gelar Paus Yohannes antara signifikasi utama
XXI. Bukunya berjudul dan konsignifikasi, yaitu
pembedaan penger-tian
“Summelae Logikales”
pada bentuk akar dan
Peranannya dalam
pengertian yang
bidang lingustik, dikandung imbuhan.
antara lain:
b) Dia telah membeda- Yang dimaksud dengan
kan nomen atas dua Categorematik
macam, yaitu nomen adalah semua bentuk
substantivum dan yang dapat menjadi
nomen adjectivum. subyek atau predikat.
c) Dia juga membeda- Yang dimaksud dengan
kan parter orationes syntategorematik
atas categorematik adalah semua bentuk
dan syntategorematik. tutur lainnya.
4) Zaman Renaisance 1) Selain menguasai ba-
Zaman ini dianggap se- hasa Latin, Sarjana
bagai zaman sarjana pada waktu
pembukaan abad pe- itu juga menguasai
mikiran moderen. bahasa: Yunani,
Dalam sejarah studi bahasa Ibrani, dan
bahasa, ada dua hal bahasa Arab; 2) sela-
yang menonjol pada in bahasa Yunani,
zaman ini, yaitu: Latin, Ibrani, Arab,
bahasa-bahasa Eropa
lainnya, juga mendapat 2) Linguistik Arab
perhatian dalam 3) Bahasa-bahasa Eropa
bentuk pembahasan, 4) Bahasa di luar Eropa.
penyusunan tataba-
Ad1) Bahasa Ibrani dan
hasa, dan malah juga
bahasa Arab. Kedua
perbandingan. Di
bahasa ini banyak di-
bawah ini akan di-
pelajari orang pada
bicarakan secara
akhir abat pertenga-
singkat tentang:
han. Kedua bahasa ini,
1) Bahasa Ibrani; diakui resmi pada
pada akhir abad 14 di man Renaisans, antara
Universitas paris. Ba- lain oleh:
hasa Ibrani perlu di- Roger Bacon, Reuchlin,
ketahui dan dipelajari dan N. Clenard. Buku
karena kedudukannya tatabahasa yang di-tulis
sebagai bahasa Kitab oleh Reuchlin, berjudul
Perjanjian Lama dan “De Rudimentis
Perjanjian Baru. Hebraicis. Yang menarik
Beberapa buku tata- dari Buku ini, adalah
bahasa Ibrani telah di ten-tang penggolongan
tulis orang pada za-
kata. Berbeda dengan dengan penggolongan
penggolongan kata kata dalam linguistik
dalam bahasa Yunani Arab, yang menggolo-
dan Latin. Reuchlin, ngkan kata menjadi:
menggolongkan kata Ismun, fi’lun, dan
bahasa Ibrani, harfun.
menjadi: nomen, Bahasa Ibrani dan
verbum, dan bahasa Arab memang
partikel. dua bahasa yang se-
Penggolongan ini, mirip rumpun.
perkembangan studi karena kedudukan
bahasa Ibrani, sejalan bahasa Arab sebagai
dengan perkembang-an kitab suci agama
linguistik bahasa Arab, Islam, yaitu Qur’an;
yang memang sudah sedangkan bahasa
lebih dahulu
kitab suci itu, menu-
memperoleh kemaj-
rut pendapat para
juan.
ulama islam, tidak
2) Linguistik Arab.
boleh diterjemahkan
Linguistik Arab ini,
dalam bahasa lain.
berkembang pesat,
Ditafsirkan memang Ad a) aliran Basra,
boleh, tetapi diterje- berpendapat penga-ruh
mahkan tidak. konsep analogi dari
zaman Yunani. Oleh
Ada dua aliran linguistik
karena itu, mereka
Arab, yaitu:
berpegang teguh pada
a) Aliran Basra keregule-ran dan
b) Aliran Kufah, yang kesistemati-san bahasa
namanya diambilkan Arab.
dari nama kota tempat Ad b) aliran Kufah,
kelahirannya. memberikan perha-
tian kepada keanekara- Tatabahasa Arab,
gaman bahasa; dan berjudul Al-Kitab,
dalam beberapa hal atau yang lebih
tampaknya mereka terkenal dengan
menganut faham nama Kitab Al Ayn,
anomali. kariya Sibawaihi dari
Studi bahasa Arab, kelompok linguistik
mencapai puncaknya Basra.
pada abad ke-18, Dalam kitabnya itu,
dengan terbitnya bu- Sibawaihi membagi
Kelas kata menjadi tiga, Bahasa Latin dan baha-
yaitu ismun (nomen), sa Yunani. Pada abat
fi’lun (verbum), dan ke-7 telah tercatat
harfum (partikel) adanya sebuah buku
3) Bahasa-bahasa tatabahasa Irlandia;
Eropa, sebetulnya ju- pada abad ke-12 ter-
ga sudah menarik catat pula adanya bu-
perhatian sejak sebe- ku tatabahasa
lum zaman Renaisans, Islandia.
di samping Pada permulaan abad
Pada permulaan abad Adanya hubungan
ke-14 , Dante antara bahasa-bahasa
menulis buku yang Roman dengan baha-
berjudul “De Vulgare sa Latin menyebab-
Eloquentia. Dalam kan menyebabkan
buku itu, Dante mem timbulnya studi
pelajari bahasa yang bahasa secara
dipakai sehari yang diakronik
diketahui sejak kecil.
Perubahan bunyi baha- Serta pengalihan baha-sa
sa Latin ke dalam ba- dari satu generasi ke
hasa Spanyol, bahasa generasi lain. Bahasa-
Prancis dan bahasa bahasa Roman
Italia dicatat dengan bukanlah ba-hasa Latin
cermat. yang telah rusak,
melainkan ba-hasa-
Muncullah diskusi-disku- bahasa otonom yang
si tentang perubahan mempunyai jasa sendiri
Linguistik, kontak dalam masya-rakat
bahasa, percampuran penuturnya.
4) Bahasa-bahasa di luar berbagai tulisan menge-
Eropa, mendapat nai bahasa-bahasa
perhatian dalam studi seperti yang terdapat
bahasa karena kegia- di India, di Jepang, di
tan para misionaris ke Indonesia, dan
luar negeri yang jauh daerah lainnya.
dari Eropa, harus me-
libatkan mereka Kegiatan keagamaan
dengan bahasa-baha-sa dan kegiatan lain, se-
tersebut. Oleh karena perti politik, perdaga-
itu, muncullah ngan, menyadarkan
pula akan perlunya bahasa suku bangsa di
sebuah bahasa yang daerah Selat Malaka,
yang dapat dipakai telah menjadi lingua
sebagai bahasa per- franca bagi para
hubungan (lingua pedagang dan pelaut,
franca) antar bangsa. juga kaum penjajah.
Di Wilayah Asia
Tenggara misalnya,
bahasa Melayu yang
semula merupakan
5) Linguistik tidak lagi melakukan
Strukturalis hal demikian.
(modern) Linguistik struktural
Kalau linguistik tradisional berusaha mendeskrip-
selalu me-nerapkan sikan suatu bahasa
pola-pola tatabahasa berdasarkan ciri atau
Yunani dan Latin dalam sifat khas yang dimili-
men-deskripsikan suatu ki bahasa itu.
bahasa, maka lingustik Pandangan ini
struktural
adalah sebagai akibat
Dari pandangan2 baru 5.1 Ferdinand de
terhadap terhadap Saussure
bahasa atau studi ba- Dianggap sebagai Bapak
hasa yang dikemuka- Linguistik Modern.
kan oleh Bapak Pandangan-
Linguistik Modern, pandangannya dimuat
yaitu Ferdinand de dalam bukunya “
Saussure. Course de Linguis-
tique Generale (1915)
Pandangan yang dimuat 4) Hubungan sintagmatik
dalam buku tersebut, dan paradigmatik.
mengenai konsep:
1) Telaah sinkronis dan
diakronis 5.2. Aliran Praha
2) Perbedaan la langue dan Aliran Praha terbentuk
la parole pada tahun 1926 atas
3) Perbedaan signifiant prakarsa seorang
(citra bunyi) dan signifie tokohnya yaitu “Vilem
(pengertian, makna) Mathesius” (1882-
1945)
Tokoh-tokoh lainnya: Di bidang fonologi, aliran
- Nikolai S.Trubetskoy
Praha inilah yang
pertama-tama
- Roman Jakobson membedakan dengan
- Morris Halle tegas antara fonetik
dan fonologi.
Pengaruh mereka
Fonetik : mempelajari
sangat besar sekitar bunyi-bunyi itu sendiri.
tahun tiga puluhan Sedangkan Fonologi
terutama dalam mempelajari fungsi bunyi
bidang “Fonologi”. dalam suatu sistem.
Struktur bunyi dijelas- Perbedaan bunyi yang
kan dengan memakai tidak menimbulkan
kontras atau perbedaan makna
oposisi. adalah tidak distingtif,
artinya bunyi tersebut
Ukuran untuk
tidak fonemis; sedang
menentukan apakak kan yang menimbul-
bunyi-bunyi ujaran itu kan perbedaan makna
beroposisi atau tidak adalah distingtif; jadi
adalah makna. bunyi tersebut bersifat
fonemis.
Dalam bahasa Indone- Dalam bidang fonologi,
sia bunyi /l/ dan /r/ aliran Praha ini juga
adalah dua buah memperkenalkan dan
fonem yang berbeda, mengembangkan suatu
sebab terdapat istilah yang disebut
oposisi di antara morfonologi yaitu
bidang yang meneliti
keduanya seperti
struktur fonologis
tampak dalam
morfem. Bidang ini
pasangan kata /lupa/ meneliti perubahan-
dan /rupa/. perubahan
fonologis yang terjadi /jawab/ atau /jawap/
sebagai akibat hubu- diimbuhi sufiks –an,
ngan morfem dengan maka hasilnya
morfem. Misalnya adalah /jawaban/ dan
pada contoh bahwa bukan /jawapan/.
fonem /p/dan /b/
tidak berkontras;
tetapi bila kata
/jawab/ yang
mungkin dilafalkan
Dalam bidang sintaksis, Informasinya yang
Wilem Mathesius terdapat dalam
mencoba menelaah kalimat yang bersang
kalimat melalui kutan. Struktur
pendekatan fungsio- formal, menyangkut
nal. Menurut pende- unsur-unsur grama-
katan ini, kalimat tikal tersebut, yaitu
dapat dilihat dari subyek dan
struktur formalnya, predikat
dan juga dari struktur gramatikalnya.
Sedangkan struktur Tema adalah apa yang
informasi menyangkut dibicarakan, sedang-
situasi faktual pada kan rema adalah apa
waktu kalimat itu diha yang dikatakan
silkan. mengenai tema.
Struktur informasi Setiap kalimat
menyangkut unsur mengandung unsur
tema dan rema. tema dan rema
Yang dimaksud dengan
Pada kalimat 1) di 1) Nenek melirik Kakek
bawah ini, Nenek 2) Kakek melirik Nenek
adalah Subyek
gramatikal, dan Kakek
adalah Obyek gramati
kal, dan dalam
kalimat 2) Kakek
adalah Subyek
gramatikal, dan
Nenek adalah Obyek.
3) Aliran Glosematik. karena usahanya mem-
Aliran Glosematik (dari buat ilmu bahasa
kata glosem =morfem) menjadi ilmu yang
lahir di Denmark. berdiri sendiri, bebas
Tokoh-tokohnya, antara
dari ilmu lain, dengan
lain:
peralatan,
Louis Hjemslev (1899- metodelogis, dan
1965), yang mene-
terminologi sendiri.
ruskan ajaran Ferdinand
de Saussure. Namanya
menjadi terkenal
Analisis bahasa dimulai obyek material),
dari wacana; kemu- ungkapan (medium
dian ujaran itu diana- verbal atau grafis),
lisis atas konstituen- dan isi (makna).
konstituen yg mem- Prosedur yang ber-
punyai hubungan sifat analisis dan semi
paradigmatik dalam
aljabar ini mengha-
rangka forma (hubu-
silkan satuan dasar
ngan gramatikal
intern), substansi
yang disebut glosem
(kategori ekstern dari yang mempunyai pe-
pengertian kurang lebih Teori itu harus dapat
sama dengan morfem dipakai secara ter-
menurut teori sendiri untuk dapat
“Bloomfield”. memperhitungkan
kemungkinan-kemu-
Menurut Hjemslev, teori ngkinan yang timbul
bahasa bersifat sem- dari premis-premisnya
barang saja, artinya
Suatu teori harus bebas
harus merupakan dari pengalaman apa-
sistem deduktif se- pun; namun, teori itu
mata-mata. harus tepat, maksud-
nya, harus memenuhi Sejalan dengan pen-
syarat untuk diterap- dapat Saussure,
kan pada data empiris Hjemslev mengang-gap
tertentu, yaitu bahasa itu
bahasa.Sedangkan mengandung dua segi
teori itu agar dapat yaitu 1) segi ekspresi
(munurut Saussure
dipakai secara empiris
“signifiant=deretan
haruslah konsisten,
bunyi ); 2) segi isi
tuntas, dan (menurut Saussure
sederhana. “signifie=makna)
Akhirnya, Hjemslev 4) Aliran Firthian
sependapat dengan Nama John R.Firth
Saussure, yang me- (1890-1960) guru besar
nganggap bahasa pada Univer-sitas
sebagai suatu sistem London. Ia sangat
hubungan; dan me- terkenal karena teorinya
ngakui adanya mengenai Fonologi
hubungan Prosodi (=fonem
sintagmatik dan suprasegmental) Karena
hubungan para- itu, aliran yang di
digmatik kembangkan dikenal
dengan nama Prosodi Satuan fonematis,
(aliran Firthian, aliran berupa unsur-unsur
Firth, aliran London). segmental yaitu
Fonologi prosodi konsonan dan vokal;
adalah suatu cara Sedangkan satuan
untuk menentukan arti prosodi, berupa ciri
pada tataran fonetis. atau sifat-sifat struk-
Fonologi prosodi terdiri tur yang lebih pan-
dari satuan fonematis jang dari pada suatu
dan satuan prosodi segmen tunggal.
Ada tiga macam pokok tuk oleh sendi atau jeda
prosodi, yaitu: c) Prosodi yang realisasi
a. Prosodi yang menya- fonetisnya melampaui
ngkut gabungan satuan yang lebih
fonem: struktur kata, besar dari pada
struktur suku kata, fonem-fonem supra-
gabungan konsonan, segmental.
gabungan vokal.
b. Prosodi yang terben-
Selain terkenal dengan Tiap tutur harus dikaji
teori prosodinya, Firth dalam konteks
juga terkenal dengan situasinya, yaitu
pandangannya me- orang-orang yang
ngenai bahasa. Ia berperan dalam
berpendapat bahwa masyarakat, kata-
telaah bahasa harus kata yang mereka
memperhatikan uangkapkan, dan
komponen hal-hal lain yang
sosiologis. berhubungan.
5) Linguistik Sistematik segi kemasyarakatan
Nama aliran linguistik bahasa.
sistematik tidak dapat Pokok-pokok panda-
dilepaskan dari nama ngan systematik
M.A.K.Halliday, yaitu Linguistik (SL)
salah satu murid Firth menurut Halliday,
yang mengembangkan sebagai berikut:
teori Firth mengenai Pertama, SL memberi-
bahasa, khususnya kan perhatian penuh
yang berkenaan de-
pada segi kemasya-
rakatan bahasa dan seperti yang dikemuka-
bagaimana fungsi ke- kan oleh Ferdinand de
masyarakatan itu ter- Saussure).
laksana dalam baha- Langue adalah jajaran
sa; pikiran yang dapat
Kedua, SL memandang dipilih oleh seorang
bahasa sebagai pelak- penutur bahasa.
sana. SL mengakui Parol merupakan peri-
pentingnya pembeda- laku kebahasaan yang
an langue dan parol sebenarnya.
Ketiga, SL lebih kontinum. Batas butir-
mengutamakan butir bahasa sering
pemerian ciri-ciri kali tidak jelas. Misal-
bahasa tertentu nya saja tentang ben-
beserta variasi- tuk yang gramatikal
veriasinya, kurang dan tidak gramatikal.
tertarik pada kese- Skala kegramatikalan
mestaan bahasa. tidak terbagi atas
Keempat, SL mengenal “gramatikal “dan
adanya gradasi atau “tidak gramatikal”
melainkan lebih rumit Kelima, SL mengga-
lagi, misalnya: tidak mbarkan tiga tataran
gramatikal, lebih utama bahasa, yaitu:
janggal, gramatikal 1) Substansi
(tidak biasa), kurang 2) Forma
janggal, kurang biasa,
3) Situasi
gramatikal (biasa),
lebih biasa. Substansi adalah bunyi
yang kita ucapkan
waktu kita berbicara,
dan lambang yang kita yang bermakna. Forma
gunakan waktu me- ada 2, yaitu 1) leksis
nulis. Substansi baha- yakni yang men-
sa lisan disebuat sub- nyangkut butir-butir
stansi fonis, lepas bahasa dan pola
sedangan substansi tempat butir itu ter-
bahasa tulis disebut letak; 2) gramatika,
substansi grafis. yakni yang menyangkut
Forma, adalah susunan kelas-kelas butir ba-
substansi dalam pola hasa dan pola-pola
tempat terletaknya Situsi langsung adalah
butir-butir bahasa ter- situasi pada waktu
sebut. suatu tuturan benar-
benar diucapkan orang;
Situasi, meliputi tesis,
sedangkan situasi luas
situasi langsung, dan
dari suatu tuturan
situasi luas. Yang menyangkut semua
dimaksud dengan pengalaman pembicara
tesis adalah suatu atau penu-lis yang
tuturan apa yang mempengaru-hinya
sedang dibicarakan; untuk memakai
memakai tuturan yang stansi fonik dengan forma
diucapkannya atau di- adalah fonologi. Yang
tulisnya. menghubungkan
substansi grafik dengan
Selain ketiga tataran
forma adalah
utama itu, ada dua
grafologi (ilmu
tataran lain yang tulisan). Yang
menghubungkan menghubungkan forma
tataran-tataran dengan situasi disebut
utama. Yang konteks.
menghubungkan sub
6. Leonard Bloom- Selalu dikaitkan dengan
field dan Struk- aliran struktural
turalis Amerika. Amerika. Istilah
L.Bloomfield (1877- strukturalis sebenar-
1949 = 72 tahun), nya dapat dikenakan
sangat terkenal pada semua aliran
karena bukunya yang linguistik, sebab
berjudul Language semua aliran linguistik
(terbit pertama 1933) pasti berusaha menje-
dan laskan seluk-beluk
bahasa berdasarkan pesat di Amerika pada
strukturnya. Namun, tahun tiga puluhan
nama strukturalisme sampai akhir tahun
lebih dikenal dan me- lima puluhan.
nyatu kepada nama Ada beberapa faktor
aliran linguistik yang yang menyebabkan
dikembangkan oleh berkembangnya aliran
Bloomfield dan kawan ini:
kawannya di Amerika. Pertama, pada masa itu
Aliran ini berkembang para linguis Amerika
menghadapi masalah Historis atau diakronis
yang sama, yaitu kurang bermanfaat
banyak sekali bahasa dan diragukan keber-
Indian di Amerika hasilannya karena
yang belum diperikan. sejarah bahasa Indian
Mereka ingin memeri- itu sedikit sekali dike-
kan bahasa Indian itu tahui.
dengan cara baru Kedua, dalam memeri-
yaitu secara sinkronik. kan bahasa, aliran ini
Cara lama yaitu cara selalu mendasarkan
Mendasarkan diri pada Pendekatannya bersifat
fakta obyektif yang empirik (pengalaman)
dapat dicocokkan Bentuk satuan bahasa
dengan kenyataan (fonologi, morfologi,
yang dapat diamati. sintaksis) diklasifikasi-
Cara kerja aliran ini, kan berdasarkan dis-
menekankan penting- tribusinya.
nya data yang obyek-
tif untuk memerikan
suatu bahasa.

Anda mungkin juga menyukai