PENDAHULUAN
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana dalam Chaer, 2007:32). Tidak dapat dibayangkan apa yang terjadi apabila
manusia tidak memiliki bahasa. Oleh karena itu, kebutuhan manusia untuk selalu
berinteraksi dengan lingkungannya, baik dalam bentuk komunikasi, kerja sama, maupun
mengidentifikasikan diri, menyebabkan bahasa tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia.
Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur
ilokusi merupakan tindak tutur yang terkait dengan maksud yang hendak disampaikan
oleh pembicara. Tindak ilokusi disebut juga sebagai The Act of Doing
Something. Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau
daya tuturan. ?
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang
berhubungan dengan:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan
kebenaran atas sesuatu yang diujarkan. Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini
adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan,
menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi.
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan
maksud agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
Tuturan-tuturan yang termasuk jenis tindak tutur direktif adalah:memaksa, mengajak,
meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah,
memberi aba-aba, dan menantang.
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang diujarkan penutur dimaksudkan
sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Yang termasuk jenis
tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik,
mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung.
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melaksanakan sesuatu yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk jenis
3
tindak tutur komisif adalah berjanji, bersumpah, mengancam, penolakan dan menyatakan
kesanggupan.
Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tuturan-tuturan dengan
maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan,
mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni, dan memaafkan termasuk
jenis tindak tutur deklarasi.
Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan
terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan. Misalnya:
Kalimat di atas bila dituturkan oleh seorang suami kepada istrinya di pagi hari,
selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan si
istri bahwa si suami harus segera berangkat ke kantor, jadi minta disediakan sarapan.
Oleh karena itu, si istri akan menjawab mungkin seperti kalimat berikut, “Ya Pak!
Sebentar lagi sarapan siap.
4
Contoh : Saya harap anda dapat duduk dengan tenang.
Terlebih dahulu kita harus memahami apa sebenarnya Paradoks Pragmatik itu.
Bila dijabarkan paradoks pragmatiks adalah suatu atribusi sikap bertentangan pada
partisipan dalam suatu dialog. Paradoks kesopansantunan berfungsi sebagai suatu
penyangkal atau pencegah terhadap sejenis paradoks lain yang lebih berbahaya.
Kalimat deklaratif yang lebih dikenal dengan kalimat berita atau kalimat
pernyataan, jika dibandingkan dengan kalimat lainnya tidak bermarkah khusus. Kalimat
deklaratif umumnya digunakan untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan
berita informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu. Contohnya apabila kita melihat
suatu keadaan dan menyiarkan (menyampaikan) kepada orang lain tentang hal itu maka
kita dapat menyampaikannya dalam bermacam-macam kalimat berita (deklaratif).
5
e. Tadi pagi ada sedan Fiat ditabrak bus PPD.
B. Kalimat Imperatif
Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan. Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu.
Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah
ditandai dengan intonasi tinggi.
Contoh : Masuk !
Tenang, anak-anak !
2) Perintah halus
3) Permohonan, permintaan
6
Contoh : Mohon surat ini ditandatangani.
6) Pembiaran
C. Kalimat Introgatif
Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari
kalimat berita :
1) Dengan menentukan partikel penanya „apa‟, yang dibedakan dari kata tanya
„apa‟.
7
Apa pemerintah akan menaikkan harga BBM ?
Kalimat introgatif juga ditandai dengan kata tanya seperti apa, siapa, kapan,
mengapa, berapa. Sebagian besar dari kalimat tanya itu dapat menanyakan unsur
wajib dalam kalimat seperti pada contoh (1) dan (2), sebagian lain menanyakan unsur
tak wajib seperti pada contoh (3) dan (4). Jawaban atas pertanyaan itu bukan „ya‟
atau „tidak‟.
Contoh :
8
Pak Tarigan membaca apa ?
Kalimat interogatif yang memakai kata tanya apa atau siapa, yang
menanyakan unsur wajib dalam kalimat, apabila urutannya dipindah ke depan
mengakibatkan perubahan struktur kalimat.
Contoh:
D. Kalimat Ekslamatif
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal
ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat
adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk
menyatakan perasaan kagum atau heran.
9
Contoh : Pergaulan mereka bebas (deklaratif)
Pragmatik adalah studi yang mengkaji tuturan dari segi makna dan konteks yang
menyertai tuturan tersebut. Pada hakikatnya pragmatik sama dengan semantik, yakni
sama-sama mengkaji makna suatu tuturan secara internal, sedangkan pragmatik mengkaji
makna suatu tuturan secara eksternal.
Pada mulanya pragmatik dianggap sebagai hal yang tidak penting, namun
pandangan ini berubah ketika pada akhir tahun 1950-an Chomsky menemukan titik pusat
sintaksis. Dan semenjak munculnya semangat California atau bust pada tahun 1960-an
pragmatik mulai tercakup dalam kajian linguistik.
10
Terdapat tiga skala pragmatik yang menyangkut taraf kebijaksanaan yang sesuai
dengan situasi ujaran, yaitu:
Para ahli mengatakan salah satunya adalah Alder bahwa rasa rendah diri ini berarti
perasaan yang kurang berharga timbul karena tidak mampuan psikologis atau sosial
maupun karena keadaan jasmani yang tidak atau kurang sempuran.
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
a. Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya
tuturan. Klasifikasi tindak tutur ilokusi yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur
direktif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur komisif.
b. Berdasarkan Searle (1979) maka yang tercakup oleh ungkapan kebijaksanaan adalah
direktif (atau impositif) dan komisif, yang dalam konteks proposisional X mengacu
kepada beberapa tindakan penyimak atau pembicara.
c. Paradoks kesopansantunan berfungsi sebagai suatu penyangkal atau pencegah
terhadap sejenis paradoks lain yang lebih berbahaya.
d. Kalimat Deklaratif merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian,
baik dalam bentuk tuturan langsung maupun tidak langsung. Kalimat perintah adalah
kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu. Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan responsi
berupa jawaban.
e. Suatu impositif imperatif memang canggung atau tidak bijaksana dalam hal bahwa dia
mengambil risiko sebagai ketidakpatuhan yang merupakan sejenis situasi konflik
yang agak suram dan gawat.
f. Skala pragmatik skala untung rugi, skala kefakultatifan, skala ketaklangsungan :
dimana dari sudut pandangan pembicara, ilokusi-ilokusi diurutkan berdasarkan
panjangnya jarak yang menghubungkan tindak ilokusi dengan tujuan ilokusi.
3.2 Saran
Mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah ini, serta mahasiswa yang telah
membahas tentang pragmatik ini pada khususnya, mahasiswa harus mampu
menguasaimateri Ungkapan Kebijaksanaan. Dalam penulisan makalah ini masih banyak
kedkurangan, oleh karena itu kritik dari pembaca yang sifatnya membangun sangat
diharapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13