Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa
makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji penutur dalam
peristiwa komunikasi.
Situasi tutur merupakan hal yang penting dalam ilmu pragmatik karena situasi
tutur dapat mempengaruhi makna dari apa yang dituturkan oleh penutur. Hal
inilah yang membedakan ilmu pragmatik dengan cabang ilmu linguistik lainnya
kajiannya bukan terhadap penuturan dari penutur melainkan lebih kepada makna,
maksud dan tujuan serta komposisi-komposisi baku lainnya dalam wacana atau
teks tertulis. Dalam pragmatik terkadang sukar membedakan ucapan yang ada dan
apa yang di maksud. Oleh sebab itu , dalam pragmatik harus mempertimbangkan
aspek aspek situasi tutur agar kita dapat memahami suatu ujaran. Makalah ini
tuturan-tuturan itu. Jika Anda bekerja dalam situasi pada saat pimpinan Anda
pernyataan (1) mempunyai makna yang lebih dari sekadar sebuah pernyataan.
Anda dipecat.
Tuturan dalam (1) dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu tindakan
(1). Tindakan itu dapat lebih menyenangkan seperti pujian yang diperlihatkan
dengan (2a), pengantar ucapan terima kasih dalam (2b), atau ungkapan rasa
terkejut dalam (2c). 2a. Anda sangat menyenangkan. 2b. Terima kasih kembali.
tutur dan dalam bahasa Inggris secara umum diberi label yang lebih khusus,
Keadaan semacam ini, termasuk juga tuturan-tuturan yang lain, disebut peristiwa
tutur. Dalam banyak hal, sifat peristiwa tuturlah yang menentukan penafsiran
terhadap suatu tuturan ketika menampilkan suatu tindak tutur khusus. Pada suatu
hari di musim dingin, penutur menggapai secangkir teh, karena yakin bahwa teh
itu baru saja dibuat, ia menghirupnya dan menghasilkan tuturan dalam (3).
Dengan mengubah keadaan menjadi suatu hari yang sangat panas, ketika
penutur diberi segelas es teh oleh seorang pendengar, lalu ia menghirupnya dan
menghasilkan tuturan dalam (3), tuturan itu mungkin ditafsirkan sebagai suatu
penghargaan. Jika tuturan yang sama dapat ditafsirkan sebagai dua macam tindak
tutur yang berbeda, maka jelaslah tidak satupun tuturan yang secara sederhana
memungkinkan adanya hubungan tindakan. Ini juga berarti bahwa terdapat lebih
banyak yang ditemukan dalam penafsiran tindak tutur dari pada makna yang
Pada suatu saat, tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan
akan mengandung 3 tindak yang saling berhubungan. Yang pertama adalah tindak
lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan
suara dan kata secara benar untuk menghasilkan sebuah tuturan yang bermakna
dalam suatu bahasa (misalnya dikarenakan bahasa itu masih asing bagi anda atau
lidah anda seakan-akan lumpuh), boleh jadi anda gagal menghasilkan suatu tindak
lokusi. Untuk mengucapkan aha mokofa dalam bahas inggris biasanya tidak akan
memperhitungkan sebagai suatu tindak lokusi, pada I’ve just bought some
teamemperhitungkannya
baik tanpa suatu tujuan. Kita membentuk tuturan dengan beberapa fungsi di dalam
pikiran. Ini adalah dimensi ke dua, atau tindak illokusi. Tindak illokusi
illokusi tuturan.
Tentu kita tidak secara sederhana menciptakan tuturan yang memiliki fungsi tanpa
memaksudkan tuturan itu memiliki akibat. Inilah dimensi ketiga, tindak perlokusi.
Dengan bergantung pada keadaan, Anda akan menuturkan suatu kalinat dengan
asumsi bahwa pendengar akan mengenali akibat yang Anda timbulkan (misalnya;
untuk menerangkan suatu aroma yang luar biasa, menraktir atau meminta
pendengar untuk minum teh). Ini biasanya juga dikenal sebagai akibat perlokusi.
Di antara ketiga dimensi tersebut, yang paling banyak dibahas adalah tekanan
sekadar diartikan sebagai tekanan illokusi suatu tuturan. Tekanan illokusi suatu
tuturan adalah ‘apa yang diperhitungkan tekanan itu’. Bahwa tuturan yang sama
secara potensial dapat memiliki tekanan illokusi yang agak berlainan (misalnya
tekanan illokusi yang dimaksudkan akan diketahui oleh pendengar? Pertanyaan itu
Alat yang paling jelas untuk menunjukkan tekanan illokusi (Alat Penunjuk
Tekanan Illokusi atau APTI) ialah jenis ungkapan yang ditunjukkan di mana
terdapat suatu celah untuk sebuah kata kerja yang secara eksplisit menyebutkan
tindakan illokusi yang sedang ditunjukkan. Kata kerja yang demikian itu dapat
percakapan telepon antara seorang pria yang mencoba menghubungi Mary dan
temannya.
‘mengatakan’).
Akan tetapi sering kali tidak ada kata kerja performatif yang disebutkan. APTI
yang lain yang dapat diidentifikasikan ialah urutan kata, tekanan, dan intonasi.
Kondisi Felisitas
Ada harapan tertentu atau yang diharapkan secara teknis disebut sebagai kondisi
fesilitas, karena tampilan suatu tindak tutur diketahui seperti yang dimaksud.
Terhadap beberapa kasus yang sudah jelas, seperti ‘anda dihukum 6 bulan
penjara.’. Tampilan itu menjadi tidak tepat (tidak sesuai) jika penuturnya bukan
orang dalam konteks yang khusus (ini sebuah kasus tentang seorang hakim di
kondisi pada tindak tutur. Ada kondisi umum pada peserta, misalnya bahwa
mereka dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan mereka tidak sedang
bermain peran atau sesuatu hal lain yang bukan-bukan. Jadi ada kondisi isi.
Misalnya untuk sebuah peringatan dan janji, kedua tuturan itu harus berisi tentang
peristiwa yang akan terjadi mendatang. Kondisi isi selanjutnya yang diperlukan
dalam sebuah janji ialah bahwa peristiwa yang akan terjadi mendatang itu
Kondisi persiapan untuk suatu janji secara signifikan berbeda dengan kondisi
persiapan dalam suatu peringatan. Jika saya berjanji melakukan sesuatu, ada 2
kondisi persiapan; pertama, peristiwa itu tidak akan terjadi sendiri, dan yang
kedua, peristiwa itu akan mempunyai akibat yang bermanfaat. Jika saya
mengucapkan suatu peringatan, ada kondisi persiapan berikut; tidak jelas bahwa
pendengar tahu bahwa peristiwa itu akan terjadi, padahal penutur berpendapat
bahwa peristiwa itu tidak akan terjadi, dan peristiwa itu tidak memiliki akibat
ketulusan (sincerity condition), untuk sebuah janji, bahwa penutur secara tulus
Yang terakhir ialah adanya kondisi esensial, yang meliputi kenyataan bahwa
mengubah pernyataan saya dari tidak memberi informasi suatu peristiwa yang
kondisi esensial menggabungkan suatu spesifikasi tentang apa yang harus ada
dalam isi tuturan, yaitu konteks, dan maksud penutur, agar tindak tutur khusus
Satu cara untuk memikirkan tentang tindak tutur yang sedang ditampilkan melalui
tuturan ialah berasumsi bahwa setiap tuturan pokok (U) terdapat suatu klausa,
sama dengan (6) yang telah disajikan sebelumnya, yang mengandung kata kerja
performatif (Vp) yang membuat tekanan illokusi menjadi jelas. Itulah yang
Deklarasi ialah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Seperti
khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan suatu deklarasi secara tepat.
Representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatukan apa yang diyakini penutur
Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh
mungkin disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau pendengar,
Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang
lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi
pemberian saran, seperti yang digambarkan dalam (18), dan bentuknya dapat
Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
dating.
Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak
tutur ini dapat berupa; janji, ancaman, penolakan, ikrar, seperti yang ditunjukan
dalam (19), dan dapat ditampilkan sendiri oleh penutur atau penutur sebagai
anggota kelompok.
Kelima fungsi umum tindak tutur beserta sifat-sifat kuncinya ini terangkum
tutur: X = situasi
Tabel 6.1. Lima fungsi umum tindak tutur (mengikuti Searle 1979)
antara ketiga tipe umum tindak tutur yang diberikan dalam bahasa Inggris ada 3
tipe kalimat dasar. Seperti yang ditunjukkan dalam (20), dengan mudah dapat
perintah /permohonan).
(20) a. You wear a seat belt, (declarative)
Apabila ada hubungan langsung antara struktur dengan fungsi, maka terdapat
apabila ada hubungan tidak langsung antara struktur dengan fungsi, maka
terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Jadi bentuk deklaratif yang
disebut tindak tutur tidak langsung. Seperti yang digambarkan dalam (21),
tuturan dalam (21a.) adalah bentuk deklaratif. Jika tuturan ini digunakan untuk
ini berfungsi sebagai suatu tindak tutur langsung. Jika tuturan itu digunakan
dalam (21c), tuturan ini berfungsi sebagai suatu tindak tutur tidak langsung.
tentang cuaca)
c. I hereby request of you that you close the door.
menutup pintu)
yang sama, seperti dalam (22), di mana penutur menginginkan orang yang
dituju agar tidak berdiri di depan TV. Fungsi dasar dari seluruh tuturan dalam
suatu tindak tutur langsung. Struktur deklaratif dalam (22 c.) dan (22 d.) juga
Salah satu tipe yang paling umum dari tindak tutur tidak langsung dalam
interogatif, tetapi se-cara khusus tidak dipakai untuk menanyakan suatu per-
tanyaan (karena tidak hanya mengharapkan suatu jawab-an, akan tetapi kita
bentuk permohonan.
this?
Sebenarnya, dalam bahasa Inggris, ada pola khusus yang digunakan untuk
dalam bahasa Inggris dari pada tindak tutur langsung. Untuk mengetahui
mengapa demikian, kita harus melihat gambaran yang lebih besar dari sekedar
Peristiwa tutur
ialah bahwa penutur berasumsi bahwa pendengar itu mampu, atau DAP
AT, menampilkan tindakan itu. Persyaratan ini me-ngenai tindakan di
an kan X?'
tempatnya, seperti dalam (24 c). Bertanya tentang prasyarat secara teknis
sosial. Bagi penutur lebih baik untuk menghindari pembebanan langsung itu
yang mencoba menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu tanpa adanya
risiko penolakan atau menyebabkan sakit hati. Akan tetapi, ripe situasi ini tidak
terdiri atas tuturan tunggal. Situasi ini merupakan situasi sosial yang
Kita dapat melihat seperangkat tuturan yang dihasil-kan dalam jenis situasi
ini sebagai suatu peristiwa tutur. Peristiwa tutur ialah suatu kegiatan di mana
mencapai suatu hasil. Peristiwa ini mungkin termasuk suatu tindak tutur sentral
saya tidak menyukai ini', seperti dalam peristiwa tutur 'keluhan', tetapi
peristiwa ini juga termasuk ruturan-turur-an lain yang mengarah padanya dan
sesudah itu bereaksi pada tindakan senrral tersebut. Pada kebanyakan kasus,
suaru 'permohonan' tidak dibuat dengan tindak tutur rung-gal yang secara tiba-tiba
(Ada apa?)
ter saya)
Her : Is it broken?
komputer)
kannya?)
(Oh, bagus)
Interaksi yang diperpanjang dalam (25) mungkin disebut suatu peristiwa tutur
'permohonan' tanpa adanya suatu tindak tutur sentral permohonan. Perhatikan bahwa
tidak ada permohonan yang jelas dari 'Dia laki-laki' ke-pada 'Dia perempuan' untuk
melakukan sesuatu. Boleh jadi kita menyiratkan pertanyaan 'Do you have a mi-
nute?'(punya waktu sebentar?) sebagai awal permohonan yang memungkinkan
penerima untuk berkata bahwa dia sibuk atau dia harus berada di tempat lain. Dalam
kon-teks ini, jawaban 'sure'(tentu saja) diambil sebagai suatu kata pengantar yang tidak
hanya mempunyai waktu yang tersedia, tetapi juga suatu keinginan/kemauan untuk
menampilkan tindakan yang dinyatakan. Analisis tentang peristiwa tutur dengan jelas
merupakan suatu cara mem-pelajari bagaimana lebih banyak sesuatu yang disampai-
sesuatu yang dapat kita lakukan dengan kata-kata dan pengidentifikasian beberapa
Akan tetapi, kita sangat perlu me-lihat lebih banyak interaksi yang diperpanjang
A. P E N G A N T A R
Dalam bab ini akan dibahas secara khusus maksim kebijaksan ungkapan
Tindak ilokusi mempunyai beraneka ragam fiingsi dalam praktik kehi sehari-hari.
sifat negatif, dan tujuannya adalah mengurangi perselisihan yang tersirat dalam
persaingan antara apa yang ingin dicapai oleh pembicara (Pa), dan apa yang
merupakan 'cara atau gaya yang baik'. Sebenarnya tujuan-tujuan yang bersifat
kompetitif ini pada dasarnya tidak sopan, seperti menyuruh seseorang untuk
meminjami uang kepada Anda. Oleh karena itu, 'prinsip sopan santun' (PS)
tujuan tersebut.
santun. Misalnya, jika kita mempunyai kesempatan mengucapkan selamat atas ulang
Pada fiingsi ketiga bersifat kolaboratif, kesopansantunan itu sebagian besar tidak
Pada fungsi keempat yang bersifat konfliktif, kesopansantunan itu sudah berada di
luar masalah, berada di luar pagar, karena pada hakikatnya ilokusi-ilokusi konfliktif
atau memaki seseorang dengan cara sopan merupakan sesuatu yang kontradiksi: satu-
satunya cara untuk dapat mengerti hal itu dengan baik adalah dengan menganggap
berbagai kriteria, seperti yang terlihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
ditinjau dari segi kelembagaan dan bukan hanya dari segi tindak
(Leech, 1983:106)
Demikian telah kita kemukakan dua cara atau dua pandangan untuk
satu ,enis atau aspek kesopansantunan." Dengan demikian, ada baiknya Ilka kita
Kalau kita jeli melihat kehidupan sehari-hari, maka akan nampak dengan
jelas bahwa apa yang sopan pada pihak pendengar atau penyimak, mungkin
saja tidak sopan pada pihak pembicara, dan sebaliknya. Dari pengalaman ini
jelas bagi kita bahwa pada hakikatnya kesopansantunan itu bersifat asimetris,
sopan santun apa yang paling pen ting dalam masyarakat penutur bahasa
Berdasarkan kategori tindak ilokusi yang dibuat oleh Searle (1979) maka yang
Tindakan atau aksi ini dapat disebut A, dan dapat dievaluasi berdasarkan apa
yang dianggap oleh pembicara menjadi untung atau ruginya bagi pembicara atau
sebagainya) dapat ditempatkan dalam skala rugi untung, seperti dalam contoh
berikut ini.
(3) Duduk.
'menguntungkan bagi Pk' daripada 'merugikan bagi Pk'; tetapi jelas, kalau
kita menjaga suasana rasa imperatif itu tetap konstan, maka terasa ada
(l)dan(6).
lagi jenis ilokusi tidak langsung. Ilokusi tak langsung cenderung lebih sopan
(b) semakin tak langsung sesuatu ilokusi, semakin berkurang dan tentatif
pula kekuatannya.
Salah satu hal yang harus dijelaskan oleh pragmatik adalah Mengapa
lainnya tidak? Sebagai contoh (13) merupakan suatu tawaran (dan bukan
(15) seakan-akan tidak dapat dipergunakan dalam flingsi komisif ataupun flingsi
yang lebih sopan (13) dan ke arah yang ke arah yang lebih sopan (14)
implikasi-implikasi emotif atau sikap yang berbeda pula, yang justru tidak
kesimpulan bahwa kurang bermanfaat bila memperhatikan kalimat (7) - (12) dan
mengatakan bukan hanya 'betapa' sopannya suatu ilokusi tertentu, tetapi 'mengapa'
contoh dalam (7) - (12), taraf ketaklangsungan berkorelasi dengan taraf di mana
pada celaan hal itu layak juga. Isi proposisional dari semua kalimat di atas
adalah 'tidak sopan' bagi 'penyimak' sepanjang hal itu mengaitkan beberapa
itu. Tetapi sebaik unsur kesangsian keraguan atau kecondongan ke arah negatif
konversasi), terdapat dua sisi pada Ungkapan Kebijaksanaan, yaitu sisi negatif dan
sebenarnya tidak begitu penting, tetapi merupakan suatu akibat yang wajar dan
alamiah dari yang pertama. Ini berarti bahwa dalam menawarkan beberapa
Layani diriAnda.
Senangkan diriAnda.
persuasif. Contoh:
'kebijaksanaan' dan 'kesopansantunan'. Jadi, tidak heran lagi ada pemeo orang tua yang
satu sama lain akan menimbulkan suatu kemunduran yang tiada terhingga dalam
'logika' perilaku percakapan. Mari kita andaikan a dan b dua orang partisipan, dan
Kedua pelibat (c) dan (f) itulah yang dapat kita sebut sebagai ParadoksPragmatik:
suatu atribusi sikap yang bertentangan pada para partisipan dalam suatu
kekuatan ucapan b, maka mungkinlah bagi a menarik kesimpulan dari (f) bahwa
karena itu maka 6 tidak menginginkan/1 terjadi. Oleh karena itu, sopan bagi a
mengulangi atau memperbaharui tawaran itu secara lebih tegas. Dengan demikian,
b tidak dapat beranggapan bahwa dari tawaran a maka pelibat (c) itu benar, karena
demikian, sopan bagai b untuk menolaknya sekali lagi. Rasa saling menghormati ini
Pada (a) dan (b) di atas, baris-baris (a) - (f) dapat dianggap sebagai
penggambaran bagian-bagian dari suatu analisis sarana - tujuan. Tetapi dari segi
pandangan interpretatif, hal itu merupakan bagian dari suatu analisis heuristik
di mana derivasi berlangsung dari arah yang berlawanan. Sebagai contoh, dari
pelibat (c), penyimak dapat menarik kesimpulan dari (a) bahwa pembicara
memang sopan. Akan tetapi secara lebih saksama lagi, pelibat atau
implikator' yang mengandung suatu acuan bagi pengimplikasi lainnya. Jadi, dari
tawaran seperti (19) Man saya bawakan tas itu untuk Anda, maka suatu
membawakan tas itu tidak menyenangkan bagi pembicara, maka hal demikian
Dan seterusnya dapat membimbing kita secara tidak langsung pada meta-
implikator:
Kesimpulan lebih lanjut yang dapat ditarik dari (22) ialah bahwa pembicara
mungkin saja melanggar Ungkapan Kualitas, yaitu bahwa implikator yang paling
saja salah. Masalah yang kita hadapi di sini adalah salah satu dari ketulusan atau
dari (21) tanpa mengambil langkah lebih lanjut pada (22) dengan implikasinya
bahwa pembicara mungkin tidak tulus, tidak ikhlas. Dengan perkataan lain,
adalah mungkin bagi suatu ucapan yang sopan diberi tafsiran sebagai kesopanan
yang sejati atau semata-mata sebagai kesopanan semu belaka. Interpretasi yang
terakhir akan jelas disenangi kalau semua fakta menyatakan bahwa (20) salah atau
keliru. Oleh karena itu, kalau (20) salah, maka penyimak dapat mengabaikan (20)
sebagai suatu alasan untuk menerima tawaran pembicara sebagai suatu sopan
santun biasa, dan jalan terbuka bagi suatu penolakan kesopanan, seperti
diindikasikan pada (b) di atas. Selanjutnya, penolakan ini dapat pula ditolak oleh
Simpulan
Tindak Verbal.
pada aspek analisisnya. Jika pada analisis linguistic struktur yang dikaji adalah
semanttik, morfologi) sedangkan pada kajian pragmatik yang dikaji adalah situasi
Saran
tutur dan aspek aspek yang harus dipertimbangkan agar pemahaman penutur dan
lawan tutur dapat membuat interprestasi mengenai apa yang dimaksud penutur.