Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUBUNGAN BAHASA DENGAN KONTEKS SOSIAL (KETERKAITAN BAHASA


DENGAN MASYARAKAT)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik

Dosen Pengampu :

Maghfirotul Hamdiah, M.Pd

Disusun Oleh :

Rohmat Hidayat

M. Faiz Alex Zamani

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TADRIS UMUM

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN-PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hubungan bahasa dengan
konteks sosial (keterkaitan bahasa dengan masyarakat”, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Maghfirotul Hamdiah, M.Pd
pada mata kuliah Sosiolinguistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sosiolinguistik bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Maghfirotul Hamdiah, M.Pd, selaku


Dosen Pengampu pada Mata Kuliah Sosiolinguistik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kraksaan, 26 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. Pengertian kelas sosial ............................................................................................


B. Hubungan bahasa dengan konteks sosial ................................................................
C. Hubungan bahasa dengan masyarakat ....................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

Kesimpulan .........................................................................................................................

Saran ...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa sebagai hasil sosial dan budaya tak lepas dari peran manusia sebagai pelaku
sosial maupun budaya. Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam kelompok
masyarakat senantiasa saling berinteraksi antar sesamanya. Proses interaksi tersebut
berkaitan erat dengan bahasa sebagai alat komunikasi yang mereka gunakan untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan dan keinginannya. Menurut tokoh linguistikstruktural
Bloomfield bahasa diartikan sebagai sistem lambang berupa bunyi yang bersifat
sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling
berhubungan dan berinteraksi. Karena berupa suatu sistem, bahasa mempunyai aturan-
aturan yang saling bergantung dan mengandung struktur unsur-unsur yang bisa dianalisis
secara terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi yang berurutan
membentuk suatu struktur tertentu. Bunyi-bunyi ini merupakan lambang dari makna
yang tersirat dari bunyi tersebut. Adapun hubungan antara bunyi dan makna tersebut
tidak memiliki aturan dan sewenang-wenang yang disepakati oleh anggota masyarakat.

Selama interaksi antar anggota masyarakat terbentuk proses komunikasi yang


meliputi peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur merupakan proses terjadinya
atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu bentuk ujaran atau lebih yang
melibatkan dua belah pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di
dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer & Agustin, 2010). Adapun Searle
mengemukakan bahwa tindak tutur adalah teori yang mencoba mengkaji makna bahasa
yang didasarkan pada hubungan tuturan dengan tindakan yang dilakukan oleh
penuturnya (Susmita, 2019). Oleh karena itu, kajian tentang linguistik khususnya dalam
konteks sosial tidak dapat dipisahkan dari manusia sebagai produsen bahasa baik
menjadi penutur maupun lawan tutur untuk mencapai tujuan dari proses komunikasi itu
sendiri. Dalam prosesnya penutur akan menghasilkan bunyi-bunyi sebagai lambang
makna dari pesan yang ingin disampaikan untuk diterima dan dipahami oleh lawan tutur.
Peristiwa tutur dan tindak tutur akan selalu terbentuk selama interaksi antar orang
berbahasa baik dalam lingkup besar maupun kecil, baik di lingkungan bermasyarakat,
pekerjaan maupun pendidikan. Maka pemahaman tentang definisi, unsur dan klasifikasi
dari peristiwa tutur dan tindak tutur sebagai bagian yang melekat dari penggunaan bahasa
dalam konteks sosial dinilai sebagai topik yang penting untuk dipelajari. Sehingga
peneliti bertujuan untuk mengkaji konsep bahasa dalam konteks sosial dari aspek
peristiwa tutur dan tindak tutur yang terdapat dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kelas sosial?
2. Bagaimana hubungan bahasa dengan konteks sosial?
3. Bagaimana hubungan bahasa dengan masyarakat?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian kelas sosial
2. Mengetahui hubungan bahasa dengan konteks sosial
3. Mengetahui hubungan bahasa dengan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kelas sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang


berkedudukan sama dalam kontinum atau status sosial, definisi ini memberitahukan
bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki
kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama
pula.

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu


hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki,
yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian para anggota
kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi maupun lebih rendah daripada mereka.

B. Hubungan Bahasa Dengan Konteks Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi selalu saling
mempengaruhi dan berinteraksi, untuk tujuan ini orang menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi dan sebagai identitas kelompok. Hal ini dapat dibuktikan dengan
terbentuknya bahasa-bahasa dunia dengan masing-masing kelompok masyarakat
memiliki ciri khas yang membedakannya dengan yang lain, bahasa berkaitan erat dengan
masyarakat karena merupakan budaya atau karya manusia yang diwariskan kepada
keturunannya.
Hubungan antara bahasa dengan konteks sosial dipelajari dalam bidang
sosiolinguistik sebagaimana yang dikemukakan oleh Trudgill bahwa sosiolinguistik
adalah bagian linguistik yang berhubung kaitan dengan bahasa, fenomena bahasa dan
budaya. Bidang ini juga mengkaji fenomena masyarakat dan berhubungan kaitan dengan
bidang sains sosial seperti antropologi atau sistem kerabat, antropologi bisa juga
melibatkan geografi dan sosiologi serta psikologi sosial.

Konteks sosial bahasa mempunyai kelas sosial yang mengacu kepada golongan
masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti
ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan lain sebagainya. Misalnya pak
Agus adalah seorang bapak rumah tangga di keluarganya, yang juga berstatus sosial
sebagai guru. Jika dia guru di sekolah negeri dia juga masuk ke dalam kelas pegawai
negeri. Jika dia seorang sarjana, maka dia bisa masuk kelas sosial golongan terdidik.

Manakala, Fishman menyatakan bahwa Sosiolinguistik memiliki komponen utama


yaitu ciri-ciri bahasa dan fungsi bahasa. Fungsi bahasa yang dimaksud adalah fungsi
sosial (regulatory) yaitu untuk membentuk arahan dan fungsi interpersonal yaitu menjaga
hubungan baik serta fungsi imajinatif yaitu untuk meneroka alam fantasi serta fungsi
emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati seperti marah, sedih, gembira dan
apresiasi.

Perkembangan bahasa yang selari dengan perkembangan kehidupan manusia di abad


modern menunjukkan fenomena yang berubah-ubah antara lain dengan penggunaan
bahasa sebagai alat pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi bahasa seperti jargon
dan argot.

Bahasa dalam konteks sosial meliputi tataran Sosiolinguistik, Wacana, dan


Psikolinguistik.

1. Sosiolinguistik

Hubungan antara bahasa dengan konteks sosial tersebut dipelajari dalam bidang
Sosiolinguistik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sosiolinguistik
merupakan ilmu antardisiplin sosiologi dan linguistik.
Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di
dalam masyarakat dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada
di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang
mempelajari tentang bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai
objek kajiannya. Bidang ini juga mengkaji fenomena masyarakat dan berhubung
kaitan dengan bidang sain sosial seperti Antropologi seperti sistem kerabat.
Antropologi bisa juga melibatkan geografi dan sosiologi serta psikologi sosial”.
Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi interaktif.

2. Wacana

Tentang bulir-bulir wacana yang berhubungan (hubungan antara kalimat-


kalimat; interaksi antara pendengar dan pembicara; isyarat percakapan). Dalam
perspektif semacam itu, jantung bahasa, fungsi pragmatik dan komunikatif
dikaji dengan segala variabilitasnya.

3. Psikolinguistik

Psikolinguistik merupakan importasi teori-teori linguistik untuk mengkaji


proses-proses mental yang mendasari pemakaian bahasa, termasuk di dalamnya
produksi bahasa, persepsi bahasa, dan pemerolehan/belajar bahasa.

C. Hubungan bahasa dengan masyarakat

Dengan kata lain bahasa mempengaruhi cara bagaimana masyarakat melihat dunia
sekelilingnya, pandangan mereka kemudian terkenal dengan nama hipotesis safir yang
mana mengatakan bahwa bahasa memiliki suatu bahasa menentukan pandangannya
terhadap dunia dan lingkungan sekitarnya.

Namun pada kenyataannya yang dapat diterima adalah sebaliknya yaitu


masyarakatlah yang mempengaruhi bahasa, karena banyak yang menunjukkan bahwa
lingkungan dalam suatu masyarakat dicerminkan dalam bahasanya terutama dalam
leksikonya.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Bahasa sebagai hasil sosial dan budaya tak lepas dari peran manusia sebagai pelaku
sosial maupun budaya. Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam kelompok
masyarakat senantiasa saling berinteraksi antar sesamanya. Karena berupa suatu sistem,
bahasa mempunyai aturan-aturan yang saling bergantung dan mengandung struktur
unsur-unsur yang bisa dianalisis secara terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan
bunyi-bunyi yang berurutan membentuk suatu struktur tertentu. Adapun hubungan antara
bunyi dan makna tersebut tidak memiliki aturan dan sewenang-wenang yang disepakati
oleh anggota masyarakat.

Dalam prosesnya penutur akan menghasilkan bunyi-bunyi sebagai lambang makna


dari pesan yang ingin disampaikan untuk diterima dan dipahami oleh lawan tutur.
Peristiwa tutur dan tindak tutur akan selalu terbentuk selama interaksi antar orang
berbahasa baik dalam lingkup besar maupun kecil, baik di lingkungan bermasyarakat,
pekerjaan maupun pendidikan. Maka pemahaman tentang definisi, unsur dan klasifikasi
dari peristiwa tutur dan tindak tutur sebagai bagian yang melekat dari penggunaan bahasa
dalam konteks sosial dinilai sebagai topik yang penting untuk dipelajari. Sehingga
peneliti bertujuan untuk mengkaji konsep bahasa dalam konteks sosial dari aspek
peristiwa tutur dan tindak tutur yang terdapat dalam masyarakat.

B. Saran
Berdasarkan penjelasan dari isi makalah sederhana ini yang membahas tentang
“Hubungan Bahasa Dengan Konteks Sosial” tidak terlepas dari rangkaian kalimat dan
ejaan penulisannya. Kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diiharapkan oleh pembaca dan pada khususnya dosen pengampu mata kuiah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan kepada para pembaca atau mahasiswa serta dosen
pengampu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dalam terselesainya makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasiah, A,Chaedar. (1985). Sosiologi Bahasa. Bandung: Aksara

Barudu, J, S. (1989). Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: PT. Gramatikal Pateda

Chaer, A. & Agustin, L. (2010). Sosiolinguistik. Perkenalan Awal: Rineka Cipta

Djajasudarma, T. Fatimah. (2006). Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.


Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai