Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

”WACANA, STRUKTUR WACANA DAN JENIS WACANA”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. APRILIA DWI YUSTIKA (1951041021)


2. HASNUL (1951041015)

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Saleh, M.Pd.
Andi Puteri Mangkawani, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Wacana, Struktur Wacana dan Jenis Wacana”.
Makalah ini dibuat utuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Wacana dan kami
berharap makalah ini dapat menjadi bacaan para pembaca agar lebih mengerti dan
memahami wacana dengan benar.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini menjadi
lebih baik. Namun, apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami sangat mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya
membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Aamiin

Makassar, 15 Februari 2021


Penulis

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................................... 1

D. Manfaat ......................................................................................................................... 1

BAB II ...................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2

A. Pengertian Wacana ........................................................................................................ 2

B. Struktur Wacana ............................................................................................................ 3

C. Jenis Wacana ................................................................................................................. 5

BAB III .................................................................................................................................... 8

PENUTUP ................................................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 8

B. Saran ............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hal yang sering terjadi dalam berkomunikasi dan membaca yaitu adanya topik atau
hal yang dibicarakan. Entah itu topik yang serius atau hanya topik pembicaraan biasa.
Dalam pembicaraan tersebut terkadang menggunakan kalimat yang baik dan benar,
namun terkadang juga menggunakan kalimat tidak baku, tergantung pada suasana
pembicaraannya formal atau non formal.
Kenyataannya wacana sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan
komunikasi tidak bisa lepas dari wacana. Saat berbicara, membaca berita, berinteraksi,
dan pekerjaan apapun seringkali menggunakan wacana. Oleh karena itu, kami akan
membahas materi mengenai wacana, struktur wacana dan jenis wacana.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan wacana?


2. Bagaimana struktur wacana?
3. Apa saja jenis wacana?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang pengertian
wacana, struktur wacana dan jenis wacana. Juga untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Wacana yang dipelajari dan dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah
Analisis Wacana yaitu Bapak Dr. Muhammad Saleh, M.Pd. dan Ibu Andi Puteri
Mangkawani, S.Pd.,M.Pd.

D. Manfaat

Mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa tentang materi


pengertian wacana, struktur wacana dan jenis wacana.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wacana
Pengertian wacana yang dikemukakan oleh para pakar bahasa masih beragam.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian wacana yang dikemukakan oleh
beberapa pakar bahasa penulisan yang di anggap mewakili perbedaan maupun
persamaan mengenai pengertian wacana.
(1) Alwi et.al
Alwi et.al. (2000 : 41) menyatakan wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan
sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu.
(2) Aminuddin
Menurut Aminuddin sebagaimana dikutip oleh Sumarlan (2003 : 9-10) wacana
adalah keseluruhan unsur-unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam
peristiwa komunikasi.
(3) Kridalaksana
Kridalaksana (2001 : 231) mendefinisikan wacana adalah satuan bahasa terlengkap,
dalam hirarki grmatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
(4) Samsuri
Menurut Samsuri (1900 : 1) wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi.
(5) Badudu
Menurut Badudu sebagaimana dikutip oleh Eriyanto (2001 : 2) wacana adalah (1)
rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan propinsi yang satu dengan yang
lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara
kalimat-kalimat itu, dan (2) kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas
kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan, yang
mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan tertulis.
(6) Sobur
Sobur (2001 : 11) menyatakan wacana adalah rangkaian ujar dan rangkaian tindak
tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara tertur, sistematis
dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental dan supersegmental.
(7) Longacre

2
Longacre (1983) berpendapat bahwa wacana merupakan suatu rentetan kalimat yang
membentuk satu pengertian yang serasi dan terpadu, baik dalam pengertian maupun
dalam manifestasi fonetisnya. Unsur pembentuk wacana adalah kalimat. Kalimat dalam
wacana harus padu dan serasi.

(8) Stubbs
Stubbs (1993-4) manyatakan wacana dibentuk dari satuan bahasa di atas kalimat
atau klausa, baik lisan maupun tulis, dengan menggunakan konteks sosial untuk sampai
pada pemahaman makna wacana.

Berdasarkan pendapat para pakar bahasa tentang definisi wacana sebagaimana telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap yang
dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah dan dialog; atau secara tertulis
seperti cerita pendek, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang berdasarkan
bentukya (struktur lahirnya), bersifat kohesi (saling terkait) dan berdasarkan maknanya
(struktur batinnya), bersfifat koheren (terpadu) yang memiliki fungsi untuk
mengungkapkan satu topik (Sudrayat, 2009:106).

B. Struktur Wacana
Satuan-satuan bahasa secara linguistik mempunyai urutan dari yang terkecil sampe
yang terbesar, maka urutan tersebut merupakan struktur yang membentuk wacana yaitu:
fonem – morfem – kata – frase – klausa – kalimat – wacana.
1. Struktur Wacana Hoed
Setiap kalimat yang mempunyai struktur linear subjek-predikat-objek, wacana juga
mempunyai struktur. Sinclair dan Coulthard (1975) yang merintis kajian mengenai
struktur wacana interaksi kelas (classroom interaction) mengungkapkan bahwa struktur
wacana tersebut adalah tata urutan interaksi antara guru dan siswa didalam proses
belajar-mengajar, yaitu transaksi-prtukaran-gerak-tindak. Lazimnya pelajaran (lesson)
diawali dengan transaksi (transaction) yang berupa pengajaran guru kepada siswa,
diikuti oleh pertukaran (exchange) yang dapat berupa diskusi, lalu dapat dilanjutkan
dengan gerak (move) atau tindak (act) yang dapat berupa perilaku, kegiatan atau
tindakan lain di dalam kelas.
Dalam hal struktur wacana berita, Hoed (1976) mengambarkannya sebagai piramida
terbalik seperti yang tampak pada gambar berikut.

3
Bagian kesimpulan merupakan porsi terbesar dan terpenting berita yang mengawali
berita dan biasanya berisikan informasi tentang apa dan siapa dalam suatu peristiwa.
Bagian penjelas berisikan informasi lebih lanjut, seperti kapan dan dimana peristiwa
terjadi. Bagian analisis mengakhiri berita, yang biasanya diisi dengan informasi
mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa terjadi.
2. Struktur Wacana Sinclair & Coulthard (1975)
Pelajaran (lesson) diawali dengan transaksi (transaction) yang berupa pengajaran
guru kepada siswa diikuti oleh pertukaran (exchange) yang dapat berupa diskusi, lalu
dapat dilanjutkan dengan gerak (move) atau tindak (act) yang berupa perilaku, kegiatan
atau tindakan lain di dalam kelas.
3. Struktur Wacana Tarigan
Struktur wacana yang dimaksud ada tiga, yaitu awal/abstrak, tengah/orientasi, dan
akhir/koda.
1) Awal
Pada bagian awal/abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan
yang berisi tentang sapaan dan pemaparan. Dalam struktur wacana muncul adanya
sapaan dari pembawa acara kepada penonton sebagai penanda dibukanya sebuah acara
dan dilanjutkan dengan pemaparan tema yang akan dibicarakan.
D : ”Hai… Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”
P : ”Wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.”
D : ....”Kalau puasa bawaannya makan aja Bu...Apa kabar, Bu?”
P : ”Baik.” (serempak)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada bagian awal diawali munculnya
presenter yang bersamaan dengan penggunaan sapaan untuk membuka acara.
2) Tengah

4
Pada bagian tengah wacana muncul adanya pertukaran dan transaksi. Pertukaran
berupa prakarsa dalam bentuk pengantar yang menuju ke sebuah pertanyaan, jawaban
dari sebuah pertanyaan, dan umpan balik berdasarkan jawaban yang berupa
pertanyaan. Transaksi dimulai dengan penutur menerangkan suatu hal pada mitra tutur,
penutur mengarahkan mitra tutur untuk fokus dalam pembicaraan dan penutur
memancing mitra tutur untuk memberikan tanggapan mengenai apa yang dibicarakan.
D: “Teman saya yang satu ini, kalau secara fisik kita memang tidak boleh menghina
orang. Dia tidak pernah tahu dan tidak pernah meminta. Dia mempunyai fisik yang kecil
tapi dengan fisik yang seperti itu dia mampu membesarkan anak-anaknya dan juga
istrinya dan juga keluarganya. Dia berjuang dari daerah menuju Jakarta dengan
penuh perjuangan dan akhirnya sukses.”
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada bagian tengah wacana diawali
dengan sebuah prakarsa sebagai pengantar menuju kepada pembicaraan sesuai tema
yang dibawakan (Arifin, Nanang 2018).
3) Akhir
Pada bagian akhir wacana merupakan bagian penutup wacana. Akhir wacana
ditandai dengan pembawa acara yang mulai menutup acara. Pembawa acara menutup
dengan memaparkan sebuah kesimpulan dari tema yang sudah dibicarakan. Selanjutnya,
diakhiri dengan salam penutup dari pembawa acara kepada bintang tamu dan
penonton.
D : “Nang, Nang prestasi terus dan jangan putus asa. Bunda tetap mendoakan.
Aamiin.“…”“Penonton yang ada di studio dan yang ada di rumah, terima kasih atas
perhatiannya.”
Pada contoh data di atas dapat diketahui bahwa bagian akhir merupakan bagian
penutup. Pembawa acara mengucapkan doa, harapan, ucapan terima kasih dan sampai
jumpa sebagai penanda bahwa pembicaraan sudah berakhir.

C. Jenis Wacana
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa.
Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting

5
dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri
atas latar waktu, tempat dan suasana.

2. Wacana Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang
sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta dan citraan. Dilihat
dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi
imajinatif/impresionis dan deskripsi faktual / ekspositoris.

3. Wacana Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-
karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium atau
penataran. Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan,
menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan,
menyusun kerangka karangan dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan
topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.

4. Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan
yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan
kebenaran pendapat pengarang. Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu
menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan,
mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang
mendukung, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi
karangan.Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat,
akibat-sebab atau pola pemecahan masalah (Purnomo Ahmad Putikadyanto 2019).

 Jenis- Jenis Wacana Menurut Para Ahli


1) Menurut pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder 2008:91) tentang
fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai berikut.

6
- Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau
penulis sebagai sarana ekspresif, seperti wacana pidato.
- Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar
komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
- Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi,
seperti wacana berita dalam media massa.
- Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan
keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
- Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra
tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
2) Menurut Djajasudarma (1994:6) , jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya
(realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
- Realitas Wacana
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan
nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran
kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa
adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian
nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna)
- Media Komunikasi Wacana
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan
tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah
percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan.
- Pemaparan Wacana
Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan sifatnya.
Berdasarkan pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural, hortatori, ekspositori,
dan deskriptif.
- Jenis Pemakaian Wacana
Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog. Wacana
monolog merupakan wacana yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan atau
pembicaraan antara dua pihak yang berkepentingan. Wacana yang berwujud dialog
berupa percakapan atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana polilog melibatkan
partisipan pembicaraan di dalam konservasi.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wacana adalah suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara
lisan ataupun tulisan yang memiliki makna dan konteks di dalamnya serta satuan
gramatikal tertinggi. Wacana berdasarkan strukturnya menurut Hoed terdiri atas
kesimpulan, penjelasan dan anailisis. Wacana dibedakan menjadi wacana narasi,
deskripsi, eksposisi dan argumentasi.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa
Indonesia, karena dengan itu dapat menambah wawasan pengetahuan kita. Misalnya
dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Serta dapat lebih memahami
unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Nanang. 2018. Struktur Wacana Menurut Para Ahli.


https://materikuliahpraktis.blogspot.com/2018/03/struktur-wacana-menurut-
para-ahli.html (20 Maret 2018)
Badara, Aris. 2014. Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana
Media. Prenada Media.
Hidayat, Rahdat. 2016. Makalah Wacana Bahasa Indonesia.
https://rahdathidayat12.blogspot.com/2016/09/makalah-wacana.html (1
September 2016)
Mananbi, Abdul. 2015. Makalah Wacana.
http://abdulmananbi.blogspot.com/2015/08/makalah-wacana.html (25 Agustus
2015).
Purnomo Ahmad Putikadyanto, Agus. 2019. Pengantar Analisis Wacana. Madza
Media.
Setiawati, Eti, and Roosi Rusmawati. 2019. Analisis Wacana: Konsep, Teori dan
Aplikasi. Universitas Brawijaya Press.

iii

Anda mungkin juga menyukai