Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAKIKAT MENYIMAK, PERBEDAAN ANTARA MENYIMAK,


MENDENGAR DAN MENDENGARKAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. APRILIA DWI YUSTIKA 1951041021


2. BAU DILLA K. 1951040016
3. REZA REYNALDI 1951042022

Dosen Pengampu : Dr.Hasriani, S,Pd., M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah,
“Hakikat Menyimak, Perbedaan Menyimak, Mendengar dan Mendengarkan ” ini
dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada.
Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua sebagai calon pendidik.

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, kita selaku calon


pendidik akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang
timbul dalam belajar.

Makassar, 6 Februari 2020

Penulis

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II 2

PEMBAHASAN......................................................................................................................2

2.1 Hakikat Menyimak.........................................................................................................2


2.2 Perbedaan Antara Menyimak, Mendengar, dan Mendengarkan.....................................3
BAB III....................................................................................................................................8

PENUTUP...............................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyimak sangatlah penting untuk proses pendidikan. Meskipun
kenyataannya menyimak seringkali dianggap sebagai suatu hal yang mudah, akan
tetapi sangatlah sulit untuk mewujudkannya, perlu konsentrasi yang cukup. Peranan
menyimak memang cukup andil besar dalam komunikasi. Dengan menyimak
juga,kita secara tidak langsung belajar tata cara berbicara yang baik. Menyimak
sangat mempengaruhi perkembangan pengetahuan kita, bukan hanya sekedar
mendengarkan lambang-lambang lisan dari pembicara melalui indra pendengeran.
Akan tetapi, menyimak memerlukann proses yang panjang kita harus benar
memahami, menyeleksi informasi-informasi yang penting dan mampu membedakan
antara fakta dan pendapat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan hakikat menyimak?

2. Apa perbedaan antara menyimak, mendengar dan mendengarkan?

1.3 Tujuan
1. Mampu memahami hakikat menyimak.
2. Mampu memahami perbedaan antara menyimak, mendengar dan mendengarkan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Menyimak


Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan.
Subyantoro dan Hartono (2003: 1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah
peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengaran yang terjadi
pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan
mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh
perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama
dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang
disimak lebih ditekankan lagi.
Dari pengertian menyimak yang dikemukakan oleh Subyantoro dan Hartono
(2003: 26) terlihat bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan tercakup dalam
kegiatan menyimak. Selain itu, menyimak memiliki tingkatan lebih tinggi dari
mendengar dan mendengarkan.
Beberapa hakikat menyimak dari berbagai pendapat yang ada, yaitu Anderson
(dalam Tarigan 1994 : 28) Menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal,
serta menginterpretasikan lambang– lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell &
Russell; Anderson dalam Tarigan 1994: 28). Selain itu, Tarigan menyatakan bahwa
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian lain menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998: 19) ialah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

2
Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–
komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis, maupun
menyintesis. Tarigan (1991: 4) (Tarigan 1986) menyatakan bahwa menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
Dalam (kbbi - Google Cendekia t.t.) disebutkan bahwa menyimak adalah
mendengarkan (memperhatikan) baik–baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.(Setiawati t.t.)

2.2 Perbedaan Antara Menyimak, Mendengar, dan Mendengarkan


Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga.
Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau
mendengar bunyi-bunyi tersebut. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi
datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak.

Mendengarkan adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja.


Memperhatikan dengan baik apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai
melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah muncul, hanya belum
setinggi aktivitas menyimak.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang


lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.

3
Seperti telah disinggung pada bagian pendahuluan bahwa menyimak
merupakan suatu kegiatan berbahasa yang sering kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun , pada praktiknya makna menyimak sering tumpang tindih dengan
makna mendengar dan mendengarkan. Oleh karena itu, sebelum kita membahas
konsep atau pengertian tentang menyimak, terlebih dahulu kita perhatikan perbedaan
antarketiga kegiatan tersebut (mendengar, mendengarkan, dan menyimak) melalui
contoh/ilustrasi berikut ini. (PBIN4105-M1.pdf t.t.)

1. Bambang bersama teman-temannya sedang asyik bermain bola di lapangan yang


letaknya berdekatan dengan jalan raya, tiba-tiba dia mendengar suara letusan.
Bambang dan temannya berhenti sejenak mencari asal suara itu. Rupanya suara ban
sepeda meletus. Setelah mengetahui apa yang terjadi, Bambang dan teman-temannya
kembali melanjutkan permainannya.

2. Nely menyapu lantai rumah sambil mendengarkan kaset Chrisye yang berisi lagu-
lagu kegemarannya. Nely bekerja sambil mengikuti nyanyian tersebut yang sengaja
disetelnya.

3. Qeis dengan serius menonton acara siaran berita di televisi tentang peristiwa tanah
longsor di suatu daerah. Qeis tidak hanya melihat gambar/visual yang tampak di
layar kaca, tetapi dia mencermati kalimat-kalimat yang diucapkan penyiar sambil
sekali-sekali dia memberi komentar.

Dari ketiga ilustrasi di atas, kita peroleh gambaran tentang peristiwa dan
kegiatan yang dilakukan oleh Bambang, Nely dan Qeis yang berhubungan dengan
mendengar, mendengarkan, dan menyimak.

Pada contoh (1) Bambang dan teman-temannya mendengar letusan tanpa


disengaja dan tanpa tujuan. Suara letusan hanya membuat mereka terkejut sebentar,
kemudian mereka tidak lagi mempedulikannya. Setelah menoleh sebentar, lalu
mereka melanjutkan permainannya kembali.

4
Pada contoh (2) Nely memang sengaja menyetel kaset Chrisye untuk
mendengarkan lagu kegemarannya. Tujuan Nely hanya sekadar menyenangkan
hatinya sambil bekerja, tidak untuk memahami isi lagu-lagu yang didengarnya.
Dalam hal ini Nely telah melakukan kegiatan yang bertujuan, tetapi tidak untuk
memahami isi lagu. Dengan demikian, Nely telah melakukan kegiatan
mendengarkan.

Pada contoh (3) Qeis dengan sengaja memperhatikan tayangan siaran berita
dengan tujuan untuk mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di tanah air.
Kegiatan ini dilakukan Qeis dengan serius sambil memberi tanggapan atau
komentar. Dalam hal ini, Qeis melakukan kegiatan ini dengan sengaja dan bertujuan
sehingga dapat memahami isi berita yang didengar dan dilihatnya. Kegiatan Qeis ini
setingkat lebih tinggi dari mendengarkan dan disebut dengan istilah menyimak.

Dari contoh dan ulasan di atas, semoga Anda memahami perbedaan ketiga
istilah tersebut (mendengar, mendengarkan, dan menyimak). Jelasnya ketiga istilah
tersebut berbeda secara gradasi walaupun ada titik-titik persamaan dalam makna kata.
Pada kegiatan mendengar tidak ada unsur kesengajaan apalagi tujuan/rencana, pada
kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan dan tujuan/rencana, tetapi
belum ada unsur pemahaman, sedangkan pada kegiatan menyimak ada unsur
kesengajaan, tujuan/rencana, dan juga pemahaman.

Menyimak didefinisikan oleh Tarigan (1987:28) sebagai suatu proses, yaitu


mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan. Di samping pandangan di atas, ada pula pendapat lain yang
hanya memilah istilah tersebut menjadi dua, yaitu mendengar dan mendengarkan atau
menyimak. Artinya, menyimak memiliki makna yang sama dengan mendengarkan,
seperti istilah yang digunakan dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia

5
2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Pada kurikulum tersebut ditulis
aspek mendengarkan, bukan aspek menyimak. Contoh kedua istilah tersebut
(mendengar dan mendengarkan) dapat kita lihat pada pemeo yang terdapat di
beberapa daerah berikut ini.

1. Betawi Kalau orang tua lagi ngomong dengerin bae-bae, jangan masuk kuping
kanan ke luar kuping kiri. (Kalau orang tua sedang berbicara dengarkan baikbaik,
jangan masuk telinga kanan ke luar telinga kiri/tidak ada kesan).

2. Karo Tuhu ngeibegina, tapi labo idengkehkenna (memang didengarnya, tetapi tidak
disimaknya). Pemeo Betawi menyiratkan bahwa segala yang dikatakan orang tua
yang berupa nasihat jangan hanya sekadar di dengar, tetapi harus diperhatikan,
dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan, sedangkan pemeo Karo menyiratkan
bahwa orang lain dapat mengetahui apakah seseorang itu menyimak atau hanya
sekadar mendengar. Hal itu dapat terlihat dari sikap komunikan dalam menanggapi
pesan yang diterimanya.

Dari contoh di atas, kita ketahui adanya perbedaan antara mendengar dengan
mendengarkan atau menyimak. Dalam bahasa Inggris akan lebih tampak perbedaan
kedua istilah tersebut. Mendengar disebut dengan istilah to hear, sedangkan
menyimak atau mendengarkan disebut dengan to listen atau dalam bentuk gerund
disebut dengan hearing dan listening. Jadi, dalam pembelajaran tidak disebut dengan
mata pelajaran atau mata kuliah Hearing melainkan mata pelajaran/mata kuliah
Listening.

Amin Ahsin (1981:3) dalam makalahnya menjelaskan pengertian kedua


istilah tersebut sebagai berikut. “Mendengar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memperhatikan makna
bunyinya, sedangkan menyimak atau mendengarkan dipandangkan sebagai kegiatan
mental yang lebih aktif daripada mendengar”. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat
kita ketahui bahwa dalam peristiwa menyimak tidak hanya alat indra dengar yang

6
aktif bekerja, tetapi juga mental atau pikiran melakukan aktivitas yang cukup tinggi
untuk dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan pembicara secara
tepat.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di simpulkan bahwa mendengar, mendengarkan dan
menyimak merupakan sesuatu yang berbeda. Perbedaanya yaitu dalam kegiatan
mendengar tidak adanya unsur kesengajaan didalamnya, sedangkan mendengarkan
ada unsur kesengajaan tetapi belum adanya pemahaman tentang apa yang didengar.
Tetapi untuk kegiatan menyimak adanya unsur kesengajaan dan juga sudah
memasuki ke dalam tahap pemahaman tentang apa yang didengar.

3.2 Saran
Karena menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan
di dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk mengetahui
dan memahami perbedaan mendengar,mendengarkan dan menyimak dengan baik.
Agar mendapatkan pesan, informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar
tidak terjadinya kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi.

8
DAFTAR PUSTAKA
“kbbi - Google Cendekia.” https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kbbi&btnG= (Februari 9, 2020).

“PBIN4105-M1.pdf.” http://repository.ut.ac.id/4737/1/PBIN4105-M1.pdf (Februari


8, 2020).

Setiawati, Lis. Hakikat Menyimak. Modul.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa.


Penerbit Angkasa Bandung.

iii

Anda mungkin juga menyukai