Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT MENYIMAK

Disusun oleh :
1. Audy Oktatriyani Yushal { A230101 }
2. Radix Alfi Hidayat { A230111 }
3. M. Adjie Zaifullah { A230052 }

Nama Dosen
Frawitasary, M.Pd

Mata Kuliah
Bahasa Indonesia

Program Studi Agribisnis


Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Belitang 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Pendidikan Karakter” itu sangat berarti untuk anak
bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan
Karakter itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan tugas makalah ini.Tentunya,tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.Tugas ini kami buat untuk
memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter untuk kemajuan bangsa.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita
jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah...............................................................................................................1

1.3Tujuan..................................................................................................................................1

1.4 Manfaat...............................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

Hakikat, Sifat, dan Fungsi Bahasa.........................................................................................5

2.1HAKIKAT MENYIMAK..................................................................................................5

2.2 MENYIMAK INFORMATIF...........................................................................................5

BAB III......................................................................................................................................7

PENUTUP.................................................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan selalu
membutuhkan orang lain. Kodratnya manusia itu hidup bersama, bukan individu. Karena itu
di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang
lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan
kegiatan berbicara dan mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam
berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya sekadar
berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu
mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan, melainkan memahami dan
menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa
pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi dan
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Adapun rumusan makalah sebagai berikut.
2. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
3. Apa tujuan menyimak?
4. Bagaimana tahap-tahap menyimak?
5. Apa saja jenis menyimak?
6. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak?
7. Apa Saja Perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin?
1.3 Tujuan
1. Siswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2. Siswa dapat mengetahui tujuan menyimak
3. Siswa dapat mengetahui tahap-tahap menyimak
4. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menyimak
5. Siswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak
6. Siswa dapat mengetahui perbedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis
kelamin

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak


Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.Namun ,
kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar
didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang dating dari luar tanpa banyak
memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mengdengar
dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses
menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di
dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to
hear” untuk mendengar.
Menurut poerwadarminta (1984: 941) “ Menyimak adalah mendengarkan atau memerhatikan
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses
pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambing-lambang lisan, sedangkan
mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak
memerhatikan makna itu.
ika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti
keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena
keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis
komunikasi.Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca
berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan,
yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai berikut:
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, argumentasi,serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui
ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian diatas,maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau
diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi
yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan
berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengarkan bunyi
berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami, menafsirkan apa
yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons. Pada dasarnya
respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya integrasi antara pesan yang

iv
didengar dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respon itu bias
sama dengan yang dikehendaki pembicara dan bias pula tidak sama.
2.2 Tujuan Menyimak
a) Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran
b) Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).
c) Menyimak untuk mengevaluasikan dimana orang menyimak dengan maksud agar ia
dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tidak logis dan lain-lain).
d) Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati serta
menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembaca berita, puisi,music dan
lagu dialog, diskusi panel,dan perdebatan).
e) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak
bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaanya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
f) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermasud
agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat; mana bunyi yang membedakan
arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti;biasanya ini terlihat pada
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara
asli (native speaker).
g) Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak
h) bermasud agar ia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari
sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
i) Menyimak untuk menyainkan dimana orang yang menyimak untuk menyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

2.3 Tahap-Tahap Menyimak


Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai elemen seperti penerimaan,
pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Adler et al., 1986 ;
Lesikar et al., 1999 ; Myers & Myers, 1975 ; DeVito, 2001).
1) Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan yang dikirim pembicara baik yang
bersifat verbal maupun non verbal. Tentu saja dalam memaknai pesan-pesan verbal ini
perlu juga diperhatikan, atau akan disesuaikan dengan, hal-hal yang sifatnya non verbal
seperti gesture, ekspresi wajah dan nada atau tekanan suara.
2) Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna

v
3) Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan seberapa banyak informasi
yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak.
4) Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan.
5) Penanggapan
tanggapan yang kita buat sementara pembicara berbicara, berupa dukungan, dan
tanggapan yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara, berupa ketelitian,
pertanyaan, pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.

Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, yaitu:


1) Menyimak berkala.
Menyimak ini dialami saat yang dibicarakan oleh pembicara mengenai diri si
penyimak.
2) Menyimak dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya gangguan gangguan atau selingan
3) Setengah menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam hati yang ingin disampaikan
atau diutarakan si penyimak.
4) Menyimak serapan.
Menyimak jenis ini terjadi dikarenakan si penyimak menyerap hal-hal yang tidak
penting.
5) Menyimak sekali sekali.
Dalam jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau kata-kata
yang disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6) Menyimak asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal atau pengalaman pribadinya
sehingga dia tidak memberikan respon terhadap pembicara.
7) Menyimak dengan reakasi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya kepada pembicara.
8) Menyimak dengan seksama.
Penyimak benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara dengan sungguh-sungguh
9) Menyimak secara aktif..
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena mengetahui atau mendapatkan
gagasan atau hal-hal yang disampaikan pembicara. .

vi
Sedangkan Hunt mengemukakan ada tujuh tahapan dalam menyimak, yaitu :
1) Isolasi (pemisahan/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa memisahkan bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide
yang dikatakan pembicara. Yang mana hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar
2) Identifiksi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang
hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi rangsangan atau
gambaran tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan kepada
setiap hal-hal yang berdiri sendiri itu.
3) Integrasi (penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yang
didapatkannya saat menyimak dengan informasi lain yang telah dimilikinya dan
diketahuinya sebelumnya.
4) Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru
saja diterimanya dengan pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana
yang bisa dilakukan dan yang tidak
5) Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahu sumber
informasi yang disampaikan dari mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak
memberikan kesan dan memberikan tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.
6) Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam penyimakan kita tidak menemukan pesan yang berisi
informasi yang bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita
cerna, maka kita lah yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam
kita sehingga kita bisa menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan
sempurna.
7) Introspeksi
\Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang didapatkannya dengan pengetahuan
dan pengalamannya senidri. Agar dia dapat menerapkannya di lingkungannya dan
kehidupannya.

2.4 Jenis-Jenis Menyimak


Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari,
1998: 47) adalah sebagai berikut:
1) Menyimak Ekstensif (Ekstensif Listening)

vii
Menyimak ekstensif ( extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar
ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan
baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-
butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus
bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menangabinya. Pada umumnya, sumber
yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri,
misalnya rekamanan yang bersumber dari siaran radio, televise, dan sebagainya.
2) Menyimak Intensif(Intensif Listening)
Menyimak intensif(Intensif Listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu
yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus
diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai
bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian
umum.Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah
diketahui oleh para murid.
3) Menyimak Sosial ( Sosial listening) atau menyimak konversasional (conversation
listening) ataupun menyimak sopan (Courtens listening)
Biasanya berlangsung dalam situs-situs sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-
hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respons-respons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan
memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan
oleh seorang rekan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial
paling sedikit mencangkup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun
dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan
suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan
menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
4) Menyimak Sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder(secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan dan secara ekstensif misalnya, menyimak pada musik yang mengirim tarian-
tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di
rumah atau menikmatin musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di
sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan
latihan menulis dengan tulisan tangan.
5) Menyimak Estetik(aesthetic listening) disebut juga menyimak apresiatif
( appreciational listening)
Adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk kedalam
menyimak ekstensif, mencangkup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, teka-
teki, dan lakon lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.

viii
6) Menyimak Kritis ( critical listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak yang didalamnya sudah terlihat kurangnya atau
tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan diamati.
Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan,menyimak secara kritis untuk
memperoleh kebenaran.Menyimak Konsentratif (consentrative listening)
Sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telah
kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain: menyimak untuk
mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting dan
sebab akibat.
7) Menyimak kreatif (creative listening)
Adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi
seorang anak secara imaginative kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual
ataupenglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankanoleh apa-
apadidengarkan.
8) Menyimak Introgatif ( introgative listening)
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta
mengarahkan perhatianya pada pemrolehan informasi atau mengenai jalur khusus.
9) Menyimak Penyelidikan (exploratory listening)
Adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam
kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
10) Menyimak pasif ( passive listening)
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya
kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta
menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi
yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka
hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan
yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
11) Menyimak Selektif (selective listening)
Berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu
tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu
menyimak sangat dibutuhkan.

ix
Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif,
tetapi justru melengkapinya.
Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti
mengimbangi isolasi kaltural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita
untuk menginterprestasikan.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak


Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyimak diantaranya adalah:
a. Faktor fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan factor yang penting dalam
menentu kan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
b. Faktor psikologis
melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikilogis dalam
menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencangkup masalah-masalah:
1) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan.
2) Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi serta
masalah pribadi.
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada
pokok pembicaraan.
5) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan,
atau terhadap sang pembicara.
6) Sabagian atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak
kearah yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat yang
buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.Dalam hal-hal seperti
inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba
memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.

Teks Informatif
Teks informatif atau narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk
menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
1. Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau pemberitahuan
tentang suatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh pembicara atau pembawa
pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang digunakan di dalam teks berita
bersifat lugas dan tegas. Karakter media yang berbeda mengakibatkan berlainan pula
sapaan yang digunakan oleh pembawa acara.

x
a. Sapaan pembaca teks berita radio. Selamat siang pendengar. Saya, Indra, dari studio
X akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi
selama hari ini. Selamat mendengarkan!
b. Sapaan pembaca teks berita televisi Selamat siang pemirsa. Kami dari studio ini, Indra
dan Indri, akan menyampaikan berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang
terjadi sepanjang hari ini. Selamat menyaksikan! Silahkan Indra! Baik Indri!
2. Teks Pidato
Teks pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap muka) di hadapan
orang banyak memuat arahan atau kebijakan tentang hal tertentu. Keberhasilan
seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya pendengar mendengarkan isi
pidatonya.

3. Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak bicara,
cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi positif, yaitu
menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah pengetahuan,
pengalaman atau informasi tertentu.
4. Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran pendirian atau pandangan. Teks opini ialah yang
memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang masalah
tertentu sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
5. Teks procedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah-langkah kegiatan
tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaanya.

xi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara-cara atau
siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan hasil yang optimal.Teknik pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang
digunakan menurut pendekatan yang dianut.Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik
pembelajaran bahasa lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun
penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengar dapat memperoleh
pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang di dengar.

xii

Anda mungkin juga menyukai