MENYIMAK
Disusun oleh:
Kelompok 4
Semester 2
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan menyimak” dengan baik sesuai waktu
yang ditentukan. Kami berterima kasih pada Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Menyimak UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Berdasarkan adanya penyusunan makalah seperti ini, tugas dapat tercatat
dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan
proses belajar.
Pembuatan makalah ini tentunya tak lepas dari berbagai kekurangan. Maka dari itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami pengertian dari menyimak.
2. Untuk mengetahui tujuan dari menyimak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyimak.
4. Untuk mengetahui berbagai macam perilaku jelek dalam menyimak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,
2008), hlm. 28.
2
Team Yayasan Pendidikan Haster, Ikhtisar Materi-materi Penting Bahasa Indonesia (Bandung: Cv
Pionir Jaya, 1995), hlm. 117.
3
Henry Guntur Tarigan, op.cit. hlm. 30-31.
3
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.4
6. Menyimak untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur fonetik dan struktur kata
lisan.
7. Menyimak untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-
ide baru kepada penyimak.
8. Menyimak secara terperinci agar dapat menginterpretasikan ide pokok dan
menanggapinya secara tepat.
9. Menyimak ide utama yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat penunjuk.5
4
Eprints UNY, “Keterampilan Menyimak” dalam http://eprints.uny.ac.id/13992/2/Bab%20II.pdf,
diakses pada 18 februari pukul 20:21 WIB.
5
Henry Guntur Tarigan, op.cit. hlm. 8.
6
Bustanul Arifin, dkk, Materi Pembelajaran Menyimak (Jakarta, Universitas Terbuka, 2008), hlm. 2.3.
4
Lingkungan fisik juga mungkin sekali turut bertanggungjawab atas tidak
keefektifan menyimak seseorang. Ruangan mungkin sekali terlalu panas, lembab,
ataupun terlalu dingin, suara bising yang mengganggu dari jalan, dari kamar
sebelah, atau dari beberapa bagian ruangan tempat menyimak berada, para hadirin
yang bergerak, atau berjalan kian kemari seenaknya saja sehingga mengganggu
orang yang sedang menyimak.
B. Faktor Psikologis.
Di samping faktor-faktor fisik yang telah dikemukakan tadi, masih terdapat
faktor-faktor yang kerap kali lebih sulit diatasi, yang melibatkan sikap-sikap dan
sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologi dalam menyimak. Faktor-faktor ini
antara lain mencakup masalah-masalah:
a) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka
sebab dan alasan.
b) Keegosentrisan dan asyiknya terhadap minat pribadi.
c) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
d) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama
sekali.
e) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, atau pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut dapat memengaruhi kegiatan menyimak
kearah yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat
buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Sebaliknya, faktor-
faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, misalnya, pengalaman-pengalaman masa lalu
yang sangat menyenangkan yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-
pilihan, dan kepandaiannya yang beraneka ragam.7
C. Faktor Pengalaman.
Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa sikap-sikap kita merupakan hasil
pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri. Kurangnya atau
tiadanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau
tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak itu. Sikap-
sikap antagonistik, menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman-
7
Digital Repository Unila, “Faktor yang Mempengaruhi Menyimak” dalam
http://digilib.unila.ac.id/21036/17/BAB%20II.pdf, diakses pada 18 februari 2018 pukul 20:21WIB.
5
pengalaman yang tidak mengenakan. Demikianlah, latar belakang pengalaman
merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
D. Faktor Sikap.
Memhami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi
pembicara untuk menarik peminat atau perhatian para penyimak. Pada dasarnya
manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal yaitu sikap
menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang
menarik dan mengguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang
tidak menarik dan tidak mengguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi
dampak pada menyimak masing-masing dampak positif dan dampak negatif.
E. Faktor Motivasi.
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau
seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan, orang itu diharapkan akan
berhasil ke tujuannya. Begitu pula halnya dalam menyimak. Kalau kita sebagai
penyimak tidak yakin kalau kita akan memperoleh sesuatu yang berharga dan
berguna dari suatu penyimakan, sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau,
apalagi bergairah, menyimak pada sesuatu apabila, kita sedang melamun,
mengantuk, atau tidur-tiduran. Dorongan dan tekad diperlukan dalam
mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan ini. Menerangkan pelajaran dengan
baik dan jelas, dan mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai,
bagaimana cara mencapai tujuan itu, jelas merupakan suatu bimbingan untuk
menanamkan serta memperbesat motivasi untuk menyimak dengan tekun.8
F. Faktor Jenis Kelamin.
Penjelasan atau faktor ini diperoleh berdasarkan hasil penenlitian yang
dilakukan Julian Silverman yang dikutip oleh Tarigan (1986:104) sebagai berikut.
“Gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, , aktif, keras hati, analitik,
rasional, keras kepala, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), mandiri, dan
dapat menguasai emosi. Sedangkan wanita cenderung lebih subjektif, pasif,
simpatik, difusif, sensitif, mudah terpengaruh, cenderung memihak, mudah
mengalah, dan emosional.”
6
Keingginan dan motivasi kita untuk menyimak juga dipengaruhi oleh peranan
penyimak dalam masyarakat. Misalnya, Anda sebagai guru dan pendidik selalu
ingin melakukan kegiatan menyimak yang berkenaan dengan masalah-masalah
pendidikan dan pengajaran. Seorang mahasiswa biasanya memiliki perhatian yang
lebih tinggi terhadap bahan-bahan simakan yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan yang sedang dipelajari dibandingkan dengan penyimak lain yang
bukan mahasiswa. kesimpulannya peranan penyimak dalam masyarakat atau
status penyimak juga menentukan bahan-bahan yang disimaknya dan dapat
mempengaruhi hasil simakkan itu.9
9
Bustanul Arifin, Dkk, op.cit. hlm. 2.5-2.6.
10
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),
h. 115-116.
7
b) Merangkumkan secara mental apa yang dikatakan oleh pembicara dan tujuan
apa yang telah dicapai oleh pembicara, kalau ada.
c) Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara
mental. Kalau pembicara mengemukakan fakta-fakta serta cerita-cerita
ilustratif dan statistik tanyakanlah pada diri kita sendiri, Apakah fakta-fakta itu
tepat? Apakah fakta itu datang dari sumber yang bebas dari prasangka?
Apakah saya memperoleh gambaran yang utuh, ataukah dia hanya
menceritakan hal-hal yang dapat menunjang pendapatnya?
d) Mendengarkan, meyimak yang “tersirat”. Segala sesuatu tidak perlu
ditanyakan dengan kata-kata. Perubahan nada suara, gerak gerik tangan dan
mimic mungkin saja mengandung makna tertentu.11
B. Menyimak “saya dapat fakta”
Seorang penyimak yang baik tentulah menyimak ide-ide utama, gagasan-
gagasan penting. Sebaik fakta-fakta yang disodorkan , diucapkan kepada anda,
pertimbangkanlah satu terhadap yang lainnya. Pahamilah apa yang diucapkan oleh
orang yang berbicara itu, maka segera anda akan melihat bahwa orang yang
berbicara itu telah menghubungkan beberapa fakta untuk membentuk suatu ide
pusat, ide utama. Galilah ide demi ide yang anda dapatkan, tidak hanya sekedar
mengingat pada serangkaian fakta yang (kebetulan dapat) diingat saja.12
C. Noda Ketulian Emosional
Bagi kebanyakan orang, terdapat kata-kata atau frasa-frasa yang mengganggu
atau membingungkan secara emosional.Kata-kata atau frasa-frasa tersebut
mengganggu pendengaran atau penyimakan orang. Kata-kata lain yang sering juga
menimbulkan noda ketulian emosional pada beberapa gelintir orang adalah seks,
pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, inang-inang, panti pijat, tuan tanah,
disukabumikan, perampok, dan pembunuhan.Kegiatan menyimak yang baik dapat
dicapai apabila ketika kita memperhatikan reaksi kita ketika mendengar kata-kata
tersebut.Analisislah terlebih dahulu kata-kata yang mengganggu lalu berikan
penilaian dengan saksama.
D. Menyimak supersensitive
11
Ibid., h. 116-117.
12
Ibid., h. 116-117.
8
Saat Anda telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam,
seseorang yang berbicara kepada Anda mungkin tanpa disadari secara lisan
menghina Anda dengan kata-kata yang menusuk hati.Ketika hal itu benar terjadi,
secara tidak sadar Anda berhenti menyimak kepadanya. Anda mencoba
mengintrupsi dia, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya,
ataupun Anda menyediakan suatu tangkisan atau bantahan yang benar-benar
menusuk hatinya.
Sementara Anda sibuk dengan persiapan Anda, orang tersebut terus menerus
berbicara, dan Anda pun kehilangan ide-ide pokok, gagasan-gagasan penting yang
dikemukakannya.
Awasilah diri kalian sendiri, simaklah ujaran yang disampaikan pembicara
dengan baik. Setelah pembicara selesai barulah rencanakan pertannyaan-
pertannyaan dan bentahan-bantahan yang akan dilontarkan.
E. Menghindari penjelasan yang sulit
Beberapa pembicara menghindari penjelasan-penjelasan yang sulit dimengerti.
Simaklah baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk
memahami dan mengerti maknanya seperti komentar-komentar radio atu diskusi-
diskusi panel dalam acara televisi. Perlu diingat dan disadari benar bahwa masalah
bukan untuk dihindari tetapi untuk dipecahkan atau diselesaikan.
F. Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara
Menolak secara gegabah suatu subjek sebagai sesuatu yang tidak menarik.
Pembicaraan yang tidak menarik memang sangat mengganggu konsentrasi kita saat
menyimak, lalu kita menutup diri dan menjauhkan diri dari ujarannya.Ini jelas
merupakan kebiasaan jelek dalam menyimak yang harus dikurangi.13
G. Memberi perhatian semu
Kebanyakan orang menganggap ketika dirinya terlihat menyimak segala
sesuatu akan beres, padahal ia tidak mendengar apa-apa dan tidak mendapatkan
hasil dari yang ia simak. Orang tersebut berhasil menipu dirinya sendiri, keluar dari
jalur yang wajar dan tidak mendapatkan kesempatan berharga dari apa yang telah
dikatakan.
13
Ibid.,h. 118-120.
9
Gangguan kebisingan peradaban modern saat ini mengelilingi kita. Polusi ada
di dalam segala bidang, kalau kita penyimak yang jelek gangguan-gangguan
tersebut akan menjauhkan perhatian kita dari sesuatu yang dikatakan seseorang.
Penyimak yang baik akan berhasil menaklukkan banyaknya gangguan menyimak
yang ada disekitarnya misalnya dengan menutup pintu, mematikan radio atau
televisi, bergerak lebih cepat kepada orang yang berbicara. Ketika gangguan
tersebut sulit untuk diatasi maka kita harus mengatasinya dengan cara pemusatan
pikiran. Usahakan agar pikiran terarah kepada hal-hal, ide-ide, dan gagasan-
gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
I. Menyimak dengan kertas dan pensil di tangan
Ada orang yang beranggapan bahwa cara belajar yang terbaik dari menyimak
adalah dengan membuat catatan sebanyak mungkin. Tapi bagi beberapa orang
menulis dapat mengganggu konsetrasi dalam menyimak.Perlu diingat dan disadari
bahwa panjangnya catatan tidak otomatis menjamin mutu catatan.Pergunakanlah
kata kunci dalam membuat catatan.Tidak masalah jika membuat catatan sederhana
dan dibuat sesingkat mungkin, tetapi mudah dimengerti, dipahami, dan
dikembangkan.14
Menyimak itu bisa bernilai emas, namun karena kebiasaan yang sudah dianggap
terlalu biasa, sering orang melupakan fungsi menyimak ini.kita hidup bermasyarakat dan
di dalam masyarakat ada hubungan timbal balik antar sesama. Para pekerja industri
diharuskan menyimak petunjuk atasan dengan baik, pemilik toko menyimak keinginan
pembeli, di dalam rumah tangga menyimak untuk saling memahami antara suami dan
istri sangat diperlukan, siswa harus menyimak pelajaran yang guru sampaikan, bahkan
guru pun perlu menyimak keluhan serta masalah yang dikemukakan oleh para siswa.15
Mengapa orang tidak menyimak? ketika ada orang yang tidak menyimak itu berarti
pesan atau informasi yang disampaikan oleh pembicara tidak tepat sasaran dan tidak
sampai kepada penyimak. Ada beberapa sebab yang dapat membuat orang tidak
menyimak, antara lain:
A. Orang berada dalam kelelahan
14
Ibid., h. 120-122
15
Ibid., h. 123-124
10
B. Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
C. Orang berada dalam keadaan bingung, dan pikiran kacau
D. Orang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain, seperti:
a) Ucapan yang munafik
b) Penyimak terlalu dijejali dengan pesan yang bernada memerintah, berbau
slogan-slogan politik, dan propaganda yang bertubi-tubi
c) Banyaknya perintah yang birokratis
d) Kecenderungan menjauhkan diri dari prasangka-prasangka
a) Tipe penyerap; tipe bunga karang. Orang yang masuk ke dalm tipe ini
dapat menyerap kata-kata dari pembicara namun tidak menyelami dan
memahami maknanya.
b) Tipe orang berdikari. Orang yang termasuk dalam tipe ini menolak
untuk menyimak karena dia tahu pasti dapat memecahkan sendiri suatu
masalah yang ia amati.
c) Tipe seniman ingatan. Orang yang termasuk dalam tipe ini merupakan
perluasan dari orang bertipe berdikari.
Tipe orang tidak tergoda oleh pribadi tertentu. Orang yang termasuk
dalam tipe ini lebih mengutamakan informasi yang ia dapatkan dari buku,
radio, televise, dan lain-lain. Jarang sekali menyimak dan selalu
menghindarkan diri dari kontak pribadi secara langsung.
d) Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah. Musik dan kicauan burung
serta keriuhan kota merupakan bunyi yang indah bagi orang yang
termasuk tipe ini. namun sebaliknya suara manusia merupakan sesuatu
yang memekakkan telinga.16
16
Ibid., h. 124-126
11
2.6 Perilaku Jelek dalam Menyimak
Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam
praktif menyimak sebagai berikut:
A. Tidak mau menerima keanehan pembicara.
Setiap pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya,
yang terkadang terasa aneh bagi beberapa penyimak, kemudian para penyimak
merasa jengkel tidak mau menerima keanehan pembicara sebagai mana adanya,
akibatnya kita tidak lagi memiliki minat dan perhatian untuk menyimak
pembicarannya.
B. Tidak mau memperbaiki sikap.
Banyak penyimak yang memiliki sifat munafik. Mereka menyimak pura-pura
menyimak dengan tekun, dengan tatapan mata yang mantap ke arah pembicara,
tetapi pikirannya melayang kemana-mana. Akibatnya dia tidak memiliki minat
untuk menyimak ujaran pembicara.
C. Tidak mau memperbaiki lingkungan.
Ada kalanya seseorang duduk pada tempat yang mendapat banyak gangguan,
bagi kegiatan menyimak, misalnya, duduk dekat pintu, jalan orang keluar masuk
dalam suatu ceramah atau khotbah, lalu tidak ada juga upaya orang itu pindah
duduk ketempat yang lebih tenang dalam ruangan, yang mengakibatkan dia tidak
dapat menyimak dengan baik karena gangguan dari lingkungan yang penuh polusi
itu.
D. Tidak dapat menahan diri.
Penyimak jenis ini terus saja ingin bertanya dan memberi tanggapan kepada
pembicara, padahal pembicaraan belum selesai dan belum diketahui ujung
pangkalnya. Jelas, perilaku ini mengganggu pembicaraan.
E. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan.
Ada orang yang beranggapan bahwa semakin banyak catatan semakin tinggi
nilainya. Dia tidak tahu dan tidak sadar bahwa catatan itu harus singkat dan tepat.
Mencatat tidak sama dengan merekam.
F. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna.
Ada penyimak yang tidak dapat memanfaatkan waktu secara efisien. Kegiatan
menyimak menuntut kesiapsiagaan memetik butir-butir penting, ide-ide berharga,
12
dari seorang pembicara. Justru dalam situasi seperti ini ada orang yang mengantuk
bahkan tidur, sungguh suatu perilaku yang memalukan.17
13
hal lain diluar topik. Yang disajikan oleh pembicara atau penceramah. Penyimak
pun melamunlah jadinya. Kalau waktu melamun terlalu lama mau tak mau
penyimak kehilangan kontinuitas ide-ide pembicara. Masalah ini tidak dapat
dibiarkan saja, tetapi harus dipecahkan segera.
E. Bereaksi secara emosional.
Emosi kita mempengaruhi keefektifan menyimak. Kata-kata, gaya, cara
penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi, sehingga kita tidak
menyimak lagi secar rasional. Kegagalan menguasai emosi akan mengurangi mutu
penyimakan dengan perkataan lain dapat mengalahkan rasio. Berlatih menyimak
secara rasional dapat mengurangi emosi yang berlebihan. Janganlah tujuan
menyimak menjadi kabur atau hilang hanya karena reaksi yang emosional.18
18
Ibid., hlm 133-136.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja namun juga
banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif dan kritis yaitu salah
satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu,
kebiasaan jelek menyimak, mengapa orang tidak menyimak, perilaku penyimak yang jelek,
dan aneka masalah dalam menyimak, ketika kita sudah mengerti dan memahami faktor-faktor
tersebut maka kita bisa menjadi penyimak yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja
namun bisa meniru serta mempraktekkan materi atau bahan yang telah disimak.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kebaikan penulis. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat kepada pembaca secara terlebih bagi penulis sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
16