Anda di halaman 1dari 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN

MENYIMAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Mata kuliah Pembelajaran Menyimak

Dosen Pengampu: Dr. Elvi Susanti M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 4

Santi Auliya (11170130000004)


Hisbullah Huda (11170130000010)
Siti Sholiha (11170130000017)

Semester 2

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan menyimak” dengan baik sesuai waktu
yang ditentukan. Kami berterima kasih pada Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Menyimak UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Berdasarkan adanya penyusunan makalah seperti ini, tugas dapat tercatat
dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan
proses belajar.
Pembuatan makalah ini tentunya tak lepas dari berbagai kekurangan. Maka dari itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

Ciputat, 20 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK.......i


KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Menyimak.......................................................................................................3
2.2 Tujuan Menyimak............................................................................................................3
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak..........................................4
2.4 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak...................................................................................7
2.5 Mengapa Orang tidak Menyimak?.................................................................................10
2.6 Perilaku Jelek dalam Menyimak....................................................................................12
2.7 Aneka Permasalahan dalam Menyimak.........................................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
3.1 Simpulan.........................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan
selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya  manusia itu hidup bersama, bukan individu.
Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya
melibatkan kegiatan berbicara dan  mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi
miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam
prosesnya hanya sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak.
Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan,
melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh
pembicara.
Banyak faktor yang memepengaruhi menyimak, diantaranya kebiasaan-kebiasaan
jelek dalam kegiatan menyimak, mengapa orang tidak menyimak, kebiasaan umum
menyimak yang baik, perilaku menyimak yang jelek, salah paham, dan aneka masalah
dalam menyimak. Selain dari beberapa faktor tersebut ada beberapa faktor yang
memepengaruhi menyimak lainnya, seperti faktor fisik, faktor psikologis, faktor
pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, faktor
peranan dalam masyarakat, dan bagaimana upaya penanggulangan penghambat
menyimak.Makalah ini akan kami bahas secara lebih dalam dan terperinci satu persatu
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak tersebut, sehingga dari makalah
ini kita dapat menambah pengetahuan kita mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu menyimak?
2. Apa tujuan dari menyimak?
3. Apa faktor yang memengaruhi keberhasilan menyimak?
4. Kebiasaan dan perilaku jelek apa yang memengaruhi keberhasilan menyimak?

1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami pengertian dari menyimak.
2. Untuk mengetahui tujuan dari menyimak.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyimak.
4. Untuk mengetahui berbagai macam perilaku jelek dalam menyimak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak


Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibicarakan oleh orang. Berdasarkan definisi di atas, kita dapat mengatakan bahwa
menyimak pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan bentuk bunyi (ujaran)
menjadi wujud makna.2
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk
menerima informasi dalam kegiatan komunikasi, perbedaannya terletak dalam jenis
komunikasi; menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca
berhubungan dengan komunikasi tulis dalam hal tujuan, keduanya mengandung
persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami
makna komunikasi.3

2.2 Tujuan Menyimak


1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lain-lain).
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu

1
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,
2008), hlm. 28.
2
Team Yayasan Pendidikan Haster, Ikhtisar Materi-materi Penting Bahasa Indonesia (Bandung: Cv
Pionir Jaya, 1995), hlm. 117.
3
Henry Guntur Tarigan, op.cit. hlm. 30-31.

3
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.4
6. Menyimak untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur fonetik dan struktur kata
lisan.
7. Menyimak untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-
ide baru kepada penyimak.
8. Menyimak secara terperinci agar dapat menginterpretasikan ide pokok dan
menanggapinya secara tepat.
9. Menyimak ide utama yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat penunjuk.5

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak


Menyimak merupakan satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap orang terutama kaum terpelajar, sedangkan untuk memperoleh
kemampuan menyimak yang baik diperlukan pengetahuan tentang banyak hal yang
berkenaan dengan menyimak.6 Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyimak.
A. Faktor Fisik.
Kita sama-sama telah maklum bahwa kondisi fisik orang menyimak merupakan
faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifanya dalam
menyimak. Misalnya, ada orang yang suka sekali mendengar, dalam keadaan yang
serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang
dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok
seluruhnya. Juga secara fisik dia mungkin berada jauh dibawah ukuran gizi yang
normal, sangat lelah, atau pengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya
dangkal, sekilas saja, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan serta
kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi siap
penyimak.

4
Eprints UNY, “Keterampilan Menyimak” dalam http://eprints.uny.ac.id/13992/2/Bab%20II.pdf,
diakses pada 18 februari pukul 20:21 WIB.
5
Henry Guntur Tarigan, op.cit. hlm. 8.
6
Bustanul Arifin, dkk, Materi Pembelajaran Menyimak (Jakarta, Universitas Terbuka, 2008), hlm. 2.3.

4
Lingkungan fisik juga mungkin sekali turut bertanggungjawab atas tidak
keefektifan menyimak seseorang. Ruangan mungkin sekali terlalu panas, lembab,
ataupun terlalu dingin, suara bising yang mengganggu dari jalan, dari kamar
sebelah, atau dari beberapa bagian ruangan tempat menyimak berada, para hadirin
yang bergerak, atau berjalan kian kemari seenaknya saja sehingga mengganggu
orang yang sedang menyimak.
B. Faktor Psikologis.
Di samping faktor-faktor fisik yang telah dikemukakan tadi, masih terdapat
faktor-faktor yang kerap kali lebih sulit diatasi, yang melibatkan sikap-sikap dan
sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologi dalam menyimak. Faktor-faktor ini
antara lain mencakup masalah-masalah:
a) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka
sebab dan alasan.
b) Keegosentrisan dan asyiknya terhadap minat pribadi.
c) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
d) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama
sekali.
e) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, atau pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut dapat memengaruhi kegiatan menyimak
kearah yang merugikan yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat
buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Sebaliknya, faktor-
faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, misalnya, pengalaman-pengalaman masa lalu
yang sangat menyenangkan yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-
pilihan, dan kepandaiannya yang beraneka ragam.7
C. Faktor Pengalaman.
Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa sikap-sikap kita merupakan hasil
pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri. Kurangnya atau
tiadanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau
tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak itu. Sikap-
sikap antagonistik, menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman-

7
Digital Repository Unila, “Faktor yang Mempengaruhi Menyimak” dalam
http://digilib.unila.ac.id/21036/17/BAB%20II.pdf, diakses pada 18 februari 2018 pukul 20:21WIB.

5
pengalaman yang tidak mengenakan. Demikianlah, latar belakang pengalaman
merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
D. Faktor Sikap.
Memhami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi
pembicara untuk menarik peminat atau perhatian para penyimak. Pada dasarnya
manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal yaitu sikap
menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang
menarik dan mengguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang
tidak menarik dan tidak mengguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi
dampak pada menyimak masing-masing dampak positif dan dampak negatif.
E. Faktor Motivasi.
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau
seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan, orang itu diharapkan akan
berhasil ke tujuannya. Begitu pula halnya dalam menyimak. Kalau kita sebagai
penyimak tidak yakin kalau kita akan memperoleh sesuatu yang berharga dan
berguna dari suatu penyimakan, sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau,
apalagi bergairah, menyimak pada sesuatu apabila, kita sedang melamun,
mengantuk, atau tidur-tiduran. Dorongan dan tekad diperlukan dalam
mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan ini. Menerangkan pelajaran dengan
baik dan jelas, dan mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai,
bagaimana cara mencapai tujuan itu, jelas merupakan suatu bimbingan untuk
menanamkan serta memperbesat motivasi untuk menyimak dengan tekun.8
F. Faktor Jenis Kelamin.
Penjelasan atau faktor ini diperoleh berdasarkan hasil penenlitian yang
dilakukan Julian Silverman yang dikutip oleh Tarigan (1986:104) sebagai berikut.
“Gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, , aktif, keras hati, analitik,
rasional, keras kepala, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), mandiri, dan
dapat menguasai emosi. Sedangkan wanita cenderung lebih subjektif, pasif,
simpatik, difusif, sensitif, mudah terpengaruh, cenderung memihak, mudah
mengalah, dan emosional.”

G. Faktor Peranan dalam Masyarakat.


8
Henry Guntur Tarigan, op.cit. hlm. 106-111.

6
Keingginan dan motivasi kita untuk menyimak juga dipengaruhi oleh peranan
penyimak dalam masyarakat. Misalnya, Anda sebagai guru dan pendidik selalu
ingin melakukan kegiatan menyimak yang berkenaan dengan masalah-masalah
pendidikan dan pengajaran. Seorang mahasiswa biasanya memiliki perhatian yang
lebih tinggi terhadap bahan-bahan simakan yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan yang sedang dipelajari dibandingkan dengan penyimak lain yang
bukan mahasiswa. kesimpulannya peranan penyimak dalam masyarakat atau
status penyimak juga menentukan bahan-bahan yang disimaknya dan dapat
mempengaruhi hasil simakkan itu.9

2.4 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak


Beberapa telaah bandingan dan wawancara yang telah dilakukan oleh Dr. Nichols,
membuat beliau sampai pada kesimpulan adanya sepuluh kebiasaan jelek yang secara
universal mengganggu kegiatan menyimak.
A. Menyimak lompat tiga
Orang berbicara menggunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125 buah
kata per menit. Ada untungnya bila kegiatan berpikir pun diukur dalam kata-kata per
menit, sebab akan nyata terlihat bahwa kebanyakan orang dapat berpikir dengan
mudah dengan kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara. Kita mempunyai kira-
kira 400 kata per menit dalam berpikir untuk menghadapi orang yang berbicara
kepada kita.10 Masalah yang sering menjadi fenomena yang terus menerus
berlangsung dalam kegiatan menyimak adalah kita mulai menyimak dengan
seksama tetapi pikiran kita secara tiba-tiba beralih kepada sesuatu yang lain, pikiran
sampingan yang terlintas tertahan terlalu lama kepada sesuatu yang menarik tetapi
tidak berkaitan. Kita menyimak; orang yang disimak tetap berbicara, tetapi pikiran
tidak terpusat kepada apa yang disimak.
Penyimak yang baik akan berusaha menghindari pikiran sampingan yang tiba-tiba
berpetualang di pikirannya, berikut adalah usaha yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan pola pikir agar kita dapat menyimak dengan baik.
a) Mencoba mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh
pembicara.

9
Bustanul Arifin, Dkk, op.cit. hlm. 2.5-2.6.
10
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),
h. 115-116.

7
b) Merangkumkan secara mental apa yang dikatakan oleh pembicara dan tujuan
apa yang telah dicapai oleh pembicara, kalau ada.
c) Mempertimbangkan keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara
mental. Kalau pembicara mengemukakan fakta-fakta serta cerita-cerita
ilustratif dan statistik tanyakanlah pada diri kita sendiri, Apakah fakta-fakta itu
tepat? Apakah fakta itu datang dari sumber yang bebas dari prasangka?
Apakah saya memperoleh gambaran yang utuh, ataukah dia hanya
menceritakan hal-hal yang dapat menunjang pendapatnya?
d) Mendengarkan, meyimak yang “tersirat”. Segala sesuatu tidak perlu
ditanyakan dengan kata-kata. Perubahan nada suara, gerak gerik tangan dan
mimic mungkin saja mengandung makna tertentu.11
B. Menyimak “saya dapat fakta”
Seorang penyimak yang baik tentulah menyimak ide-ide utama, gagasan-
gagasan penting. Sebaik fakta-fakta yang disodorkan , diucapkan kepada anda,
pertimbangkanlah satu terhadap yang lainnya. Pahamilah apa yang diucapkan oleh
orang yang berbicara itu, maka segera anda akan melihat bahwa orang yang
berbicara itu telah menghubungkan beberapa fakta untuk membentuk suatu ide
pusat, ide utama. Galilah ide demi ide yang anda dapatkan, tidak hanya sekedar
mengingat pada serangkaian fakta yang (kebetulan dapat) diingat saja.12
C. Noda Ketulian Emosional
Bagi kebanyakan orang, terdapat kata-kata atau frasa-frasa yang mengganggu
atau membingungkan secara emosional.Kata-kata atau frasa-frasa tersebut
mengganggu pendengaran atau penyimakan orang. Kata-kata lain yang sering juga
menimbulkan noda ketulian emosional pada beberapa gelintir orang adalah seks,
pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, inang-inang, panti pijat, tuan tanah,
disukabumikan, perampok, dan pembunuhan.Kegiatan menyimak yang baik dapat
dicapai apabila ketika kita memperhatikan reaksi kita ketika mendengar kata-kata
tersebut.Analisislah terlebih dahulu kata-kata yang mengganggu lalu berikan
penilaian dengan saksama.

D. Menyimak supersensitive

11
Ibid., h. 116-117.
12
Ibid., h. 116-117.

8
Saat Anda telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam,
seseorang yang berbicara kepada Anda mungkin tanpa disadari secara lisan
menghina Anda dengan kata-kata yang menusuk hati.Ketika hal itu benar terjadi,
secara tidak sadar Anda berhenti menyimak kepadanya. Anda mencoba
mengintrupsi dia, merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya,
ataupun Anda menyediakan suatu tangkisan atau bantahan yang benar-benar
menusuk hatinya.
Sementara Anda sibuk dengan persiapan Anda, orang tersebut terus menerus
berbicara, dan Anda pun kehilangan ide-ide pokok, gagasan-gagasan penting yang
dikemukakannya.
Awasilah diri kalian sendiri, simaklah ujaran yang disampaikan pembicara
dengan baik. Setelah pembicara selesai barulah rencanakan pertannyaan-
pertannyaan dan bentahan-bantahan yang akan dilontarkan.
E. Menghindari penjelasan yang sulit
Beberapa pembicara menghindari penjelasan-penjelasan yang sulit dimengerti.
Simaklah baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk
memahami dan mengerti maknanya seperti komentar-komentar radio atu diskusi-
diskusi panel dalam acara televisi. Perlu diingat dan disadari benar bahwa masalah
bukan untuk dihindari tetapi untuk dipecahkan atau diselesaikan.
F. Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara
Menolak secara gegabah suatu subjek sebagai sesuatu yang tidak menarik.
Pembicaraan yang tidak menarik memang sangat mengganggu konsentrasi kita saat
menyimak, lalu kita menutup diri dan menjauhkan diri dari ujarannya.Ini jelas
merupakan kebiasaan jelek dalam menyimak yang harus dikurangi.13
G. Memberi perhatian semu
Kebanyakan orang menganggap ketika dirinya terlihat menyimak segala
sesuatu akan beres, padahal ia tidak mendengar apa-apa dan tidak mendapatkan
hasil dari yang ia simak. Orang tersebut berhasil menipu dirinya sendiri, keluar dari
jalur yang wajar dan tidak mendapatkan kesempatan berharga dari apa yang telah
dikatakan.

H. Menyerah pada gangguan

13
Ibid.,h. 118-120.

9
Gangguan kebisingan peradaban modern saat ini mengelilingi kita. Polusi ada
di dalam segala bidang, kalau kita penyimak yang jelek gangguan-gangguan
tersebut akan menjauhkan perhatian kita dari sesuatu yang dikatakan seseorang.
Penyimak yang baik akan berhasil menaklukkan banyaknya gangguan menyimak
yang ada disekitarnya misalnya dengan menutup pintu, mematikan radio atau
televisi, bergerak lebih cepat kepada orang yang berbicara. Ketika gangguan
tersebut sulit untuk diatasi maka kita harus mengatasinya dengan cara pemusatan
pikiran. Usahakan agar pikiran terarah kepada hal-hal, ide-ide, dan gagasan-
gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
I. Menyimak dengan kertas dan pensil di tangan
Ada orang yang beranggapan bahwa cara belajar yang terbaik dari menyimak
adalah dengan membuat catatan sebanyak mungkin. Tapi bagi beberapa orang
menulis dapat mengganggu konsetrasi dalam menyimak.Perlu diingat dan disadari
bahwa panjangnya catatan tidak otomatis menjamin mutu catatan.Pergunakanlah
kata kunci dalam membuat catatan.Tidak masalah jika membuat catatan sederhana
dan dibuat sesingkat mungkin, tetapi mudah dimengerti, dipahami, dan
dikembangkan.14

2.5 Mengapa Orang tidak Menyimak?

Menyimak itu bisa bernilai emas, namun karena kebiasaan yang sudah dianggap
terlalu biasa, sering orang melupakan fungsi menyimak ini.kita hidup bermasyarakat dan
di dalam masyarakat ada hubungan timbal balik antar sesama. Para pekerja industri
diharuskan menyimak petunjuk atasan dengan baik, pemilik toko menyimak keinginan
pembeli, di dalam rumah tangga menyimak untuk saling memahami antara suami dan
istri sangat diperlukan, siswa harus menyimak pelajaran yang guru sampaikan, bahkan
guru pun perlu menyimak keluhan serta masalah yang dikemukakan oleh para siswa.15
Mengapa orang tidak menyimak? ketika ada orang yang tidak menyimak itu berarti
pesan atau informasi yang disampaikan oleh pembicara tidak tepat sasaran dan tidak
sampai kepada penyimak. Ada beberapa sebab yang dapat membuat orang tidak
menyimak, antara lain:
A. Orang berada dalam kelelahan

14
Ibid., h. 120-122
15
Ibid., h. 123-124

10
B. Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
C. Orang berada dalam keadaan bingung, dan pikiran kacau
D. Orang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain, seperti:
a) Ucapan yang munafik
b) Penyimak terlalu dijejali dengan pesan yang bernada memerintah, berbau
slogan-slogan politik, dan propaganda yang bertubi-tubi
c) Banyaknya perintah yang birokratis
d) Kecenderungan menjauhkan diri dari prasangka-prasangka

Anak-anak mempunyai masalah pendengaran atau problem oditori


dapat kita jenjangkan dari yang sistem pendengarannya tidak beres sampai
yang introvert (yaitu orang-orang yang pendengerannya mungkin
sempurna, tetapi yang terlalu banyak menyimak pada diri sendiri sehingga
tidak mempunyai waktu atau keinginan menyimak orang lain). Yang
termasuk ke dalam golongan ini, antara lain:

a) Tipe penyerap; tipe bunga karang. Orang yang masuk ke dalm tipe ini
dapat menyerap kata-kata dari pembicara namun tidak menyelami dan
memahami maknanya.
b) Tipe orang berdikari. Orang yang termasuk dalam tipe ini menolak
untuk menyimak karena dia tahu pasti dapat memecahkan sendiri suatu
masalah yang ia amati.
c) Tipe seniman ingatan. Orang yang termasuk dalam tipe ini merupakan
perluasan dari orang bertipe berdikari.
Tipe orang tidak tergoda oleh pribadi tertentu. Orang yang termasuk
dalam tipe ini lebih mengutamakan informasi yang ia dapatkan dari buku,
radio, televise, dan lain-lain. Jarang sekali menyimak dan selalu
menghindarkan diri dari kontak pribadi secara langsung.
d) Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah. Musik dan kicauan burung
serta keriuhan kota merupakan bunyi yang indah bagi orang yang
termasuk tipe ini. namun sebaliknya suara manusia merupakan sesuatu
yang memekakkan telinga.16

16
Ibid., h. 124-126

11
2.6 Perilaku Jelek dalam Menyimak
Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam
praktif menyimak sebagai berikut:
A. Tidak mau menerima keanehan pembicara.
Setiap pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya,
yang terkadang terasa aneh bagi beberapa penyimak, kemudian para penyimak
merasa jengkel tidak mau menerima keanehan pembicara sebagai mana adanya,
akibatnya kita tidak lagi memiliki minat dan perhatian untuk menyimak
pembicarannya.
B. Tidak mau memperbaiki sikap.
Banyak penyimak yang memiliki sifat munafik. Mereka menyimak pura-pura
menyimak dengan tekun, dengan tatapan mata yang mantap ke arah pembicara,
tetapi pikirannya melayang kemana-mana. Akibatnya dia tidak memiliki minat
untuk menyimak ujaran pembicara.
C. Tidak mau memperbaiki lingkungan.
Ada kalanya seseorang duduk pada tempat yang mendapat banyak gangguan,
bagi kegiatan menyimak, misalnya, duduk dekat pintu, jalan orang keluar masuk
dalam suatu ceramah atau khotbah, lalu tidak ada juga upaya orang itu pindah
duduk ketempat yang lebih tenang dalam ruangan, yang mengakibatkan dia tidak
dapat menyimak dengan baik karena gangguan dari lingkungan yang penuh polusi
itu.
D. Tidak dapat menahan diri.
Penyimak jenis ini terus saja ingin bertanya dan memberi tanggapan kepada
pembicara, padahal pembicaraan belum selesai dan belum diketahui ujung
pangkalnya. Jelas, perilaku ini mengganggu pembicaraan.
E. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan.
Ada orang yang beranggapan bahwa semakin banyak catatan semakin tinggi
nilainya. Dia tidak tahu dan tidak sadar bahwa catatan itu harus singkat dan tepat.
Mencatat tidak sama dengan merekam.
F. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna.
Ada penyimak yang tidak dapat memanfaatkan waktu secara efisien. Kegiatan
menyimak menuntut kesiapsiagaan memetik butir-butir penting, ide-ide berharga,

12
dari seorang pembicara. Justru dalam situasi seperti ini ada orang yang mengantuk
bahkan tidur, sungguh suatu perilaku yang memalukan.17

2.7 Aneka Permasalahan dalam Menyimak


Banyak permasalahan yang mungkin kita temui yang harus dihadapi dalam kegiatan
menyimak. Salah satu cara untuk meningkatkan suatu kegiatan menyimak ialah menilai
perilaku kita sendiri ketika menyimak supaya dapat menentukan apakah kita
menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang mungkin mengganggu kegiatan menyimak
sehingga tidak tepat guna lagi, sekian banyak masalah yang harus kita selesaikan itu
adalah sebagai berikut:
A. Memprasangkai pembicara.
Terkadang, secara sadar atau tidak sadar, kita lebih memusatkan perhatian
kepada gaya dan cara penampilan pembicara ketimbang pada pesan yang hendak
disampaikam yang menjadi pertanyaan sekarang adalah dapatkah kita dapat
membuang prasangka kita terhadap pembicara? Masalah itu adalah buatan kita
sendiri maka seyogyanya dapat pula memecahkan masalah sendiri.
B. Berpura-pura menaruh perhatian.
Terkadang ada orang yang pura-pura menyimak dengan serius, dengan cara
menatap pembicara dengan kedua mata tanpa kedipan, tetapi sebenarnya perhatian
bukan tertuju pada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara ke
tempat lain. Kebiasaan jelek seperti ini terkadang sulit diubah, namun harus
diterobos kalau kita ingin meningkatkan mutu kebiasaan menyimak kita.
C. Kebingungan.
Kita hidup dikelilingi oleh aneka kebingungan. Orang yang duduk di sebalah
kita selalu batuk-batuk dan garuk-garuk kepala, suara di luar dan di dalam
ruangan dapat mengganggu konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita
bingung. Kita dengan mudah dapat dijauhkan dari ide-ide pembicara oleh
berbagai gangguan, ini benar-benar merupakan masalah dalam kegiatan
menyimak.
D. Melamun.
Banyak orang kurang tahu bahwa otak manusia sanggup memproses informasi
lebih cepat daripada kecepatan berbiacara yang dilakukan oleh banyak pembicara.
Sebagai konsekuensi dari kenyataan ini, masih ada waktu untuk memikirkan hal-
17
Ibid., hlm. 128-130.

13
hal lain diluar topik. Yang disajikan oleh pembicara atau penceramah. Penyimak
pun melamunlah jadinya. Kalau waktu melamun terlalu lama mau tak mau
penyimak kehilangan kontinuitas ide-ide pembicara. Masalah ini tidak dapat
dibiarkan saja, tetapi harus dipecahkan segera.
E. Bereaksi secara emosional.
Emosi kita mempengaruhi keefektifan menyimak. Kata-kata, gaya, cara
penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi, sehingga kita tidak
menyimak lagi secar rasional. Kegagalan menguasai emosi akan mengurangi mutu
penyimakan dengan perkataan lain dapat mengalahkan rasio. Berlatih menyimak
secara rasional dapat mengurangi emosi yang berlebihan. Janganlah tujuan
menyimak menjadi kabur atau hilang hanya karena reaksi yang emosional.18

18
Ibid., hlm 133-136.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja namun juga
banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif dan kritis yaitu salah
satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu,
kebiasaan jelek menyimak, mengapa orang tidak menyimak, perilaku penyimak yang jelek,
dan aneka masalah dalam menyimak, ketika kita sudah mengerti dan memahami faktor-faktor
tersebut maka kita bisa menjadi penyimak yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja
namun bisa meniru serta mempraktekkan materi atau bahan yang telah disimak.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kebaikan penulis. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat kepada pembaca secara terlebih bagi penulis sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bustanul Arifin, DKK. (2008). Materi Pembelajaran Menyimak. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Haster, T. Y. (1995). Ikhtisar Mater-materi Penting Bahasa Indonesia. Bandung: Cv: Pionir
Jaya.
Tarigan, H. G. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Eprints UNY. Keterampilan Menyimak dalam http://eprints.uny.ac.id/13992/2/Bab%20II.pdf


diakses 18 februari 2018.
Digital Repository Unila. Faktor yang Mempengaruhi Menyimak dalam
http://digilib.unila.ac.id/21036/17/BAB%20II.pdfdiakses pada 18 februari 2018

16

Anda mungkin juga menyukai