Anda di halaman 1dari 8

KEMAMPUAN PENUNJANG MENYIMAK

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Sumiharti, M.Pd.

Oleh Kelompok 10 :

Nama:1. Berlianti Eka Sukma


2. Mirza Alkhairul
3. Tutik Handayani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATANGHARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Kemampuan Penunjang Menyimak” ini tepat waktu.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna walaupun kami sudah berupaya keras dengan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami meminta para pembaca agar senantiasa
memberikan kritik dan saran yang bersifat memangun untuk makalah ini. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk kami dan para pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses pemberian informasi dan ilmu pengetahuan kepada


siswa oleh guru dengan bantuan metode, strategi serta media ajar tertentu. Kemampuan
guru dalam menyampaikan pengetahuan sangat menentukan keberhasilan dalam proses
mengajar. Seseorang dapat memahami informasi yang diterimanya karena melakukan
aktivitasmembaca dan menyimak.

Pentingnya keterampilan menyimak bagi setiap orang dan peserta didik terutama
adalah agar mereka bisa menilai apa yang sedang disimak maupun perasaan kepada orang
lain dengan lancar dan tepat. Dengan menyimak kita juga bisa membedakan bunyi –
bunyi mana yang membedakan arti dan begitu juga sebaliknya. Hal ini biasanya
dilakukan oleh seseorang yang sedang belajar bahasa asing. Menyimak juga dapat
berguna untuk menyelesaikan masalah secara kreatif sehingga dapat memperoleh
masukan yang berharga.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas adalah :
a) Apa saja kemampuan penunjang menyimak itu?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui apa saja kemampuan penunjang menyimak itu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan Penunjang Menyimak

Menyimak adalah suatu proses yang sangat rumit dan terbagi atas beberapa
fase yaitu fase mendengar, fase memahami, fase menilai, dan fase bertindak.
Fase-fase tersebut terjadi hampir bersamaan atau lebih cepat terjadi secara
berurutan dalam selang waktu yang relatif singkat. Setiap fase ini menuntut setiap
penyimak memiliki suatu keterampilan atau kemampuan tertentu. Oleh karena itu,
agar penyimak dapat mencapai hasil yang baik, ada enam kemampuan penunjang
dalam menyimak yang ahrus dimiliki oleh seorang penyimak. Keenam
kemampuan tersebut antara lain :

1) Kemampuan memusatkan perhatian

Sebelum proses menyimak berlangsung atau sedang berlangsung


seorang penyimak dituntut untuk memusatkan pikiran dan perhatiannya
terhadap bahan simakan. Memusatkan pikiran dan perhatian kepada sesuatu
berarti pukiran dan perasaan diarahkan terhadap objek yang bersangkutan.

Perhatian adalah persiapan mental untuk menerima pesan-pesan.


Memusatkan perhatian terhadap sesuatu merupakan kerja yang sangat berat,
memeras energi serta melemahkan atau melelahkan. Pada umumnya, hanya
tiga perempat dari pendengar dewasa yang dapat memusatkan perhatiannya
selama lima belas menit pertama trhadap bahan simakan.

2) Kemampuan Menangkap Bunyi

Fase pertama dalam proses menyimak ialah mendengarkan bunyi


bahasa yang disampaikan secara lisan atau melalui rekaman pita suara. Pada
fase ini, gendang telinga penyimak akan menerima dan menangkap bunyi yang
diciptakan atau disampaikan. Bunyi itu diteruskan melalui proes transformasi
ke dalam syaraf-syaraf pendengaran. Kepekaan dan kesempurnaan alat
penangkap suara seseorang merupakan modal kuat dalam proses menyimak.
Namun faktor kesempurnaan pendengaran haruslah disertai upaya dan
perhatian yang ekstra keras.

Kualitas pendengaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama


yamg mempengaruhi pendengaran adalah kesehatan dan kesempurnaan alat
pendengar. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kualitas pendengaran
adalah kecepata berbicara si pengirim pesan. Dan faktor yang lainnya adalah
pengiriman pesan yang diganggu oleh bunyi lain sepertipembicaraan yang
tidak relevan, bunyi bising dan berdengung.

3) Kemampuan Linguistik dan Non-Linguistik

Setelah bunyi bahasa diterima dengan baik oleh alat pendengar, maka
bunyi bahasa itu ditransformasikan ke dalam syaraf-syaraf pendengaran.
Pendengaran mencoba “menerjemahkan” pesan yang masuk ke dalam syaraf
pendengaran melalui proses persepsi.

Dalam proses “menerjemahkan” pesan yang terkandung dalam bunyia


bahasa itu diperlukan kemampuan memakai dan menafsirkan struktur bahasa.
Penyimak harus dapat memahami susunan dan makna kata, kelompok kata,
frase, kalimat, paragraf, atau wacana yang digunakan oleh si pembicara. Dalam
memahami pesan yang dikirimkan oleh pembicara dalam wujud bunyi bahasa,
si penyimak di samping menguasai kemampuan linguistik juga harus
melengkapi diri dengan kemampuan lain seperti membaca situasi, menangkap
isi yang tersirat, gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah.

4) Kemampuan Memverifikasi

Kemampuan memverifikasi diperlukan dan di gunakan dalan fase


ketiga proses menyimak. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh kedalaman
ilmu, keluasan ilmu pengalaman dan latar belakan seseorang. Pemahaman
terhadap pesan yang diterima dalam proses menyimak belum mencukupi bagi
penyimak. Yang bersangkutan ingin menguji, menelah, menilikdari berbagai
segi. Dengan segala kemampuan yang penyimak miliki diaakan sampai pada
suatu keputusan, menerima atau menolak pesan yang diperolehnya.

5) Kemampuan Merespon

Kemampuan merespon ini digunakan pada proses akhir menyimak. Bunyi


bahasa yang dikirimkan ditangkap oleh penyimak, diidentifikasi, diberi makna
serta dievaluasi dalam bentuk respon. Perlu kita sadari bahwa kualitas respon
sangat dipengaruhi oleh tahap pemahman, ketetapan menilai dan kemampuan
merespon. Maka dari itu, perbedaan kulitas antar individu penyimak
menyebabkan perbedaan kualitas respon.

Wujud respon penyimak dapat bervariasidan tergantung kepada


instruksi yang tersirat dalam pesan. Pesan yang kurang meyakinkan
kebenarannya, menimbulkan reaksi cemooh, cibiran atau goyagan kepala dari
penyimak. Sebaliknya, pesan yang meyakinkan, berguna, bermanfaat, dan
menimbulkan reaksi mengiakan mengangguk-angguk, bahkan mungkin
dipraktekkan oleh penyimak dalam kehidupan sehari-hari.

6) Kemampuan Mengingat

Kemampuan mengingat merupakan salah satu kemampuan yang


memegang peran penting dalam proses menyimak.pada kemampuan ini,
tersirat pengertian menyimpan dan memproduksi kembali hal yang sudah
diketahui. Kemampuan mengingat pada manusia ada batasnya baik dalam
jumlah yang diingat maupun lamanya diingat.

Kemampuan ini baik digunakan sebelum, sedang dan setelah menyimak


berlangsung. Dalam fase mendengarkan bunyi yang sudah ditangkap perlu
diingat dan diproduksi kembali. dalam fase memahami makna pesan perlu
dikerahkan ingatan terhadap bunyi yang sudah didengar, perangkat
kemampuan linguistik perlu diproduksi kembali agar bisa digunakan sebagai
alat penafsir makna bahan simakan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Menyimak adalah suatu proses yang sangat rumit dan terbagi atas beberapa fase yaitu
fase mendengar, fase memahami, fase menilai, dan fase bertindak. Fase-fase tersebut
terjadi hampir bersamaan atau lebih cepat terjadi secara berurutan dalam selang waktu
yang relatif singkat. Setiap fase ini menuntut setiap penyimak memiliki suatu
keterampilan atau kemampuan tertentu.

Pentingnya keterampilan menyimak bagi setiap orang dan peserta didik terutama
adalah agar mereka bisa menilai apa yang sedang disimak maupun perasaan kepada orang
lain dengan lancar dan tepat. Dengan menyimak kita juga bisa membedakan bunyi –
bunyi mana yang membedakan arti dan begitu juga sebaliknya. Hal ini biasanya
dilakukan oleh seseorang yang sedang belajar bahasa asing. Menyimak juga dapat
berguna untuk menyelesaikan masalah secara kreatif sehingga dapat memperoleh
masukan yang berharga.

Kemampuan penunjang menyimak dibagi menjadi enam tahap yaitu kemampuan


memusatkan perhatian, kemampuan menangkap bunyi, kemampuan linguistik dan non-
linguistik, kemampuan memverifikasi, kemampuan merespon, dan yang terakhir
kemampuan mengingat.

2. Saran

Sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan menyimak, akan sangat baik


jika keterampilan ini sudah diterapkan sejak dini gar menjadi sebuah kebiasaan bagi
seorang penyimak.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur.,1986. Menyimak Sebagai suatu Keterampilan


Berbahasa,Bandung:Angkasa.

http:///bahasameylida.blogspot.co.id./ aku-cinta-bahasa-indonesia:kemapuan-penunjang-
menyimak.

Anda mungkin juga menyukai