Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Menyimak Ruth G.

Strickland (dalam Tarigan, 1990: 29) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap dimaksud adalah sebagai berikut. 1) 2) 3) 4) 5) 6) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja. Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara. 7) 8) 9) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara. Menyimak secara aktif gagasan sang pembicara. Untuk menjadi bahan perbandingan serta sebagai perluasan cakrawala kita tentang tahaptahap menyimak yang telah dikemukakan di atas, dapat dilihat dalam buku Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Tarigan, 1990: 30-34). untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan

Menurut Strickland (dalam Tarigan 1984:20-21), Terdapat 9 tahap menyimak yang secara berurutan mulai dari yang tidak berketentuan sampai kepada yang amat bersungguh-sungguh. Tahap-tahap tesebut adalah sebagai berikut : a) menyimak secara sadar yang bersifat berkala hanya terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya; b) selingan-selingan atau gangguan-gangguan yang sering terjadi sebaik dia mendengarkan secara intensional (disengaja) tetapi yang bersifat dangkal (superficial); c) setengah mendengarkan sementara dia menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya; d) penyerapan, absorpsi, keasyikan yang nyata selama resepsi atau penangkapan pasif yang sesungguhnya; e) menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar di mana perhatian yang seksama bergantian dengan keasyikan, dengan ide-ide yang dibawa oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran; f) menyimak asosiatif di mana pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan diingat sehingga si penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh si pembaca; g) reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar atau mengajukan pertanyaan; h) menyimak secara seksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara; danmenyimak secara aktif mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara. Sembilan tahap menyimak menurut Anderson: 1. Mendengar tanpa reaksi 2. Menyimak sebentar-bentar 3. Setengan menyimak 4. Menyimak secara pasif 5. Menyimak secara sempit 6. Menyimak asosiatif 7. Menyimak ide-ide 8. Menyimak secara kritis 9. Menyimak apresiatif dan kreatif

Anda mungkin juga menyukai