Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DISUSUN

KENI APRILIANO(2019028)
AMELIA(2019016)
AYU SUGIARTI(2019020)

PRODI STUDI BAHASA INDONESIA DAN SASTRA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REBUPLIK INDONESIA
STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa,berkat rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang bertemaka.

Kami pun menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu,kami mengharapkan adanya kritik demi perbaikan makalah yang akan
kami buat dimasa depan yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Mudah mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami semua orang khususnya bagi para
pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar besarnya jika terdapat kata – kata yang kurang
berkenan.

Atas semua ini kami mengucapkan terima kasih bagi segala pihak yang ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan.....................................................................................................

A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumus masalah................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................

Bab 2 Pembahasan.....................................................................................................

1. Aneka Kendala Menyimak Efektif.....................................................................


2. Perilaku Menyimak...........................................................................................
3. Menyimak Empatik...........................................................................................
4. Meningkatkan Perilaku Menyimak...................................................................

Bab 3 Penutupan........................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

Daftar pustaka............................................................................................................
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia
akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,
produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan
menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan
yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.

B. Rumus masalah
1. Apa saja faktor faktor yang menghalangi menjadi penyimak efektif.
2. Apa saja perilaku menyimak.
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor yang menghalaing menjadi peyimak efektif.
2. Mengetahui apa saja perilaku menyimak.
Bab 2

Pembahasan

1. Aneka Kendala Menyimak Efektif


Walaupun kita berusaha sekuat daya untuk meningkatkan diri kita menjadi seorang penyimak
yang baik. Tetap saja ada berbagai rintangan atau kendalaha yang harus kita hadapi. Ada
berbagai kondisi internal yang justru dapan menghalangi kita menjadi penyimak yang efektif.
Berikut ini kita mencoba memperbincangkannya satu per satu.

i. Keegosentrisan.
Sifat yang mementingkat diri sendiri. Sifat keegosentrisan,yang memusatkan segala
sesuatu pada diri sendiri,mungkin saja merupakan cara hidup bagi sementara orangg
dalam kondisi temporer saja. Orang yang egosentrisan tidak akan dapat bergaul dengan
orang banyak dengan baik. Dia lebih senang didengar orang daripada mendengar
pendapat orang lain, maksudnya tiada lain demi kepentingan dirinya sendiri saja. Sifat
seperti jelas merupakan kendala dalam menyimak efektif. Ingat saja misalnya sifat
tukang obral dikaki lima, berbicara lancar memikat hati para pembeli, ingin disimak oleh
orang banyak, tetapi mungkin saja tidak menyimak para pembeli apa lagi memikirkan
mereka, yang pentingg meraih uang pembeli

ii. Keengganan ikut terlibat.


Keengganan mananggung resiko jelas menghalangi kegiatan menyimak. Keterlibat diri
adalah salah satu diantaranya. Menyimak adalah salah satu kegiatan yang mana mau tak
mau harus melibatkan diri dengan sang pembicara. Bagaimana seseorang menjadi
meyimak yang baik kalau dia enggan, takut ikut terlibat atau tidak mau melibatkan
dirinya dengan pembicara dan para penyimak lainnya. Berbicara dan menyimak saling
berhubungan erat. Dalam suatu pembicaraan, misalnya diskusi,seminar,simposium,
justru keterlibatan para partisipasilah yang dituntun; keterlibatan para penyimaklah
yang diharapkan. Tanpa melibatkan mereka, tanpa mendekati diri mereka pada
pembicara beserta materi ujarannya, kegiatan itu tidak akan berhasil. Jadi sebenarnya
adalah suatu kontradiksi bila ada penyimak yang enggan terlibat dalam kegiatan yang
justru menuntut keterlibatan.
Kengganan ikut terlibat dengan orang lain memang merupakan suatu kendala atau
penghalang kegiatan menyimak yang efektif. Yang menjadi masalah sekarang : mengapa
orang enggan terlibat ? mungkin ada beberapa alasan, antara lain :
a) Keterlibat memancing reaksi yang spontan, yang kadang – kadang tidak diramalkan
atau diatur sejak dini.
b) Kesan pribadi atau idola kita mungkin saja terancam atau memalukan.
c) Kebebasan ikut terlibat mengandung pola kebebasan untuk menemui kegagalan.
d) Keterlibatan jelas menuntut dan memerlukan tenaga dan daya tahan.

iii. Ketakutan akan perubahan’’segala berubah tidak ada yang tetap pantai rei’’ kata filsuf
herakleritos.
Belajar berarti mengubah diri dari tahu menjadi tahu.oleh karena itu mungkin perlu kita
mempertanyakan apa – apa pendapat yang kita miliki dan juga cara – cara kita
melakukan sesuatu. Hal ini membingungkan dan menggusarkan kita. Demikian tak
jarang kita menentang untuk tidak mepelajari sesuatu tapi justru mencoba mengubah
pandangan seseorang.
Perubahan dapat terjadi tapi perubahan yang kita harapkan adalah perubahan yang
membawa keinginan. Dan mengapa menyiksa diri menyimak orang lain kalau kita sudah
tau pasti’’segala sesuatu ?’’orang yang takut akan perubahan tidak akan menjadi
penyimak efektif.
Orang yang takut akan perubahan tidak akan mengalami kemajuan.karena dia hidup
dala suasana berubah.ikutlah dan manfaatkanlah perubahan ini demi kemajuan.

iv. Keinginan menghindari pertanyaan


Malu bertanya sesat dijalan. Kalau peribahasa itu kita maklumi benar benar, Maka tidak
ada alasan kita menghindari atau tidak mau menjawab pertanyaan orang lain.
Dapan memberi penjelasan dan jawaban pertanyaan orang lain, berarti kita membantu
dia. Hargai dan beri dia jawaban yang lebih teperinci bagi pertanyaan orang itu.
Keinginan menghindari dengan alasan takut nanti jawaban yang diberikan akan
memalukan. Jelas merupakan kendala dalam kegiatan diskusi- kegiatan berbicara dan
menyimak. Kondisi internal ini harus diperbaiki kalau memang kita ingin menjadi
penyimak yang efektif.

v. Puas terhadap penampilan eksternal


Pada saat kita mengemukakan pendapat kita melihat partisipasi menganggukan
anggukan kepala sambi tersenyum. Kalau kita terus merasa puas terhadap tanda
simpatik dan pengertian seperti itu, maka kita gaga menjadi peyimak yang intensif lagi
untuk melihat kalau pengertian itu memang benar benar wajar.
Ada saja orang yang menganggukan kepala sekalipun dia tidak mengerti apa yang
disimak itu.
Ini menunjukan kalau dia penyimak yang gagal.
Penyimak yang baik yang dapat melihat yang tersirat dibalik yang terucap.sekadar
mencari gengsi sering kita lihat didiskusi atau seminar. Seorang partisipan yang
merupakan seorang penyimak, yang mengintrupsikan,pembicara atau ujaran seseorang
lalu mengemukakan pendapat atau pertanyaan dan dia merasa puas karena mengetahui
maksud pembicara.
Orang ini masuk dalam golongan penyimak jelek, karena dia lekas merasa puas
terhadap penampilan eksternal.
Jelas merupakan kendala dalam kegiatan menyimak.
Sifat jelek ini yang menghalangi menjadi penyimak efektif.

vi. Pertimbang yang prematur


Kalau ada sesuatu yang prematur maka ada sesuatu yang tidak wajar.
Sering kita dengar ada orang yang berkata’’oh saya sudah mengetahui apa yang dia
maksud’’ dalam suatu diskusi seminar.
Ucapan tersebut merupakan ciri bahwa orang tersebut tidak penyimak ujaran sang
pembicara.
Penyimak tipe begini mungkin saja menyamaratakan pembicara.
Segala sesuatu yang akan diutarak pembicara sudah diketahui oleh
penyimak’’pertimbang dan keputusan prematur’’ ini.
Dia tipe penyimak yang jelek justru sifat ini yang menghalangi menjadi penyimak efektif.

vii. Kebingungan sematik


Dapat dikatakan secara singkat bahwa semantik adalah suatu ilmu yang menelaah
perbedaan konotasi dan denotasi kata – kata; ilmu yang menelaah makna kata – kata.
Intonasi atau tekanan yang berbeda jelas menimbulkan konotasi yang berbeda pula.
Makna sesuatu kata turut ditentukan oleh situasi dan lingkungan kata tersebut.
Jelasnya makna suatu kata tergantung individu yang memakai pada situasi tertentu dan
waktu tertentu.
Nah,kalau seorang penyimak tidak memahami hal ini, maka dia akan kebingungan
mengartikan kata kata yang di pakai sang pembicara.
Kebingungan sematik ini jelas merupakan kendala serius bagi seorang penyimak.
Seorang yang menjadi penyimak efektif harus mempunyai kosa kata yang memadai.

2. Perilaku menyimak
Hanya terdapat 2 tipe dalam perilaku menyimak,yaitu:
i. Menyimak faktual
ii. Menyimak empatik
i. Menyimak faktual.

Menguasaan yang mantap dari teknik – teknik menyimak faktual ini justru memudahkan
sang penyimak untuk menangkap serta memahami fakta,konsep serta informasi yang
disampaikan pembicara. Otak dan komputer hanya bisa memproses sejumlah fakta tertentu
dan waktu tertentu, selama kita tetap ingin menyiapkan materi baru dan bervariasi.mau tak
mau otak kita memilih mengorganisasikan semua masukan yang diterima dari sang
pembicara.dalam hal ini otak kita merupakan komputer yang mengunbah materi yang
dibuat logis,masuk akal dan mudah dipahami.kalau kita menggunakan otak kita dengan cara
ini, maka pada prinsipnya kita telah mempraktek menyimak faktual yang dikenal juga
sebagai’’menyimak untuk mengingat’’pada saat menyimak kita mencoba menangkap ide
pokok,dan gagasan sang pembicara.

Aneka kegiatan dan perilaku yang kita laksanakan adalah :

1) Memusatkan perhatian pada pesan pesan orang lain.


2) Berusaha mendapatkan fakta – fakta.

Perlu kita sadari bahwa menyimak faktual menuntut 4 keterampilan khusus,yaitu:

a) Kita harus melibatkan diri secara total pada situasi komunikasi


b) Kita harus menguasai seni atau kiat catatan yang tepat guna.
c) Kita harus mencari serta menganalisis sarana penunjang yang diutarakan sang
pembicara
d) Kita harus mencari pola organisasi dan struktur keseluruhan pembicara

ii. Menyimak empatik


Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap psikologis dan emosional
sang pembicara dan bagaimana sifat tersebut mempengaruhi ujarannya.
Menyimak empatik bisa disebut juga menyimak aktif atau pemahaman,setiap pesan
2 berisi bagian,yaitu : isi atau materi faktual, dan perasaan atau sikap pembicara
pada isi tersebut.
Dengan kegiatan menyimak ini demi pemahaman dapa seseorang dapat menyerap
serta memahami 2 bagian pesan tersebut.
Ada beberapa perilaku yang dituntut dalam kegiatan menyimak empatik, yaitu
adalah :
1) Memperhatikan isyarat – isyarat nonverbal.
2) Menempatkan diri pada posisi orang lain.
3) Memusatkan perhatian pada pesan,bukan pada penampilan.
Memang jika ingin menjadi penyimak yang baik kita harus memusatka perhatian pada pesan. Ini
berarti kita dapat memisahkan pesan pembicara dari metode penambilannya.

Ada beberapa cara melakukannya yaitu:

1. Buatlah catatan mental dari butir utama.


2. Pikirkan dan renungkanlah kemngkinan adanya cara – cara untuk menunjang ide ide
sang pembicara.
3. Cari dan dapatkan cara yang telah dipakai pembicara untuk mengorganisasikan atau
memberi struktur terhadap penampilannya.

-3. Meningkatkan perilaku menyimak


Beberapa langkah khusus untuk meningkatkan keterampilan menyimak,terutama bagi
peningkatan perilaku menyimak.

i. Menerima keanehan pembicara


ii. Memperbaiki sikap
iii. Memperbaiki lingkungan
iv. Jangan dulu memberikan pertimbangan
v. Meningkatkan pembuatan catatan
vi. Menyaring tujuan menyimak
vii. Memanfaatkan waktu secara bijaksana
viii. Menyimak secara rasional
ix. Berlatih menyimak bahan sulit

Siasat menyimak dapat digunakan atau dimanfaatkan:

a) Buatlah prasangka yang ada


b) Manfaatkanlah umpan balik nonverbal
c) Gunakanlah umpat balik verbal
Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan
Kendala-Kendala dalam Menyimak

1. Keegosentrisan, yaitu mementingkan dirisendiri, sipenyimak tidak tahu-menau terhadap


apa yang disimak dan hanya menyimak hal-hal yang dianggapnya menarik.
2. Keengganan ikut terlibat, yaitu penyimak enggan atau tidak mau ikut terlibat dalam
simakan, maka penyimak akan berusaha agar dirinya tidak ikut terlibat, dan akhirnya
proses menyimak tidak berjalan dengan baik.
3. Ketakutan akan perubahan, yaitu penyimak merasa sudah pas terhadap sesuatu, baik
itu kodisi lingkungan dsb, namun penyimak merasa takut akan adanya perubahan
suasana tersebut yang membuat penyimak menjadai tidak konsentrasi lagi terhadap apa
yang disimaknuya.
4. Keinginan menghindari pertanyaan, yaitu penyimak mencoba menghindar dari
pertanyaan yang akan diajukan oleh pembicara, hal ini disebabkan karena kurangnya
percaya diri, kurangnya kemampuan untuk menjawab pertanyaan, rasa malu,dll, yang
menyebabkan penyimak tidak sepenuhnya menanggapi simakan.
5. Puas terhadap penampilan eksternal,yaitu kepuasan dan kebanggan yang berlebihan
terhadap penampilan fisik, yang belum tentu apa yang disimak juga berkualitas, yang
menyebabkan penyimak merasa bahwa pembicara adalah orang yang bagus dalam
berbicara, namun setelah pembicara menyampaikan pembicaraan yang kurang menarik
dan tidak sesuai dengan penampilan fisik, maka penyimak akan mengecohkannya.
6. Pertimbangan yg prematur, yaitu pertimbangan yang belum sampai pada waktu untuk
hasil yang sesuai, belum habis secara keseluruhan hasil simakan, penyimak sudah
mempertimbangkannya terlebih dahulu.
7. Kebingungan semantik, yaitu kebingungan terhadap sesuatu yang menimbulkan proses
menyimak tidak di tanggapi dengan baik, dan setelah kebingungan itu hilang barulah
penyimak akan mencari tahu apa yang baru saja ia lewatkan, misal saat seseorang
kehilangan hp dan ia kebingungan maka saat temannya berbicara dengannya dia tidak
akan menanggapinya dan sibuk mencari hpnya,namun setelah hapnya ditemukan
barulah dia akan berbicara dengan temannya.

Perilaku menyimak
Setiap manusia dialhirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan
sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan
dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi
tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan
pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbul, atau
mati.
Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas.
Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya
terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak,
dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dapat menangkap isi bahan
simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin
dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula.

Anda mungkin juga menyukai