DISUSUN
KENI APRILIANO(2019028)
AMELIA(2019016)
AYU SUGIARTI(2019020)
Kami pun menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu,kami mengharapkan adanya kritik demi perbaikan makalah yang akan
kami buat dimasa depan yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami semua orang khususnya bagi para
pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar besarnya jika terdapat kata – kata yang kurang
berkenan.
Atas semua ini kami mengucapkan terima kasih bagi segala pihak yang ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan.....................................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumus masalah................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
Bab 2 Pembahasan.....................................................................................................
Bab 3 Penutupan........................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia
akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,
produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan
menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan
yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
B. Rumus masalah
1. Apa saja faktor faktor yang menghalangi menjadi penyimak efektif.
2. Apa saja perilaku menyimak.
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor yang menghalaing menjadi peyimak efektif.
2. Mengetahui apa saja perilaku menyimak.
Bab 2
Pembahasan
i. Keegosentrisan.
Sifat yang mementingkat diri sendiri. Sifat keegosentrisan,yang memusatkan segala
sesuatu pada diri sendiri,mungkin saja merupakan cara hidup bagi sementara orangg
dalam kondisi temporer saja. Orang yang egosentrisan tidak akan dapat bergaul dengan
orang banyak dengan baik. Dia lebih senang didengar orang daripada mendengar
pendapat orang lain, maksudnya tiada lain demi kepentingan dirinya sendiri saja. Sifat
seperti jelas merupakan kendala dalam menyimak efektif. Ingat saja misalnya sifat
tukang obral dikaki lima, berbicara lancar memikat hati para pembeli, ingin disimak oleh
orang banyak, tetapi mungkin saja tidak menyimak para pembeli apa lagi memikirkan
mereka, yang pentingg meraih uang pembeli
iii. Ketakutan akan perubahan’’segala berubah tidak ada yang tetap pantai rei’’ kata filsuf
herakleritos.
Belajar berarti mengubah diri dari tahu menjadi tahu.oleh karena itu mungkin perlu kita
mempertanyakan apa – apa pendapat yang kita miliki dan juga cara – cara kita
melakukan sesuatu. Hal ini membingungkan dan menggusarkan kita. Demikian tak
jarang kita menentang untuk tidak mepelajari sesuatu tapi justru mencoba mengubah
pandangan seseorang.
Perubahan dapat terjadi tapi perubahan yang kita harapkan adalah perubahan yang
membawa keinginan. Dan mengapa menyiksa diri menyimak orang lain kalau kita sudah
tau pasti’’segala sesuatu ?’’orang yang takut akan perubahan tidak akan menjadi
penyimak efektif.
Orang yang takut akan perubahan tidak akan mengalami kemajuan.karena dia hidup
dala suasana berubah.ikutlah dan manfaatkanlah perubahan ini demi kemajuan.
2. Perilaku menyimak
Hanya terdapat 2 tipe dalam perilaku menyimak,yaitu:
i. Menyimak faktual
ii. Menyimak empatik
i. Menyimak faktual.
Menguasaan yang mantap dari teknik – teknik menyimak faktual ini justru memudahkan
sang penyimak untuk menangkap serta memahami fakta,konsep serta informasi yang
disampaikan pembicara. Otak dan komputer hanya bisa memproses sejumlah fakta tertentu
dan waktu tertentu, selama kita tetap ingin menyiapkan materi baru dan bervariasi.mau tak
mau otak kita memilih mengorganisasikan semua masukan yang diterima dari sang
pembicara.dalam hal ini otak kita merupakan komputer yang mengunbah materi yang
dibuat logis,masuk akal dan mudah dipahami.kalau kita menggunakan otak kita dengan cara
ini, maka pada prinsipnya kita telah mempraktek menyimak faktual yang dikenal juga
sebagai’’menyimak untuk mengingat’’pada saat menyimak kita mencoba menangkap ide
pokok,dan gagasan sang pembicara.
Penutup
A. Kesimpulan
Kendala-Kendala dalam Menyimak
Perilaku menyimak
Setiap manusia dialhirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan
sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan
dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi
tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan
pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbul, atau
mati.
Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas.
Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya
terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak,
dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dapat menangkap isi bahan
simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin
dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula.