Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MENYIMAK

KEMAMPUAN MELAKSANAKAN BAHAN


SIMAKAN
Dosen pengampu: Naim Irmayani, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh:
JUNIANA (20191020470
WIWIN LESTARI (2019102O27)
FINNI OKTAVIA (2019102039)
YESTI ASTARI (2019102040)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKDAN BAHASA INDONESIA
KELAS B

UNIVERSITAS AL ASYRIAH MANDAR


TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

1
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas
kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat kepada kami.
Makalah ini telah susun dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlanjacar pembuatan
makalah ini,untuk itu kami mengucapkan tererimah kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makala
ini.
Kami menyadari bahwa dari pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari susunan,kaliamat,maupun tata
bahasa.Kami menerima saran dan kritikan dari pembaca untuk
memperbaiki makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berherap semoga makalah bahasa kami
tentang ‘’menyimak’’ dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Wiwin Lestari

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i

DAFITAR ISI ...............................................................................


BAB 1
1.1 PENDAHULUAN................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................
BAB 11
PEMBAHASAN
A.DUALOG DAN DIALOG .......................................................
B.HAKIKAT PERHATIAN ........................................................
C.PERHATIAN DALAM KOMUNIKASI ...............................
D.FAKTOR PERHATIAN MENYIMAK .................................
E.MENGAPA KITA MENYMAK? ...........................................
F.BAHAN SIMAKAN YANG MENARIK PERHATIAN ......
BAB 111
KESIMPULAN .............................................................................
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegiatan menyimak tidak
terlepas dari kegiatan berbahasa yang lain seperti berbicara atau
menulis. Artinya, kegiatan menyimak haruslah didahului atau diikuti
dengan kegiatan menulis, membaca, atau berbicara. Manfaat menyimak
antara lain : sebagai dasar belajar bahasa,meningkatkan keterampilan
bahasa yang lain, memperlancar komunikasi lisan, menambah
wawasan/pengetahuan. Selain itu menyimak juga mempunyai tujuan
yaitu mendapat fakta, menganalisis fakta, mendapatkan inspirasi,
menghibur diri, meningkatkan kemampuan berbicara.
Dalam menyimak ada beberapa kendala yang dapat menghambat
proses menyimak tersebut. Kendala-kendala tersebut
yaitu keegosentrisan, keengganan ikut terlibat,ketakutan akan
perubahan, keinginan menghindari pertanyaan, puas terhadap
penampilan eksternal, pertimbangan yang prematur, kebingungan
semantik. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut perlu ada yang kita
cermati agar kegiatan menyimak menjadi efektif dan berjalan sesuai
tujuan yang diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian duolog dan dialog?
2. Apa hakikat dari perhatian?
3. Apa yang menjadi perhatian dalam komunikasi?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perhatian menyimak?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DUOLOG DAN DIALOG
Sering kita beranggapan bahwa kegiatan menyimak tidak perlu
dipelajari, kegiatan itu akan muncul secara alamiah karena memang
begitu banyak mempergunakan waktu kita dalam “aneka situasi
menyimak” dalam kehidupan sehari-hari; misalnya: berbicara dengan
teman-teman, mengikuti kuliah, mendengarkan ceramah, menonton
televisi, dan mendengarkan siaran radio.
Dualog merupakan suatu situasi kelompok dua orang kecil
yang masing-masing memperoleh giliran berbicara, tetapi tidak seorang
pun menyimaknya. Sebaliknya, dialog yang sejati melibatkan
penyimakan kepada orang lain seperti halnya pada diri sendiri. Dialog
menuntut ancangan atau pendekatan terbuka, suatu kesudian menaruh
perhatian kepada orang lain dan memberi responsi secara sopan kepada
mereka tanpa latihan dan ulangan. Menyimak merupakan suatu sarana
penting dan berguna bagi hubungan-hubungan

antar pribadi yang bermakna. Kegunaan dialog ini sangat terasa dalam
kehidupan modern, terlebih dalam bidang politik antar negara.
Kerap kali orang beranggapan bahwa dalam dialog, pembicaralah
yang memegang peranan penting, paling bertanggung jawab bagi
komunikasi lisan yang efektif. Perlu diingat dan disadari bahwa tanpa
penyimak yang baik, dan penyimakan yang baik, tidak akan ada umpan
balik; dan tanpa umpan balik, para pembicara akan dipaksa
menyuarakan atau mendengungkan kesan-kesan mereka tanpa tujuan
dan tanpa maksud, sia-sia belaka.

B. HAKIKAT PERHATIAN
Pengertian perhatian itu sendiri tidak sesederhana anggapan
kebanyakan orang justru sangat rumit dan kita belum mengetahui
banyak mengenai itu, yang jelas kita ketahui ialah perhatian itu
beroperasi pada situasi, sikap, dan rasa. Perhatian yang diberikan
terhadap suatu percakapan pada suatu pesta berbeda tipe dan
intensitasnya dari perhatian yang kita berikan pada saat ujian lisan.
5
Ada seorang pakar yang menyarankan bahwa konsep perhatian itu
mencakup beberapa faktor, antara lain :
Konsentasi mental

2. Kewaspadaan
3. Selektivitas
4. Mencari dan Memeriksa
5. Aktif dan giat
6. Penataan diri
Teori-teori yang berkenaan dengan perhatian :
a. Teori Seleksi-Responsi
Dalam teori ini, seleksi dikaitkan langsung dengan kepentingan
stimulus. Semakin penting suatu stimulus bagi penerima, semakin kuat
pula reaksinya, dan kekuatan reaksi terhadap suatu stimulus menentukan
reaksi.
b. Teori Saringan
Informasi memasuki sistem melalui sejumlah selalu parallel. Informasi
itu disimpan dalam waktu terbatas di dalam sebagai ingatan yang
dikenal sebagai bank ingatan jangka pendek. Bank ingatan jangka
pendek merupakan suatu fasilitas penyimpanan terbatas tempat
informasi menghilang dengan cepat kecuali kalau dilatih secara konstan
atau diteruskan ke penyimpanan jangka panjang. Informasi dari saluran
kapasitas terbatas menuju mekanisme keluaran, atau dengan perkataan
lain, kita bertindak berdasarkan informasi yang menarik perhatian kita,
selanjutnya akan memasuki ingatan jangka pendek seseorang, berjalan
melalui saringannya, dan kemudian ke dalam saluran kapasitas
terbatasnya, dan seterusnya.
c. Teori Seleksi Masukan
Masukan itu (pesan, informasi, dan data) kemudian dianalisis
berdasarkan sifat-sifatnya (kenyaringan, tekanan, warna, luas ukuran).
Analisis ini melengkapi kita dengan informasi yang dapat disimpan,
dianggap sepi, ditiadakan, atau dimanfaatkan.

C. PERHATIAN DALAM KOMUNIKASI


Komunikasi lisan yang tepat guna bergantung pada pengiriman,
penerimaan, dan tanggapan atau sambutan terhadap pesan-pesan lisan,
selanjutnya. Penerimaan dan responsi bergantung pada perhatian.
Jadi,tidak mungkin memisahkan perhatian dari komunikasi efektif.

6
Ada pakar yang mengatakan bahwa kita dapat menangkap tujuh
stimulus, walaupun tidak dikatakan dengan tegas bahwa kita menaruh
perhatian kepada semua itu. Sekaligus, mengirim lebih dari tujuh
stimulus ke dalam otak pada suatu saat pasti akan menimbulkan
komunikasi yang keterlaluan.
Jika kita memperhatikan satu stimulus diantara yang lain-lainnya,
maka sebenarnya kita tidak menutup diri seluruh dari gangguan.
Kemampuan kita untuk diganggu sama besar nilainya dengan kekuatan
kita untuk memusatkan perhatian.
Demikianlah, suatu stimulus yang kuat dan tidak kita harapkan
mempunyai suatu kekuatan untuk menggantikan stimulus dengan suka
rela kita tekuni dengan penuh perhatian.
Jumlah stimulus yang kita coba menaruh perhatian atasnya jelas
mempengaruhi taraf perhatian yang dapat kita berikan kepada salah satu
stimulus saja. Oleh karena itu, keefektifan penyimakan kita secara
langsung berhubungan dengan intensitas perhatian kita.
Walaupun menentukan perhatian utama itu memang mungkin, hal itu
sama sekali tidaklah otomatis, mengakibatkan penyimakan yang baik.
Perhatian yang utuh hanya dapat diberikan pada satu stimulus pada
suatu waktu.
Jumlah stimulus yang dapat kita perhatikan, mempengaruhi jumlah
waktu yang kita pergunakan untuk memperhatikan salah satu
diantaranya. Perhatian kita cenderung melompat-lompat berkeliling dari
waktu ke waktu dan jarang sekali seseorang memberikan perhatian utuh
pada suatu stimulus lebih dari lima belas detik rata-rata.
Ada perhatian yang berdasarkan pilihan kita dan ada pula perhatian
yang bukan berdasarkan pilihan kita. Kedua jenis ini masing-masing kita
sebut perhatian sukarela dan perhatian wajib.

D. FAKTOR PEMENGARUH PERHATIAN MENYIMAK


Faktor pengalaman sangat menentukan besar tidaknya perhatian
seseorang untuk menyimak sesuatu. Pengalaman yang dimaksudkan
dapat berasal dari pembicara atau pun dari penyimak. Setiap orang tentu
menaruh perhatian terhadap pembicaraan yang disajikan oleh orang
yang banyak pengalaman dan banyak pengetahuan.

7
Faktor pembawaan seseorang pun turut berperan, ada orang yang
berpembawaan baik dan ada pula orang yang berpembawaan jelek.
Orang yang berpembawaan baik dapat menyesuaikan diri pada situasi
dan kondisi, sedangkan orang yang berpembawaan jelek justru
sebaliknya. Baik pembawaan pembicara maupun pembawaan penyimak
turut menentukan taraf perhatian seseorang untuk menyimak.
Faktor sikap tidak boleh kita abaikan terhadap perhatian menyimak,
sikap terbuka memang sangat dibutuhkan dalam kegiatan menyimak.
Sebaliknya, sikap tertutup atau sikap curiga akan mengurangi minat atau
perhatian seseorang untuk menyimak pembicaraan seseorang.
Faktor motivasi, dorongan atau alasan sangat menentukan besar atau
tidaknya perhatian seseorang untuk menyimak ceramah, kuliah,
khotbah, atau pembicaraan yang dibawakan oleh seorang pembicara.
Kita juga tidak boleh melupakan faktor jenis kelamin yang dapat
menentukan kadar perhatian untuk menyimak. Minat dan perhatian pria
dan wanita memperlihatkan perbedaan, walaupun tidak dapat disangkal
ada persamaan.

E. MENGAPA KITA MENYIMAK?


1) Menyimak demi Kenikmatan
Apabila kita menyimak demi kesenangan, demi kenikmatan, ada pakar
yang mengatakan bahwa aturan-aturan berikut akan terasa
menguntungkan:
a) Duduklah secara menyenangkan, dalam posisi yang santai, baik fisik
maupun mental.
b) Usahakanlah adanya suatu sikap yang reseptif.
c) Gunakanlah imajinasi dan empati.
d) Periksalah secara kritis reaksi-reaksi diri sendiri setelah mendengar
bahan simakan itu.
2) Menyimak demi Pemahaman
Menyimak pemahaman ini lebih sulit karena penyimak tidak menerima
setiap stimulus yang dikirim oleh pembicara. Menyimak pemahaman
menuntut dari penyimaknya pemahaman terhadap proses komplesi,
resolusi, atau penyelesaian.
Kalau kita menyimak demi pemahaman, hendaknya dituruti langkah-
langkah pencegahan berikut ini :

8
a) Kenalilah ide-ide utama atau gagasan-gagasan pokok pembicara, dan
pusatkanlah perhatian pada masing-masing itu sebaik disajikan oleh
pembicara.
b) Kenalilah struktur atau susunan butir-butir pokok yang dominan.
c) Periksalah secara kritis perincian-perincian yang dipakai untuk
mengembangkan serta menunjang ide-ide pokok.
d) Hubungkanlah ide-ide pokok pembicaraan dengan kepercayaan,
sikap, nilai-nilai dan perilaku Anda/perilaku kita sendiri.
3) Menyimak demi Penilaian
Dalam kegiatan menyimak evaluatif, kita selaku penyimak harus
mampu memberikan penilaian, pendapat, keputusan, dan komentar yang
kritis terhadap materi pembicaraan.

F. BAHAN SIMAKAN YANG MENARIK PERHATIAN


1. Tema harus up-to-date. Bahan-bahan mutakhir, terbaru, dan muncul
dalam kehidupan biasanya menarik perhatian.
2. Tema terarah dan sederhana. Tema pembicaraan yang terlalu luas
takkan terjangkau oleh para penyimak. Pilihlah salah satu topik yang
sederhana, jangan terlalu rumit dan sukar, yang muncul dari kehidupan
sehari-hari.
3. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Dari
pembicaraan seseorang biasanya kita mengharapkan adanya hal-hal
yang dapat menambah pengetahuan. Topik atau tema yang disajikan
dapat memperkaya pengalaman serta penguasaan para penyimak akan
masalah itu.
4. Tema bersifat sugestif dan evaluatif. Pokok pembicaraan harus dapat
menggugah serta merangsang para penyimak untuk berbuat, bertindak,
dan berkata dalam hatinya, “saya pun pasti dapat dan berhasil
mengerjakan hal serupa itu”.
5. Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogianya
dapat mempertinggi motivasi para penyimak untuk bekerja lebih tekun
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
6. Pembicaraan harus dapat menghibur. Dengan menyimak sesuatu,
maunya orang bisa melupakan kesusahan atau masalah hidup, paling
sedikit untuk sementara, pada saat menyimak itu. Oleh sebab itu,
pembicara harus pandai berkelaar, membuat humor, yang dapat
membuat para penyimak tertawa, kalau perlu terbahak-bahak.

9
7. Bahasa sederhana dan mudah dimengerti. Dengan bahasa yang
sederhana, tema atau topik pembicaraan lebih mudah dipahami, lebih
cepat dimengerti, komunikasi berjalan lancar tanpa kendala kebahasaan.
8. Komunikasi dua arah. Jadikanlah forum ini menjadi komunikasi dua
arah. Beri kesempatan kepada para penyimak, saling berganti, agar
komunikasi hidup, bersifat dua arah, merupakan dialog.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam kegiatan menyimak kita perlu memperhatikan hal-hal yang
mempengaruhi menyimak tersebut, seperti kendala menyimak dan hal
yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kendala tersebut. Kegiatan
menyimak sebaiknya bersifat dialog agar kegiatan menyimak hidup dan
penyimak dapat lebih aktif. Ada juga faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam proses menyimak. Faktor pengalaman sangat
menentukan besar tidaknya perhatian seseorang untuk menyimak
sesuatu. Pengalaman yang dimaksudkan dapat berasal dari pembicara
atau pun dari penyimak. Setiap orang tentu menaruh perhatian terhadap
pembicaraan yang disajikan oleh orang yang banyak pengalaman dan
banyak pengetahuan. Faktor-faktor tersebut ialah faktor pembawaan
faktor sikap.faktor motivasi faktor jenis kelamin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan .


Bandung: Anghkasa.

Mudjianto dan Susanto, Gatut. 2010. Materi Pembelajaran Menyimak.


Malang. A3 Malang.

Hermawan, Herry.2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang


Terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan, Landasan Penyusunan Buku
Pelajaran
Bahasa. Semarang : IKIP Semarang Press.

11

Anda mungkin juga menyukai