Anda di halaman 1dari 13

ACTIVE LISTENING DAN BUILDING RAPPORT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Communication Skill For Teacher

Dosen Pengampu: Ferdinal Lafendry, MM. MA

Disusun oleh:

Muhamad Irfan 202101025

Shofa Sheila Najah 202101050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
BINAMADANI TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Segala bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia – Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu tanpa kurang suatu pun. Tak lupa
Sholawat beriring salam kami panjatkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir kepada kita di yaumil akhir kelak.Penulisan
makalah yang berjudul “ ACTIVE LISTENING DAN BUILDING RAPPORT”

bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Communication Skill For Teacher.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ferdinal


Lafendry, MM. MA selaku dosen mata kuliah Communication Skill For Teacher.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr wb

Tangerang, 25 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
1. Pengertian Active Listening .............................................................. 5
2. Hambatan dalam mendengar aktif .................................................... 5
3. Pentinganya mendengar aktif ........................................................... 6
4. Definnisi building rapport ................................................................. 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan manusia


lainnya. Secara etimologi komunikasi berasa dari bahasa latin yaitu “cum” atau kata depan yang
berarti “dengan” atau bersama dengan dan kata “umus” atau sebuah kata bilangan yang berarti
“satu”. Dua kata tersebut membentuk kata benda yakni “Communio”, Communio ini dalam
bahasa Inggris disebut sebagai Comnion yang memiliki arti yaitu kebersamaan, persatuan,
persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan.
Kemampuan berkomunikasi bukan hanya tentang mengungkapkan kata-kata, kalimat dan
bertutur kata secara lisan maupun tulisan dengan baik sehingga dapat dipahami oleh semua
orang. Komunikasi juga berhubungan erat dengan mendengar. Kemampuan mendengar yang
baik dapat menciptakan sebuah situasi komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif sangat
bergantung dengan kemampuan mengirim dan menerima pesan antara komunikator dan
komunikan.
Kemampuan mendengar aktif (Active Listening) merupakan kemampuan untuk
mendengar, menyimak, memahami, dan merespon pembicaraan yang sedang berlangsung antara
komunikan dengan komunikator. Kemampuan ini merupakan hal yang sangat penting bagi
seorang pendidik yang dimana bidang pekerjaannya berhubungan erat dengan aktivitas
mendengarkan, dan merespon pembicaraan tentang masalah yang dihadapi..
Dalam hal ini keterampilan untuk mendengar aktif merupakan kemampuan yang akan
sangat dibutuhkan oleh para pelaku pekerjaan dibidang yang mengharuskan untuk
berkomunikasi langsung oleh seorang individu seperti, psikolog, guru, dan lain sebagainnya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Mendengar Aktif (Active Listening) ?
b. Apa saja Hambatan dalam mendengar aktif ?
c. Apakah Keterampilan Mendengarkan aktif penting ?
d. Apa Definisi dari Building Rapport ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Mendengar Aktif (Active Listening)

kegiatan mendengarkan dapat diartikan sebagai suatu proses aktif dari menerima
rangsangan (stimulus) pada telinga (aural). Mendengarkan merupakan tindakan tidak terjadi
begitu saja tanpa kesadaran melainkan harus dengan sengaja dilakukan. Mendengarkan
menuntut energi dan komitmen terutama dalam komunikasi interpersonal. Oleh karena itu
perlu diperjelas dengan membedakan antara kegiatan mendengar (hearing) dan
mendengarkan (listening).
Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara mendengarkan menyangkut
penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini menegaskan bahwa seseorang dalam
aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan yang diterima lalu kemudian
memprosesnya dengan cara tertentu. Setidaknya selama beberapa waktu, isyarat yang
diterima itu ditahan dan mengalami proses. Sejalan dengan ini Janasz (2009) mengemukakan
bahwa untuk memperoleh pesan yang utuh dari pengirim pesan atau sumber, penerima pesan
harus melakukan kegiatan mendengarkan dengan menggunakan panca indera secara tepat.
Karena itu dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan tiga dimensi yaitu
penginderaan, pengolahan/evaluasi dan memberi respon.
Mendengar aktif merupakan teknik mendengarkan dengan cara menyimak, memahami,
menafsirkan, dan juga memberikan respon dalam pembicaraan dan memberikan kesan
kepada pembicara bahwa dirinya diperhatikan ketika melakukan percakapan. Kemampuan ini
merupakan hal yang sangat penting ketika kita sedang melalukan komunikasi dengan peserta
didik,murid akan merasa diperhatikan ketika bercerita tentang masalahnya dan menceritakan
seluruh masalahnya.

2. Hambatan dalam mendengar aktif

Mendengar secara selektif merupakan salah satu penghalang paling umum bagi
mendengarkan secara efektif. Bila pikirannya mengembara, anda sering tidak menyimak sampai
anda mendengar satu kata atau frase yang akan menarik kembali perhatian anda. Tetapi pada saat
itu, anda tidak dapat mengingat kembali apa yang sesungguhnya dikatakan oleh pembicara;
5
melainkan anda mengingat apa yang anda pikir mungkin dikatakan oleh pembicara. Salah satu
alasan pikiran pendengar cenderung mengembara adalah karena orang berpikir lebih cepat
daripada ketika mereka bicara. Kebanyakan orang berbicara sekitar 120 sampai 150 kata per
menit, tetapi pendengar dapat memroses informasi audio sekitar 500 kata per-menit. Dengan kata
lain, otak seseorang mempunyai banyak waktu luang kapanpun seseorang sedang mendengarkan,
dan bila tidak diarahkan, otak akan mencari ribuan hal lain untuk untuk dipikirkan. Berusahalah
dengan sadar untuk tetap berfokus pada pembicara, dan gunakan waktu ekstra yang ada untuk
menganalisis apa yang anda dengar, atau siapkan pertanyaan yang mungkin perlu anda
tanyakan.Mengatasi penghalang daya ingat merupakan masalah yang sedikit lebih mudah
dipecahkan, tetapi hal tersebut memerlukan beberapa usaha. Mengatasi penghalang
mendengarkan secara efektif, antara lain:
(1) kendalikan apa pun hambatan terhadap penerimaan fisik sebisa mungkin (terutama,
menginterupsi pembicara dengan mengajukan pertanyaan atau memamerkan perilaku nonverbal
yang mengganggu),
(2) hindari pendengar secara selektif dengan mencoba berfokus pada pembicara dan
menganalisis apa yang di dengar,
(3) pertahankan pikiran yang terbuka dengan menghindari setiap prasangka atau tidak
mendegarkan secara defensif,
(4) menguraikan kata-kata sendiri ide-ide pembicara, berikan orang tersebut kesempatan
untuk menegaskan atau memperbaiki interpretasi anda,
(5) jangan hanya mengandalkan pada daya ingat, tetapi rekam, tulis, simpan informasi dalam
beberapa cara fisik lain,
(6) tingkatkan daya ingat jangka pendek dengan mengulang-ulang informasi, mengaturnya
dalam suatu pola, atau memecahnya dalam daftar-daftar pendek, dan
(7) tingkatkan daya ingat jangka panjang dengan melakukan asosiasi, kategorisasi, visualisasi
dan menghafal.

3. Pentingnya Keterampilan Mendengarkan aktif

Sebenarnya mendengarkan secara aktif dapat memperlihatkan kesan kepada pembicara atau
pengirim pesan bahwa lawan bicaranya benar-benar terlibat dalam komunikasi tersebut. Selain
itu, dengan perhatian penuh kepada pembicara, pendengar yang aktif dapat lebih fokus pada inti

6
dari pesan yang disampaikan dan memberi umpan balik berupa tanggapan atau pertanyaan agar
pendengar lebih memahami tentang apa yang dibicarakan. Dengan demikian komunikasi
transaksional telah terjadi. Umpan balik dalam berbagai bentuk dapat menjadi bagian penting
untuk komunikasi lebih jauh. Dalam mendengarkan secara pasif, komunikasi yang terjadi hanya
ada satu arah. Sementara dalam komunikasi dengan mendengarkan secara aktif, kedua pihak
saling menanggapi baik secara langsung maupun tidak langsung. Terjadi pertukaran ide atau
pesan dengan baik sehingga dapat meningkatkan relasi yang ada. Dalam mendengarkan secara
aktif, terjadi situasi saling mendukung dan saling pengertian antara pihak-pihak yang terlibat. Di
sana terjadi saling menguatkan dan saling percaya antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Dalam menyampaikan umpan balik setidaknya harus bersifat segera, jujur, patut dan juga jelas.
Sehingga umpan balik tersebut dapat menjadi signal bagi pengirim pesan untuk menentukan
langkah dalam proses komunikasi selanjutnya. Selain manfaat di atas, mendengarkan secara aktif
sebenarnya mengundang orang lain untuk juga melakukan hal yang sama. Dengan
mendengarkan secara aktif dapat menjadi contoh bagi orang lain. Sebaliknya jika orang tidak
saling mendengarkan, maka kecenderungan terjadi kekacauan dan konflik. Jadi lebih
menguntungkan dapat mendengarkan secara aktif karena dapat menciptakan suasana yang lebih
akrab dan komunikasi berjalan baik.
Mendengarkan secara aktif juga dapat memperdalam relasi yang ada sekaligus dapat
melahirkan pemecahan masalah. Kita adalah manusia yang mudah untuk berbuat salah dalam
memersepsikan apa yang disampaikan orang lain. Dengan mendengarkan secara aktif dan
memberikan umpan balik yang baik, maka baik pengirim maupun penerima pesan dalam
komunikasi saling mendukung dan bahkan menghasilkan pemecahan masalah bagi mereka.
Mendengarkan secara aktif adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan dalam suatu
komunikasi, tetapi karena keterampilan itu sangat bermanfaat maka perlu untuk ditingkatkan.
Oleh karena itu, selain jadi pembicara yang efektif, maka akan menjadi lengkap jika kemampuan
mendengarkan dapat ditingkatkan secara aktif.

4. Definisi Building Rapport


Rapport terjadi dalam suatu hubungan di mana orang-orang atau kelompok yang terlibat
saaling memahami perasaan atau gagasan satu sama lain dan berkomunikasi dengan
baik.Membangun hubungan tidak berarti Anda harus menyukai atau setuju dengan pendapat atau
sudut pandang orang lain. Itu berarti Anda harus menunjukkan minat pada mereka, mendengarkan
7
mereka, dan menghormati perbedaan pendapat mereka dan memahami dari mana mereka berasal.
Hubungan baik mengarah pada kepercayaan, tetapi kepercayaan tidak harus berarti persetujuan.
Building Rapport bisa dianalogikan seperti membangun jembatan, ketika kita ingin
berkomunikasi dengan baik kepada seseorang, kita perlu pastikan bahwa jembatan informasinya
sudah terbentuk, agar setiap informasi yang diberikan dapat berjalan lancar masuk kepada lawan
bicara.

Membangun raport itu sangatlah penting agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Jika
komunikasi bisa lancar atau bisa dibilang dapat terbangun dengan baik maka setiap Informasi yang
disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh si pendengar. membangun raport ini bisa
dilakukan ke siapa saja, mau itu trainer, siswa, mahasiswa, klien, keluarga, semuanya penting
sekali untuk bisa membangun raport yang baik. Karena seringkali kita sebagai trainer, guru, dosen,
sales atau mungkin orang tua seringkali melupakan hal itu. Akhirnya Hal ini menimbulkan
informasi yang mungkin tidak berhasil ditangkap oleh lawan bicara kita. raport building ini
sebenarnya merupakan salah satu dari empat pilars of NLP. NLP sendiri merupakan Euro
linguistic programming yang di mana merupakan sebuah pendekatan komunikasi pengembangan
pribadi dan psikoteraphiy yang diciptakan Richard Bandler dan Jhon grinder di USA pada tahun
1970-an. pendekatan NLP ini sering digunakan untuk hypnoterapi.
Adapun tujuan dilakukannya report building ini yaitu: membangun koneksi atau jembatan
pikiran bawah sadar antara yang sedang bicara dengan yang diajak bicara sehingga setiap Informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pikiran bawah sadar lawan bicara.
Membangun hubungan bisa dilakukan dengan cara mengikuti Pacing , mirroring lawan bicara,
serta Leading melalui fisiologi kualitas suara dan bahasa atau kata.
1) Pacing

Pacing sendiri merupakan proses membangun keselarasan dengan lawan bicara istilah
lainnya adalah pancing ini merupakan menyamakan langkah sikap dan perilaku baik verbal
maupun non-verbal dari lawan bicara kita. Bentuk-bentuk pancing sebagai berikut :
• pacing nafas : menyamakan tarikan nafas dan irama nafas
• bagian gestur: menyamakan Posisi badan
• pacing preferensi: menyamakan preferensi visual auditorial atau kinetik sesuai
preferensi lawan bicara
• Pacing predicates : menyamakan kata-kata
• pacing minat : menyamakan kebiasaan hobi dan kegemaran
8
• pacing habit: menyamakan kebiasaan

2) Matching/pacing verbal

Matching verbal sendiri itu mencocokan sistem representasi dan persepsi dari lawan bicara
misalnya lawan bicara bilang “saya nggak suka tempat yang berisik “ maka kamu harus
Mencocokannya dapat lakukan dengan “Saya juga tidak suka dengan suara-suara yang
kencang”

3) Matching Non-verbal

Matching Non-verbal dapat dilakukan dengan mencocokan gesture, intonasi, nafas, kedipan
mata, dan berbagai respon non-verbal yang muncul secara tidak sadar.Contoh matching
non-verbal:

Mencocokan posisi tubuh lawan bicara, jika lawan bicara anda sedang duduk, ada baiknya
andapun mencocokan dengan kondisi yang sama. Jika sesorang berbicara dengan kecepatan
bicara tertentu , kita dapat mencocokan dengan perlahan-lahan mengikuti kecepatannya.

Beberapa hal yang penting dalam rapport :


• Melakukan pacing sehalus mungkin sehingga lawan bicara tidak menyadari jika sedang
dipacing.

• Tidak melakukan pendekatan-pendekatan yang aggresif, karena jika praktisi melakukan hal
yang aggresif pada saat rapport belum terbentuk lawan bicara mungkin akan menutup diri.

• Menghargai persepsi dari lawan bicara, karena setiap manusia memiliki kencendrungan
menyukai orang / hal yang cocok dengan persepsinya.

• Ketika melakukan building rapport, praktisi dituntut agar peka (sensory acuity) terhadap
perubahan apapun yang terjadi.

Umumnya pacing dilakukan sekitar 2 s/d 5 menit, kemudian setelah pacing adalah
melakukan kalibrasi apakah lawan bicara sudah bisa dileading.Ketika rapport sudah terbentuk,
perlu disadari bahwa jembatan yang dibangun mungkin belum kokoh, sehingga untuk membuat

9
jembatan informasi itu menjadi kokoh, praktisi harus menjaga kondisi rapport tersebut dengan
membentuk suatu kepercaayan / TRUST .Connect –> Comfort –> Trust
4) Kalibrasi

Sebelum melakukan kalibrasi tentu anda melakukan pacing mungkin pancing itu
bisa dilakukan 2 sampai 5 menit baru melakukan kalibrasi . fungsi dari kalibrasi ini adalah
untuk memastikan Apakah lawan bicara sudah bisa di Leading atau belum karena kalibrasi
sendiri membawa lawan bicara kepada yang berbeda. anda perlu mengenali perbedaan
tersebut. Karena kalibrasi sendiri membawa lawan bicara kepada state pikiran yang
berbeda kamu . perbedaan yang dicari biasanya ada pada kondisi non verbal dari lawan
bicara. Perhatikan seperti pola nafas intonasi suara, gesture, dan sebagainya kalau tanda-
tanda bahwa lawan bicara mungkin merasa nggak nyaman mungkin anda bisa kembali
melakukan pacing

5) Test Leading

Setelah kalibrasi yang sesuai selanjutnya adalah melakukan tes sliding. ketika
raport sudah terbentuk perlu disadari bahwa jembatan yang dibangun mungkin belum
kokoh sehingga untuk membuat jembatan Irwan masih itu menjadi kokoh kamu harus
menjaga kondisi raport tersebut dengan membentuk kepercayaan test leading ini tujuannya
untuk mengarahkan lawan bicaramu ke sebuah pembicaraan yang sedang ingin kamu
bawakan . Jika kamu merupakan seorang sales atau marketing mungkin kamu akan
menunggu saat-saat ini karena disaat inilah kamu mulai melakukan penjualan . sebenarnya
ini nggak cuma bisa dibawakan oleh sales atau marketing saja , mereka , semua orang
mungkin anda merupakan seorang hipnoterapis yang di mana ingin memasukkan sugesti
positif ke dalam orang yang memerlukan bantuanmu. ilmu ini juga bisa dilakukan oleh
guru terhadap muridnya sehingga para muridnya dapat menyerap semua ilmu yang
diajarkan dengan baik.

6) Leading

Secara fisiologi tadi di awal juga sudah dijelaskan bahwa Membangun hubungan ini
dilakukan dengan cara pacing, mirroring, serta Leading. secara fisiologis anda nyatanya
juga masih perlu untuk menyamakan pola-pola fisiologis di bawah ini untuk bisa

10
melakukan Leading dari Maksud anda yang sebenarnya fisiologi yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:

• pola nafas
• postur
• bahasa tubuh
• ekspresi wajah
• gerakan tangan
• gerakan mata

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Mendengar aktif merupakan teknik mendengarkan dengan cara menyimak, memahami,
menafsirkan, dan juga memberikan respon dalam pembicaraan dan memberikan kesan kepada
pembicara bahwa dirinya diperhatikan ketika melakukan percakapan. Kemampuan ini
merupakan hal yang sangat penting akan merasa diperhatikan serta nyaman ketika bercerita
tentang masalahnya dan menceritakan seluruh masalahnya yang semakin memudahkan bagi guru
memberikan respon dan penanganan yang tepat. Kemampuan mendengar aktif juga dapat
menumbuhkan rasa keakraban sehingga memungkin untuk terciptanya suasana komunikasi yang
aktif ,nyaman, efektif dan juga baik.

Building Rapport bisa dianalogikan seperti membangun jembatan, ketika kita ingin
berkomunikasi dengan baik kepada seseorang, kita perlu pastikan bahwa jembatan informasinya
sudah terbentuk, agar setiap informasi yang diberikan dapat berjalan lancar masuk kepada lawan
bicara.Membangun raport itu sangatlah penting agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Jika
komunikasi bisa lancar atau bisa dibilang dapat terbangun dengan baik maka setiap Informasi yang
disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh si pendengar. membangun raport ini bisa
dilakukan ke siapa saja, mau itu trainer, siswa, mahasiswa, klien, keluarga, semuanya penting
sekali untuk bisa membangun raport yang baik. Karena seringkali kita sebagai trainer, guru, dosen,
sales atau mungkin orang tua seringkali melupakan hal itu. Akhirnya Hal ini menimbulkan
informasi yang mungkin tidak berhasil ditangkap oleh lawan bicara kita.

2. Saran
Kami dari penulis berharap agar makalah yang kami buat ini bisa berguna bagi pembaca, dan
dapat menjadi panduan dalam belajar. Dan makalah kami ini pasti tidak jauh dari kesalahan kritik
dan sarannya sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Tri Indah. 2016. Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Jurnal Al-Irsyad, Vol. 6 No.

2.Martoredjo, Nikodemus Thomas. 2014. Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif Dalam


Komunikasi Interpersonal. Jurnal Humaniora Vol. 5 No. 1 April 2014
Sari, Wulan Ambar. 2016. Pentingnya Keterampilan Mendengarkan dalam Menciptakan
Komunikasi yang Efektif. Jurnal Edutech Vol. 2 No. 1 Maret 2016

13

Anda mungkin juga menyukai