Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun Oleh:

1. Ummi Resa Lesmana


2. Zainatul Malikhah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN NRNGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2015/2016
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
A. Pengertian Hubungan Antar Manusia
Menurut Hugo cabot dan Joseph A kahl (1967), Hubungan antar
manusia adalah suatu sosiologi konkret karena meneliti situsi
kehidupan, khususnya masalah “interaksi” dengan pengaruh
psikologisnya.
Hubungan antar manusia dalam arti luas adalah menemukan,
mengidentifikasi masalah, dan membahasnya untuk mencari
pemecahan.
B. Tujuan Hubungan Antar Manusia
Tujuan penggunaan hubungan antar manusia adalah
memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga
penyesuaian diri ini terjadi dengan serasi dan selaras, dengan
ketegangan dan pertentangan sedikit mungkin. Proses penyesuaian
diri terjadi bukan pada satu pihak saja, melainkan pada lebih dari
dua pihak.
C. Menumbuhkan hubungan interpersonal (hubungan antar manusia)
Tiga hal yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik,
meliputi :
1. Trust (Percaya)
Percaya adalah mengandalkan perilaku orang untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya
tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Giffin,
1967)
Sejak tahap pertama dalam hubungan interpersonal sampai
tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi.
Bila klien sudah percaya pada kita, maka klien akan lebih
mudah terbuka kepada kita. Hal ini akan membuka saluran
komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan
informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk
mencapai maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada
orang lain akan menghambat perkembangan hubungan
interpersonal yang akrab. Ada tiga faktor yang dapat
menumbuhkan sikap percaya dan mengembangkan
komunikasi yang didasari sikap saling percaya, yaitu :
a. Menerima
Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan
orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha
mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat
orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang
patut dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi
orang berdasarkan perilakunya yang tidak kita senangi.
Betapapun jeleknya perilakunya menurut persepsi kita,
kita tetap berkomunikasi dengan dia sebagai personal,
bukan sebagai objek.
b. Empati
Adalah memahami orang lain yang tidak mempunyai
arti emosional bagi kita. Berempati berarti
membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa
orang lain.
c. Kejujuran
Kita akan menaruh percaya pada orang yang terbuka,
atau tidak mempunyai pretense yang dibuat-buat.
Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga
(predictable). Ini mendorong orang lain untuk percaya
kepada kita.
2. Sikap Suportif
Adalah sikap yang mengurangi sikap defensife dalam
berkomunikasi. Orang yang bersikap defensive bila ia tidak
menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Dengan sikap
defensive komunikasi interpersonal akan gagal, karena
orang defensive akan lebih banyak melindungi diri dari
ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi
ketimbang memahami pesan orang lain. Jack Gibb
menyebutkan enam perilaku yang menimbulkan perilaku
suportif, terdapat dalam daftar :
Bagan perbedaan sikap terbuka dan sikap tertutup

Iklim Defensif Iklim Suportif


1. Evaluasi 1. Deskriptif
2. Kontrol 2. Orientasi Masalah
3. Strategi 3. Spontanitas
4. Netralisasi 4. Empati
5. Superioritas 5. Persamaan
6. Kepastian 6. Provisionalisme

Dalam penelitian Gibb diungkapkan bahwa makin sering


orang menggunakan perilaku disebelah kiri, makin besar
kemungkinan komunikasi menjadi defensive. Sebaliknya,
komunikasi defensive berkurang dalam iklim suportif,
ketika orang menggunakan perilaku disebelah kanan.
3. Open Mindedness (Sikap Terbuka)
Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatism. Sehingga
untuk memahami sikap terbuka, terlebih dahulu
mengidentifikasi karakteristik orang dogmatis.

D. Teori Model dan Kualitas Hubungan antar Manusia


Terdapat tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan
kulitas hubungan antar manusia, meliputi :
1. Teori Transaksional (Model Pertukaran Sosial)
Menurut teori ini, hubungan antar manusia (interpersonal) itu
berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah
masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam
transaksinya atau malah merug. Jika merasa memperoleh
keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika
merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu putus, atau
bahkan berubah menjadi permusuhan. Demikian juga rakyat
dan pemimpin, suami-istri, mantu-mertua, direktur-anak
buah, guru-murid, mereka berfikir, kontribusi mereka
sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau malah
rugi.
2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu
sudah ada scenario yang disusun oleh masyarakat, yang
mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam
pergaulannya. Dalam scenario itu sudah “tertulis” seorang
presiden harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana,
murid harus bagaimana. Begitupun juga peran sebagai bidan.

E. Konsep Diri
Konsep diri merupakan hal yang sangat menentukan dalam
komunikasi interpersonal, Karena setiap orang bertingkah laku
sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Ternyata kita
tidak hanya menanggapi orang lain, tetapi kita juga
mempersepsikan diri kita. Diri kita bukan lagi persoalan
penanggap, tetapi personal stimuli sekaligus.
Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan
membayangkan dirikita dengan orang lain, dalam benak kita.
Cooley menyebutnya gejala looking-glasss self (cermin diri),
seakan-akan menaruh cermin didepan kita. Pertama kita
membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita
melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita
merasa wajah kita jelek. Kedua, kita membayangkan bagaimana
orang lain menilai penampilan kita. Kita piker mereka
menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita mengalami perasaan
bangga atau kecewa, orang mungkin merasa sedih atau malu.
Dengan mengamati diri kita, sampaikan kita pada gambaran dan
penilaian diri kita.
1. Pengertian Konsep Diri
Menurut William D.Brooks, Konsep diri adalah pandangan
dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya
sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang
diri anda.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan memahami orang lain lebih
dahulu. Bagaimana anda melihat diri saya, akan
membentuk konsep diri saya.
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita
diterima orang lain, dihormati, disenangi karena keadaan
diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan
menerima diri kita. Sebaliknya bila orang lain selalu
meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita
akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. S.Frank
Miyamoto dan Sanford M.Dornbusch (1956)
mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap diri sendiri
dengan skala lima angka dari yang paling jelek sampai
yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan,
kepercayaan, diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain
pada dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai
orang lain, ternyata orang-orang yang dinilai baik oleh
orang lain cenderung mempunyai skor yang tinggi juga
dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan
penilaian orang lain terhadap dirinya. Tidak semua orang
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada
yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling
dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934)
menyebut mereka significant others – orang lain yang
sangat penting.
b. Kelompok Rujukan (Referenci Group)
Setiap kelompok, seperti kelompok RT, kelompok profesi,
dan kelompok lainnya, mempunyai norma-norma tertentu.
Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini
disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini,
orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan cirri-ciri kelomponya. Contohnya : anda sebagai
anggota IBBI menjadikan norma-norma sebagai ukuran
perilaku dan merasa diri sebagai bagian dari kelompok
tersebut, lengkap dengan seluruh sifat-sifat bidan menurut
persepsi anda.
2. Pengaruh Konsep Diri pada Komunikasi Interpersonal
a. Nubuat yang dipenuhi sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan
konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri.
Bila anda berpikir anda orang bodoh, anda akan benar-
benar menjadi orang bodoh. Bila anda merasa memiliki
kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan
apapun yang anda hadapi pada akhirnya dapat anda atasi.
Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda
lekatkan pada diri anda.
Hubungan konsep diri dengan perilaku, disimpulkan
dengan para pengajar berpikiran positif ; you don’t think
what you are, you are what you think.
Sukses komunikasi interpersonal banyak tergantung dari
kualitas konsep diri anda : positif atau negative. Menurut
William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) ada 4 tanda
orang yang memiliki konsep diri negative, yaitu :
1) Peka pada kritik
Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik
yang diterimanya, dan mudah marah atau naik
pitam. Koreksi atau kritikan dipersepsikannya
sebagai usaha untuh menjatuhkan harga dirinya.
2) Responsif terhadap pujian
Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada
waktu menerima pujian, walaupun mungkin
berpura-pura untuk menghindari pujian dan senang
terhadap pujian yang diberikan kepadanya.
3) Hiperkritis
Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan
apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan
tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan
pengakuan pada kelebihan orang lain.
4) Merasa tidak disenangi oranng lain
Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia
bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga
tidak dapat menghadirkan kehangatan dan
keakraban persahabatan. Ia tidak mempersalahkan
dirinya, tetapi menganggap dirinya sebagai korban
dari system sosial yang tidak beres.
5) Pesimis terhadap kompetisi
Terungkap dari keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan
menganggap tidak akan berdaya melawan
persaiangan yang merugikandirinya.

Konsep diri yang positif ditandai dengan :


1. Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai
manusia tidak tinggi tidak rendah, walaupun
terdapat perbedaan dalam kemampuannya tertentu,
latar belakang keluarga, dan sikap orang lain
terhadapnya.
2. Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura
rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa
merasa bersalah.
3. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai
perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak
seluruhnya disetujui masyarakat.
4. Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubahnya.
5. Meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu
serta bersedia mempertahankannya, walaupun
menghadapi kelompok yang kuat. Tetapi ia juga
merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah
prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti
baru menunjukan ia salah.
6. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik
tanpa merasa bersalah yang berlebihan atau
menyesali tindakannya jika orang lain tidak
menyetujui tindakannya.
7. Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk
mencemasakan apa yang terjadi besok, apa yang
telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang terjadi
pada waktu sekarang.
8. Memiliki keyakinan pada kemampuan mengatasi
persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan
atau kemunduran.
9. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang
penting dan bernilai bagi orang lain.
10.Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi
11. Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia
mampu merasakan berbagai dorongan dan
keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari
sedih sampai bahagia, dari kecewa yang mendalam,
sampai kepuasan yang mendalam pula.
12. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam
berbagai kegiatan meliputi pekerjaan, permainan,
ungkapan diri yang kreatif, persahabatan atau
sekedar mengisi waktu.
13. Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan
sosial yang telah diterima, terutama pada gagasan
bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan
mengorbankan orang lain.

b. Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi,
dan komunikasi dengan orang lain akan meningkatkan
pengetahuan tentang dirinya. Dengan membuka diri,
konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila
konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih
terbuka untuk menerima pengalamaan-pengalaman dan
gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap
defensive, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang
lain. Hubungan antara konsep diri dapat dijelaskan dengan
Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan
tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.

c. Percaya diri
Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang
negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada
kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya
merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi
persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung
menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan
mengejek atau menyalahkannya. Ketakutan untuk
melakukan komunikasi, disebut Communication
Apprehension.Orang yang aprehensif dalam komunikasi,
akan menarik diri dari pergaulan.
d. Selektifitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita
karena konsep dri mempengaruhi keada pesan apa anda
bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsikan
pesan tersebut, dan apa yang kita ingat. (Taylor et al, 1997)
F. Teori Johari Window
Komunikasi yang dilakukan tanpa mengenal sasaran, maka yang
disalahkan adalah komunikatornya. Komunikator adalah
pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Dia harus
mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.
Untuk memahami diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham
mengembangkan konsep Johari window sebagai perwujudan
bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari
matri 4 sel, masing-masing sel menunjukan daerah self (diri) baik
yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut
adalah gelap tidak disadari. Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel
tersebut.

JOHARI WINDOW (Jendela Johari)

DIRI TERBUKA DIRI BUTA


(Diketahui diri sendiri (Tidak diketahui diri
dan orang lain) sendiri tetapi diketahui
orang lain)
Diri Tersembunyi / Diri Gelap
Rahasia (Tidak diketahui diri
(Diketahui diri sendiri, sendiri maupun orang
tapi tidak diketahui orang lain)
lain)

1. Diri Terbuka atau Open area


Pada wilayah ini informasi tentang diri kita, baik
kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada diri kita
selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui orang
lain.Seperti nama, jabatan dan lain-lain. Ketika
memulai sebuah hubungan, kita akan
menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri
kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan
terus bertambah secara vertical sehingga mengurangi
hidden area. Makin besar open area, makin produktif
dan menguntungkan hubungan interpersonal kita. Oleh
karena itu jika wilayah terbuka ini makin melebar
dalam arti kita dapat memahami orang lain dan juga
orang lain dapat memahami diri kita maka akan terjadi
komunikasi yang mengena. Misalnya : terbuka
terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari,
perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman-
pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenang kan
pekerjaan, dan sebagainya.
2. Diri Buta atau Blind area
Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan
yang dimilikinya tetapi sebaliknya kekurangan itu
justru dketahui oleh orang lain bahkan dia berusaha
menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya. Blind area
yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu
tapi kita tidak. Misalnya : perasaan kurang terbuka,
kurang luas cara pandang, dan variasi hidupnya dan
sebagainya.
3. Diri Tersembunyi atau Hidden area
Pada wilayah tersembunyi, berisi informasi yang kita
tahu tantang diri kita tapi tertutup bagi orang lain dan
kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga
tidak diketahui oleh orang lain. Informasi ini meliputi
perhatian kita mengenai pekerjaan, kesehatan dan
keuangan dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden
area, biasanya akan menjadi penghambat dalam
berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain
miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam
hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan
orang.
Ada 2 konsep yang erat hubungannya dengan wilayah
ini :
a) Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak
mengungkapkan sesuatu sehingga hal-hal yang
seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
Misalnya: konflik dalam rumah tangga, hutang-
hutang nya dan sebagainya.
b) Under disclose, yaitu sikap yang terlalu
menyembunyikan sesuatu yang seharusnya
dikemukakan. Misalnya : dalam pengobatan
kejiwaan sikap under disclose dapat menyulitkan
Psikiater karena pasien sulit menyampaikan
informasi yang diperlukan untuk pengobatan nya.
4. Diri Gelap atau Unknown area
Unknown area adalah informasi yang orang lain dan
juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat
pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat
sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku
atau berperasaan.
Sinopsis drama hubungan antar manusia (menerima, empati,
kejujuran, sikap suportif dan sikap terbuka)
Pada suatu hari di kelas A akan diadakan ujian. Namun tidak semua
mahasiswa mengindahkannya. Ada mahasiswa yang sibuk dengan kesenangannya
sendiri, sehingga dia tidak mempersiapan untuk ujian. Saat ujian dilaksanakan
siswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal ujian dan akhirnya dia mencontek.
Saat hasil ujian di keluarkan dia sangat kecewa karena hasil ujiannya tidak sesuai
dengan yang diharapkannya.

Skenario

Malikha : (Ummi termenung di dalam kelas dan malikha datang menghampirinya)

Ada apa mi? Pagi-pagi kok udah merenung.

Ummi : (Terkejut) emmm gak ada apa-apa kok ka. Udah dari tadi kamu di sini?

Malikha : Gak, barusan aja.

Sedih ya nilai kemarin kurang memuaskan?

Ummi : iya nih, aku kecewa sekali. Padahal aku udah nyontek!

Malikha : Apa? (Malikha terkejut). Kamu nyontek?

Ummi : Aduh keceplosan (sambil membungkam mulutnya).

Sebenarnya iya kha, gara-gara aku nggak belajar. Aku sibuk main jadi
lupa belajar buat ujian. Ya terpaksa aku nyontek, karena aku nggak bisa
jawab soal ujiannya.

Malikha : yaampun. (Menghela nafas), ya yang sabar ya mi. Jadikan pelajaran aja
biar gak terulang lagi lain kali.

Ummi : iya lah kha, lagian hasilnya juga udah keluar. Ini juga karena kesalahan
aku sendiri yang gak belajar, mau gk mau ya harus bisa aku terima.

Malikha : nah gitu dong mi tetap semangat, jangan putus asa. Lain kali belajar,
jangan terlena sama kesenangan.

Ummi : iya kha, makasih ya.

Malikha : iya mi sama-samaa. Ya udah jangan sedih lagi. Kantin yuk makan.
Sinopsis drama konsep ( positif dan negatif)
Konsep diri Positif

Sinopsis :

Setelah mahasiswa mengikuti ujian, akhirnya hasil ujian pun keluar dan di
umumkan. Ternyata Ummi mendapat nilai yang terbaik.

Skenario

Malikha : wahhh, selamat ya mi. Kamu dapat nilai yang terbaik semester ini.
(sambil berjabat tangan).

Ummi : iya, makasih ka.

Malikha : sama-sama mi. Semoga aku bisa dapat nilai bagus juga seperti kamu.

Ummi : iya ka , kalau rajin belajar pasti bisa dapat nilai bagus. Kamu juga pasti
bisa ka, kalau kamu lebih rajin lagi.

Konsep diri Negatif

(Peka Terhadap Kritik)

Sinopsis :

Ummi adalah anak yang gaul , dia selalu ingin berpenampilan menarik agar selalu
terlihat bagus dan mendapat pujian dari teman-temannya.

Malikha : Ehh ummi.. Beda banget sih kamu hari ini ?

Ummi : Iya dong..

Malikha : Tapi sepatunya jelek ah..

Ummi : Sepatu bagus kayak gini dibilang jelek , dasar udik !

Malikha : Ih tapi warna nya itu emang gak bagus, coba kalau warna biru
pasti lebih bagus.

Ummi : Terserah sepatu sepatu aku juga !

Ummi pun pergi meninggalkan malikha.


Konsep diri Negatif

(Responsif Terhadap Pujian)

Sinopsis :

Malikha mengikuti acara Pemilihan Duta di Jurusan Kebidanan dan dia terpilih
sebagai Duta Kebidanan.

Ummi : Wahhh.. Selamat ya ka kamu terpilih sebagai Duta


Kebidanan.

Malikha : Iya ummi makasih ya

Ummi : Iya ka , hebat banget kamu ya ka, kagum deh aku sama kamu.

Malikha : Hehe nggak kok mi biasa aja kok (Tersenyum dan menggebu-
gebu bahagia dalam hati)

Konsep diri Negatif

(Hiperkritis)

Sinopsis :

Ummi mendapatkan nilai tertinggi di Jurusan Kebidanan.

Malikha : Ahh percuma dapat niali tertinggi kayak gitu tapi nggak murni.

Ummi : Maksud nya apa ka?

Malikha : Palingan hasil nyontek , kalau nggak karena lagi beruntung aja .
Semua orang juga bisa kayak gitu. Haha

Konsep diri Negatif

(Merasa tidak disenangi orang lain)

Malikha sedang berbincang-bincang dengan teman-teman yang lain, mereka


sangat asik bercerita dan tertawa. Ummi hanya duduk sendiri dan merasa mereka
membicara kan dirinya.

Ummi pun menghampiri malikha.


Ummi : Eh malikha ! Kamu ngomongi aku ya ? ( dengan suara tinggi)

Malikha : Ha ? apa sih mi ? kami nggak ngomongi kamu kok.

Ummi : Udah lah , kalian emang gak suka sama aku kan? , jangan
beraninya bicara dari belakang ! Bicara langsung sekarang sama
aku !

Malikha dan teman-teman yang lainpun heran dan bingung dengan sikap ummi.

Konsep diri Negatif

(Pesimis terhadap kompetisi)


Pada hari senin akan diadakan lomba baca puisi yang akan di adakan di
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Ummi : Hai ka , lagi ngapain ? Kok sendiri aja?
Malikha : Hai mi , nggak ngapa-ngapain . lagi pengen sendiri aja nih.
Ummi : Ohh.. kamu nggak ikut lomba baca puisi ka ?
Malikha : Males ah.
Ummi : Loh kenapa ka ?
Malikha : Palingan nggak akan menang , ngabisin waktu aja jadinya
kan.
Ummi : Huuuhh…belum bersaing aja kok udah nyerah gitu ka.
Malikha : Biarin ah mi.

Sinopsis drama teori Johari Window

1. Diri terbuka (Diketahui diri sendiri dan orang lain)


Sinopsis :
Pada sore hari setelah selesai kegiatan perkuliahan, Ummi pergi ke kost
Malikha.

Skenario :

Ummi : Assalamualaikum..??
Malikha : waalaikumsalam. Ehh Ummi, masuk-masuk mi.
Ummi : iya kha, makasih.
Malikha : ada apa mi kok tumben mampir..??
Ummi : gini lo kha, sebenarnya aku mau curhat.
Malikha : curhat soal apa mi..??
Ummi : aku ne sebel, sebel banget sama cowo aku.
Malikha : kenapa kok sebel sama cowo sendiri??
Ummi : dia udah gk jujur sama aku.
Malikha : masalahnya apa kok dia bisa sampai gak jujur sama kamu?
Ummi : kemarin aku liat dia jalan sama cewek lain di mall. Padahal waktu aku
BM dia bilang lagi di rumah.
Malikha : ya udahlah mi kalau dia udah gk jujur sama kamu buat apa
dipertahanin?
Ummi : ya karna aku sayang sama dia.
Malikha : udahan aja. Percuma kamu sayang kalau dia gk. Masih banyak yang
jauh lebih baik.
Ummi : emmm gitu ya kha iya deh ka, makasih ya buat sarannya.
2. Diri tersembunyai / rahasia (Diketahui diri sendiri, tapi tidak
diketahui orang lain)

Sinopsis :
Ketika Malikha sedang mengepel lantai kelas, tiba-tiba Ummi datang
meletakkan tas ke kursi nya dan tanpa sengaja menginjak lantai yang sedang di
pel oleh Malikha.

Skenario :

Ummi : (Ummi datang sambil berlari meletakkan tasnya).


Malikha : emmmm bagus yaa, matanya dimana mbak? Gak liat orang lagi ngepel
ya?
Ummi : (dengan ekspresi marah) matanya ketinggalan di kost.
Kemudian Ummi pergi meninggalkan Malikha dengan rasa sakit hati.
3. Diri buta (Tidak diketahui diri sendiri tetapi diketahui orang lain)

Sinopsis :
Malikha terkenal sebagai anak yang sangat berhati-hati dan tertutup dan
juga menjaga jarak dalam pergaulannya. Dia bisa dikatakan tidak pernah bergaul
dengan teman-teman yang lain dan selalu disibukkan dengan buku yang
dipegangnya. Dan Ummi tau sifat malikha.

Skenario :

Malikha : pagi umi....?? (menyapa dengan riang)


Ummi : emmm iya, pagi juga. (jawabnya dengan sedikit terkejut)
Malikha : gimana tugasnya udah selesai?
Ummi : udah.
Malikha : emmm ya udah,, aku duluan ya.
Ummi : Gumam ummi, “tumben banget nyapa”. (heran)
4. Diri gelap (Tidak diketahui diri sendiri maupun orang lain)

Sinopsis :
Di kelas ada seorang mahasiswa yang kepribadiannya sulit untuk ditebak.
Sebut saja “miss X”. Setiap kari ada kegiatan perkuliahan dia selalu tidur di dalam
kelas dan tidak memperhatikan dosen yang sedang menyampaikan materi. Tetapi
nilai-nilai dia selalu memuaskan.

Skenario :

Malikha : (dalam jam istirahat, Malikha menghampiri Ummi yang sedang tidur di
kursinya). Ummi..??
Ummi : (terdiam tanpa merespon Malikha).
Malikha : Ummi kamu tidur atau ngapa?
Ummi : (tetap terdiam dan tidak sedikitpun merespon Malikha)
Malikha : Ummi kenapa sih kamu gak pernah memperhatikan dosen? Kamu gak
takut apa nilai kamu nanti jelek?
Ummi : (tetap terdiam, tanpa merespon sedikitpun malikha yang tetap bertanya)
Malikha : Ummi..?? ummi..?? kenapa diam aja...??
Ummi : (bangun dan menatap Malikha).
Emang kenapa? Masalah buat kamu?
Malikha : ya gak sih, tapikan....(belum selesai Malikha berbicara,Ummi langsung
memotong)
Ummi : selagi gak merepotkan kamu, kamu lebih baik diam aja deh!
Gk usah mengurusi urusan orang, urusi aja urusan kamu sendiri.
Berisik tau, pergi sana. (bentak Ummi kepada malikha)
Malikha : (pergi meninggalkan Ummi dengan wajah bingung).

Anda mungkin juga menyukai