Disusun Oleh:
E. Konsep Diri
Konsep diri merupakan hal yang sangat menentukan dalam
komunikasi interpersonal, Karena setiap orang bertingkah laku
sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Ternyata kita
tidak hanya menanggapi orang lain, tetapi kita juga
mempersepsikan diri kita. Diri kita bukan lagi persoalan
penanggap, tetapi personal stimuli sekaligus.
Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan
membayangkan dirikita dengan orang lain, dalam benak kita.
Cooley menyebutnya gejala looking-glasss self (cermin diri),
seakan-akan menaruh cermin didepan kita. Pertama kita
membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita
melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita
merasa wajah kita jelek. Kedua, kita membayangkan bagaimana
orang lain menilai penampilan kita. Kita piker mereka
menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita mengalami perasaan
bangga atau kecewa, orang mungkin merasa sedih atau malu.
Dengan mengamati diri kita, sampaikan kita pada gambaran dan
penilaian diri kita.
1. Pengertian Konsep Diri
Menurut William D.Brooks, Konsep diri adalah pandangan
dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya
sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang
diri anda.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan memahami orang lain lebih
dahulu. Bagaimana anda melihat diri saya, akan
membentuk konsep diri saya.
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita
diterima orang lain, dihormati, disenangi karena keadaan
diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan
menerima diri kita. Sebaliknya bila orang lain selalu
meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita
akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. S.Frank
Miyamoto dan Sanford M.Dornbusch (1956)
mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap diri sendiri
dengan skala lima angka dari yang paling jelek sampai
yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan,
kepercayaan, diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain
pada dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai
orang lain, ternyata orang-orang yang dinilai baik oleh
orang lain cenderung mempunyai skor yang tinggi juga
dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan
penilaian orang lain terhadap dirinya. Tidak semua orang
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada
yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling
dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934)
menyebut mereka significant others – orang lain yang
sangat penting.
b. Kelompok Rujukan (Referenci Group)
Setiap kelompok, seperti kelompok RT, kelompok profesi,
dan kelompok lainnya, mempunyai norma-norma tertentu.
Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini
disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini,
orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan cirri-ciri kelomponya. Contohnya : anda sebagai
anggota IBBI menjadikan norma-norma sebagai ukuran
perilaku dan merasa diri sebagai bagian dari kelompok
tersebut, lengkap dengan seluruh sifat-sifat bidan menurut
persepsi anda.
2. Pengaruh Konsep Diri pada Komunikasi Interpersonal
a. Nubuat yang dipenuhi sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan
konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri.
Bila anda berpikir anda orang bodoh, anda akan benar-
benar menjadi orang bodoh. Bila anda merasa memiliki
kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan
apapun yang anda hadapi pada akhirnya dapat anda atasi.
Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda
lekatkan pada diri anda.
Hubungan konsep diri dengan perilaku, disimpulkan
dengan para pengajar berpikiran positif ; you don’t think
what you are, you are what you think.
Sukses komunikasi interpersonal banyak tergantung dari
kualitas konsep diri anda : positif atau negative. Menurut
William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) ada 4 tanda
orang yang memiliki konsep diri negative, yaitu :
1) Peka pada kritik
Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik
yang diterimanya, dan mudah marah atau naik
pitam. Koreksi atau kritikan dipersepsikannya
sebagai usaha untuh menjatuhkan harga dirinya.
2) Responsif terhadap pujian
Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada
waktu menerima pujian, walaupun mungkin
berpura-pura untuk menghindari pujian dan senang
terhadap pujian yang diberikan kepadanya.
3) Hiperkritis
Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan
apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan
tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan
pengakuan pada kelebihan orang lain.
4) Merasa tidak disenangi oranng lain
Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia
bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga
tidak dapat menghadirkan kehangatan dan
keakraban persahabatan. Ia tidak mempersalahkan
dirinya, tetapi menganggap dirinya sebagai korban
dari system sosial yang tidak beres.
5) Pesimis terhadap kompetisi
Terungkap dari keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan
menganggap tidak akan berdaya melawan
persaiangan yang merugikandirinya.
b. Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi,
dan komunikasi dengan orang lain akan meningkatkan
pengetahuan tentang dirinya. Dengan membuka diri,
konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila
konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih
terbuka untuk menerima pengalamaan-pengalaman dan
gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap
defensive, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang
lain. Hubungan antara konsep diri dapat dijelaskan dengan
Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan
tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.
c. Percaya diri
Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang
negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada
kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya
merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi
persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung
menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan
mengejek atau menyalahkannya. Ketakutan untuk
melakukan komunikasi, disebut Communication
Apprehension.Orang yang aprehensif dalam komunikasi,
akan menarik diri dari pergaulan.
d. Selektifitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita
karena konsep dri mempengaruhi keada pesan apa anda
bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsikan
pesan tersebut, dan apa yang kita ingat. (Taylor et al, 1997)
F. Teori Johari Window
Komunikasi yang dilakukan tanpa mengenal sasaran, maka yang
disalahkan adalah komunikatornya. Komunikator adalah
pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Dia harus
mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.
Untuk memahami diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham
mengembangkan konsep Johari window sebagai perwujudan
bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari
matri 4 sel, masing-masing sel menunjukan daerah self (diri) baik
yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut
adalah gelap tidak disadari. Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel
tersebut.
Skenario
Ummi : (Terkejut) emmm gak ada apa-apa kok ka. Udah dari tadi kamu di sini?
Ummi : iya nih, aku kecewa sekali. Padahal aku udah nyontek!
Sebenarnya iya kha, gara-gara aku nggak belajar. Aku sibuk main jadi
lupa belajar buat ujian. Ya terpaksa aku nyontek, karena aku nggak bisa
jawab soal ujiannya.
Malikha : yaampun. (Menghela nafas), ya yang sabar ya mi. Jadikan pelajaran aja
biar gak terulang lagi lain kali.
Ummi : iya lah kha, lagian hasilnya juga udah keluar. Ini juga karena kesalahan
aku sendiri yang gak belajar, mau gk mau ya harus bisa aku terima.
Malikha : nah gitu dong mi tetap semangat, jangan putus asa. Lain kali belajar,
jangan terlena sama kesenangan.
Malikha : iya mi sama-samaa. Ya udah jangan sedih lagi. Kantin yuk makan.
Sinopsis drama konsep ( positif dan negatif)
Konsep diri Positif
Sinopsis :
Setelah mahasiswa mengikuti ujian, akhirnya hasil ujian pun keluar dan di
umumkan. Ternyata Ummi mendapat nilai yang terbaik.
Skenario
Malikha : wahhh, selamat ya mi. Kamu dapat nilai yang terbaik semester ini.
(sambil berjabat tangan).
Malikha : sama-sama mi. Semoga aku bisa dapat nilai bagus juga seperti kamu.
Ummi : iya ka , kalau rajin belajar pasti bisa dapat nilai bagus. Kamu juga pasti
bisa ka, kalau kamu lebih rajin lagi.
Sinopsis :
Ummi adalah anak yang gaul , dia selalu ingin berpenampilan menarik agar selalu
terlihat bagus dan mendapat pujian dari teman-temannya.
Malikha : Ih tapi warna nya itu emang gak bagus, coba kalau warna biru
pasti lebih bagus.
Sinopsis :
Malikha mengikuti acara Pemilihan Duta di Jurusan Kebidanan dan dia terpilih
sebagai Duta Kebidanan.
Ummi : Iya ka , hebat banget kamu ya ka, kagum deh aku sama kamu.
Malikha : Hehe nggak kok mi biasa aja kok (Tersenyum dan menggebu-
gebu bahagia dalam hati)
(Hiperkritis)
Sinopsis :
Malikha : Ahh percuma dapat niali tertinggi kayak gitu tapi nggak murni.
Malikha : Palingan hasil nyontek , kalau nggak karena lagi beruntung aja .
Semua orang juga bisa kayak gitu. Haha
Ummi : Udah lah , kalian emang gak suka sama aku kan? , jangan
beraninya bicara dari belakang ! Bicara langsung sekarang sama
aku !
Malikha dan teman-teman yang lainpun heran dan bingung dengan sikap ummi.
Skenario :
Ummi : Assalamualaikum..??
Malikha : waalaikumsalam. Ehh Ummi, masuk-masuk mi.
Ummi : iya kha, makasih.
Malikha : ada apa mi kok tumben mampir..??
Ummi : gini lo kha, sebenarnya aku mau curhat.
Malikha : curhat soal apa mi..??
Ummi : aku ne sebel, sebel banget sama cowo aku.
Malikha : kenapa kok sebel sama cowo sendiri??
Ummi : dia udah gk jujur sama aku.
Malikha : masalahnya apa kok dia bisa sampai gak jujur sama kamu?
Ummi : kemarin aku liat dia jalan sama cewek lain di mall. Padahal waktu aku
BM dia bilang lagi di rumah.
Malikha : ya udahlah mi kalau dia udah gk jujur sama kamu buat apa
dipertahanin?
Ummi : ya karna aku sayang sama dia.
Malikha : udahan aja. Percuma kamu sayang kalau dia gk. Masih banyak yang
jauh lebih baik.
Ummi : emmm gitu ya kha iya deh ka, makasih ya buat sarannya.
2. Diri tersembunyai / rahasia (Diketahui diri sendiri, tapi tidak
diketahui orang lain)
Sinopsis :
Ketika Malikha sedang mengepel lantai kelas, tiba-tiba Ummi datang
meletakkan tas ke kursi nya dan tanpa sengaja menginjak lantai yang sedang di
pel oleh Malikha.
Skenario :
Sinopsis :
Malikha terkenal sebagai anak yang sangat berhati-hati dan tertutup dan
juga menjaga jarak dalam pergaulannya. Dia bisa dikatakan tidak pernah bergaul
dengan teman-teman yang lain dan selalu disibukkan dengan buku yang
dipegangnya. Dan Ummi tau sifat malikha.
Skenario :
Sinopsis :
Di kelas ada seorang mahasiswa yang kepribadiannya sulit untuk ditebak.
Sebut saja “miss X”. Setiap kari ada kegiatan perkuliahan dia selalu tidur di dalam
kelas dan tidak memperhatikan dosen yang sedang menyampaikan materi. Tetapi
nilai-nilai dia selalu memuaskan.
Skenario :
Malikha : (dalam jam istirahat, Malikha menghampiri Ummi yang sedang tidur di
kursinya). Ummi..??
Ummi : (terdiam tanpa merespon Malikha).
Malikha : Ummi kamu tidur atau ngapa?
Ummi : (tetap terdiam dan tidak sedikitpun merespon Malikha)
Malikha : Ummi kenapa sih kamu gak pernah memperhatikan dosen? Kamu gak
takut apa nilai kamu nanti jelek?
Ummi : (tetap terdiam, tanpa merespon sedikitpun malikha yang tetap bertanya)
Malikha : Ummi..?? ummi..?? kenapa diam aja...??
Ummi : (bangun dan menatap Malikha).
Emang kenapa? Masalah buat kamu?
Malikha : ya gak sih, tapikan....(belum selesai Malikha berbicara,Ummi langsung
memotong)
Ummi : selagi gak merepotkan kamu, kamu lebih baik diam aja deh!
Gk usah mengurusi urusan orang, urusi aja urusan kamu sendiri.
Berisik tau, pergi sana. (bentak Ummi kepada malikha)
Malikha : (pergi meninggalkan Ummi dengan wajah bingung).