Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI

DEFINISI DAN TUJUAN PSIKOLOGI KONSELING

1. DEFINISI PSIKOLOGI
2. DEFINISI KONSELING
3. DEFENISI PSIKOLOGI KONSELING
4. TUJUAN PSIKOLOGI KONSELING

Nama Kelompok :
1. Adek Atika Riski (P01031219001)
2. Annisa (P01031219006)
3. Bella Monita Barus (P01031219008)
4. Cresensia Dwi A.N (P01031219011)
5. Defani P.Tara N (P01031219012)

POLTEKKES KEMENKES MEDAN JURUSAN GIZI

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Tuhan, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan
atas kehendak-Nya makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas. Dalam menyelesaikan
makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis


dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini agar dapat terwujud dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Pengertian Psikologi.............................................................................................................6

B. Pengertian Konseling............................................................................................................8

C. Pengertian Psikologi Konseling..........................................................................................10

D. Tujuan Psikologi Konseling...............................................................................................11

BAB III..........................................................................................................................................14

PENUTUP.....................................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………14

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………...15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita harus mampu melakukan konseling, hal ini dipelajari dalam psikologi, yaitu
psikologi konseling, yang merupakan cabang dari psikologi. Kita harus mampu
memahami psikologi konseling agar kita bisa mengerti dan menjadi acuan dalam
melakukan konseling.
Dengan mengetahui pengertian dari psikologi, konseling dan psikologi konseling,
maka sedikit banyaknya akan membantu kita sebagai calon konselor untuk dapat
melaksanakan proses konselor yang baik. Juga diharapkan kita mampu menerapkan
pemahaman psikologi kita terhadap proses konseling karena dengan memahami proses
mental dari klien akan membantu kita dalam menyusun langkah berikut dalam membantu
penyelesaian masalah yang sedang dihadapi klien.
Secara umum tujuan konseling adalah agar konseli dapat mengubah perilakunya
ke arah yang lebih maju (progressive behavior changed), melalui terlaksananya tugas-
tugas perkembangan secara optimal, kemandirian, dan kebahagiaan hidup. Secara khusus,
tujuan konseling tergantung dari masalah yang dihadapi oleh masing-masing konseli.
Didalam makalah ini, di jelaskan tentang defenisi dari psikologi, konseling, dan
psikologi konseling. Semoga akan membantu kita pembaca dalam mengasah pemahaman
yang mendukung terwujudnya keprofesionalan sebagai seorang konselor.

4
B. Tujuan

 Tujuan Umum
1. Untuk memeperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang
lebih sempurna adalah tentang tingkah laku manusia.
2. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa
sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia.
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan lebih baik.
4. Supaya tidak ragu-ragu lagi mengubah cara hidup, tingkah laku, dan
pergaulan dalam masyarakat.
5. Menjadikan kehidupan yang lebih baik, bahagia dan sempurna.

 Tujuan Khusus
Secara umum tujuan konseling adalah agar konseli dapat mengubah
perilakunya ke arah yang lebih maju (progressive behavior changed), melalui
terlaksananya tugas-tugas perkembangan secara optimal, kemandirian, dan
kebahagiaan hidup. Secara khusus, tujuan konseling tergantung dari masalah yang
dihadapi oleh masing-masing konseli

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi

Secara Etimologi, perkataan psikologi berasal dari dua kata yunani, yaitu Psyche
dan logos. Kata logos berarti ilmu, logika, nalar. Dengan demikian, maka makna
psikologi adalah ilmu tentang psyche. Sedangkan psyche itu adalah “jiwa”. Namun dalam
hal ini selalu timbul perbedaan pendapat yang berkepanjangan, karena banyak
kemungkinan yang dapat ditarik padanya. Didalam Al-qur’an, Psyche disebut Naf, dalam
banyak kemungkinan, juga sering kali diartikan “jiwa”. Karenanya dalam terminology
bahasa Arab disebut dengan ‘Ilm al-Nafs yang diartikan dengan ilmu jiwa.
Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai
proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh
kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.
Mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari jiwa sebenarnya kurang tepat.
Karena pada kenyataanya psikologi tidak mengkaji jiwa sebagai objeknya karena jiwa
merupakan sesuatu yang tidak dapat diamati secara konkrit dan jiwa hanyalah merupakan
salah satu aspek saja dari kehidupan individu secara keseluruhan.
Namun ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian
psikologi ini yaitu :
 Menurut Dr. Singgih Dirgagunasa
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
 Plato dan Aritoteles

6
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai
akhir.
 Jhon Broadus Watson
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku lahiriah dengan menggunakan
metode observasi yang objektif terhadap rangsangan.
 Wilhem Wundt
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul
pada diri manusia, seperti perasaan panca indra, pikiran, feeling, dan kehendak.
Psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan
mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia, karena tingkah laku itu
dipandang sebagai perwujudan dari keadaan batiniyah atau jiwa manusia itu sendiri.
Maka dari itu, Psikologi sebenarnya tidak mempelajari jiwa secara langsung karena
sifatnya yang abstrak, tetapi mempelajari gejala-gejala kejiwaan dalam wujud perilaku
manusia.
Dalam pandangan teori barat, Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku yang
mencari jawaban mengenai sebab-sebab kemunculan satu bentuk tingkah laku.
Pada asasnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme baik
manusia maupun hewan. Psikologi dalam hal ini berhubungan dengan penyelidikan
mengenai bagaimana dan mengapa organism-organisme itu melakukan apa yang mereka
lakukan. Namun secara lebih spesifik, Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan
kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, Psikologi didefenisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara
melakukan sesuatu, dan juga memahami perilaku makhluk tersebut berpikir dan
berperasaan.
Dari beberapa penafsiran-penafsiran tentang psikologi sebelumnya, pemakalah
menarik kesimpulan dengan uraiaan yang singkat mengenai pengertian psikologi yang
pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan proses mental, yang mana
proses mental itu terdiri dari afektif dan kognitif.

7
B. Pengertian Konseling

Dalam bahasa Arab, kata konseling disebut dengan a-irsyad, Al-Khuli


mendefinisikannya sebagai berikut:
‫إرشاد – توجيه نفس يساعد الفرد على حل مشكالته‬
Dalam hal ini, irsyad dimaksudkan sebagai bimbingan, pengarahan konselor
kepada klien/konseli untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian konseling, berikut adalah penjabaran-
penjabaran pustaka tentang konseling tersebut.
Konselor merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun
sebagai teknik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan
lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi.
Konseling adalah usaha untuk membantu seseorang untuk menolong dirinya sendiri.
Karena seorang konselor bertugas untuk memberi informasi kepada seseorang tentang
dirinya, potensinya, kemungkinan–kemungkinan yang memadai bagi potensinya, dan
bagaimana memanfaatkan pengetahuan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Namun konseling juga sering diartikan sebagai percakapan yang memberikan
efek peningkatan kualitas kehidupan, meskipun sering bertitik tolak dari adanya kondisi
yang terganggu.
Dalam defenisi yang lebih luas, Rogers mengartikan konseling sebagai hubungan
membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan kemampuan dan
fungsi mental pihak lain (klien), agar dapat menghadapi persoalan konflik yang dihadapi
dengan lebih baik. Rogers mengartikan bantuan dalam konseling adalah dengan
menyediakan kondisi, sarana, keterampilan yang membuat klien dapat membantu dirinya
sendiri dalam memenuhi rasa aman, cinta, harga diri, membuat keputusan, dan aktualisasi
diri. Memberikan bantuan juga mencakup kesediaan konselor untuk mendengarkan

8
perjalanan hidup klien baik masa lalunya, harapan-harapan, keinginan yang tidak
terpenuhi, kegagalan yang dialami, trauma, dan konflik yang sedang dihadapi.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan
teknik inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan
yang mendaa yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan,
dan perasaan, dan lain-lain.
Menurut Leona E Tylor. Ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan
prinsip-prinsip konseling. Kelima karakteristik tersebut adalah :
a. Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat, sebab didalam pemberian
nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasehat, sedang dalam konseling
proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.
b. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamenral yang
berkenaan dengan pola-pola hidup.
c. Konseling lebih menyangkup sikap daripada perbuatan atau tindakan.
d. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan
intelektual.
e. Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.

Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk


memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara yang
sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dalam hal ini, perlu diingat bahwa individu akhirnya dapat memecahkan masalah dengan
kemampuannya sendiri. Dengan demikian, klien tetap dalam keadaan aktif memupuk
kesanggupan di dalam memecahkan setiap masalah yang mungkin akan dihadapi dalam
kehidupannya.
Berdasarkan pemafaran-pemafaran sebelumnya, pemakalah akan memberikan
pengertian konseling yang bernuansa Islami bahwa konseling adalah layanan bantuan
konselor kepada klien/konseli untuk menumbuh kembangkan kemampuannya dalam
menyelesaikan masalah ataupun mengantisifasi masa depan dengan menggunakan teknik-
teknik ataupun alternatif tindakan terbaik untuk kebahagian hidup baik di dunia maupun
9
di akhirat. Dalam konseling Islami, proses konseling berlanjut dengan membangun
kesadaran untuk menempatkan Allah sebagai Konselor Yang Maha Agung.
Dalam pelaksanaan konseling terjadi yang namanya proses wawancara yang
dilakukan oleh konselor kepada klien, yang diharapkan klien dapat menggambarkan
dengan jelas tentang masalah-masalah yang sedang dihadapinya dengan rasa kepercayaan
kepada konselor. Kemudian seorang konselor juga diharapkan mampu menerapkan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik wawancara konseling dengan sebaik-baiknya, agar
proses konseling dapat berjalan dengan baik.

C. Pengertian Psikologi Konseling

Brammer dan Shostrom mendefinisikan psikologi konseling adalah sintesis dari


berbagai kecenderungan yang berkaitan dalam gerakan bimbingan, kesehatan mental,
psikometri, kasus-kasus social, dan psikoterapi. Sintesis adalah paduan berbagai hal
sehingga merupakan kesatuan yang selaras.
Psikologi konseling adalah suatu kegiatan yang dibangun melalui adanya interaksi
antara klien dengan psikolog/konselor untuk mengidentifikasi persepsi, kebutuhan, nilai,
perasaan, pengalaman, harapan, serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan
menyadarkan klien akan akar masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien
dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya.
Seorang yang menghadapi permasalahan dalam hidupnya, kadang kala dirasakan
begitu berat atau mengganggu kehidupannya dalam keseharian. Namun, seringkali
mereka menghadapi masalah tersebut tanpa tahu benar dan menyadari apa sebenarnya
akar dari masalah mereka tersebut. Melalui proses konseling inilah bersama-sama antara
konselor dengan klien menemukan akar masalah yang ada dan menyadarkan klien akan
apa yang harus dilakukannya untuk memecahkan masalahnya tersebut.
Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan
konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling
10
merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan,
dan proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut
dengan psikologi konseling (counseling psychology).
Dilihat dari proses konseling, Psikologi konseling adalah cabang kekhususan dari
psikologi yang mengkaji berbagai aspek yang terlibat dalam proses konseling. Aspek-
aspek itu meliputi karakteristik; konseling, konselor, konseli dan masalahnya, berbagai
kondisi yang menunjang dan menghambat konseling, serta metode atau pendekatan-
pendekatan dalam konseling.
Didalam proses konseling, semua aspek tersebut saling terkait. Sehingga tidak
dapat dilepaskan satu sama lain. Seorang konselor professional akan lebih berhasil dalam
memberikan pelayanan konseling kepada konselinya.
Keprofesionalan seorang konselor didukung oleh pemahaman psikologinya yang
luas. Karena dengan pemahaman terhadap Psikologi akan sangat membantu seorang
konselor dalam memahami tingkah laku dan proses mental dari seorang klien. Tanpa
psikologi maka ia tidak akan mampu menciptakan suasana konseling yang efektif.
Karena didalam proses konseling konselor diharapkan mampu untuk memanfaatkan
segala kondisi yang menunjang kesuksesan proses konseling dan menghindari faktor-
faktor yang dapat menghambat konseling.
Pemahaman terhadap psikologi juga akan membantu konselor dalam memilih
metode dan pendekatan-pendekatan konseling yang tepat dan mampu menereapkannya
dalam layanan konseling, baik dari L1-L9, sehingga ia dapat membawa konseli/klien
kearah jalan menuju individu yang mampu mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki
pola pikir positif.

D. Tujuan Psikologi Konseling


Secara umum tujuan konseling adalah agar konseli dapat mengubah perilakunya
ke arah yang lebih maju (progressive behavior changed), melalui terlaksananya tugas-

11
tugas perkembangan secara optimal, kemandirian, dan kebahagiaan hidup. Secara khusus,
tujuan konseling tergantung dari masalah yang dihadapi oleh masing-masing konseli.
Corey (1997) merincikan tujuan konseling ke dalam dua kategori, yaitu tujuan
global dan tujuan spesifik. Berikut tujuan-tujuan global:

1. Konseli menjadi lebih menyadari diri, bergerak kea rah kesadaran yang lebih penuh
atas kehidupan batinnya, dan menjadi kurang melakukan penyangkalan dan
pendistorsian.
2. Konseli menerima tanggung jawab yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima
perasaan-perasaan sendiri, menghindari tindakan menyalahkan lingkungan dan orang
lain.
3. Konseli menjadi lebih berpegang kepada kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya
sendiri, menghindari tindakan-tindakan memainkan peran orang yang tak berdaya, dan
menerima kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupannya sendiri.
4. Konseli memperjelas nilai-nilai sendiri, mengambil perspektif yang lebih jelas atas
masalah-masalah yang dihadapiny, dan menemukan dalam dirinya sendiri penyelesaian
konflik yang dialaminya.
5. Konseli menjadi lebih terintegrasi serta menghadapi, mengakui, menerima, dan
menangani aspek-aspek dirinya yang terpecah dan diingkari, dan mengintegrasikan
semua perasaan dan pengalaman ke dalam seluruh hidupnya.
6. Konseli belajar mengambil resiko yang akan membuka pintu-pintu kea rah hidup
yang baru.
7. Konseli menjadi lebih percaya diri serta bersedia mendorong dirinya sendiri untuk
melakukan apa yang dipilihnya untuk dilakukan.

8. Konseli lebih sadar atas alternative yang mungkin serta bersedia memilih bagi
dirinya sendiri dan menerima konsekuensi dari pilihan tersebut.

12
Secara khusus, tujuan psikologi konseling adalah untuk melakukan pengkajian secara sistematis,
logis, dan obyektif terhadap variabel-variabel konseling. Variabel-variabel konseling ini, di antaranya
adalah sebagai berikut:

 Hakikat, tujuan, prinsip-prinsip, dan asas-asas konseling.


 Karakteristik dan kompetensi konselor professional.
 Karakteristik klien dan masalah-masalahnya.
 Pengembangan kondisi psikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling.
 Upaya mengatasi hambatan-hambatan dalam proses konseling.
 Pengkajian dan pengembangan teori-teori psikologi untuk diterapkan ke dalam pelayanan
konseling.
 Pengkajian dan pengembangan teknologi dalam konseling.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental, yang mana proses mental itu terdiri dari afektif dan kognitif serta bagaimana
perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan
lingkungan eksternal.
Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk
memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan untuk
menumbuhkembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah ataupun
mengantisifasi masa depan dengan menggunakan teknik-teknik ataupun alternatif
tindakan terbaik untuk kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Psikologi Konseling adalah gabungan dari Psikologi dan Konseling yang berarti
sebagai suatu cabang ilmu kegiatan yang dibangun melalui adanya interaksi antara klien
dengan psikolog/konselor untuk mengidentifikasi kebutuhan, nilai, perasaan,
pengalaman, harapan, serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan menyadarkan klien akan
akar masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien dapat menemukan sendiri
solusi dari masalah yang dihadapinya.
B. Penulis merasa masih banyak kesalahan dalam menulis makalah ini dan ,penulis
menerima saran dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://Akad.unimed.ac.id

https://dosenpsikologi.com/psikologi-konseling

https://dosenpsikologi.com/teknik-dasar-psikologi-konseling-dalam-wawancara
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/saat-konseling-psikologi/

https://www.psikoma.com/mengenal-10-pembahasan-mengenai-psikologi-konseling/

Anda mungkin juga menyukai