Disusun oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. POKOK PEMBAHASAN............................................................................... 1
E. SENARAI ........................................................................................................ 20
ii
A. Pokok Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2
MRI fungsional memiliki empat keunggulan dibandingan dengan PET.
Pertama tidak ada yang harus disuntikkan kedalam tubuh. Kedua memberikan hasil
structural maupun fungsional. Ketiga resolusi spasialnya lebih baik. Dan Terakhir
MRI dapat menghasilkan gambar tiga-dimensional. Teknik selanjutnya adalah
Diffusion Tensor Imaging. Diffusion Tensor Imaging adalah sebuah metode untuk
mengidentifikasikan jalur-jalur dimana di sepanjang jalur itu molekul –molekul air
terdifusi secara cepat.
D. Stimulasi Magnetik Transkranial
Stimulasi Transkranial memiliki dua teknik. Yang pertama Transcranial
magnetic stimulation (TMS) adalah teknik yang dapat digunakan untuk
menonaktifkan daerah korteks manusia dengan menciptakan medan magnet
dibawah sebuat kumparan yang diposisikan disamping tengkorak. Yang kedua
Transcranial direct current stimulation (tDCS) yang diartikan teknik yang dapat
digunakan untuk menstimulasi turn on daerah korteks dengan menerapkan arus
listrik melalui dua elektroda yang ditempatkan langsung dikepala.
3
dalam merekam sensory evoked potentials ini yaitu noise. Metode untuk
menhurangi noise ini disebut signal averaging ( perata-rataan sinyal).
B. Magnetoencephalography (MEG)
MEG digunakan untuk memantau aktivitas otak subjek manus ia. MEG
mengukur perubahan-perubahan di merdan magnet di permukaan kepala.
C. Ukuran psikofisiologis aktivitas system saraf somatis.
A. Tegangan otot
Setiap otot skeletal terdiri atas jutaan serabut otot yang mirip
benang. Setiap otot yang sedang istirahat berkemungkinan untuk
berkontraksi. Terdpat Elecromyography yaitu prosedur lazim untuk
mengukurntegangan otot, hasilnya disebut electromyogram (EMG).
B. Gerakan mata
Teknik merekamnya disebut elctrooculography, hasilnya
disebut electrooculogram (EOG).
D. Ukuran-ukuran psikofisiologis aktivitas system saraf otomatik.
A. Konduksi kulit
Terdapat dua indeks yang paling lazim digunakan untuk aktifitas
electrodermal, pertama skin conductance level (SCL) atau tingkat
konduktansi kulit adalah ukuran background level konduktansi kulit. Kedua
skin cinductance response (SCR) atau respon konduktasi kulit adalah ukuran
perubahan sementara di dalam konduktansi kulit.
B. Aktivitas kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler memiliki dua bagian yaitu pembuluh darah
dan denyut jantung. Terdapat tiga macam ukuran aktivitas kardiovaskuler
diantaranya :
a) Denyut jantung
Sinyal elektrik yang berhubungan dengan jantung
direkam melalui elektroda-elektroda yang diletakkan
di dada. Hasilnya disebut electrocardiogram (ECG),
rata-rata denyut jantung saat istirahat sekitar 70
kali/menit.
b) Tekanan darah
4
Mengukur tekanan darah arteri melibatkan dua
pengukuran independent yaitu pengukuran tertinggi
selama periode kontraksi jantung (systoles) dan
pengukuran tekanan minimum selama relaksasi
(diastoles). Tekanan darah normal orang dewasa saat
beristirahat sekitar 130/70mmHg, jika lebih dari
140/30mmHg disebut Hipertensi.
5
Dalam metode ini, sebuah bagian otak diambil , dirusak , atau dinonaktifkan
, setelah itu perilaku subjek diakses dengan cermat guna menetukan fungsi
struktur yang dilesi . Ada empat tipe lesi :
o Aspiration Lesions
Tipe ini sering menjadi metode pilihan , digunakan apabila sebuah
lesi akan dibuat di daerah jaringan kortikal yang dapat diakses oleh
mata dan instrument dokter bedah . Jaringan kortikal itu diambil
dengan suction ( penyedot ) melalui sebuah pipet gelas tajam yang
dipegang dengan tangan .
o Radio Frequency Lesions
Lesi subkortikal kecil biasa dibuat dengan meneruskan radio
frequency current ( arus berfrekuensi tinggi ) melalui jaringan target
dari ujung sebuah elektroda yang ditempatkan secara stereotaksik .
Ukuran dan bentuk lesi ditentukan oleh durasi dan intensitas arus
dan konfigurasi ujung elektrodanya .
o Knife Cuts
Sectioning ( pengirisan ) digunakan untuk mengeliminasi konduksi
di saraf atau traktus. Sebuah irisan kecil dan ditempatkan dengan
tepat menyelesaikan tugas ini tanpa menghasilkan kerusakan
ekstensif pada jaringan disekitarnya .
o Reversible Lesions
Reversible Lesions ( lesi yang dapat dipulihkan ) digunakan sebagai
alternatif yang bermanfaat untuk Destructive Lesions ( lesi destruktif
) . Reversible Lesions adalah metode untuk mengeliminasi secara
temporer aktivitas di daerah otak tertentu . Keunggulan dari metode
ini adalah bahwa subjek yang sama dapat dites berulang – ulang
dalam kondisi lesi maupun kondisi control . Cara kerja metode ini
adalah mendinginkan struktur target atau menyuntikan obat bius ke
dalam otak .
Efek lesion sulit diinterpretasi karena struktur otak yang kecil , terkonvulasi
dan terbungkus rapat satu sama lain . Dokter bedah yang sangat terampil
6
pun tidak mungkin merusak total struktur tanpa menghasilkan kerusakan
pada struktur yang berdekatannya .
Lesi Bilateral dan Uniliteral adalah sebagai prinsip umum namun dengan
beberapa pengecualian yang jelas , efek behavioral unilateral lesions ( lesi
yang terbatas pada salah satu belahan otak ) simetrik , khususnya pada
spesies non manusia . Efek behavioral lesi unilateral di beberapa struktuk
otak sulit dideteksi. Akibatnya , studi eksperimental tentang efek lesi adalah
studi lesi bilateral .
3. Simulasi Elektrik
Simulasi elektrik terhadap otak merupakan alat penelitian biopsikologis
penting karena sering kali memiliki efek behavioral , yang biasanya
berlawanan dengan yang dihasilkan oleh lesi di tempat yang sama .
Stimulasi dapat memicu sekuensi behavioral , termasuk makan , minum ,
menyerang,kopulasi dan tidur .
Oleh karena stimulasi elektrik otak terhadap otak adalah prosedur yg
invasive , penggunaanya biasanya terbatas pada non – manusia . Namun
adakalanya stimulasielektrik otak diadministrasikan kepada pasian manusia
dalam keadaan sadar .
4. Metode – Metode Perekaman Elektrofisiologis Invasif
7
o Extracellular Unit Recording
Ada kemungkinan untuk merekam potensial aksi sebuah neuron
melalui sebuah mikroelektroda yang ujungnya ditempatkan dalam
cairan ekstraseluler di dekatnya – tiap kali neuron itu menembak,
terjadi gangguan elektrik dan sebuah blip" (seperti titik berkedip-
kedip yang muncul di radar) terekam di ujung elektroda. Dengan
begitu, extracellular unit recording (perekaman unit ekstraseluler)
memberikan rekaman penembakan sebuah neuron tetapi tanpa
informasi tentang potensial membran neuron tersebut. Sulit untuk
merekam secara ekstraseluler dari sebuah neuron pada hewan yang
bergerak bebas tanpa membuat ujung elektrodanya bergeser dari
neuron itu. Tetapi hal ini dapat dilakukan dengan mikroelektroda
fleksibel khusus yang dapat bergeser sedikit saja ketika posisi otak
berubah . Perekaman unit ekstraseluler hanya melibatkan perekaman
neuron satu-satu ,akan tetapi kini memungkinkan merekam sinyal –
sinyal ekstraseluler dari 100 neuron .
8
Metode Penelitian Farmakologis yaitu metode yang berhubungan dengan
obat-obatan. ada beberapa metode pengadministrasian obat diantaranya :
1. Dimakan oleh subjek
2. Disuntikkan melalui tube ke dalam perut
3. Disuntikkan secara hypodermal ke dalam rongga peritoneal abdomen, ke
dalam sebuah otot besar, ke dalam jaringan lemak di bawah kulit atau ke
urat nadi permukaan besar
A. Metode lesi neurotoksik
ada 2 teknik yang telah terbukti sangat berguna dalam penelitian biopsikologis :
9
2.1.5 Rekayasa Genetika
Terdapat 3 Pendekatan Rekayasa Genetika
1. Gene Knockout
2. Gene Replacement
10
Optogenetika : Saklar Sinar Neural
Opsins adalah saluran ion yang sensitif terhadap cahaya yang ditemukan di
membran sel bakteria dan sel tertentu ketika opsins didekatkan dengan cahaya
mereka terbuka dan memungkinkan ion-ion untuk memasuki sel. Kegunaan opsins
untuk penelitian neurosains tidak dapat direalisasikan sampai dan mereka
terindikasi dan dirubah menjadi bentuk yang dapat diekspresikan. Dalam sel
mamalia dan hal dan ini berhasil dilakukan untuk pertama kalinya pada 2003 lalu
para pakar neurosains mulai menggunakan teknik rekayasa genetika untuk
menyiapkan absen atau varian dan oksigen ke dalam neuron dengan tiba-tiba
tertentu
2. Pendekatan Beterai-Tes-Terstandar
3. Customized-Test-Battery Approach
11
Pendekatan ini terbukti sangat sukses dalam penelitian dan dengan cepat
menyebar ke praktik klinis. Pendekatan ini digunakan di beberapa lembaga elite
pada tahun 1960-an. Tujuannya adalah untuk mengarakterisasikan sifat defisit
psikologis yang dialami pasien yang menderita kerusakan otak.
Intelegensi
Ingatan
Salah satu kelemahan WAIS adalah tes ini sering gagal mendeteksi defisit
ingatan, meskipun tes ini mencakup subtes-subtes yang dirancang secara khusus
untuk menguji fungsi ingatan. Sebagai contoh, subtes informasi WAIS mengakses
ingatan untuk pengetahuan umum dan subtes digit span mengidentifikasi rangkaian
acak angka-angka terpanjang yang dapat diulang dengan tepat oleh pasien sebanyak
50% percobaan.
Bahasa
Lateralisasi Bahasa
Ada dua tes lateralisasi bahasa yang digunakan secara luas yaitu Sodium
amytal test dan dichotic listening test. Tes lateralisasi bahasa sering dimasukkan
dalam baterai tes umum karena mengetahui hemisfer mana yang dominan untuk
bahasa sering kali berguna dalam menginterpretasikan hasil tes-tes lain.
12
Tes-Tes untuk Fungsi Neuropsikologis Khusus
Ingatan
Bahasa
Pada setiap kartu Wisconsin terdapat sebuah, dua, atau tiga simbol atau
simbol identik yang berupa segitiga, bintang, lingkaran, atau tanda silang; dan
semuanya berwarna merah, hijau, kuning, atau biru. Pada awal tes, pasien
dihadapkan dengan empat kartu stimulus yang berbeda. Tugasnya adalah menyortir
dengan benar kartu kartu dalam tumpukan kartu. Pasien dengan kerusakan pada
lobus frontalnya sering kali terus menerus menyortir berdasarkan salah satu prinsip
penyortiran untuk 100 kali percobaan atau lebih sampai cara penyortiran itu
menjadi keliru. Mereka tampaknya mengalami kesulitan dalam mempelajari dan
mengingat bahwa pedoman sebelumnya sesuai untuk perilaku efektif menjadi tidak
sesuai lagi, masalah yang disebut perseveration (perseverasi)
13
Neurosains kognitif diprediksi dengan dua asumsi terkait. Premis pertama,
setiap proses kognitif yang kompleks dihasilkan dari kombinasi aktivitas dari suatu
proses kognitif sederhana disebut konstituen proses kognitif (constituent cognitive
processes). Premis kedua, setiap konstituen proses kognitif dimediasi oleh aktivitas
natural dibagian tertentu pada otak. Salah satu capaian utama neurosains kognitif
adalah untuk mengidentifikasi bagian dari otak yang menjadi perantara berbagai
konstituen proses kognitif.
a. Teknik Paired-Image Substraction
Teknik paired-image substraction telah menjadi salah satu kunci metode
penelitian yang diperankan oleh PET dan fMRI dalam penelitian riset
neurosains kognitif. Teknik paired-image substraction melibatkan
pengambilan gambar otak fungsional dibeberapa tugas kognitif yang
berbeda. Kemudian aktivitas otak berkaitan dengan proses tersebut dapat
diperkirakan dengan mengurangi aktivitas pada gambar yang terkait dengan
salah satu dari dua tugas pada aktivitas di dalam gambar terkait. Sebagai
contoh, salah satu dari beberapa tugas yang dilakukan Petersen dan rekan-
rekannya, para relawan menghabiskan waktu satu menit membaca dengan
keras kata-kata yang telah dicetak terlampir pada layar. Kemudian Petersen
dan rekan-rekannya mengurangi aktivitas pada beberapa gambar yang
mereka rekam selama dua tugas diberikan untuk mendapatkan perbedaan
gambar. Perbedaan gambar mengilustrasikan area pada otak secara khusus
yang terlibat dalam konstituen proses kognitif pembuatan asosiasi kata.
b. Default Mode Network
Interpretasi dari perbedaan gambar diperumit oleh fakta bahwa terdapat
aktivitas otak yang substansial ketika manusia duduk dengan tenang (diam)
dan membiarkan pemikiran mereka mengembara, tingkat aktivitas ini
diistilahkan sebagai mode default otak. Struktur otak biasanya aktif pada
default mode serta kurang aktif disaat kognitif atau tugas perilaku secara
kolektif disebut sebagai jaringan mode default. Default mode network terdiri
dari beberapa struktur termasuk empat bagian cortical, yaitu medial parietal
cortex, lateral parietal cortex, medial prefontal cortex, and lateral temporal
cortex.
14
c. Mean Difference Image
Beberapa kesulitan dalam menggunakan PET dan fMRI untuk menemukan
hasil proses konstituen proses kognitif dari gangguan yang terkait dengan
kejadian otak secara acak yang terjadi selama tes. Sebagai contoh,
memikirkan tentang rasa lapar yang tiba-tiba dan memperhatikan seekor
lalat dilayar. Dengan memberikan rata-rata perbedaan gambar yang
diperoleh dari pengulangan tes yang sama, para peneliti dapat meningkatkan
signal-to-noise ratio. Jika dua relawan memiliki pola aktivitas kortikal yang
spesifik tetapi berbeda, gambaran rata-rata yang diperoleh dari keduanya
akan mengungkapkan sedikit tentang keduanya. Karena orang berbeda
secara substansial satu sama lain dalam lokalisasi kortikal kemampuan
kognitif. Selain itu, area korteks yang me ngontrol kemampuan tertentu
dapat berubah pada individu sebagai hasil dari pengalaman.
15
Test ini biasanya dilakukan disebuah ruangan besar berpagar
dan aktivitasnya direkam.
2. Test Of Aggressive And Defensive Behavior
Test ini biasanya dilihat dari perilaku agresif ddan defensive
yang diobservasi dan diukur melalui beberapa test
3. Tes Perilaku Seksual
Test ini dilakukan berupaya untuk mempelajari dasar fisiologis
perilaku seksual hewan.
16
Mengungkap berbagai kemampuan spasial yang
berkembang dengan baik pada tikus.
3. Morris Water Maze
4. Conditione Defenive Burying
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil makalah yang telah kami buat, kami dapat
menyimpulkan bahwa. Pada materi Metode-Metode Penelitian Biopsikologi yang
biasa digunakan oleh para biopsikologi terdapat dua jenis metode yaitu metode
mempelajari sistem saraf/otak dan metode mempelajari perilaku. Pada metode
system saraf memiliki berbagai macam metode serta teknik yang berbeda-beda.
Sama halnya dengan metode penelitian perilaku. Metode ataupun teknik ini sering
digunakan oleh para biopsikologi. Dan sebagian besar metode yang digunakan
untuk mempelajari otak manusia digunakan untuk klinis baik itu dalam diagnosis
maupun penanganan.
18
B. Soal Pilihan Ganda
1. Pada pendekatan baterai tes terstandar terdapat seperangkat tes yang
cenderung dijalani dengan buruk oleh pasien yang mengalami kerusakan
otak bila dibandingkan pasien-pasien lain atau subjek-subjek sehat yang
dijadikan kontrol. Perangkat Tes apakah yang dimaksud ?
a. Token test
b. Sodium amytal test
c. Halstead-Reitan
d. Digit span test
e. Wisconsin card sorting test
2. Merekam aktivitas psikofisiologis manusia memiliki enam ukuran, salah
satunya ukuran psikofisiologis saraf somatik. Terdapat konduktansi kulit
yang di dalamnya memiliki indeks lazim yang digunakan. Salah satunya
adalah?
a. Electroenceohalography
b. Electromyogram
c. Event related potentials
d. Skin cobductance level
e. Electrocardiogram
3. Sebagian besar teknik fisiologis yang digunakan dalam penelitian
biopsikologi pada hewan-hewan laboratorium dapat dikelompokkan
kedalam beberapa kelompok. Salah satunya adalah metode lesi. Berikut
merupakan metode-metode lesi, kecuali…
a. Knife cuts
b. Radio frequency
c. Revisable
d. Aspiration
e. Intracellular
19
C. Soal Uraian
1. Jelaskan bagaimana pengaplikasian token test pada tes bahasa di dalam baterai
tes neuropsikologis umum ?
Jawab : Dua puluh token dengan dua bentuk yang berbeda, dua ukuran yg
berbeda, dan lima warna yang berbeda diletakkan diatas meja di depan subjek.
Test dimulai dengan membacakan instruksi sederhana kepada subjek misalnya,
“sentuhlah kotak merah” dan subjek berusaha mengikuti instruksi tsb. Tes
kemudian meningkat ke instruksi instruksi yang lebih sulit “sentuh lingkaran
merah kecil-kecil dan setelah itu kotak hijau besar”. Terakhir, subjek diminta
membaca instruksinya keras-keras dan mengikutinya.
D. Daftar Pustaka
Pinel, J.P.J., & Barnes, S.J (2018). Biopsychology, 10th Edition. Essex:
Pearson Education Limited.
E. Senarai
Behavioral paradigm : paradigma perilaku
Cerebral angiography : tes diagnostik yang menggunakan sinar-X.
Computerised Tomography :pemeriksaan yang menggunakan sistem
penggambaran digital dan sinar-X untuk
memperoleh gambar penampang tubuh.
Conditioned taste aversion : terjadi saat hewan mengasosiasikan rasa makanan
tertentu dengan gejala yang disebabkan oleh zat
beracun, busuk, atau beracun.
Cortical : tulang kompak adalah salah satu dari dua jenis
jaringan internal yang membentuk tulang.
Default Mode Network : sistem area otak yang terhubung yang
menunjukkan peningkatan aktivitas ketika
seseorang tidak fokus pada dunia luar.
Defensive burying : pendekatan etologis yang memiliki validitas
farmakologis dan fisiologis dalam mempelajari
20
perilaku seperti kecemasan hewan pengerat.
Dichotic Listening : merupakan salah satu metode tes yang biasa nya
digunakan untuk menyelidiki perhatian selektif
dalam sistem pendengaran.
Electroencephalography : suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman
aktivitas listrik di otak.
Fonologi : ilmu tentang perbendaharaan bunyi
bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya.
Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang
mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat ucap manusia.
Gene Knockout : teknik genetik di mana salah satu gen organisme
dibuat tidak dapat bekerja.
Gene replacement : teknik mengenali gen yang salah, menerapkan
sepotong DNA dalam bentuk yang benar melalui
vektor virus (dikenal sebagai molekul pembawa) ke
gen tersebut, sehingga menimpa gen rusak yang
teridentifikasi dengan salinan yang benar.
Magnetic resonance imaging : pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet
dan energi gelombang radio untuk menampilkan
gambar struktur dan organ dalam tubuh.
Open field test : Tes lapangan terbuka adalah tes eksperimental
yang digunakan untuk menguji tingkat aktivitas
lokomotor secara umum, kecemasan, dan kemauan
untuk mengeksplorasi pada hewan (biasanya tikus)
dalam penelitian ilmiah.
Operant Conditioning : teori yang disampaikan oleh skinner yang
menjelaskan bahwa perilaku tidak selalu diperoleh
melalui refleks yang dikondisikan sebagaimana
klaim Pavlov, tapi juga bisa diperoleh dengan
mengasosiasikan antara respons dan penguatan.
21
Paired-Image Substraction : untuk menemukan proses kognitif penyusun di otak
dengan menghasilkan gambar perbedaan aktivitas
otak yang terkait dengan dua tugas kognitif yang
berbeda dalam hal proses kognitif penyusun tunggal.
Pavlovian conditioning : mengacu pada prosedur pembelajaran di mana
rangsangan yang secara biologis kuat dipasangkan
dengan rangsangan yang sebelumnya netral.
Positron Emission Tomography: pemeriksaan penggambaran medis termutakhir
yang memberikan informasi rinci mengenai fungsi
organ atau sistem dalam tubuh.
Radial arm maze : sebuah peralatan yang terdiri dari kompartemen
tengah melingkar dari mana 8 lengan dengan jarak
yang sama diperpanjang.
Radio frequency current : arus berfrekuensi tinggi.
Semantik :cabang linguistik yangmempelajari
arti/makna yang terkandung pada
suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain.
Signal to Noise rasio : suatu ukuran untuk menentukan kualitas dari
sebuah sinyal yang terganggu oleh derau.
Sintaks : merupakan cabang linguistik.
Stereotaxic surgery : teknik bedah yang menggunakan bantuan
pemindaian 3 dimensi untuk menentukan letak dan
batas tumor dengan tepat. Metode stereotactic ini
bekerja seperti GPS (petunjuk lokasi).
Test of aggressive and defensive behavior: tes perilaku agresif dan defensif.
The Morris water maze : adalah tes pembelajaran spasial untuk hewan
pengerat yang bergantung pada petunjuk distal
untuk menavigasi dari lokasi awal di sekeliling arena
renang terbuka untuk menemukan platform pelarian
yang terendam.
Transcranial direct current stimulation: adalah bentuk neuromodulasi yang
22
menggunakan arus searah rendah yang konstan yang
dikirim melalui elektroda di kepala.
Transcranial Magnetic Simulation: salah satu alat bidang neurofisiologi yang
dapat digunakan untuk membantu diagnosis
gangguan saraf maupun terapi gangguan saraf.
23
Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Topik “Metode-Metode Dalam
Penelitian Biopsikologis”
Kelompok 1