Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN CASE METHODE

Dosen : Khairul Usman, S.Si., M.pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Setyo Nugroho (5223122032)


2. M. Kurnia Ramadhan (5221122002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk
terselesaikannya Laporan Case Methode ini. Laporan Case Methode ini mengambil materi
dari hasil presentasi kami yaitu tentang Belajar vs Kematangan sebagai amanat yang
diberikan kepada kami dalam memenuhi UTS mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas uts ini, karena dengan begitu
kita dapat mengkaji tentang bagaimana seorang siswa atau peserta didik yang mempunyai
minat belajar dan mengetahui kematangan pada dirinya, yang juga pasti akan bermanfaat
menambah ilmu dan pengetahuan kita semua.

Dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terimah kasih yang tak
terhingga kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yaitu Bapak Khairul
Usman S.Si,. M.Pd yang telah membimbing kami. Begitu pun kami menyadari bahwa
laporan case methode ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran
maupun masukan yang dapat memberikan kami aspirasi ataupun dorongan untuk
memperbaiki laporan case methode ini.

Atas segala kekurangan tersebut, kami mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya laporan case methode ini
dapat tercapai.

Aamiin.

Medan, 01 April 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER LAPORAN CASE METHODE..............................................................................................i


KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
ISI...............................................................................................................................................................
BAB 1 .........................................................................................................................................................
1.1 Konsep Pelaksanaan.......................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
2.1 Hasil Kegiatan ................................................................................................................
2.2 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli........................................................................
2.3 Pengertian Kematangan Pada Diri Seseorang.............................................................
2.4 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Minat Belajar.................................
2.5 Aspek-Aspek Kematangan Psikologis...........................................................................
2.6 Hubungan Belajar Dengan Kematangan......................................................................
2.7 Perbedaan Antara Pembelajaran Dengan Kematangan.............................................
2.8 Arti Dari Perkembangan Sebagai Fungsi Kematangan .............................................
2.9 Macam-Macam Minat Belajar.............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

iii
BAB I

1.1 Konsep Pelaksanaan

Kami dari kelompok 2 membawa materi tentang bakat vs kematangan ingin


melakukan observasi ke sekolah MAN 1 Medan untuk menyelesaikan Tugas UTS kami.
Adapun persiapan yang harus dilakukan, yaitu membawa surat permohonan izin
observasi dari fakultas teknik. Kelompok kami dan kelompok yang lain mengalami
masalah dalam proses meminta surat perizinan untuk melakukan observasi ke sekolah-
sekolah, karena bapak Selamat Triadi sedang tidak ada di ruangannya. Dan akhirnya
dalam waktu sepekan surat izin observasi kami sudah selesai dan di tandatangani oleh
dekan dan bapak Selamat Triadi.
Dalam proses observasi di sekolah Man 1, kami menggunakan kamera hp Iphone 11
pro max dan membawa buku catatan untuk mencatat hasil wawancara kami kepada
pendidik dan siswa. Serta memakai Almamater Unimed agar lebih mudah untuk dikenali
di pihak sekolah.

BAB II

2.1 Hasil Kegiatan


Hasil dari wawancara kami dengan seorang pendidik yang ada disekoah Man 1
Medan yaitu Ibu ..................................... membuat kami lebih paham akan proses
pembelajaran yang ada disekolah tersebut. Sekolah man 1 medan mengandalkan metode
pembelajaran visual agar siswa lebih cepat untuk memahami

Menurut E. Juhana Wijaya (1995) minat artinya; “Suatu kecenderungan, dorongan


atau perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan dan fikiran“. Selanjutnya
menurut Muhibbin Syah (2001) Minat berarti: “Kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu“. Dan Menurut Ahmadi (2009:148)
minat adalah “sikap jiwa seseorang termasuk ketiga fungi jiwanya, yaitu ( kognisi,
konasi, dan emosi ), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu unsur perasaan
yang kuat.

1
Dari ketiga pendapat tersebut dapat diartikan bahwa minat adalah sebagai sikap
seseorang terhadap sesuatu hal yang ditunjukan dengan ketertarikan pada hal tersebut
tanpa ada paksaan dari pihak lain.

2.2 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Beberapa pengertian belajar menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Rudi Budiman (dalam sukardi, 2004)


“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang, dan
terjadi seumur hidup”.
2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002)
“Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan Psikomotor”.
3.  Menurut Khodijah (2014:50)
“Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan
membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses
mental internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relatif
permanen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat di tarik kesimpulannya bahwa minat
belajar adalah:

Kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan untuk suatu perubahan
yang terjadi pada seseorang dalam melaksanakan kegiatan (belajar) amat bergantung dari
kapasitas yang dimiliki.

2.3 Pengertian Kematangan Pada Diri Seseorang


Kematangan psikologis sendiri adalah berkaitan dengan terlaksananya dengan baik
tugas pertumbuhan dan perkembangan individu. Kematangan adalah hasil proses
pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung bertahap hingga
memunculkan kepribadian dalam diri individu itu sendiri (Herman, 1969). Sedangkan
menurut Werner (dalam Nasution, 1969): ”Kematangan adalah terlaksananya dengan baik
tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan seseorang menuju struktur tingkah laku
yang lebih tinggi”.

2
Dan dapat disimpulkan bahwa Kematangan diri (self maturity) merupakan suatu
keadaan tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan yang dapat berarti
matangnya suatu sifat atau potensi fisik yang terjadi secara kodrat akibat proses
pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka. Kematangan juga dapat berarti
suatu fungsi atau potensial mental psikologis akibat proses perkembangan karena
pengalaman dan latihan. Kematangan akan terlihat dan diketahui apabila tugas-tugas
perkembangan telah terselesaikan dan jika telah mengalami pertumbuhan fisik yang
signifikan yang bersifat kuantitatif.

2.4 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Minat Belajar


Minat belajar seseorang tidak timbul begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Syah ( 2003:132 ) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:

1. Aspek Fisiologis

Kondisi jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran tubuh

siswa. Hal ini dapat memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

pembelajaran.

2. Aspek psikologis

Aspek psikologis adalah aspek yang berasal dari dalam diri. siswa yang terdiri

dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

b) Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan nonsosial.

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan

teman sekelas.

3
2. Lingkungan Nonsosial

Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi

pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar, yaitu segala sesuatu cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Berdasarkan ketiga faktor yang dikemukakan oleh Syah tersebut, terdapat dua faktor yang

dapat diupayakan peningkatannya oleh pihak pendidik, yaitu faktor eksternal dan faktor

pendekatan belajar, sedangkan faktor internal hanya siswa itu sendiri yang dapat menentukan.

Walaupun faktor internal hanya siswa tersebut yang dapat mengubah peningkatannya, pihak

pendidik pun juga memiliki peran untuk membantu peningkatan minat belajar siswa dari

faktor internal tersebut.

2.5 Aspek-aspek Kematangan Psikologis


Menurut Sarlito (1988) kematangan psikologis seseorang dapat ditinjau dari aspek-
aspek sebagai berikut :

1. Pembentukan Konsep Diri Bagaimana seorang individu dapat melihat dirinya


secara objektif didalam lingkungannya, serta membentuk pemikiran-pemikiran
yang positif tentang orang lain dan lingkungannya melaui ciri-ciri sebagai berikut:
 Pemekaran diri sendiri (extention of the self), yang ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian
dari dirinya sendiri juga. Sejalan dengan pendapat Adams dan Gullotta (dalam
Sugar M, 1983) “Penerimaan atas perilaku yang disadari membentuk
kesadaran atas keberadaan seseorang dalam suatu lingkungan“.
 Kemampuan melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication)
ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri
(self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor)
termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Sejalan dengan
pendapat S. R .Maddi (1980) “Remaja yang gembira adalah remaja yang dapat

4
berinteraksi baik dengan lingkunganya sehingga menjadi orang dewasa yang
gembira pula.
 Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), paham
bagaimana seharusnya bertindak dan bertingkah laku dan mampu berjalan
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan sendiri, sehingga pendapat dan
sikap-sikapnya akan lebih tegas. Menurut S. R. Maddi: ”Ketetapan sikap akan
memunculkan kebiasaan dalam diri individu sehingga dapat bertindak sesuai
apa yang diinginkannya“.
2. Perkembangan Intelegensi
Intelegensi oleh David Wechsler (dalam Sarlito W 1958) didefinisikan sebagai
“Keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif“.
3. Perkembangan Peran Sosial
Seorang individu dengan karakteristik, pembawaan serta kebiasaan yang
dibawanya akan mempengaruhi tindakan dan tingkah lakunya, salah satu hal yang
juga berpengaruh dalam pembentukan sifat, sikap yang serta merta membuat
remaja mampu mengarahkan dirinya adalah kematangan dalam diri remaja
tersebut, namun yang tak kalah penting dan tak kalah besar pengaruhnya adalah
peran sosial. Menurut Sri Mulyani M. (1979): “Motivasi sosial serta kematangan
kepribadian, akan membuat remaja mengerti apa yang harus dilakukan dalam
lingkungannya sebagaimana fungsinya“. Di sini dilihat melalui faktor lingkungan
yang terbagi menjadi tiga yakni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat,
kenyataan yang terjadi di lingkungan adalah salah satu faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam membentuk jiwa serta kematangan yang dapat membuat
remaja bertindak dan bertingkah laku secara positif maupun negatif.

2.6 Hubungan Belajar Dengan Kematangan


Adapun kaitannya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk
fisik berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk perkembangan, misalnya
perkembangan bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung
oleh pematangan alat bicara. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu
berfungsi sebagai pemberi atau bahan dasar untuk belajar. Dan posisi belajar dalam
proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi
sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan. Tanpa melalui belajar mental

5
psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa
belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia Dan
perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan
belajar.

Dalam beberapa toeri-teori yang mempengaruhi perkembangan juga dijelaskan,dalam


Teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan
hasil proses kematangan dan belajar. Teori Naturalisme perkembangan seseorang
terutama ditentukan oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk didalamnya
kematangan seseorang. Sementara itu, Teori Empirisme berpendapat bahwa
perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu
berada dan tumbuh-kembang, termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan
belajar anak. Contoh: perkembangan bakat atau kemampuan seorang anak yang berbakat
di bidang musik tidak akan optimal apabila tidak mendapat kesempatan belajar musik.
Jadi, potensi anak yang sudah ada atau dibawa sejak lahir akan berkembang optimal
apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu diantaranya dengan penyediaan sarana
prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting dalam
proses perkembangan. Tanpa adanya unsur kematangan tersebut perkembangan sulit
untuk di wujudkan. Dan adanya kematangan juga diperoleh dari belajar, karena dengan
belajar seseorang akan lebih matang dalam bidang yang digelutinya. Kematangan dan
belajar merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam
proses perkembangan manusia. Seperti salah satu isi dari prinsip-prinsip perkembangan,
yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

2.7 Perbedaan Antara Pembelajaran Dengan Kematangan


Perbedaan utama antara pematangan dan belajar adalah bahwa belajar datang melalui
pengalaman, pengetahuan dan praktek, sedangkan pematangan datang dari individu itu
sendiri ketika ia tumbuh dan berkembang. Pematangan dan pembelajaran adalah konsep
yang saling terkait, tetapi keduanya tidak sama. Menurut para ahli psikologi, belajar
adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri individu.
Kematangan, di sisi lain, adalah proses di mana individu belajar untuk bereaksi terhadap
situasi secara berbeda.

6
Psikolog mendefinisikan belajar secara berbeda. Menurut mereka, belajar
menghasilkan perubahan perilaku individu melalui pengalaman. Sepanjang hidup kita,
kita telah belajar banyak hal baru. Proses ini berlangsung dari lahir sampai mati. Sebagai
anak kecil, kita belajar berjalan, berbicara, makan, dan kemudian beralih ke pemahaman
yang lebih rumit tentang dunia di sekitar kita, sedangkan Kematangan dapat didefinisikan
sebagai satu tindakan pematangan . Hal ini tidak hanya mengacu pada pertumbuhan
fisik yang dialami individu seiring bertambahnya usia, tetapi juga kemampuan untuk
berperilaku, bertindak, dan bereaksi secara tepat . Dalam pengertian ini, konsep
kedewasaan melampaui pertumbuhan fisik untuk merangkul aspek-aspek lain
seperti pertumbuhan emosional dan mental . Psikolog percaya bahwa kedewasaan datang
dengan pertumbuhan dan perkembangan individu. Ini adalah proses yang terjadi
sepanjang kehidupan dewasa, mempersiapkan individu untuk situasi baru.

Apa perbedaan antara kematangan dan belajar?

• Definisi kedewasaan dan pembelajaran:

 Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri
individu.
 Kematangan adalah proses di mana individu belajar untuk bereaksi terhadap situasi
secara tepat.
• Gugatan Hukum:

 Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman.


 Kematangan terjadi melalui pertumbuhan dan perkembangan individu.
• Rangsangan eksternal:

 Belajar merupakan respon terhadap rangsangan dari luar yang mengakibatkan


terjadinya perubahan individu.
 Kematangan tidak membutuhkan rangsangan dari luar.
• Kematangan dan Pembelajaran:

 Kematangan mempengaruhi proses belajar. Jika seorang individu belum mencapai


tingkat kedewasaan yang disyaratkan, perilaku belajar tertentu tidak dapat diharapkan.

7
2.8 Arti Dari Perkembangan Sebagai Fungsi Kematangan
Beberapa ahli mengemukakan arti perkembangan, seperti yang dikemukakan oleh
Libert, Paulus dan Strauss (Singgih, 1990); yaitu bahwa “Perkembangan adalah proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungan”. Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang
khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Siswa sebagai individu yang
termasuk dalam tingkatan remaja yang kita ketahui sangat rentan terhadap pengaruh-
pengaruh baik positif maupun negatif, yang tentunya juga dapat menghambat tugas-tugas
perkembangan mereka, yang harus dilalui secara wajar dan normal sesuai dengan fase-
fasenya.

Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar,


karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, jenis tugas
perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk memasuki
jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan perkembangan
sosio-psikologis. Havighurst (dalam Sarlito, 1956) mengemukakan 10 jenis tugas
perkembangan remaja, yaitu:

1. Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan
matang.
2. Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial.
3. Menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan.
7. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
yang kompeten.
9. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.

Tugas-tugas tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan secara pilah, karena
remaja itu adalah pribadi yang utuh. Dengan terlaksananya tugas-tugas perkembangan

8
secara baik, maka akan dapat terbentuk pertumbuhan pribadi yang baik pula, sehingga
mereka mencapai kondisi negentropy atau keadaan dimana kesadaran tersusun dengan
baik, pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain.

2.9 Macam-Macam Minat Belajar

Ada beberapa macam minat belajar siswa yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Keseriusan Belajar di Kelas
Keseriusan dalam mengikuti pelajaran dikelas, memang harus diciptakan
sebab pada kenyataannya banyak siswa yang gagal dalam belajarnya, oleh karena
kurangnya keseriusan untuk memperhatikan guru dalam memberikan penjelasaan
pada saat proses belajar mengajar apalagi pada mata pelajaran tertentu seperti
Matematika, Fisika, Bahasa Inggris yang sulit dipahami dan diketahui sendiri jika
tidak tanpa adanya penjelasan guru yang mengajarkannya. Dikatakan oleh
Nasution (1977): “Anak yang gagal tidak begitu saja disalahkan, mungkin gurulah
yang tidak berhasil memberikan motivasi yang membangkitkan gairah belajar pada
anak”. Untuk mengarahkan agar siswa mempunyai keseriusan dalam mengikuti
pelajaran dikelas, maka diperlukan perhatian dan upaya yang serius pula baik dari
guru yang mengajar dikelas misalnya dengan memberikan motivasi, stimulasi,
pujian bagi siswa yang mengikuti pelajarannya dengan baik dan teguran pada siswa
yang kurang memperhatikan dan lalai dalam mengikuti pelajaran di kelas. Sejalan
dengan pendapat Sulo Lipu (1990): “Keseriusan dan kesungguhan yang disertai
dengan motivasi yang tinggi akan membuat anak berupaya mencapai prestasi yang
maksimal“. Tugas guru adalah bagaimana membuat suasana senyaman mungkin di
dalam kelas agar anak dapat berkonsenterasi serta serius dengan pelajaran yang
sedang diajarkan guru di kelas.

2. Minat Belajar Siswa di Perpustakaan


Berbagai usaha di bidang pendidikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan
bangsa telah dilakukan, namun kenyataan menunjukkan bahwa minat dan
kegemaran membaca masih tergolong rendah, rendahnya minat membaca
berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Sejalan dengan pendapat Suriasumantri
(1978) menyatakan: “Membaca dapat membuka pandangan seseorang tentang hal-

9
hal baru yang akan membawa kita pada pencapaian yang luas tentang suatu ilmu
pengetahuan“. Untuk mengarahkan agar siswa dapat aktif dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Raka J. (1978):
”Perpustakaan adalah tempat menimba ilmu yang baik….”. Maka perlu adanya
upaya baik dari guru maupun dari orang tua siswa agar siswa dapat memanfaatkan
perpustakaan untuk belajar dengan cara membaca dan akan lebih baik lagi apabila
siswa juga mempunyai ringkasan hasil membaca diperpustakaan, apabila hal ini
terwujud dan siswa sudah mempunyai minat membaca, pada giliran siswa akan
aktif dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.

3. Minat belajar dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran atau PR


Minat adalah usaha menyediakan kondisi-kondisi sehingga anak itu mau dan
ingin melakukannya. Jika guru mata pelajaran dan keluarga (orang tua)
memperhatikan terhadap usaha dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar. Maka
secara psikologis orang tua telah menumbuhkan semangat dalam menyelesaikan
tugas-tugas belajar karena merasa mendapat perhatian. Menurut Sudirman A. M
(2001) bahwa “di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar
itu adalah berbuat, (learning by doing). Demikian halnya aktivitas siswa dalam
mengerjakan tugas dari guru”. Tugas dalam belajar adalah suatu tugas yang harus
(wajib) dikerjakan oleh seorang siswa, baik berbentuk latihan-latihan dari guru
setelah menyelesaikan suatu pembahasan materi di kelas, maupun tugas yang
bebrbentuk PR (pekerjaan rumah), yang menuntut untuk dikerjakan di luar jam
sekolah. Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi siswa dalam
mengerjakan tugas atau PR ditandai dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam
menyelesaikan tugas tersebut. Menurut Sarwono (1986) keaktifan ini ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Penuh perhatian dan minat untuk menghadap tugas-tugas yang akan dikerjakan.
b. Tahu batas-batas tugas yang dikerjakan.
c. Mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas yang akan dikerjakan.
d. Penuh semangat dan dedikasi tinggi terhadap beban tugas yang diterimanya.
e. Berusaha bertanya kepada orang yang lebih tahu.

4. Mendengarkan Penjelasan Guru

10
Interaksi edukatif yang berlangsung dalam proses belajar mengajar disekolah
melibatkan faktor guru dan siswa. Guru menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
mengajar para siswa dan siswa sebagai subjek yang belajar. Salah satu aktivitas
guru dalam mengajar adalah menyampaikan meteri pembelajaran kepada siswa.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran, sangat erat kaitannya dengan aktivitas
mendengarkan penjelasan guru. Aktivitas mendengarkan ini sangat penting bagi
siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Oleh
karena itu ketika guru menyampaikan materi pelajaran dituntun minat siswa secara
optimal dengan konsentrasi penuh yaitu mendengarkan penjelasan guru. Sejalan
dengan itu menurut Slameto (1995) “Kebiasaan mendengar yang baik adalah
memusatkan semua kekuatan fisik dan mental untuk mendengarkan”. Selanjutnya
menurut The Liang Gie (1985) “Konsentrasi adalah pemusatan perhatian terhadap
suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan“.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa
diharapkan dapat memusatkan segala perhatian dengan penuh minat untuk
mendengarkan penjelasan guru dengan mengenyampingkan hal-hal yang tidak
berhubungan dengan penjelasan yang disampaikan guru.

5. Mencatat Pelajaran
Salah satu aktivitas dalam belajar adalah aktivitas mencatat. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah aktivitas mencatat. Aktivitas mencatat termasuk dalam
aktivitas belajar siswa. Setelah memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru
secara seksama, maka tindakan selanjutnya adalah mencatat hal-hal yang dianggap
perlu. Dalam mencatat materi yang dapat dicatat baik berupa materi secara
keseluruhan atau materi tertentu / rangkuman-rangkuman yang merupakan
ringkasan dari materi pelajaran. Manfaat mencatat pelajaran adalah siswa dapat
membaca materi pelajaran dirumah, serta mengulangi pelajaran tersebut, untuk
lebih memahami materi yang telah disampaikan. Namun, tidak semua aktivitas
mencatat adalah belajar, aktivitas mencatat yang bersifat mengcopy tidak termasuk
didalam aktifitas belajar. Aktivitas mencatat yang termasuk belajar adalah apabila
pada saat mencatat, siswa menyadari kebutuhan serta tujuanya dan menggunakan
set belajar tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan
belajar. Menurut Wasty Soemanto (1987) mengatakan bahwa: “Set belajar adalah
arah perhatian dalam interaksi bertujuan“. Apabila siswa mencatat tidak
11
menggunakan set belajar, maka dapat berakibat bahwa catatan yang dibuat tidak
memenuhi materi yang seharusnya dicatat. Materi yang dicatat sangat ditentukan
set-set (arah) belajar siswa, misalnya dalam mendengarkan ceramah atau
berpartisipasi dalam diskusi, maka kesadaran siswa akan kebutuhan dan tujuan
mengharuskan siswa mencatat. Catatan siswa tidak hanya sekedar mencatat fakta-
fakta dalam pelajaran, misalnya seorang siswa dapat dituntut aktivitasnya,
misalnya mencatat tugas-tugas pelajaran, mencatat rangkuman, mencatat materi
tambahan serta mencatat hasil diskusi.

BAB III
PENUTUP

c.1 Kesimpulan
Kematangan psikologis merupakan faktor penting yang dapat mendukung
terbentuknya minat belajar siswa. Kematangan psikologis dapat pula dilihat sebagai

12
proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung bertahap hingga
memunculkan kepribadian dalam diri individu itu sendiri. Prestasi belajar yang baik akan
didapat oleh siswa apabila siswa tersebut mampu mengarahkan, bertindak dan bertingkah
laku dewasa sesuai dengan kepribadian dan sikap seorang remaja yang tentunya
dilakukan saat remaja tersebut berada dilingkungan sekolahnya.

Untuk membantu siswa mematangkan psikologisnya sehingga tumbuh minat belajar


yang tinggi tentulah ada upaya dari lingkungan disekitar siswa tersebut. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan terutama dari lembaga sekolah yeng menjadi tempat siswa
menimba ilmu demi masa depannya yang lebih baik serta mencapai kematangan dan
keberhasilan adalah dengan memanfaatkan layanan bimbingan. Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah layanan bimbingan pribadi dan layanan pembelajaran oleh guru
pembimbing terhadap siswa agar dalam diri siswa tersebut tumbuh minat belajar yang
tinggi. Hubungan yang terjadi antara siswa dan pembimbing tidak terlepas dari kegiatan
belajar mengajar atau pembelajaran. Belajar sebagai suatu proses perubahan didalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pamahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain.

Minat belajar merupakan aspek yang penting di dalam kepribadian seseorang. Minat
belajar akan sangat berpengaruh kepada prestasi belajar siswa serta dalam pekerjaan dan
pada giliran berikutnya juga berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari dan kehidupan
sosial di masyarakat. Minat sangatlah mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang
baik dalam statusnya sebagai pelajar maupun sebagai anggota masyarakat.

c.2 Saran
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu membetengi diri dari berbagai pengaruh eksternal, seperti :
Lingkungan dan teman sebayanya, yang cenderung memberikan dampak negatif
dalam kegiatan belajar disekolah. Selain itu faktor internal dari dalam diri
menumbuhkan disiplin diri, dan menumbuhkan sikap minat pada belajar agar tidak
adanya paksaan dalam belajar melainkan dilakukan secara inisiatif dan bertanggung
jawab agar tercapainya prestasi belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

13
Guru bimbingan dan konseling diharapkan mampu untuk mengoptimalkan perannya
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan materi kematangan diri
dan kemandirian belajar.

3. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para pembaca, agar lebih mudah memahami
secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam
mata kuliah Psikologi Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzi. 1999. Psikologi Umum.


Bandung: Pustaka Setia. Asrori 2005.
Perkembangan Peserta Didik (Edisi Revisi).
Malang: Wineka Media. Brown. 1991.
14
Educational Psychology, 2 nd ,ed. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall. E. Koswara.
1991.
Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.
Gerungan. 1996. Psikologi Sosial.
Bandung: PT. Eresco.
Kartini, Kartono. 1992.
Bimbingan Bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah.
Jakarta: CV. Rajawali Mardalis. 2002.
Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.
James Draver 1972. “Measuring Motivation in Phantasy: The Achievement Motive” Robert
C. dan Richard C Teevan (edt).
Measuring And Enduring Problem in Psychology. New Jersey: D. Van Nonstrand Company,
Inc Rabu, Mei 28, 2008 by Ramkur. http: //ramkur blogspot.com/ M. Ngalim Purwato. 2000

15

Anda mungkin juga menyukai