Anda di halaman 1dari 14

Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif Konstitusi

Indonesia dan Islam


How the Concept of Leader Selection in the Perspective of the Indonesian
Constitution and Islam
Abdul Rohman
Universitas Islam Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
abe131185@gmail.com
Abstrak
Pemimpin menempati posisi penting karena memegang kebijakan yang
berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk
membahas konsep pemilihan pemimpin dalam persfektif konstitusi Indonesia
dan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dari studi pustaka
dikumpulkan dan dianalisis guna mendapatkan gambaran yang paling
mendekati kebenaran. Hasil penelitian ini diantaranya: (1) Semua warga
negara Indonesia dijamin hak untuk memilih berdasarkan hati nuraninya oleh
konstritusi, melalui pemilu yang berasaskan LUBER dan JURDIL; (2) Islam
sangat menekankan pada pemeluk agamanya untuk memilih pemimpin dari
kalangan muslim. Meskipun pendapat Al-Mawardi membolehkan memilih
non muslim dengan syarat bukan pemimpin eksekutif, legislatif, dan yudikatif
(pusat), namun al-Qur’an dan Hadits lebih menguatkan akan keharusan bagi
setiap yang beragama Islam memilih pemimpinnya sesama-sama seakidah
(muslim). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prinsipal pada
konsep pemilihan pemimpin dalam perspektif konstitusi Indonesia dan Islam.
Kata Kunci: Indonesia, Islam, Konstitusi, Pemilihan & Pemimpin
Abstract
Leaders occupy an important position because they hold policies related to the
lives of many people. This study aims to discuss the concept of choosing a
leader in the perspective of the Indonesian constitution and Islam. This
research is a normative juridical research, with a qualitative approach. The
data obtained from the literature study were collected and analyzed in order
to get a picture that was closest to the truth. The results of this study include:
(1) All Indonesian citizens are guaranteed the right to vote based on their
conscience by the constitution, through elections based on LUBER and
JURDIL; (2) Islam places great emphasis on its religious adherents to elect
leaders from among Muslims. Although Al-Mawardi's opinion allows choosing
non-Muslims on the condition that they are not executive, legislative and
judicative (central) leaders, the Al-Qur'an and Hadith further strengthen the
obligation for every Muslim to choose their leader of the same faith (Muslim).
So it concluded that there were principal differences in the concept of selecting

139
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

leaders in the perspective of the Indonesian constitution and Islam.


Keywords: Election, Leader, Constitution, Indonesia, Islam

I. PENDAHULUAN karena adanya kandidat non


Kurniawan mengemukakan muslim yang maju sebagai kepala
pemimpin menempati posisi daerah. Ada banyak kandidat non
penting dalam Islam, karena muslim di luar Jakarta yang ikut
pemimpin memegang kebijakan bertarung dalam Pilkada (baik di
yang berkaitan dengan hajat hidup tingkat provinsi maupun
orang banyak mulai dari kesehatan, kabupaten), tetapi adem ayem,
transportasi, tata kelola sumber biasa-biasa saja tidak seheboh
daya alam, kesejahteraan, dan Jakarta. Pilkada Jakarta menjadi
pelbagai kebijakan publik lainnya ramai sesungguhnya karena ada
(Kurniawan, 2015). Badruddin al- sekelompok elit politik, tokoh
Hamawi as-Syafi’I yang wafat di agama, dan pedagang besar yang
abad 8 Hijriah, ia menyatakan bernafsu menguasai Jakarta dengan
dengan jelas keharaman memilih beragam motif dan kepentingan
pemimpin dan juga apparat dari tentunya. Kelompok politik ingin
kalangan kafir dan juga apparat dari mengontrol jalannya roda
kalangan kafir dzimi (As-Syafi’i, pemerintahan sesuai dengan selera
1988). Sementara, di Indonesia mereka. Kaum pebisnis tentu saja
sendiri masih ada para penganut ingin dagangan mereka lancer tidak
agama Islam yang mendukung ada yang menghambat jalannya
calon pemimpin non muslim. Salah perbisnisan. Sementara
satunya yaitu pada pada pemilihan sekelompok elit agama terutama
kepada daerah (Pilkaga), atau lebih elit muslim, ingin Jakarta menjadi
khusus lagi pemilihan Gubernur kota yang menerapkan norma-
(Pilgub) DKI Jakarta 2017. norma atau standar-standar
Sumanto (2017) keagamaan/keislaman sesuai yang
menyebutkan bahwa diantara mereka imajinasikan (Sumanto,
Pilkada yang digelar di Idnonesia, 2017).
Pilkada Jakarta yang paling banyak Menurut data Data Dinas
menyita perhatian publik tanah air Kependudukan dan Pencatatan
maupun masyarakat internasional. Sipil Provinsi DKI Jakarta, jumlah
Ramainya pilkada Jakarta bukan penduduk muslim DKI Jakarta

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 140
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

mencapai 8.339.988 atau sebesar fundamental bergantung pada


83 persen dari total populasi. Jauh pengamatan pada manusia dalam
diatas polpulasi warga Kristen, kehasannya sendiri, dan
Katolik, Buddha, Konghucu, dan berhubungan dengan orang-orang
lainnya. Ahok mendapatkan tersebut dalam bahasannya, dan
dukungan dari kalangan NU yang dalam peristilahannya (Rahmat,
tergabung dalam Relawan 2009). Selanjutnya, dianalisis dan
Nusantara (RelaNU) bentukan ditarik kesimpulan untuk
Nusron Wahid mantan ketua PP GP mendapatkan jawaban yang paling
Ansor periode 2010-2015, juga mendekati kebenaran.
menghadiri Maulid Nabi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammad SAW yang A. Pemilihan Pemimpin Dalam
diselenggarakan oleh RelaNU Persfektif Konstitusi
(15/01/2017), di markas RelaNU, Indonesia
Patra Jasa, Jakarta Selatan (Hasan, Indonesia adalah negara
2017). hukum, hal ini diatur pada Pasal 1
Berdasarkan paparan ayat (3) UUD 1945. Yang disebut
tersebut, maka penulis tertarik dengan negara hukum ialah negara
untuk meneliti baik secara konsep yang berdiri diatas hukum yang
konstitusi Indonesia, maupun menjamin keadilan kepada warga
persfektif Islam mengenai hak-hak negaranya. Hukum yang bertujuan
seorang muslim di Indonesia mengatur tata tertib masyarakat.
memilih pemimpin. Melihat tujuan dari hukum tersebut,
II. METODE PENELITIAN baik masyarakat maupun
Penelitian ini merupakan pemerintah (Rohman, 2020).
penelitian normatif, dimana Indonesia yang mengedepankan
menggunakan sumber data berasal hukum, tentunya harus serius
dari studi kepustakaan, seperti menjaga kesetabilan tatanan
seperti buku-buku, jurnal, kehidupan bernegara (Rohman,
peraturan perundang-undangan, 2020). Hal ini pula yang menjadi
maupun artikel yang didapat pada landasan terlaksananya pesta
internet. Metode penelitian demokrasi secara demokratis di
dilakukan secara kualitatif, yaitu Indonesia.
tradisi tertentu dalam ilmu Demokrasi adalah suatu
pengetahuan sosial yang secara pemerintahan tempat rakyat ikut

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 141
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

serta memerintah, baik secara warga negara tanpa adanya


langsung (demokrasi langsung), kecurangan dalam Pemilu.
maupun secara tidak langsung 2. Asas Umum
(demokrasi tidak langsung) yang Umum, artinya semua warga
terdapat dalam negara-negara negara yang telah berusia 17 Tahun
modern (Kusnardi & Ibrahim, atau telah menikah berhak untuk
1988). Indonesia menganut sistem ikut memilih, dan telah berusia 21
demokrasi tidak langsung, karena tahun berhak dipilih dengan tanpa
adanya lembaga perwakilan ada diskiriminasi (Frenki, 2016).
sebagai pemegang amanah Asas ini memberikan makna bahwa
rakyatnya (Rohman, 2020). tidak ada seorangpun yang berhak
Sehingga penting rakyat untuk untuk mencegah seseorang untuk
memberikan hak suara pada Pemilu melaksanakan haknya dalam
yang berasaskan LUBER dan memberikan suara, siapapun, dari
JURDIL, sebagaimana dipaparkan kalangan apapun, bahkan pemilih
berikut ini: pemula yang masih duduk dalam
1. Asas Langsung bangku sekolah, apabila yang
Langsung, artinya rakyat bersangkutan telah berusia 17
pemilih mempunyai hak untuk tahun maka sudah berhak untuk
secara langsung memberikan suara memberikan hak suaranya pada
sesuai dengan kehendak hati pemilu. Selanjutnya, asas ini
nuraninya tanpa perantara (Frenki, memberikan jaminan bagi siapapun
2016). Asas ini mengandung untuk mencalonkan diri sebagai
makna bahwa setiap warga negara pemimpin dalam kompetisi
harus melakukan pemilihan demokrasi rakyat. Siapapun yang
terhadap calon wakil rakyatnya telah berusia 21 tahun berkah untuk
tanpa diwakilkan oleh siapapaun. ikut serta dalam pemerintahan,
Meskipun ada yang menawarkan yaitu menjadi pemimpin atau wakil
diri untuk mewakilinya, petugas rakyat, sebagaimana jaminan
dalam pelaksanaan pesta demokrasi konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 27
tidak akan memberikan ayat (1), yaitu “Segala warga
kesempatan bagi pemberi jasa negara bersamaan kedudukannya
pemungutan suara tersebut. Hal ini di dalam hukum dan pemerintahan,
bertujuan untuk indevendensi hak dan wajib menjunjung hukum dan
pilih terhadap subjek hukum yaitu pemerintahan dengan tidak ada

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 142
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

kecualinya.” Selanjutnya, asas tekanan atau paksaan dari


umum ini diatur pada Pasal 28D siapapun/dengan apapun (Frenki,
ayat (1), yaitu “Setiap orang 2016). Berbicara mengenai asas ini,
berhak atas pengakuan jaminan, sangat berhubungan sekali dengan
perlindungan, dan kepastian topik yang dibahas pada penelitian
hukum yang adil serta perlakuan ini. Asas bebas ini dihubungkan
yang sama di depan hukum.” dengan Pasal 28I ayat (2) bahwa
Kemudian, Pasal 28I ayat (2) “Setiap orang berhak atas
menyebutkan juga bahwa “Setiap perlakuan yang bersifat
orang berhak atas perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun,
bersifat diskriminatif atas dasar dan berhak mendapatkan
apapun, dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif”.
yang bersifat diskriminatif.” Bunyi Selanjutnya, dihubungkan pada
pasal tersebut dapat dijadikan dasar Pasal 28G ayat (1), yaitu “Setiap
bagi siapapun yang diperkalukan orang berhak atas perlindungan
diskriminatif oleh panitia Pemilu. pribadi, keluarga, kehoormatan,
Contohnya, tidak mendapatkan martabat, dan harta benda yang di
surat undangan untuk memberikan bawah kekuasaannya, serta berhak
suara, tidak diberikan pelayanan atas rasa aman dan perlindungan
informasi data kepemilihan, serta dari ancaman ketakutan untuk
perlakuan yang tidak adil saat berbuat atau tidak berbuat sesuatu
mengantri di tempat pemungitan yang merupakan hak asasi.” Kedua
suara (TPS). Berdasarkan pasal tersebut sudah mencakut pada
konstitusi Indonesia, tidak jaminan terhadap kebebasan bagi
mengenal status sosial antara si warga negara memilih siapapun
kaya dan si miskin ataupun pejabat dalam pemilu, sebagaimana asas
dan rakyat biasa, semua warga bebas ini. Sehingga, apabila ada
negara diperlakukan sama dan siapapun yang menodai kebebasan
dijamin oleh konstitusi secara dalam memilih pada warga negara
tegas. Indonesia, maka telah melanggar
3. Asas Bebas konstitusi negara kita.
Bebas, artinya rakyat pemilih Ketentuan di atas, apabila
berhak memillih menurut hati dihubungkan pada kasus yang
nuraninya tanpa adanya pengaruh, dipaparkan sebelumnya, maka

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 143
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

sepatutnya isu-isu keagamaan, 28J ayat (1) UUD 1945, “Setiap


apalagi berhubungan dengan orang wajib menghormati hak
agama yang dipeluk mayoritas asasi manusia orang lain dalam
rakyat di Indonesia (Islam), tidak tertib kehidupan bermasyarakat,
menjadi media jualan politiknya berbangsa dan bernegara.”
elit-elit tertentu, karena dalam 5. Asas Jujur
konstitusi negara Indonesia jelas Jujur artinya dalam
bahwa adanya jaminan kebebasan penyelenggaraan pemilu,
bagi seluruh rakyat Indonesia penyelenggaraan pelaksana,
menentukan pilihannya. pemerintah dan partai politik
4. Asas Rahasia peserta pemilu, pemantau pemilu,
Rahasia artinya rakyat termasuk pemilih, serta semua
pemilih dijamin oleh peraturan pihak yang terlibat secara tidak
tidak akan diketahui oleh pihak langsung, harus bersikap jujur
siapapun dan dengan jalan apapun, sesuai dengan peraturan
siapa yang dipulihnya atau kepada perundang-undangan (Frenki,
siapa suaranya diberikan “Scret 2016). Dalam asas ini memang sulit
Ballot” (Frenki, 2016). Asas ini untuk dikawal hanya berdasarkan
merupakan jaminan terhadap warga pengamatan, penting pembinaan
negara mengenai kerahasiaan serta kegiatan pengawalan secara
pemberian suara pada pemilu. Pada ketat terhadap pelaksanaan Pemilu.
teknis pelaksanaan Pemilu 6. Asas Adil
berdasarkan asas ini, pemerintah Adil, dalam penyelenggaraan
perlu menyiapkan logistik yang Pemilu setiap pemilihan dan partai
sebaik mungkin, guna politik peserta Pemilu mendapat
mengantisipasi adanya kecurangan perlakuan yang sama dan bebas
dalam Pemilu. Dasar atauran yang dari kecurangan pihak manapun
dipergunakan sama seperti pada (Frenki, 2016). Perlakuan yang
asas bebas, yaitu jaminan terhadap sama yang menjadi asas pemilu ini,
hak pribadi terhadap ancaman sebagaimana dalam Pasal 28 UUD
maupun kewajiban penghormatan 1945, yaitu “Kemerdekaan
bagi warga negara lainnya, guna berserikat dan berkumpul,
terciptanya pemilu berdasarkan mengeluarkan pikiran dengan lisan
asas rahasia, sebagaimana jaminan dan tulisan dan sebagainya
tersebut ditegaskan melalui Pasal ditetapkan denga undang-

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 144
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

undang.” Selanjutnya, Pasal 28C sosial bagi seluruh rakyat


ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: Indonesia.”
“Setiap orang berhak memajukan Pasal 28 J ayat (2) berbunyi
dirinya dalam memperjuangkan “Dalam menjalankan hak dan
haknya secara kolektif untuk kebebasannya, setiap orang wajib
membangun masyarakat, bangsa tunduk kepada pembatasan yang
dan negaranya.” Paparan tersebut ditetapkan dengan undang-undang
menjelaskan bahwa berpolitik dengan maksud semata-mata untuk
dalam partai yang menjadi wadah menjamin pengakuan serta
bagi para warga negara memiliki penghormatan atas hak kebebasan
hak dalam memperjuangkan orang lain dan untuk memenuhi
kemenangan secara sportif. tuntutan yang adil sesuai dengan
Selanjutnya, Pasal 28I ayat (5) pertimbangan moral, nilai-nilai
menjelaskan bahwa “Untuk agama, keamanan, dan ketertiban
menegakan dan melindungi hak umum dalam suatu masyarakat
asasi manusia sesuai dengan demokratis,” al-Chaedar dalam
prinsip negara hukum yang bukunya yang berjudul “Reformasi
demokratis, maka pelaksanaan hak Prematur (Jawaban Islam Terhadap
asasi manusia dijamin, diatur, dan Reformasi Total)”, menyebutkan
dituangkan dalam peraturan bahwa bangsa Indonesia harus
perundang-undangan.” lebih serius melakukan reformasi di
Berdasarkan paparan tersebut, bidang politik, yang menjadi dasar
peran pemerintah sangat dominan di bidang lain, seperti ekonomi,
sekali untuk menciptakan Pemilu hukum, sosial, pendidikan, dan
yang demokratis. Sehingga, asas yang lainnya (Rohman, 2020).
adil ini dapat dilaksanakan secara Sehubungan dengan paparan
optimal baik bagi partai politik tersebut, maka dapat disimpulkan
maupun pihak-pihak yang bahwa warga muslim maupun non
kepentingan pada pesta demokrasi muslim, berdasarkan konstitusi
tersebut. Disinilah penting Indonesia dijamin haknya.
kehadiran negara sebagai lembaga Seseorang mau memilih dari
yang mengedepankan tata kalangan seagama ataupun tidak,
pemerintahan berdasarkan sila negara selalu menjamin atas
kelima pancasila, yaitu “Keadilan kebebasan serta kerahasiaan pilihan
warganya.

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 145
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

B. Pemilihan Pemimpin dalam oleh Abu Bakar r.a, tetapi


Persfektif Islam terlebih dahulu dilakukan
Pemimpin adalah orang yang pertimbangan dan musyawarah
wajib tunduk dan patuh kepada akan calon khalifah yang akan
perintahnya semasa ia menjadi diberikan wasiat. (al-muwardi
kepala atau ketua dari suatu memberikan syarat dalam
Lembaga yang dipimpinnya proses pengangkatan dengan
(Nawawi, 1993). Mekanisme cara wasiat, yaitu dengan
pemilihan atau pengangkatan adanya kerelaan hari bagi sang
pemimpin dalam Islam, terutama penerima wasiat).
pada sejarah awal perpolitikan 3. Pada masa Utsman bin Affan,
berbeda-beda polanya (R. Toni, pemilihan khalifah (pemimpin)
2015). Seperti halnya Rassulullah melalui musyawarah melalui
menjadi pemimpin melalui mekanisme pemilihan oleh
kesepakan yang alami (R. Toni, Majelis Perwakilan atau Dewan
2015). Hal ini berbeda pada masa Perwakilan yang terdiri dari 6
wafatnya Rassulullah, yaitu pada (enam) anggota yang ditetapkan
masa Khulafa Al Rasyidin, Bani oleh khalifah Umar, yang
Umayyah dan Bani Abbasiyah (R. memilih calon
Toni, 2015). Pada masa ini khalifah.(pemimpin) dilakukan
mekanisme atau pengangkatan melalui mekanisme pembai’atan
pemimpin dilakukan melalui karena revolusi (pemberontakan
beberapa cara (R. Toni, 2015): bersenjata), hal ini dilakukan
1. Pada masa Abu Bakar, jika telah memenuhi syarat-
pengangkatan sebagai khalifah syarat tertentu. Cara ini tidak
(pemimpin) dilakukan melalui bisa dilegalkan jika kepala
mekanisme pengangkatan negara masih dalam statusnya
langsung aklamasi) dan sebagai orang muslim. Karena
pembi’atan, dengan waktu itu status memang tidak
berlandaskan kesepakatan akan adanya seorang pemimpin,
keutamaan beliau. konsekuensinya adalah prosses
2. Pada masa Umar Bin Khatab, pengangkatan pemimpin
pengangkatan sebagai khalifah melalui ba’iat, maka fokus
(pemimpin) dulakukan melalui musyawarahlah pada
mekanisme pemberian wasiat kepentingan masyarakat, tidak

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 146
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

pada kepentingan calon dengan demokrasi dalam Pemilu


pemimpinnya, untuk mengisi secara demokratis di Indonesia.
kekosongan kepemimpinan. Untuk memberikan pencerahan
4. Sedangkan pada masa Bani terhadap pandangan Islam bagi
Umayyah dan Bani Abbasiyah, seorang muslim memilih
pengangkatan sebagai khalifah pemimpin, maka penulis
(pemimpinan) dilakukan memberikan beberapa kajian.
melalui mekanisme peralihan Dalam kepemimpinan Islam,
kekuasaan, Mawiyah bin Abu setelah 23 tahun berjuang dan
Sufyan menjadi khalifah berusaha dijalan keimanan Islam,
menggantikan Ali bin Abi dan dalam upaya membangun
Thalib melalui perebutan masyarakat madani, Nabi SAW
kekuasaan. Sedangkan Yazid pun wafat di awal tahun ke-11
bin Muawiyah, suksesi Hijriah. Dengan wafatnya jiwa
kepemimpinan terjadi melalui yang agung ini, wahyu al-Qur’an
pewarisan kepada anak atau dan siklus kenabianpun berakhir.
kerabat seperti lazimnya sistem Tidak ada lagi nabi yang akan
monarki. Suatu sistem suksesi muncul, juga tidak akan ada lagi
kepemimpinan yang sejatinya dispensasi agama berikutnya.
tidak sejalan dengan identitas Namun, tanggung jawab yang
Islam. Pada masa pemerintahan diemban nabi (terlepas dari
tersebut, system demokrasi tanggung jawab yang berkenaan
Islam mengalami pergantian dengan penyampaian wahyu), tentu
menjadi sistem monarkis saja tidak berakhir. Jelas penting,
(kerajaan). selepas wafatnya, agar setiap orang
Melihat paparan di atas, yang yang tercerahkan dan jujur,
mirip dengan demokrasi Indonesia memikil tanggung jawab ini,
adalah masa khalifah Utsman bin sebagai pengganti dan wakil.
Affan, karena dalam institusi Sekaligus imam dan pemimpin
terdapat lembaga perwakilan kaum muslim (Arkanudin, 2018).
rakyat, yaitu Majelis Perwakilan Keyakinan agama sebagai
dan Dewan Perwakilan. Selain itu, pedoman dan sendi dasar
penentuan pemimpin lebih kehidupan bermasyarakat yang
demokratis karena adanya paling utama dan paling mampu
musyawarah, yang diidentikan membangkitkan semangat

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 147
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

membangun dan melestarikan 2. Tidak mengangkat pemimpin


alam. Adapun fungsi agama adalah dari orang-orang yang
sebagai kekuatan moral yang dapat mempermainkan agama.
mengendalikan keinginan hawa Sebagaimana firman Allah SWT
nafsu manusia (Diana dkk, 2018), dalam Qs al-Maidah ayat 57,
Islam merupakan agama dan yang berbunyi: “Hai orang-
risalah yang mengandung asas-asas orang yang beriman, janganlah
yang mengatur ibadah, akhlak dan kamu mengambil jadi
muamalat manusia (Iriany, 2017). pemimpinmu, orang-orang yang
Ada beberapa dasar kepemimpinan membuat agamamu jadi ejekan
dalam Islam yang harus dijadikan dan permainan, (yaitu) diantara
landasaran berorganisasi, yang telah diberi kitab
diantaranya: sebelummu, dan orang-orang
1. Tidak mengambil orang kafir yang kafir (orang-orang
atau orang yang tidak beriman musyrik). dan bertakwahlah
sebagai pemimpin bagi orang- kepada Allah jika kamu betul-
orang muslim karena betul orang-orang yang
bagaimanapun akan beriman,”
mempengaruhi terhadap kualitas (http//repository.unsu.ac.id,
keberagamaan rakyat yang diakses pada 21 Desember
dipimpinnya. Sebagaimana 2020).
firman Allah SWT dalam Al- 3. Pemimpin harus mempunyai
Qur’an surat an-Nisa ayat 144, keahlian di bidangnya,
yang berbunyi: “Hai orang- pemberian tugas atau wewenang
orang yang beriman, janganlah kepada yang tidak berkompeten
kamu mengambil orang-orang akan mengakibatkan rusaknya
kafir menjadi wali dengan pekerjaan, bahkan organisasi
meninggalkan orang-orang yang menaunginya.
mukmin. Ingainkah kamu Sebagaimana sabda Rassulullah
mengadakan alasan yang nyata SAW. Artinya: “Apabila
bagi Allah (untuk menyiksamu)” disertakan kepada yang bukan
(http//repository.unsu.ac.id, ahlinya maka tunggulah masa
diakses pada 21 Desember kehancurannya.” (H.R. Bukhari
2020). Muslim).
(http//repository.unsu.ac.id,

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 148
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

diakses pada 21 Desember karena Allah, menjadi saksi


2020). dengan adil. dan janganlah
4. Pemimpin harus bisa diterima sekali-kali kebencian terhadap
(acceptable), mencintai dan sesuatu kaum, mendorong kamu
dicintai umatnya, mendoakan untuk berlaku tidak adil.
dan didoakan oleh umatnya Berlaku adillah, karena adil itu
(http//repository.unsu.ac.id, lebih dekat kepada takwa. dan
diakses pada 21 Desember bertakwalah kepada Allah,
2020). Sebagaimana sabda sesungguhnya Allah maha
Rossulullah SAW: “Sebaik- mengetahui apa yang kamu
baiknya pemimpin adalah kerjakan.”
mereka yang kamu cintai dan (http//repository.unsu.ac.id,
mencintai kamu, kamu berdoa diakses pada 21 Desember
untuk mereka dan mereka 2020).
berdoa untuk kamu, seburuk- Masyarakat yang melupakan
buruknya pemimpin adalah nilai ajaran-ajaran agamanya,
yang kamu benci dan mereka cenderung berperilaku melalaikan
yang membenci kamu, kalau norma (Rohman, 2020). Melihat
melaknati mereka dan mereka paparan di atas, maka Islam dengan
melaknati kamu.” (H.R. tegas menyatakan bahwa memilih
Muslim). (Rahmat, 2000). pemimpin itu harus dari kalangan
5. Pemimpin harus muslim. Dalam Kitab Bahtsul
mengutamakan, membela dan Masail (2015) dipaparkan beberapa
mendahulukan kepentingan pandangan ulama terkait topik
umat, menegakan keadilan, tersebut, diantaranya:
melaksanakan syariat, berjuang 1. Badruddin al-Hamawi as-Syafi’i
menghilangkan segala bentuk yang wafat diabad 8 Hijriah, ia
kemungkaran, kekufuran, menyatakan dengan jelas
kekacauan, dan fitnah. keharaman memilih pemimpin
Sebagaimana firman Allah SWT dan juga apparat dari kalangan
dalam Al-Qur’an Qs al-Maidah kafir dzimmi. “Tidak boleh
ayat 8 yang artinya: “Hai orang- mengangkat dzimi untuk jabatan
orang yang beriman hendaklah apapun yang mengatur umat
kamu jadi orang-orang yang Islam kecuali untuk memungut
selalu menegakan (kebenaran) upeti penduduk kalangan

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 149
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

dzimmi atau untuk memungut diantaranya: “Posisi pejabat ini


pajak transaksi jual-beli (tanfidz/eksekutif) boleh diisi
penduduk kalangan musyrikin.” oleh dzimmi (non muslim yang
Sedangkan untuk memungut siap hidup bersama muslim).
upeti, pajak sepersepuluh, atau Namum, untuk posisi pejabat
retribusi lainnya dari penduduk tafwidh (pejabat dengan
muslim, tidak boleh mengangkat otoritas regulasi, legislasi,
mereka untuk jabatan apapun yudikasi, dan otoritaslainnya),
yang menangani kepentingan tidak boleh diisi oleh kalangan
umum umat Islam. Allah mereka,” (Lihat Al-
berfirman, “Allah takkan Mawardi,“Al-Ahkamus
pernah menjadikan jalan bagi Sulthoniyah wal Wilayatud
orang kafir untuk mengatasi Diniyah,” Beirut: Daril Fikr,
orang-orang beriman.” Siapa Cetakan ke-1, hlm. 27). Melihat
yang mengangkat dzimmi paparan tersebut, dapat diartikan
sebagai pejabat yang menangani bahwa selama bukanlah
hajat muslim, maka jawabatan-jabatan yang
sesungguhnya ia telah berhubungan dengan regulasi
memberikan jalan bagi dzimmi peradilan, serta eksekutif
untuk menguasai muslim (Lihat (pusat), maka non muslim boleh
Baharuddin al-Hamawi as- dipilih oleh seseorang yang
Syafi’I, “Tahrirul Ahkam fi beragama Islam. Namun
Tadbiri Ahlil Islam,” Qatar: selanjutnya Al-Mawardi
Daruts Tsaqafah, 1988). Melihat mensyaratkan untuk pemimpin
paparan tersebut, dapat ditarik tersebut harus memiliki
kesimpulan bahwa seseorang pemahaman akan hukum agama
yang beragama Islam sangat secara keseluruhan.
tegas dilarang untuk memilih Berdasarkan paparan di atas,
pemimpin dari kalangan non baik menurut al-Qur’an, Sunnah
muslim. Nabi SAW, maupun pendapat
2. Al-Mawardi, yang juga ulama, untuk para kaum muslimin
bermadzhab Syafi’i. Ulama lebih ditekankan untuk memilih
yang wafat pada pertengahan pemimpin dari kalangan muslim
abad 5 Hujiah ini memberikan juga. Tentu saja hal ini dikarenakan
tafshil, rincian terhadap jabatan, beratnya menentukan seseorang

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 150
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

yang non muslim tersebut benar- hati nuraninya sendiri, tanpa


benar memahami agama secara adanya diskriminasi maupun
universal atau tidaknya. Sementari ancaman dari semua pihak,
al-Qur’an dan Hadits yang menjadi termasuk dari golongan muslim
sumber hukum utama lebih sendiri.
condong pada keutamaan seorang IV. KESIMPULAN
pemimpin dikalangan muslim Berdasarkan hasil penelitian
sendiri. Kendatipun demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
secara konstitusi Indonesia tetap perbedaan prinsipal pada konsep
dijamin kebebasan serta pemilihan pemimpin dalam
kerahasiaan seorang muslim dalam perspektif konstitusi Indonesia dan
memilih pemimpinnya berdasarkan Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Arkanudin. A. (2018). Telaah Konsep Kepemimpinan Literatur Islam dan
Indonesia. Al Qodri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, 15
(2), 14-31.
As-Syafi’i, Badruddin Al-Hamawi. (1988). Tahrirul Ahkam fi Tadbiri Ahlil
Islam. Qatar: Daruts Tsaqafah
Diana, Rashda., Masruri, Siswanto & Surwandono, Surwandono. (2018). Etika
Politik dalam Persfektif al-Mawardi. TSAQAFAH: Jurnal Peradaban
Islam, 14 (2), hlm, 363-384.
Frenki. (2016). Asas-Asas Dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum Indonesia
Menurut Fiqh Siasyah. ASAS: Jurnal Hukum Ekonomi Syari’ah, 8 (1),
54-65.
Hasan, Akhmad Muawal. (2017). Kuatnya Sentimen Agama di Pilgub Jakarta.
Diakses pada 19 Desember 2020, dari https://tirto.id/kuatnya-
sentimen-agama-di-pilgub-jakarta-ciZn.
Iriany, Ieke Sartika. (2017). Islam dan Demokrasi. Jurnal Komunikasi: Hasil
Pemikiran dan Penelitian, 3 (1), 28-44.
Kusnardi, Mohammad & Ibrahim, Harmaily. (1988). Pengantar Hukum Tata
Negara Indonesia, cetakan ke-7. Jakarta: PD. Budi Chaniago.
Kurniawan, Alhafiz. (2015). Memilih Pemimpin Non Muslim, Bolehkah?.
Diakses pada 19 Desember 2020 dari

Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021 151
Bagaimana Konsep Pemilihan Pemimpin dalam Perspektif P-ISSN: 1858-2125
Konstitusi Indonesia dan Islam (Abdul Rohman) E-ISSN: 2715-3649

https://islam.nu.or.id/post/read/63567/memilih-pemimpin-non-
muslim-bolehkah.
Nawawi, Hadari. (1993). Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.
R Tony, Prayogo. (2015). Konsep Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia
dalam Persfektif Islam. Jurnal Legislasi Indonesia, 12 (1), 1-34.
Rahmat, Pupu Saeful. (2009). Penelitian Kualitatif. EQIULIBRIUM, 5 (9), 1-
8.
Rohman. Abdul. (2020). Sisi Positif dan Negatif Demonstrasi Pada Negara
Demokrasi Dimasa Pandemi. Jurnal Ilmu Hukum: Binamulia Hukum,
9 (2), 153-170.
Rohman. Abdul. (2020). (2020). Kewenangan Penjabat Kepala Desa Dalam
Mengangkat Kepala Desa. Syiar Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, 18 (1),
62-82.
Rohman. Abdul. (2020). Implementasi Perlindungan Hukum Jurnalis Dalam
Menjalankan Profesinya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 1999 Tentang Pers. Aktualita: Jurnal Ilmu Hukum, 3 (1), 58-80.
Rohman, Abdul & Huda, N. (2020). Dampak Penanaman Nilai-Nilai Pancasila
Terhadap Semangat Kebangsaan Pada Siswa SMK Bani Mahfud.
CIVITAS: Jurnal Pembelajaran dan Ilmu Civic, 2 (1), 20-30.
Rohman, Abdul. (2020). Politik Birokrasi Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa Pasca Pilkades. IGJ: Kajian Politik-Pemerintahan, 3
(2), 127-138.
Sumanto, al-Qurtubi. (2017). Arus Cina-Islam-Jawa: peranan Tionghoa
dalam penyebaran Islam di Nusantara abad 15 & 16. Lembaga Studi
Sosial dan Agama (eLSA)

152
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 31 Nomor 2 Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai