Disusun oleh :
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut Negara Demokratis, dan juga mengenai
Demokrasi Pada masa Jabatan Jokowi.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER ……………..………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………...…… 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………..…… 5
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………..….. 5
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
A.Konstitusi……………………………………....………………….
B. Pembuatan Undang-Undang………………...………..………..…. 7
C. Interest Group…………………...……..…...…………………….. 8
D. Pemilu…………...………………..………………………………. 9
E. Kekuasaan……….……..…………………………………...…….. 10
F. Right To Known……………………………………………….….. 11
G. Desentralisasi…………………………………………………..…. 12
H. Peran Media…………………………………………………...….. 13
I. Hak, Kontrol, dan Sistem…………………………………….…… 14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………..…………12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua puluh satu tahun setelah reformasi, peneliti politik Edward Aspinall dan Marcus
Mietzner dari Australian National University di Canberra, Australia,
mengatakan demokrasi Indonesia berada pada titik terendahnya.
Salah satu penyebab kemunduran terbesar demokrasi Indonesia adalah kepemimpinan
Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Jokowi menyuarakan komitmennya dalam menjaga demokrasi. Tapi pada
kenyataannya, banyak kebijakan serta tindakan pemerintah yang represif dan anti-
demokrasi dihasilkan di bawah kepemimpinannya.
Diantaranya adalah keputusan Jokowi untuk mendukung pengesahan revisi Undang-
Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (RKUHP) walau ditentang banyak pihak.
Beberapa kebijakan Jokowi yang menyumbang pelemahan demokrasi, bisa dilihat
sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perppu) No.
2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas) dan Peraturan Presiden
(perpres) No. 37 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Tentara Nasional Indonesia
(TNI).
Perppu tentang ormas yang digunakan pemerintah untuk membubarkan Hizbut Tahrir
Indonesia, walau benar secara substansi tapi cacat secara prosedur karena
mengeliminasi proses peradilan.
Selain itu, perpres jabatan TNI juga dianggap berbenturan dengan undang-undang
(UU) dan semangat reformasi.
Kekhawatiran masyarakat sipil bukan tanpa sebab. Di masa Orde Baru, Dwifungsi
ABRI menjadi perangkat otoritarianisme yang memfasilitasi banyak pelanggaran
HAM dan melanggengkan kekuasaan.
1
dia unggah dalam akun Twitter miliknya. Aktivis Ananda Badudu juga sempat
ditahan karena mendukung demonstrasi mahasiswa minggu lalu.
Demokrasi di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,58 poin dari tahun 2016
menjadi 6,39 pada tahun 2017 dan 2018 dalam Indeks demokrasi yang
dikeluarkan The Economist Intellegence Unit.
Dalam indeks tersebut Indonesia termasuk dalam kategori sebagai demokrasi tidak
sempurna (flawed democracy). Status ini artinya Indonesia menyelenggarakan
pemilihan umum yang relatif bebas dan adil dan menghormati kebebasan sipil dasar,
namun memiliki beberapa persoalan seperti pelanggaran kebebasan media serta
persoalan tata kelola pemerintahan.
2
B. Rumusan Masalah
1. Konstitusi
2. Pembuatan UU
3. Interest Group
4. Pemilu
5. Kekuasaan
6. Right to Know
7. Desentralisasi
8. Peran Media
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konstitusi
4
menghindari dan mencegah terjadinya tindakan yang melanggar wewenang dan
merugikan rakyat.
B. Pembuatan Undang-Undang
5
Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD.
Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat diajukan oleh Anggota, komisi, atau gabungan komisi.
Rancangan undang-undang yang berasal dari Presiden sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diajukan oleh Presiden.
Rancangan undang-undang dari DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diajukan oleh DPD, dalam hal berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan dan
disertai dengan naskah akademis, kecuali rancangan undang-undang
mengenai:
a. APBN;
b. penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-
undang; atau
c. pencabutan undang-undang atau pencabutan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang.
1. UU Cipta Kerja
2. UU KPK
3. UU Minerba
6
5. UU MK
C. Interest group
D. Pemilu
7
Uno dengan perolehan suara 44,50%. Pemilihan ini dilaksanakan serentak
dengan pemilihan umum legislatif.
E. Peran Media
Dizaman milenial sekarang dimana perkembangan teknologi dan informasi
semakin cepat. Termasuk yang dirasakan saat ini pada masa pemerintahan Jokowi
peran media sangat mendominasi. Pengelolaan informasi sangat gesit, tetapi tentunya
dapat menimbulkan dampak negatif seperti semakin meningkatnya pula informasi
palsu (hoax) yang dapat memicu perselisihan, kerusuhan, pro dan kontra di
masyarakat. Ini yang menjadi tantangan pada masa pemerintahan Jokowi yaitu
memberantas hoax.
F. Desentralisasi
8
Memasuki tahun ketujuh kepemimpinan Presiden Joko Widodo,
desentralisasi kekuasaan dinilai tergerus perlahan akibat penarikan beberapa
kewenangan daerah. Hal itu dianggap memicu peningkatan potensi korupsi.
Resentralisasi alias pemusatan kembali kekuasaan ke tangan pemerintah pusat
tercermin dalam sejumlah produk legislasi. Pertama, pengesahan revisi Undang-
Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang mengubah
setidaknya 15 pasal terkait kewenangan daerah mengelola tambang. Misalnya, Pasal
4 ayat (2) yang semula menyebut penguasaan mineral dan batubara diselenggarakan
oleh pemerintah daerah kini menjadi diselenggarakan oleh pemerintah pusat. Selain
itu, UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba itu juga menghapus Pasal 7 dan 8
yang mengatur rincian kewenangan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dalam
mengelola mineral dan batubara.
G. Kekuasaan
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan
undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif
yang berati kekuasaan membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang
berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-
komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan
yudikatif.
Ada beberapa asumsi yang hendak dibangun, yaitu terkait dengan piramid
kekuasaan yang dijalankan oleh pemerintahan ini. Pertama, pemerintahan Jokowi-JK
mendapatkan dukungan aktif dari para pengusaha, di mana terkadang mereka tidak
mau terganggu investasi mereka di Indonesia. Karena itu, para pengusaha, terutama
non-pribumi atau dari negara Tiongkok akan “mengamankan” pemerintahan Jokowi-
JK hingga di akhir pemerintahan mereka.
9
mengkritik pemerintahan. Namun, kekuatan media sosial merupakan bagian dari
perang psikologi dan perang hybrid, yang terkadang dilakukan juga berbagai upaya
penyesatan.
H. Right to Know
Right to Know atau Hak Untuk Tahu menjadikan keterbukaan informasi
sebagai kunci dari pencapaian pembangunan berkelanjutan. Tujuan besar dari Open
Government (Pemerintahan terbuka) dan Clean Government (Pemerintahan lebih
bersih) ialah mengarah kepada bangsa yang lebih baik (best performance)
Kata kunci dari pengelolaan Keterbukaan Informasi ialah keberagaman dan
kebebasan yang merupakan dua sisi mata uang. Menjadi kekayaan bangsa yang tak
ternilai harganya sekaligus menjadi potensi konflik. Itulah sebabnya dibutuhkan
lembaga mandiri (Komisi Informasi) sebagai mediator guna mengelola demokrasi
dan kebebasan (hak) mendapatkan informasi.
Keberagaman dan kebebasan yang dimiliki bangsa Indonesia bak dua sisi
mata uang; di satu sisi merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, di sisi
lain keberagaman itu berpotensi besar menimbulkan konflik dan polemik. Itulah
sebabnya untuk mengelola demokrasi dan kebebasan informasi tersebut, dipandang
perlu hadirnya lembaga independen yang menjadi mediator untuk mengatasi potensi
konflik dalam masyarakat, terutama konflik dalam sengketa informasi.
10
I. Hak Minoritas
“Presiden Jokowi punya waktu lima tahun lagi untuk mengambil langkah-
langkah guna membawa perbaikan nyata atas kehidupan seluruh rakyat Indonesia,”
kata Elaine Pearson dari Human Right Watch. “Merupakan hal yang penting bagi
pemerintahan Jokowi untuk menangani meningkatnya diskriminasi terhadap
minoritas agama dan seksual.”
Jokowi, yang kembali terpilih pada bulan Mei 2019, akan dilantik pada
bulan Oktober. Pada tanggal 14 Juli, dia berpidato menguraikan prioritasnya untuk
masa jabatan kedua ini, termasuk mengembangkan layanan penting seperti layanan
kesehatan dan pendidikan serta mereformasi birokrasi di Indonesia.
11
Pemerintah Jokowi telah mengambil sejumlah langkah untuk melawan
kebangkitan Islamisme intoleran, namun juga ada usulan untuk memeriksa para
pegawai negeri atas kecenderungan agama dan politik mereka.
12
Jokowi pim menegaskan dirinya tidak memiliki bit ntu menjadi presidn
selama tig priode.“saya tegaskan sayaa tidak ada iat tidak ada berminat menjadi
presiden tiga priode”.lanjutna. Janganlah membuat kegaduhan baru.kita saat initengah
focus pada penanganan pandemic.” Tambah kepala negara. Sebelumnya,pendiri
partai ummat amien rias menyabut ada scenario mengubah ketentuan dalam Undang-
undang dasar 1945 soal masajabatan presiden daua periode menjadi tiga periode.
13
belakang militer, bila lama masa jabatan keduanya dijumlahkan akan menghasilkan
angka 42 tahun. Ini berarti memakan porsi 57 persen dari 74 tahun umur Republik
Indonesia. Siapa saja, baik orang sipil atau pensiunan tentara, memang boleh dan
berhak menjadi presiden asal memenuhi syarat dan terpilih dalam pemilihan umum.
Tapi masalahnya, sejarah militer Indonesia membuktikan bahwa dominasi kaum
serdadu dalam politik sudah berlangsung sangat lama dan terstruktur, siapapun
presidennya. Demokrasi mengidealkan supremasi sipil dan kontrol sipil atas militer.
Di Indonesia dua hal itulah yang berjalan tersendat-sendat meski sejak Soeharto
lengser republik ini sudah beberapa kali dipimpin presiden sipil. Dominasi militer
dalam politik menyebabkan ketergantungan pemimpin sipil terhadap para perwira
praetorian untuk menyangga kekuasaannya.
Baca selengkapnya di artikel ""Rezim Militer" Jokowi dan Cengkeraman Serdadu
atas Presiden Sipil",
Jokowi dan Barisan Jenderalnya Sepanjang periode kepresidenannya, Jokowi seperti
punya kedekatan tersendiri dengan kalangan militer. Beberapa pensiunan jenderal didapuk
Jokowi menjadi menteri. Mereka yang tidak menjadi menteri pun mendapat jatah duduk di
lingkaran kekuasaan sebagai the president's men. Tedjo Edhy Purdijatno ditunjuk sebagai
Menko Polhukam pada 2014. Ia kena reshuffle setahun berikutnya dan digantikan Luhut
Binsar Panjaitan. Wiranto kemudian menggantikan Luhut. Selain itu ada Ryamizard Ryacudu
selaku Menteri Pertahanan, Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, A.M.
Hendropriyono yang pernah menjadi tim transisi kabinet Jokowi, Agum Gumelar sebagai
anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Fachrul Razi Batubara di jabatan
Menteri Agama, dan Prabowo Subianto yang ditugaskan sebagai Menteri Pertahanan. Tidak
semua jenderal itu punya kedekatan personal dengan Jokowi. Mereka yang dianggap oleh
publik akrab dengan Jokowi adalah Hendropriyono, Moeldoko, Luhut, dan Wiranto.
Keempatnya punya posisi penting di pemerintahan Jokowi jilid I dan dua diantaranya,
Moeldoko dan Luhut, masih punya peran besar untuk lima tahun ke depan. Wiranto,
mantan Panglima ABRI dan Menhankam di akhir Orde Baru, mendapat jabatan Menko
Polhukam pada Juli 2016. Jokowi diprotes habis-habisan. Wiranto belum berhasil
memulihkan namanya sebagai penjahat kemanusiaan di Timor Timur. Namun Jokowi tak
peduli. Wiranto yang sudah merasakan tiga kali pemerintahan berbeda menjadi penting
bagi mantan Wali Kota Solo itu. Peranan Mr. Whisky panggilan akrab Wirant sejak dulu
sangat berarti di sektor militer dan organisasi massa Islam. Dalam Military Politics and
Democratization in Indonesia (2005), Jun Honna, ilmuwan politik dari Ritsumeikan
University, mencatat bahwa Wiranto berhasil mendapat dukungan dari sebagian besar
tentara karena posisinya sebagai Menhankam dan Panglima ABRI. Wiranto menjaga
stabilitas kekuasaannya di tubuh TNI dengan mendepak orang-orang yang bertentangan
dengan dirinya seperti Prabowo. Stabilitas militer dengan melakukan reformasi, termasuk
penghapusan diwfungsi ABRi saat itu, tak lepas dari “kekuasaan intra-militer di bawah
kepemimpinan Wiranto.” Honna juga menjelaskan bahwa Wiranto awalnya dekat dengan
kelompok Nahdlatul Ulama, khususnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Tapi salah satu
14
kedekatan Wiranto dengan kelompok Islam yang paling mencolok adalah dengan Front
Pembela Islam (FPI).
""Rezim Militer" Jokowi dan Cengkeraman Serdadu atas Presiden Sipil Pendiri pusat
studiukum dan kebijakana (PSHK) bivtri susntimenybutkn wacana pnamhana mas jabatan
presiden lebih dari dua periode anya imajinasi politik. Waana masa jabatan presiden tiga
periode Kembali menghangat setelah muncul relawan jokpro mendukung presiden joko
Widodo maju Kembali di pilpres 2024 berpsangan dengan. Responden terpilih diwawancara
lewat tatap muka, Dengan quality control trhdap hasil wawancara dilakukan quality control
terhadap hasil wawancara dilakukan acak sebesar 20% dari total sampel oleh supervise
engan mendatangi responden terpilih tersebut dan tidak ditemukan kesalahan. Sistem
peradilan independent Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi Mahkamah Konstitusi
(MK) yang telah mengadili Pilpres 2019 secara adil, damai dan bermartabat. Jokowi juga
memberikan penilaian positif kepada Mahkamah Agung (MA) karena telah membuat
terobosan positif di bidang pengadilan. “Saya mengapresiasi MK yang telah menyelesaikan
sengketa perselisihan hasil Pilkada 2018, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden 2019, dalam
koridor konstitusi secara damai, adil, dan bermartabat. MK juga telah menghadirkan proses
peradilan yang terbuka dengan tetap berpegang teguh pada prinsip independensi dan
imparsialitas," kata Jokowi dalam Sidang Paripurna MPR, di Gedung MPR, Jumat
(16/8/2019).
Jokowi Apresiasi MK yang Adili Pilpres 2019 dengan Independen, Jokowi juga mendukung
upaya MK untuk mengembangkan tata kelola lembaga peradilan yang modern dan
transparan, dengan memberikan kemudahan akses bagi pencari keadilan di MK. Kini, para
pencari keadilan dapat berperkara, sekaligus memantau proses peradilan di MK, melalui
berbagai aplikasi dan layanan modern berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
"Sebagai penjaga konstitusi, selama setahun ini MK telah menguji 85 perkara dan memutus
52 perkara pengujian UU. Putusan-putusan MK tersebut turut mendukung upaya
pemerintah dalam reformasi sistem perundang-undangan dan penataan proses legislasi.
Selain itu, MK telah memberikan kontribusi pada penguatan demokrasi konstitusional," ujar
Jokowi.
"Saya mendukung upaya MA untuk mempermudah rakyat dalam mencari keadilan. Saya
mendukung upaya MA untuk membangun budaya sadar dan budaya taat hukum agar makin
mengakar," kata Jokowi.
Kini, sistem peradilan berbasis elektronik sudah diterapkan di semua lingkungan lembaga
peradilan. Para pencari keadilan sekarang secara online makin mudah mendaftarkan
perkara dan melakukan pembayaran. Proses pemanggilan dan pemberitahuan sidang, serta
penyampaian putusan peradilan juga dilakukan secara online.
"Bahkan, saat ini MA sudah melangkah lebih jauh lagi dengan mengembangkan e-court
menuju e-litigasi. Semua langkah inovasi ini harus kita apresiasi," ujar Jokowi.
Untuk Komisi Yudisial (KY), Joko Widodo juga mengapresiasi KY yang telah
menjalankan fungsi preventifnya dengan menyelenggarakan pelatihan pemantapan kode
etik penyempurnaan pedoman perilaku bagi 412 hakim, serta pemantauan 93 perkara
persidangan yang menjadi perhatian publik.
"KY juga telah menjalankan fungsi represifnya, dengan merekomendasikan kepada MA
15
untuk menjatuhkan sanksi ringan hingga berat kepada 55 hakim," pungkas Jokowi.
16
koridor konstitusi secara damai, adil, dan bermartabat. MK juga telah menghadirkan
proses peradilan yang terbuka dengan tetap berpegang teguh pada prinsip
independensi dan imparsialitas.Sementara itu, Jokowi juga menyampaikan Komisi
Yudisial (KY) terus berupaya memajukan akuntabilitas dalam pengelolaan peradilan.
KY telah menjalankan fungsi pre-emtif dengan mengusulkan pengangkatan empat
orang calon hakim agung.KY telah menjalankan fungsi preventifnya dengan
menyelenggarakan pelatihan pemantapan kode etik penyempurnaan pedoman
perilaku bagi 412 hakim, serta pemantauan 93 perkara persidangan yang menjadi
perhatian public.KY juga telah menjalankan fungsi represifnya, dengan
merekomendasikan kepada MA untuk menjatuhkan sanksi ringan hingga berat
kepada 55 hakim.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
17
Jadi menurut kami, masa pemerintahan presiden Jokowi masih belum
demokratis, dikarenakan alasan berikut yang sudah dijelaskan di atas.
B. Penutup
Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai UTS semester ganjil tahun 2021.
Kami berharap semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat untuk dijadikan
bahan pembelajaran. Kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna dalam pengetikannya. Saran dan masukan sangat
kami harapkan agar kami mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang Prinsip-
Prinsip Demokrasi terutama pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.
DAFTAR PUSTAKA
https://theconversation.com/kemunduran-demokrasi-dalam-pemerintahan-jokowi-
nyalakan-tanda-bahaya-124100
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/nje6jc
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelompok_kepentingan
18
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211019185005-32-709888/7-tahun-
jokowi-resentralisasi-kuasa-di-lingkar-istana
https://nasional.kompas.com/image/2021/03/15/19231611/jokowi-konstitusi-
mengamanatkan-masa-jabatan-presiden-dua-periode?
page=1&jxconn=1*188cxm1*other_jxampid*WjE3b05vNG9FMmIwYVJVNmJDdT
Jsa3ptaTlKbzZrZkZzUDIzTGdOZHlncVRtRmNzTy1nNmVYVUR2THNRUXM3d
Q..
https://media.neliti.com/media/publications/108730-ID-independensi-mahkamah-
konstitusi-dalam-p.pdf
https://www.presidenri.go.id/presiden-joko-widodo/
19