Disusun Oleh:
Kelompok 1 – Farmasi 1B
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah kelompok kami dengan tema “Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia”
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata
kuliah Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengertian, macam, dan bagaimana konsep demokrasi yang
diterapkan di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Muktasim, M.pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami terkait dengan topik
yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran apabila
menemukan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita yang membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
tersendiri. Demokrasi memberikan pemahaman bahwa dari sebuah kekuasaan
berasal dari rakyat. Dengan adanya pemahaman seperti itu, maka akan tercipta
sebuah aturan yang menguntungkan dan melindungi hak-haknya. Oleh karena itu,
supaya demokrasi dapat terlaksana, diperlukan sebuah peraturan bersama yang
mendukung dan menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk
melindungi hak-hak rakyat.
Sejak Indonesia merdeka, Indonesia sudah menganut sistem demokrasi.
Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia sendiri berubah-ubah. Adapun
beberapa sistem demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia, antara lain:
a. Tahun 1945-1959 (Demokrasi Liberal)
b. Tahun 1959-1965 (Demokrasi Terpimpin)
c. Tahun 1965-1998 (Demokrasi Pancasila)
d. Tahun 1998-sekarang (Orde Reformasi).
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan peradilan yang
bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia. Istilah hukum di
Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa “Negara
Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan belaka”. Adapun cirri-ciri sebagai berikut: a Adanya perlindungan
HAM b Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah. c Adanya
pemisahan dan kekuasaan Negara. d Adanya lembaga peradilan yang bebas dan
mandiri.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat terbuka, masyarakat yang
bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi
aktif sertamasyarakat egaliter merupakan bagian yang integral dalam menegakkan
demokrasi. Selain itu masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan
dalam membangun demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo
wignyosoebroto, Adi Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid,
Samsuddin Haris sebagai prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting
bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam
prosesproses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara atau
pemerintahan.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan
kelompok penrkanan. Partai politik adalah struktur kelembagaan politik yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama
yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam
mewujudkan kebijakan-kebijakannya. Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh
kelompok gerakan dan kelompok penekanan merupakan perwujutan adanya
kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaokan pendapat dan melakukan
oposisi terhadap Negara dan pemeruntahan.
6
b) Yudikatif, pihak yang mengontrol, mengadili, atau menegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan atau disebut juga mahkamah agung atau
pengadilan.
2.2 Penerapan Sistem Demokrasi Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Dan
Era Reformasi
Berikut beberapa perjalanan sistem pemerintahan demokrasi yang berlaku
berdasarkan masanya.
1. Demokrasi liberal (1950-1959)
Sepanjang masa ini diisi dengan jatuh bangunnya cabinet sehingga
pemerintahan tidak stabil. Salah satu factor penyebabnya adalah :
a) adanya sistem pemerintahan parlementer dan sistem multipartai.
Contohnya aturan pemerintahan dipertanggungjawabkan oleh dewan
mentri kepada DPR.
b) Perjuangan diantara beberapa partai politik hanyalah untuk
kepentingan partai dan golongannya.
c) Pelaksanaan sistem demokrasi yang tidak sehat. Contohnya bergonta-
gantinya cabinet menyebabkan ketidakstabilan negara.
2. Demokrasi masa Orde Lama 5 juli 1959 – 11 Maret 1966
Demokrasi pada masa ordelama adalah Demokrasi Terpimpin. Pada saat
itu pengaruh presiden sebagai pemegang kekuasaan sangat dominan. Hal
tersebut ditandai dengan kuatnya peranan presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan luasnya peranan
ABRI sebagai unsur social politik.
Dikeluarkannya dekrit Presiden 5 Juli 1959 dipandang sebagai jalan keluar
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. UUD
1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama
sekurang-kurangnya lima tahun. Akan tetapi, ketetapan MPRS No.
III/1963 yang mengangkat Presiden Soekarno sebagai presiden seumur
hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun.
Pada tahun 1960 ir. Soekarno sebagai presiden mengumbarkan Dewan
Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum, sedangkan hasil UUD 1945
secara tersurat bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk
bertindak membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan
umum. Selain itu terjadi penyelewengan di bidang perundang-undangan
yaitu Ketika tindakan pemerintah dilaksanakan melalui penetapan presiden
yang menggunakan Dekrit Presiden sebagai sumber hukum. Selain itu
didirikan badan-badan ekstrakonstitusional, seperti Front Nasional yang
ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai arena kegiatan, sesuai dengan
taktik komunis internasional yang menggariskan pembentukan Font
Nasional sebagai persiapan kea rah terbentuknya demokrasi rakyat. Partai
politik dan pers yang dianggap menyimpang dari “rel revolusi” tidak
7
dibenarkan. Politik mercusuar di bidang hubungan luar negri dan ekonomi
menjadi tambah suram. Gerakan 30 S/PKI telah mengakhiri periode ini
dan membuka peluang untuk dimulainya Demokrasi Pancasila.
3. Demokrasi Masa Orde Baru (11 Maret 1966-21Mei 1998)
Setelah terjadi banyak penyimpangan dalam pelaksanaan demokrasi pada
masa Orde Lama, pemerintahan Orde Baru bertekad untuk menghapus
kekuasaan pada satu tangan. Dengan demikian demokrasi pada masa Orde
Baru dikenal sebagai Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila dipopulerkan pada masa kepemimpinan Soeharto
(1966-1998). Sedangkan pelaksanaan demokrasi Pancasila di era orde baru
yaitu setelah terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada
tahun 1966. Pemerintahan Orde baru mempunyai jargon politik dalam
stabilitas keamanan dan pembangunan ekonomi melalui REPELITA.
Orde Baru merupakan suatu tatanan kehidupan baru dan sikap mental baru
yang didasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Ciri-Ciri dari
pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut.
a) Dasar atau landasan
1) Landasan idiilnya adalaah Pancasila
2) Landasan yuridis konstitusionalnya adalah UUD 1945
3) Landasan politis operasionalnya adalah ketetapan-ketetapan MPR.
b) Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai pemerintahan orde baru adalah
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
c) Cara pelaksanaan
1) Mengamalkan Pancasila secara pernipurna dalam segala segi
kehidupan.
2) Melaksanakan Pancasila dan ketentuan-ketentuan UUD 945 secara
murni dan konsekuen.
3) Menegakan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu
negara hukum yang konstitusional.
Selama pemerintahan Orde baru, pemilihan umum dapat dilaksanakan
secara teratur sebanyak enam kal, yaitu Pemilu 1971, 1982, 1987, 1992,
dan 1997. Dalam rangka kehidupan politik pemerintahan Orde Baru
melakukan penyederhanaan partai politik yang kemudian tercantum dalam
UU No. 3 Tahun 1975 tentang partai politik dan Golongan Karya. Pada
masa Orde Baru, kebebasan pers atau penyiaran berita melalui surat kabar,
majalah, dan radio dibatasi. Berbagai surat kabar dan majalah yang
menyinggung bisnis dan kasus pelanggaran hukum diberedel atau dicabut
peredarannya. Nah, dengan adanya kekurangan tersebut, demokrasi
Pancasila yang berlaku pada masa Orde Baru mulai diganti dan diperbaiki
pelaksanaannya pada masa Reformasi.
8
Demokrasi Pancasila yang dilaksanakan pada masa Reformasi berbeda
dengan pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru karena
adanya perbaikan. Di era Reformasi pada masa kepemimpinan Presiden
BJ Habibie pemilu mulai berlaku dengan demokratis. ika sebelumnya
rotasi terjadi banyak praktik nepotisme, pelaksanaan Demokrasi Pancasila
era reformasi membuka kesempatan semua orang untuk menggunakan hak
politiknya. Pada tahun 2004, rakyat memiliki kebebasan dan hak untuk
memilih presiden, wakil presiden, dan wakil legislatif. Setahun berikutnya,
tahun 2005, rakyat juga mempunyai hak untuk memilih kepala daerah
dengan berlandaskan prinsip pemilu.
9
langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka
untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan
tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan
inisiatif rakyat.
c. Berdasarkan titik perhatian Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik
demokrasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi formal,
demokrasi material, dan demokrasi gabungan.
1) Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model
Barat. Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi. Dalam demokrasi formal, semua orang dianggap mempunyai
derajat dan hak yang sama.
2) Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan
pada upayaupaya menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang
ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang diperhatikan bahkan
kadang-kadang dihilangkan. Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang
ekonomi dilakukan oleh partai penguasa dengan mengatasnamakan negara
di mana segala sesuatu sebagai hak milik negara dan hak milik pribadi
tidak diakui.
3) Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan
serta membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasil material.
Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan
seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai mengabdikan apalagi
menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang materi
yang dibahas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun, supaya
dalam pembuatan makalah ke depannya lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12