Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

HAKIKAT DEMOKRASI
Dosen Pengampu : Mashuri, M.H.

Disusun Oleh :
 Nurul Hikmah
 Obi Wirayuda
 Rasmawati
 Nur Eliza Febriani
 Rizki Yatul Himmah

Kelas : 1 D
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI


NAHDLATUL WATHAN
LOMBOK TIMUR

1
BAB1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan teman teman pada

pemahaman tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip

demokrasi, komponen penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi

di Indonesia.

Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi

perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah

sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat

pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat,

cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai

kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah

seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya.

Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan

kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa , dan bermasyarakat

menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi

seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi

menjadi alternatif system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan

manusia baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan Negara.

Demokrasi sepertinya sebuah kata yang sudah tidak asing bagi siapa

2
saja. Oleh karena itu , untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional

Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, ada baiknya kita

sebagai calon tenaga pendidik mengetahui hakikat dari demokrasi ini.

Maka, penulis tertarik untuk membahas sebuah makalah dengan judul “

Demokrasi Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Demokrasi ?

2. Apa saja komponen penegak Demokrasi Indonesia?

3
3. Apa saja prinsip- prinsip Demokrasi?

4. Bagaiman perkembangan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hakikat Demokrasi

Indonesia

2. Untuk mengetahui komponen-komponen penegak Demokrasi

Indonesia

3. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi di

Indonesia

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi umum

Mampu memberikan pengetahuan baru mengenai Demokrasi

Indonesia

2. Bagi mahasiswa/i

Mampu mengetahui hakikat demokrasi Indonesia.

4
BABII

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi saat ini merupakan kayata yang senantiasa mengisi

perbincangan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari masyrakat bawah

sampai masyarakat elit seperti, kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan,

tokoh masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan,

mahasiswa dan kaum professional lainnya.

Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari

Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan

“cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau

“demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat,

kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,

pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:

1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan

institusional untuk mencapai keputusan politik dimana

individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan

dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.

2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahan dimana

keputusan-keputusan pemerintahan yang penting secara

langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan

5
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi

merupakan suatu system pemerintahan dimana pemerintahan

dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka

diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secar

6
tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah

terpilih. 1 Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan

persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.2

B. Komponen Komponen Penegak Demokrasi

Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen

yang menyebabkan tegaknya demokrasi antara lain:

1. Negara Hukum

Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian

bahwa Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga

Negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak

memihak serta penjaminan hak asasi manusia.

Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam

penjelasan UUD 1945 bahwa “Negara Indonesia ialah Negara

yang berdasarkan atas hukum dan bukan berdasarkan atas

kekuasaan belaka”.

Adapun cirri-ciri sebagai berikut:

a Adanya perlindungan HAM

b Adannya supremasi hukum dan

penyelenggaraan pemerintah.

c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.

d Adanya lembaga peradilan yang bebas dan

mandiri.

7
2. Masyarakat Madani

Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat

terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan

tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi aktif

1
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan

Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press,

2000), hlm 161-162


2
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana

press, 2017), hlm 5

8
Serta masyarakat egaliter merupakan bagian yang integral

dalam menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat madani

merupakan elemen yang signifikan dalam membangun

demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo

wignyosoebroto, Adi Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam,

Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai prasyarat demokrasi.

Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah

terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam proses-

proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara

atau pemerintahan.

3. Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik,

kelompok gerakan, dan kelompok penekanan. Partai politik

adalah struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama yaitu

memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik

dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.

Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok

gerakan dan kelompok penekanan merupakan perwujudan

adanya kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaikan

pendapat dan melakukan oposisi terhadap Negara dan

pemeruntahan.

9
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab

Sebagai institusi penegak demokrasi, pers mempunyai

peran yang sangat strategis. Salah satu peranan strategis pres

adalah sebagai penyedia informasi bagi masyarakat yang

berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan

10
maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat.3

C. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :

1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)

Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power)

dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan

pelaksanaan undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control (

checking power with power )

2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )

Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau

anggota-anggota perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri

diperlukan pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis

dilakukan oleh lembaga independen.

3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka

Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu

keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud

bila manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan

akuntabilitas public.

4. Adanya kebebasan individu

Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap

11
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan

kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

Apabila mahasiswa, wartawan, aktivis partai resmi yang bersuara lantang

lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.

5. Adanya peradilan bebas

Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit)

dalam peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan

3
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan

Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, hlm, 183-188.

12
harus bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat

pemerintah itu sendiri dapat diproses di pengadilan dan dapat diputuskan

hukumannya dengan adil.

6. Adanya pengakuan hak minoritas

Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada

pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau

terhadap golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki lima.

7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum4

Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka (

machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan

demikian warga Negara sama kedudukannya di depan hukum dan lembaga

peradilan.

8. Adanya pers yang bebas

Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan

pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin

tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani

rakyat, baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan pelaksanaan

pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat public juga dalam

penyampaian informasi pembangunan lainnya. Informasi yang

disampaikan pers hendaknya didukung oleh akurasi data.5

9. Adanya multi partai politik

Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai


13
politik, system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai

politik bebas dan mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan

masyarakat untuk disampaikan kepada Negara atau pemerintahan. Dalam

alam demokrasi, partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat

dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara

dan dukungan mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas.

14
Partai politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan

memimpin pemerintahan , sedangkan partai politik yang mendapat

dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar parlemen sebagai

kelompok oposisi ( penyeimbang ) pemerintah, sehingga akan timbul

check and balance.

10. Adanya musyawarah

Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes

dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan

dengan musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan

intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian dalam

system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan

sesuatu yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan

dengan damai.

11. Adanya persetujuan parlemen

Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama

pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan

orang banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih

dahulu dari pihak legislatif dan refresentasi rakyat. Sehingga segala

kebijakan dan keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak legislatif

12. Adanya pemerintah yang konstisional

Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu kekuasaan

yang tidak terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas system


15
konstitusi ( hukum dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam

penyelenggaraan Negara.

13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi

Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan kenegaraan,

diperlukan adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu Undang-

Undang Dasar suatu Negara mesti tercantumkan secara tertulis ,bahwa

kedaulatannya berada di tangan rakyat.

14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public

16
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang dapat

dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan nasional

yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan secara damai,

mutlak dibutuhkan adanya pengawasan terhadap jalannya dan pengaturan

administrasi public itu sendiri.

D. Sejarah dan Perkembangan di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan

yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti

dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat

dikaitan dengan gagasan kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan

demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di pedesaan.

Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya telah

dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu potensi tumbuhnya alam

demokrasi sangat besar.

1. Demokrasi periode 1945-1959

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer.

Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah

kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar

1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat

berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan

yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor

dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah

17
kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system

parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan

Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system

parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala

Negara konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya

yang mempunyai tanggung jawab politik.

18
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya

perdebatan yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota

parlemen dari partai yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada

periode ini tumbuh era multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya

alam kebebasan ( tumbuhnya paham liberalism ) yang tumbuh pada

periode ini.

Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli

1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945.

Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden

terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa

demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir.

2. Demokrasi Periode 1959-1965

Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,

terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan

meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik

pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi terhadap

praktik demokrasi.

Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin

Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi.

Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system demokrasi yang

sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian. Karena itu pada

periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak muncul, karena

19
yang sebenarnya terjadi dalam praktik pemerintahan adalah rezim

pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala

Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang

didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).

3. Demokrasi periode 1965-1998

Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30

september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah

Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat

20
yang mendasari kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan

memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan

Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru

hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis

atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,

rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.

Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ;

dominan peranan ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan

keputusan politik, pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur

tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan public, Masa

mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi lembaga non-

pemerintahan. Tujuan ciri tersebut menjadikan hubungan Negara versus

masyarakat secara berhadap-hadapan dan subordinat, dimana Negara atau

pemerintah sangat mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran

terhadap nilai-nilai demokrasi juga terjadi dalam demokrasi Pancasila

pada masa rezim Soeharto.

4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde

Reformasi)

Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi

partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar

lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini

adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,


21
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-

peraturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembaga-

lembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan

tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan

tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan

yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya

DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata

yang berasal dari bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti

rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti

kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-cratos” atau

demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan

tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,

pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.

2. Komponen Penegak Demokrasi

a. Negara Hukum

b. Masyarakat Madani

c. Infrastruktur Politik

d. Pers yang bebas dan bertanggungjawab

3. Prinsip-prinsip Demokrasi

a. Adanya pembagian kekuasaan

b. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka

23
c. Adanya kebebasan Individu

d. Adanya peradilan yang bebas

e. Adanya pengakuan hak minoritas

f. Adanya pemerintah yang berdasarkan huum

g. Adanya pers yang bebas

h. Adanya multi partai politik

i. Adanya musyawarah

j. Adanya persetujuan parlemen

k. Adanya pemerintah yang constitutional

l. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi

m. Adanya pengawasan terhadap administrasi public

24
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat

periode, yaitu :

a. Demokrasi periode 1946-1959

b. Demokrasi periode 1959-1965

c. Demokrasi periode 1965-1998

d. Demokrasi 1998 - sekarang

B. Saran

Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan

implementasi dan pengaplikasian pengetahuan yang didapatkan

pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca dalam

ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang

akan datang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan

Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000

I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press, 2017

Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006

Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana

Prenada media grup , 2012

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),

Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

1
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan

Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press,

2000), hlm 161-162


2
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana

press, 2017), hlm 5

3
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan

Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, hlm, 183-188.

4
Hendra Nurtjahyo, Filsafat Demokrasi, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006),

hlm. 72
5
Henry Subiakto, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, ( Jakarta :

Kencana Prenada media grup , 2012), hlm. 144

26
6
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad

21 di SD/MI), ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 50

27

Anda mungkin juga menyukai