Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan saudara pada
pemahaman tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip
demokrasi, komponen penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi
di Indonesia.
Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah
sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat
pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat,
cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai
kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah
seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya.
Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan
kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa , dan bermasyarakat
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi
seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi
menjadi alternatif system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan
manusia baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan Negara.
Demokrasi sepertinya sebuah kata yang sudah tidak asing bagi siapa
saja. Oleh karena itu , untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional
Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, ada baiknya kita
sebagai calon tenaga pendidik mengetahui hakikat dari demokrasi ini.
Maka, penulis tertarik untuk membahas sebuah makalah dengan judul “
Demokrasi Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Demokrasi ?
2. Apa saja komponen penegak Demokrasi Indonesia?

1
3. Apa saja prinsip- prinsip Demokrasi?
4. Bagaiman perkembangan demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hakikat Demokrasi
Indonesia
2. Untuk mengetahui komponen-komponen penegak Demokrasi
Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi di Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi umum
Mampu memberikan pengetahuan baru mengenai Demokrasi
Indonesia
2. Bagi mahasiswa/i
Mampu mengetahui hakikat demokrasi Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan, took
masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha siswa
dan kaum professional lainnya.
Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari
Yunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan
“cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau
“demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan
dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana
keputusan-keputusan pemerintahan yang penting secara
langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi
merupakan suatu system pemerintahan dimana pemerintahan
dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka
diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secara

3
tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para
wakil mereka yang telah terpilih. 1
Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga Negara.2
B. Komponen Komponen Penegak Demokrasi
Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen
yang mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:
1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian
bahwa Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga
Negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak serta penjaminan hak asasi manusia.
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam
penjelasan UUD 1945 bahwa “Negara Indonesia ialah Negara
yang berdasarkan atas hukum dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan belaka”.
Adapun cirri-ciri sebagai berikut:
a Adanya perlindungan HAM
b Adannya supremasi hukum dan
penyelenggaraan pemerintah.
c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
d Adanya lembaga peradilan yang bebas dan
mandiri.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat
terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan
tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi aktif
1
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan Demokrasi,
HAM & Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press, 2000), hlm 161-162
2
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana press, 2017), hlm 5

4
sertamasyarakat egaliter merupakan bagian yang integral
dalam menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat madani
merupakan elemen yang signifikan dalam membangun
demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo
wignyosoebroto, Adi Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam,
Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai prasyarat demokrasi.
Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah
terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam proses-
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara
atau pemerintahan.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik,
kelompok gerakan, dan kelompok penrkanan. Partai politik
adalah struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama yaitu
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.
Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
gerakan dan kelompok penekanan merupakan perwujutan
adanya kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaokan
pendapat dan melakukan oposisi terhadap Negara dan
pemeruntahan.
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pres mempunyai
peran yang sangat strategis. Salah satu peranan strategis pres
adalah sebagai penyedia informasi bagi masyarakat yang
berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan

5
maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat.3
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power)
dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan
pelaksanaan undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control (
checking power with power )
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau
anggota-anggota perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri
diperlukan pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis
dilakukan oleh lembaga independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud
bila manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan
akuntabilitas public.
4. Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan
kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Apabila mahasiswa, wartawan, aktivis partai resmi yang bersuara lantang
lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.
5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit)
dalam peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan

3
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Kewargaan Demokrasi,
HAM & Masyrakat Madani, hlm, 183-188.

6
harus bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat
pemerintah itu sendiri dapat diproses di pengadilan dan dapat diputuskan
hukumannya dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada
pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau
terhadap golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum4
Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka (
machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan
demikian warga Negara sama kedudukannya di depan hukum dan lembaga
peradilan.
8. Adanya pers yang bebas
Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan
pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin
tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani
rakyat, baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan pelaksanaan
pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat public juga dalam
penyampaian informasi pembangunan lainnya. Informasi yang
disampaikan pers hendaknya didukung oleh akurasi data.5
9. Adanya multi partai politik
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai
politik, system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai
politik bebas dan mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan
masyarakat untuk disampaikan kepada Negara atau pemerintahan. Dalam
alam demokrasi, partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat
dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara
dan dukungan mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas.
4
Hendra Nurtjahyo, Filsafat Demokrasi, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 72
5
Henry Subiakto, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, ( Jakarta : Kencana Prenada
media grup , 2012), hlm. 144

7
Partai politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan
memimpin pemerintahan , sedangkan partai politik yang mendapat
dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar parlemen sebagai
kelompok oposisi ( penyeimbang ) pemerintah, sehingga akan timbul
check and balance.
10. Adanya musyawarah
Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes
dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan
dengan musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan
intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian dalam
system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan
sesuatu yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan
dengan damai.
11. Adanya persetujuan parlemen
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama
pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan
orang banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih
dahulu dari pihak legislative dan refresentasi rakyat. Sehingga segala
kebijakan dan keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak legislative.
12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu kekuasaan
yang tidak terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas system
konstitusi ( hukum dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam
penyelenggaraan Negara.
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan kenegaraan,
diperlukan adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu Undang-
Undang Dasar suatu Negara mesti tercantumkan secara tertulis ,bahwa
kedaulatannya berada di tangan rakyat.
14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public

8
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan nasional
yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan secara damai,
mutlak dibutuhkan adanya pengawasan terhadap jalannya danpengaturan
administrasi public itu sendiri.
D. Sejarah dan Perkembangan di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan
yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti
dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat
dikaitan dengan gagasan kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan
demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di pedesaan.
Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya telah
dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu potensi tumbuhnya alam
demokrasi sangat besar.
1. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer.
Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar
1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat
berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan
yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah
kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system
parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala
Negara konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya
yang mempunyai tanggung jawab politik.

9
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya
perdebatan yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota
parlemen dari partai yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada
periode ini tumbuh era multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya
alam kebebasan ( tumbuhnya paham liberalism ) yang tumbuh pada
periode ini.
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945.
Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden
terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa
demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,
terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik
pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi terhadap
praktik demokrasi.
Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin
Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi.
Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system demokrasi yang
sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian. Karena itu pada
periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak muncu, karena
yang sebenarnya terjadi dalam praktik pemerintahan adalah rezim
pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala
Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang
didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30
september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah
Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat

10
yang mendasari kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan
memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru
hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis
atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,
rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ;
dominan peranan ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur
tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan public, Masa
mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi lembaga non-
pemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan hubungan Negara versus
masyarakat secara berhadap-hadapan dan subordinat, dimana Negara atau
pemerintah sangat mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran
terhadap nilai-nilai demokrasi juga terjadi dalam demokrasi Pancasila
pada masa rezim Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde
Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi
partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar
lembaga Negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-
peraturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembaga-
lembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan
tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan
yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya
DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil

11
presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam
perkembangannya, pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar
Presiden dan Parpol dalam DPR, sehingga rakyat diabaikan. 6

6
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 50

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti
rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-cratos” atau
demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Komponen Penegak Demokrasi
a. Negara Hukum
b. Masyarakat Madani
c. Infrastruktur Politik
d. Pers yang bebas dan bertanggungjawab
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Adanya pembagian kekuasaan
b. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
c. Adanya kebebasan Individu
d. Adanya peradilan yang bebas
e. Adanya pengakuan hak minoritas
f. Adanya pemerintah yang berdasarkan huum
g. Adanya pers yang bebas
h. Adanya multi partai politik
i. Adanya musyawarah
j. Adanya persetujuan parlemen
k. Adanya pemerintah yang constitutional
l. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
m. Adanya pengawasan terhadap administrasi public

13
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat
periode, yaitu :
a. Demokrasi periode 1946-1959
b. Demokrasi periode 1959-1965
c. Demokrasi periode 1965-1998
d. Demokrasi 1998 - sekarang
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan
implementasi dan pengaplikasian pengetahuan yang didapatkan
pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca dalam
ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang
akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan


Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000

I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press, 2017

Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006

Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana


Prenada media grup , 2012
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

15

Anda mungkin juga menyukai