ABSTRAK
Partai politik merupakan elemen yang bertugas memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat. Tetapi dalam perjalannnya partai politik yang ada lebih mementingkan politik
kekuasaan ketimbang pendidikan politik rakyat, sehingga pemilu bukan menjadi sarana
pendidikan politik, melainkan hanya untuk memperoleh dukungan suara. Partai politik terkesan
hanya memperhatikan masyarakat di saat kampanye atau menjelang pesta demokrasi, setelah itu
dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang namanya proses evaluasi. Maka akhirnya terjadi
jarak cukup lebar antara rakyat dengan partai politik dan politisi yang menjadi wakil rakyat di
DPR.
Maka disinilah perlu dilakukan revitalisasi partai politik. Partai politik harus mampu
mengembalikan fungsi awalnya sebagai elemen yang bertugas memberikan pendidikan politik
kepada masyarakat. Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang
hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha
sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan
perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi,
1
A. Pendahuluan Demokrasi dipandang sebagai tipe ideal dan
didengungkan di berbagai negara dunia masyarakat memiliki hak yang sama dalam
ketiga, baik di tingkat wacana maupun level bidang social, ekonomi maupun politik.
gerakan sosial. Sebagai sitem politik, Demokrasi membuka kesempatan yang luas
demokrasi telah menempati stratum teratas bagi rakyatnya untuk berpartisipasi secara
yang hampir diterima oleh berbagai Negara, aktif. Pertanyaan selanjutnya adalah
karena dianggap mampu mengatur dan bagaimana idealisme demokrasi itu berjalan
yang melibatkan kepentingan antar individu memaknai partai politik sebagai salah satu
Meluasnya ide-ide demokrasi itu terus dari bahasa Yunani “demos” yang berarti
diadaptasi oleh negara-negara di dunia. rakyat dan “kratos” atau “kratein” berarti
2
kekusaan atau berkuasa. Demokrasi dapat kepentingan umum atas nama rakyat. Hak-
diartikan “rakyat berkuasa atau government hak rakyat dihormati dan dijunjung tinggi
or rule by the people (pemerintahan oleh karena para pejabat itu dipilih dan diangkat
rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti oleh rakyat. Dalam demokrasi tidak
pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat dibenarkan adanya keputusan politik dari
baik secara langsug maupun tidak langsung pejabat yang merugikan hak-hak rakyat
setelah adanya proses pemilihan umum. Jadi apalagi kebijakan yang mencederai
diarikan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat Lary Diamond, Juan J Linz dan
atau seeprti yang dikatakan oleh Abraham Seymor Martin Lipset memaknai demokrasi
Lincoln, “the government from the people by sebagai suatu sistem pemerintahan yang
the people and for the people. memenuhi tiga syarat pokok: 1) kompetisi
Demokrasi telah tumbuh sejak zaman yang sungguh-sungguh dan meluas di antara
Yunani kuno, yaitu pada masa Negara kota indivisu-individu dan kelompok-kelompok
(city state) Athena, sekitar abad ke-6 sampai organisasi (terutama patai politik) untuk
mampu menjalankan demokrasi langsung, efektif, pada jangka waktu yang reguler
artinya hak rakyat untuk membuat keputusan (teratur/tetap) dan tidak melibatkan penggunaa
politik dijalankan secara langsung oleh rakyat daya paksa; 2) partisipasi politik yang
prosedur. Sementara itu dalam demokrasi tak dalam pemilihan pemimpin atau kebijakan,
langsung para pejabat membuat undang- paling tidak melalui pemilihan umum yang
undang dan menjalankan program untuk diselenggarakan secara reguler dan adil,
3
sedemikian rupa sehingga tidak satupun pragmatism, kerjasama dan mufakat.
sipil dan politik, yaitu kebebasan berbicara, terselenggaranya pemerintah yang demokratis
cukup untuk menjamin integritas kompetisi bahwa konstitusi selain menjamin hak-
demokrasi adalah sebagai berikut: 2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak
9. Pembatasan pemerintahan
secara konstitusional
menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem 5) persamaan di depan hokum bagi warga
cita-cita para pendiri negara. Maka sudah penguasa kepada warga negara.
Indonesia itu dalam suatu UUD negara RI hidup berdampingan dalam suatu struktur
Hal ini berdasar pada cita-cita para sebagai upaya mewujudkan kedaulatan
founding fathers Republik Indonesia, bahwa rakyat. Salah satu pilar demokrasi adalah
sistem pemerintahan dan ketatanegaraan yang prinsip trias politica yang membagi ketiga
demokrasi dan yang terpenting adalah : 1) yudikatif dan legislatif, yang saling
kedaulatan berada di tangan rakyat, 2) independen dan sejajar satu sama lain.
jaminan hak-hak dasar warga Negara, 3) Kesejajaran dan independensi ketiga jenis
sistem perwakilan, 4) partisipasi warga lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
5
lembaga negara ini bisa saling mengawasi kita anggap sebagai aktivitas artikulasi
Ada tiga asumsi yang membuat untuk mencapai pakar politik belum
demokrasi diterima secara luas di dunia. sepakat, apakah demokrasi itu sekedar alat
Pertama, demokrasi tidak saja merupakan tujuan, ataukah menjadi tujuan itu sendiri.
bentuk vital dan terbaik pemerintahan yang Seperti yang dijelaskan pada bagian
mungkin diciptakan, tetapi juga merupakan sebelumnya bahwa demokrasi jika ditafsirkan
suatu doktrin politik luhur yang akan secara bebas, merupakan bentuk kedaulatan
sampai zaman yunani kuno, sehingga ia dapat atau kepentingan masyarakat banyak tidak
dipandang sebagai system yang paling sosial politik. Ide pendirian partai-partai.
alamiah dan manusiawi, sehingga semua Partai politik perlu melakukan pembuatan
6
pemberdayaan masyarakat ini harus benar- sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam
berbasis pada pengelolaan sumber daya alam berkenaan dengan perjuangan partai politik
yang ada. Selain partai politik, LSM dan tersebut kepada massanya agar mereka sadar
ormas sosial keagamaan juga perlu semakin akan peran dan fungsi, serta hak dan
aktif dalam proses pemberdayaan ini. kewajibannya sebagai manusia atau warga
dan network untuk menentukan strategi yang Karena itu ada baiknya kalangan LSM
kelompok yang mandiri dan kuat. Sehingga melakukan gerakan demokratisasi, bahkan di
jika hal ini dapat tercapai, maka masyarakat level kebijakan, karena saat ini banyak
tidak akan mudah terombang ambing dalam anggota DPR yang lemah dalam melakukan
Partai politik harus mampu masukan dari LSM dan masyarakat, agar tidak
pendidikan politik kepada masyarakat. dukungan dan sanksi kuat karena keduanya
pembelajaran dan pemahaman tentang hak, rakyat dan bukan karena pemaksaaan.
bernegara. Jika dikaitkan dengan partai dilakukan secara lebih fair karena melibatkan
parlemen, tidak lain merupakan bentuk juga tercermin pada lemahnya sikap kritis
demokrasi pada level procedural dan formal. masyarakat di dalam merespon persoalan-
politik ini akan mengisi pada formasi Persoalan mendasar yang patut menjadi
publik. Pada titik inilah kemudian muncul Lembaga-lembaga social di tingkat lokal,
demokrasi, bahwa demokrasi tidak ayal bagi penerapan nilai-nilai demokrasi justru
secara massif, yang membuka peluang bagi proses demokratisasi bila salah langkah
permainan elit, tanpa ada kontrol publik mampu menyedot potensi ekonomi yang
Negara lebih dominan di dalam proses keperluan lebih luas terhambat gara-gara
politik, di mana logika top down telah tersedot untuk membiayai proses politik. Dan
melemahkan rakyat. Simbol perwakilan ongkos politik itu ditanggung rakyat secara
dalam sistem parlemen juga dianggap telah “sukarela” (atau “paksa rela”?)
menyorot beberapa hal yang dapat dijadikan Masa ini disebut sebagai periode
sebagai tolak ukur atas tercapainya sebuah pertama lahirnya partai politik di Indoneisa
tatanan demokrasi sekaligus dapat menjadi (waktu itu Hindia Belanda). Lahirnya partai
hal yang dapat dikatakan sebagai problema menandai adanya kesadaran nasional. Pada
untuk mewujudkan tegaknya demokrasi di masa itu semua organisasi baik yang
Dalam legitimasi sistem politik Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut
yang amat sangat penting. Keberadaan partai nasional untuk Indonesia merdeka.
politik akan menjadi pendamping pemberi Kehadiran partai politik pada masa
kebijakan politik atas politik nasional. nasinal untuk mencapai kemerdekaan bagi
politik Indonesia telah mengalami beberapa Rakyat , gerakan ini oleh beberapa partai
kali restrukturisasi. Perkembangan partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun
dalam beberapa periode perkembangan, Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional di bawah
dengan setiap kurun waktu mempunyai ciri pimpinan M. Husni Thamin, PPBB
Di luar dewan rakyat ada usaha untuk untuk mendirikan partai politik, sehingga
rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI kepada pola sistem banyak partai.
(Komite Rakyat Indoneisa) yang terdiri dari Pertama pada 1955, Indonesia
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang memasuki kehidupan politik yang sebenarnya
gabungan partai-partai yang beraliran Islam Indonesia 17 Agustus 1945. Tiga puluh partai
yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis politik bersaing memperebutkan kursi di
Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan parlemen. Konon, menurut saksi sejarah,
Pada masa ini, semua kegiatan partai bangsa kita baru saja mengalami eforia
politik dilarang, hanya golongan Islam diberi politik, dan seluruh bangsa bersaing dalam
bidang sosial.
10
berlangsung secara terbuka dan fair, meski peranan partai politik mulai dikurangi,
sarana komunikasi belum secanggih saat ini. sedangkan di pihak lain, peranan presiden
Sampai akhirnya pemilu 1955 ini sangat kuat. Partai politik pada saat ini
Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa tahun Agama dan Komunis) yang diwakili oleh
1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi
masa kejayaan partai politik, karena partai Terpimpin ini nampak sekali bahwa PKI
politik memainkan peranan yang sangat memainkan peranan bertambah kuat. Sampai
penting dalam kehidupan bernegara melalui akhirnya kekuatan politik Indonesia pada
sistem parlementer. Tetapi pemilu kala itu awal 1965 berpusat pada tiga kekuatan
kekuatan politik kala itu menjadi terpecah Karno dengan PNI nya, dan Angkatan Darat
tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, lebih leluasa dibanding dengan masa
sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada
Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat kekuatan politik baru yaitu Golongan Karya
berjaan dengan baik pula. Masa demokrasi (Golkar). Pada pemilihan umum thun 1971,
parlementer diakhiri dengan Dekrit 5 Juli Golkar muncul sebagai pemenang partai
1959, yang mewakili masa masa demokrasi diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU,
Hanya satu yang dipertahankan, yakni Dan terus berlanjut hingga pemilu tahun 2004
Angkatan Darat dan pendiri Orde Baru. Dari perjalanan sejarah partai di
Empat partai politik Islam, yaitu : NU, Indonesia seperti yang tersebut di atas, dapat
Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti disimpulkan bahma keberadaan partai politik
Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu mengartikulasi dan mengagegrasi isu-isu
PNI, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, politik yang ada. Di sini bisa difahami
Partai Murba dan Partai IPKI (Ikatan pernyataan para pakar bahwa sistem satu
Pendukung Kemerdekaan Indonesia) partai atau adanya satu partai yang sangat
Indonesia. Dengan demikian terjadi segitiga doktrin demokrasi, sebenarnya justru tidak
Golkar dan PDI. dan terus berlangsung hinga kepentingan massa yang didominasi oleh satu
Pada tahun 1999 Presiden Habibi agen sosialisasi menjadi agen indoktrinasi
pemilu multi partai, maka sejak itu gerakan ada yang namanya proses evaluasi. Maka
transisi ke demokrasi mulai menemukan akhirnya terjadi jarak cukup lebar antara
momentumnya. Masyarakat Pasca reformasi rakyat dengan partai politik dan politisi yang
Sehingga banyak pekerjaan yang harus terhadap keberhasilan pemilu, hal yang lebih
dikerjakan partai. Dan bila dilaksanakan mendasar lagi untuk dipertanyakan adalah
partai hasilnya akan lebih maksimal, karena makna pemilu bagi perbaikan kualitas
yang bertugas memberikan pendidikan pemilu yang diselenggarakan selama ini lebih
politik kepada masyarakat. Tetapi dalam banyak bersifat ritual-kosmetis belaka, alias
perjalannnya partai politik yang ada lebih tidak membawa banyak perubahan bagi
mementingkan politik kekuasaan ketimbang warga pemilih. Kenyataan ini sangat ironis
pendidikan politik rakyat, sehingga pemilu ketika pemilu dipersepsi sebagai (salah satu)
bukan menjadi sarana pendidikan politik, wahana demokrasi untuk memilih wakil-
absennya dampak perubahan ke arah lebih sarana kontrak politik melalui tatap muka,
baik akan mengurangi tingkat kepercayaan bukan jadi pesta hiburan musik atau goyang
masyarakat terhadap parpol dan para wakil erotis lima tahunan. Dapat dikatakan dengan
rakyat yang pada gilirannya membuncah berakhirnya rangkaian pemilu, maka berakhir
menjadi apatisme total terhadap proses politik pula penetrasi warga negara dalam proses-
dan demokratisasi di negeri ini dalam bentuk proses pengambilan keputusan yang berkaitan
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat erat dengan kehidupan mereka selama lima
peserta pemilu dapat meyakinkan para politik yang otonom dari warga negara. Untuk
pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan menumbuhkan dan atau meningkatkan
program peserta pemilu. Namun pada partisipasi politik yang otonom dari setiap
bermodalkan hiburan yang menyebabkan politik yang baik dan benar, mutlak
refleksi mengenai penyelenggaraan pemilu. dan bukan demokrasi berbasis korupsi dan
Masihkah pemilu kita anggap sebagai politik uang. Proses demokratisasi dengan
aktivitas artikulasi kedaulatan rakyat atau praktik politik korup hanya akan
penting sekali karena akan menentukan Parahnya lagi, pilihan warga terhadap
gerak ke depan kita. Jika memang pemilu figur caleg atau parpol tertentu bukan
rakyat, maka kekurangan-kekurangan yang logis atau kalkulasi rasional akan sebuah
telah kita lakukan selama ini perlu keputusan politik, tetapi semata karena faktor
dilakukan oleh Francisco L. Rivera-Batiz, proses demokratisasi itu sendiri. Inilah yang
demokrasi jika dilakukan dalam mekanisme digambarkan oleh banyak ilmuwan sebagai
yang normal dan sehat memiliki korelasi persoalan melekat (embedded) sekaligus
yang tinggi terhadap tingkat pertumbuhan dilemma atau paradoks demokrasi. Di satu
demokrasi adalah proses pematangan dan menggumpalnya suara pemilih pada pilihan
pendewasaan politik warga negara dalam tertentu. Mengikuti kerangka pikir ini, kualitas
kelompok mayoritas menjadi elemen kekuatan uang. Di atas itu semua, kualitas
terpenting proses penentuan pilihan dalam pilihan sangat ditentukan oleh sejauh mana
terdapat ruang publik terbuka untuk berdebat buruknya tatanan politik. Melalui pilihan
dan berdiskusi atas segala persoalan yang politik rasional, warga merefleksikan harapan-
muncul di masyarakat, baik d tingkat publik harapan akan perubahan keadaan menjadi
maupun pemerintahan. Menurut sejumlah lebih baik melalui wakil-wakil yang telah
ilmuwan politik, proses semacam inilah yang dipilihnya. Kualitas pilihan warga ditentukan
membuat demokrasi lebih matang dan oleh bekerjanya prinsip rasionalitas atau
dewasa, bukan penerapan prinsip kalkulasi untung rugi atas pilihan masing-
John Dewey menegaskan bahwa yang lebih Pada kenyataannya, uang telah
16
demokratisasi di negeri ini. Ongkos politik membutakan nurani elit politik di negeri.
yang terlalu mahal bagi caleg dan biaya Kekuatan uang juga telah mengalahkan akal
pemilu yang terlalu mahal menjadi cerminan sehat warga. Berbagai persoalan sosial dan
atas prinsip ekonomi kapitalistik sempurna. bersikap pragmatis. Akibatnya, mereka rela
Seorang caleg harus merogoh koceknya menukarkan suara dalam pemilu dengan
kekayaannya, demi menjadi caleg dalam suaranya bagi mereka yang berkantong tipis,
pemilu. Seorang calon presiden, gubernur sekalipun sistem pemilihan langsung tidak
dan atau bupati harus didukung oleh sumber memengaruhi pilihan politik warga. Warga
keuangan berlapis, baik dari dirinya sendiri bisa saja menerima money politics dari caleg
maupun orang lain. Akibatnya, sistem politik atau parpol tertentu, sembari menentukan
semacam ini bisa menutup kemungkinan suaranya sesuai pilihannya sendiri. Namun
warga negara yang layak dicalonkan tetapi money politics tetaplah merusak. Uang yang
tipis dukungan finansial untuk maju dalam sudah diinvestasikan selama proses
proses pemilu. Sistem semacam ini kampanye bukanlah hadiah gratis, tetapi
demokrasi itu sendiri, karena sebagian biaya kualitas layanan yang seharusnya diterima
politik menuju kursi kekuasaan ada oleh masyarakat. Ada adagium dalam dunia
hakikatnya diambilkan dari anggaran belanja politik, “Nothing is free lunch!” Tidak ada
negara yang berasal dari pajak warga yang gratis dalam politik. Semuanya perlu
maka beberapa alternatif solusi yang dapat melakukan pendidikan politik rakyat dan
1. Reorientasi Mendasar tentang Partai anggota DPR yang lemah dalam melakukan
Bahwa Partai politik harus mampu masukan dari LSM dan masyarakat, agar tidak
dukungan dan sanksi kuat karena keduanya diharapkan bahwa warga Negara berkiprah
rakyat dan bukan karena pemaksaaan. dan memahami posisinya sebagai pemegang
dapat dilakukan sepenuhmya disini. Dengan Dalam hal ini ada beberapa hal yang
pemilu pula maka akan terjadi pergantian dapat ditawarkan; Pertama, format dan
elit kekuasaan secara lebih adil karena warga struktur politik yang dibuat oleh pemerintah
negaralah yang langsung menentukan siapa tentang partai politik harus berdasarkan visi
yang masih dianggap memenuhi syarat politik yang dilandasi kedaulatan rakyat,
sebagai elit dan siapa yang tidak. Secara dengan memberikan tekanan pada
tidak langsung, ini berarti pula bahwa terakomodirnya kebutuhan masyarakat dan
pemilu adalah alat kontrol warga Negara juga dilindunginya hak-hak dasar warga
kepada penguasa apakah yang terakhir itu Negara. Oleh sebab itu, seluruh perangkat
masih dipercayai atau tidak. perundangan dan institusi politik yang dibuat
bagi warga Negara agar mereka memahami Kedua, agar gagasan perlindungan
hak dan kewajibannya. Dengan terlibat hak-hak politik rakyat dapat dilaksanakan,
19
maka harus diciptakan lingkungan politik kelompok yang mandiri dan kuat. Sehingga
yang kondusif, yang dibuat dengan prinsip jika hal ini dapat tercapai, maka masyarakat
partisipatif. Artinya, melalui partai politik tidak akan mudah terombang ambing dalam
Sehingga ketika momen pemilu, masyarakat Demikian makalah ini penulis buat,
Ketiga, Partai politik perlu melakukan penegakan demokrasi di Idonesia tercinta ini.
pembuatan model-model pemberdayaan Segala hal yang kurang baik, yang sedang
alternatif terhadap masyarakat yang mampu menimpa negeri kita, hendaknya tidak
menggerakkan peningkatan kualitas sumber menjadikan kita menjadi warga yang pesimis
daya masyarakat. Program-program atau bahkan apatis. Mari kita bergerak, mulai
pemberdayaan masyarakat ini harus benar- dari hal terkecil apa yang bisa kita lakukan
benar berorientasi kepada rakyat, yang untuk republik tercinta ini. Perubahan ada di
April 2004