Anda di halaman 1dari 21

REVITALISASI PARTAI POLITIK

DALAM PENEGAKAN NEGARA DEMOKRASI DI INDONESIA

Oleh : Mustiqowati Ummul Fithriyyah, M.Si.

ABSTRAK

Partai politik merupakan elemen yang bertugas memberikan pendidikan politik kepada

masyarakat. Tetapi dalam perjalannnya partai politik yang ada lebih mementingkan politik

kekuasaan ketimbang pendidikan politik rakyat, sehingga pemilu bukan menjadi sarana

pendidikan politik, melainkan hanya untuk memperoleh dukungan suara. Partai politik terkesan

hanya memperhatikan masyarakat di saat kampanye atau menjelang pesta demokrasi, setelah itu

dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang namanya proses evaluasi. Maka akhirnya terjadi

jarak cukup lebar antara rakyat dengan partai politik dan politisi yang menjadi wakil rakyat di

DPR.

Maka disinilah perlu dilakukan revitalisasi partai politik. Partai politik harus mampu

mengembalikan fungsi awalnya sebagai elemen yang bertugas memberikan pendidikan politik

kepada masyarakat. Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang

hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha

sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan

perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi,

serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga negara.

Kata kunci: Revitalisasi Partai Politik, Negara Demokrasi

1
A. Pendahuluan Demokrasi dipandang sebagai tipe ideal dan

memiliki level penghargaan yang besar bagi

Istilah demokrasi makin individu dalam proses politik. Semua anggota

didengungkan di berbagai negara dunia masyarakat memiliki hak yang sama dalam

ketiga, baik di tingkat wacana maupun level bidang social, ekonomi maupun politik.

gerakan sosial. Sebagai sitem politik, Demokrasi membuka kesempatan yang luas

demokrasi telah menempati stratum teratas bagi rakyatnya untuk berpartisipasi secara

yang hampir diterima oleh berbagai Negara, aktif. Pertanyaan selanjutnya adalah

karena dianggap mampu mengatur dan bagaimana idealisme demokrasi itu berjalan

menyelesaikan hubungan sosial politik, baik di Indonesia? Bagaimana sesungguhnya

yang melibatkan kepentingan antar individu memaknai partai politik sebagai salah satu

dalam masyarakat, hubungan antar wadah yang dapat memberikan ruang

masyarakat, masyarakat dan Negara, serta pembelajaran bagi masyarakat untuk

hubungan antarnegara di dunia. Jatuhnya terwujudnya negara demokrasi di Indonesia

ideologi komunisme di uni Sovyet di tahun tercinta ini?

1989, setidaknya, telah menjadi momentum

penting bagi perluasan demokrasi sebagai B. Idealisme Demokrasi

wacana alternatif sistem politik. Secara etimologis, demokrasi berasal

Meluasnya ide-ide demokrasi itu terus dari bahasa Yunani “demos” yang berarti

diadaptasi oleh negara-negara di dunia. rakyat dan “kratos” atau “kratein” berarti

2
kekusaan atau berkuasa. Demokrasi dapat kepentingan umum atas nama rakyat. Hak-

diartikan “rakyat berkuasa atau government hak rakyat dihormati dan dijunjung tinggi

or rule by the people (pemerintahan oleh karena para pejabat itu dipilih dan diangkat

rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti oleh rakyat. Dalam demokrasi tidak

pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat dibenarkan adanya keputusan politik dari

baik secara langsug maupun tidak langsung pejabat yang merugikan hak-hak rakyat

setelah adanya proses pemilihan umum. Jadi apalagi kebijakan yang mencederai

dalam system pemerintahan demokrasi dapat kepentingan rakyat.

diarikan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat Lary Diamond, Juan J Linz dan

atau seeprti yang dikatakan oleh Abraham Seymor Martin Lipset memaknai demokrasi

Lincoln, “the government from the people by sebagai suatu sistem pemerintahan yang

the people and for the people. memenuhi tiga syarat pokok: 1) kompetisi

Demokrasi telah tumbuh sejak zaman yang sungguh-sungguh dan meluas di antara

Yunani kuno, yaitu pada masa Negara kota indivisu-individu dan kelompok-kelompok

(city state) Athena, sekitar abad ke-6 sampai organisasi (terutama patai politik) untuk

ke-3 sebelum masehi. Athena dikenal sebagai memperebutkan jabatan-jabatan

Negara demokrasi pertama di dunia yang pemerintahan yang memiliki kekuasaan

mampu menjalankan demokrasi langsung, efektif, pada jangka waktu yang reguler

artinya hak rakyat untuk membuat keputusan (teratur/tetap) dan tidak melibatkan penggunaa

politik dijalankan secara langsung oleh rakyat daya paksa; 2) partisipasi politik yang

(warga negara), bertindak berdasarkan melibatkan sebanyak mungkin warga negara

prosedur. Sementara itu dalam demokrasi tak dalam pemilihan pemimpin atau kebijakan,

langsung para pejabat membuat undang- paling tidak melalui pemilihan umum yang

undang dan menjalankan program untuk diselenggarakan secara reguler dan adil,
3
sedemikian rupa sehingga tidak satupun pragmatism, kerjasama dan mufakat.

sekelompok sosial (warga negara dewasa) Sedangkan menurut Budiarjo (1999)

dikecualikan; dan 3) suatu tingkat kebebasan mengemukakan bahwa syarat-syarat untuk

sipil dan politik, yaitu kebebasan berbicara, terselenggaranya pemerintah yang demokratis

kebebasan pers, kebebasan untuk membentuk di bawah Rule of law ialah:

dan bergabung ke dalam organisasi, yang 1. Perlindungan konstitusional, dalam arti

cukup untuk menjamin integritas kompetisi bahwa konstitusi selain menjamin hak-

dan partisipasi politik. hak individu, juga harus menentukan pula

Menurut Alamudi dalam Winataputra cara prosedural untuk memperoleh

(2010:7.4) mengemukakan soko guru perlindungan atas hak-hak yang dijamin,

demokrasi adalah sebagai berikut: 2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak

1. Kedaulatan rakyat memihak (independent and impertial

2. Pemerintahan berdasarkan tribunals),

persetujuan dari yang diperintah 3. Pemilihan umum yang bebas,

3. Kekuasaan mayoritas 4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat

4. Hak-hak minoritas 5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi

5. Jaminan hak asasi manusia dan beroposisi,

6. Pemilihan yang bebas dan jujur 6. Pendidikian kewarganegaraan (civic

7. Persamaan di depan hukum education)

8. Proses hukum yang wajar

9. Pembatasan pemerintahan

secara konstitusional

10. Pluralisme social, ekonomi dan politik

11. Nilai-nilai toleransi,


4
Indonesia sejak awal berdiri sudah negara dalam proses pengambilan keputusan,

menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem 5) persamaan di depan hokum bagi warga

politiknya. Cita-cita demokrasi telah menjadi Negara, 6) rule of law, 7) pertanggungjawaban

cita-cita para pendiri negara. Maka sudah penguasa kepada warga negara.

menjadi keharusan bahwa prinsip-prinsip demokrasi bila mereka diberi kebebasan

demokrasi tersebut di atas harus dijalankan untuk melakukan pilihannya.

oleh pemerintahan Indonesia. Landasan Demokrasi lebih dari sekedar

Negara Indonesia sebagai Negara demokrasi seperangkat aturan dan prosedur

inipun dipertegas dalam: konstitusional yang menentukan suatu

1. Pembukaan UUD 1945 alinea 4; “…maka pemerintah berfungsi. Dalam demokrasi,

disusunlah kemerdekaan kebangsaan pemerintah hanyalah salah satu unsur yang

Indonesia itu dalam suatu UUD negara RI hidup berdampingan dalam suatu struktur

yang berkedaulatan rakyat…”. sosial dari lembaga-lembaga yang banyak

2. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang dan bervariasi.

menyatakan bahwa kedaulatan berada di Jadi esensi dari demokrasi adalah

tangan rakyat. bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan

Hal ini berdasar pada cita-cita para sebagai upaya mewujudkan kedaulatan

founding fathers Republik Indonesia, bahwa rakyat. Salah satu pilar demokrasi adalah

sistem pemerintahan dan ketatanegaraan yang prinsip trias politica yang membagi ketiga

berlaku adalah mengikuti prinsip-prinsip kekuasaan politik negara yaitu; eksekutif,

demokrasi dan yang terpenting adalah : 1) yudikatif dan legislatif, yang saling

kedaulatan berada di tangan rakyat, 2) independen dan sejajar satu sama lain.

jaminan hak-hak dasar warga Negara, 3) Kesejajaran dan independensi ketiga jenis

sistem perwakilan, 4) partisipasi warga lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
5
lembaga negara ini bisa saling mengawasi kita anggap sebagai aktivitas artikulasi

dan saling mengontrol jalannya kedaulatan rakyat atau sekedar alat

kepemerintahan. Demokrasi Setidaknya kita pengokohan legitimasi penguasa.

dapat melakukan refleksi mengenai

penyelenggaraan pemilu. Masihkah pemilu C. Problematika Demokrasi Di Indonesia

Ada tiga asumsi yang membuat untuk mencapai pakar politik belum

demokrasi diterima secara luas di dunia. sepakat, apakah demokrasi itu sekedar alat

Pertama, demokrasi tidak saja merupakan tujuan, ataukah menjadi tujuan itu sendiri.

bentuk vital dan terbaik pemerintahan yang Seperti yang dijelaskan pada bagian

mungkin diciptakan, tetapi juga merupakan sebelumnya bahwa demokrasi jika ditafsirkan

suatu doktrin politik luhur yang akan secara bebas, merupakan bentuk kedaulatan

memberikan manfaat bagi kebanyakan di tangan rakyat. Berkaitan dengan cara

Negara. Kedua, demokrasi sebagai sistem mengorganisasi masyarakat modern,

politik dan pemerintahan dianggap demokrasi pada dasarnya diletakkan melalui

mempunyai akar sejarah yang panjang bentuk perwakilan (representation). Aspirasi

sampai zaman yunani kuno, sehingga ia dapat atau kepentingan masyarakat banyak tidak

menjamin terselenggaranya lingkungan bisa diformulasikan secara massif, namun

politik yang stabil. Ketiga, demokrasi melalui mekanisme perwakilan organisasi

dipandang sebagai system yang paling sosial politik. Ide pendirian partai-partai.

alamiah dan manusiawi, sehingga semua Partai politik perlu melakukan pembuatan

rakyat di Negara manapun akan memilih. model-model pemberdayaan alternatif

Demokrasi merupakan terminologi terhadap masyarakat yang mampu

politik yang paling sering digunakan. menggerakkan peningkatan kualitas sumber

Namun juga paling problematik. daya masyarakat. Program-program

6
pemberdayaan masyarakat ini harus benar- sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam

benar berorientasi kepada rakyat, yang mentransformasikan segala sesuatu yang

berbasis pada pengelolaan sumber daya alam berkenaan dengan perjuangan partai politik

yang ada. Selain partai politik, LSM dan tersebut kepada massanya agar mereka sadar

ormas sosial keagamaan juga perlu semakin akan peran dan fungsi, serta hak dan

aktif dalam proses pemberdayaan ini. kewajibannya sebagai manusia atau warga

Elemen-elemen ini dapat membangun linkage negara.

dan network untuk menentukan strategi yang Karena itu ada baiknya kalangan LSM

tepat bagi pemberdayaan masyarakat. harus kembali mengambil peran lamanya,

Sehingga masyarakat menjadi sebuah melakukan pendidikan politik rakyat dan

kelompok yang mandiri dan kuat. Sehingga melakukan gerakan demokratisasi, bahkan di

jika hal ini dapat tercapai, maka masyarakat level kebijakan, karena saat ini banyak

tidak akan mudah terombang ambing dalam anggota DPR yang lemah dalam melakukan

menentukan pilihan politik. legal drafting, sehingga perlu kontrol dan

Partai politik harus mampu masukan dari LSM dan masyarakat, agar tidak

mengembalikan fungsi awalnya sebagai melenceng dengan kepentingan publik.

elemen yang bertugas memberikan dibuat pemerintah akan memperoleh

pendidikan politik kepada masyarakat. dukungan dan sanksi kuat karena keduanya

Pendidikan Politik adalah proses berlandaskan sepenuhnya pada aspirasi

pembelajaran dan pemahaman tentang hak, rakyat dan bukan karena pemaksaaan.

kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga Melalui pemilu seleksi

negara dalam kehidupan berbangsa dan kepemimpinan dan perwakilan dapat

bernegara. Jika dikaitkan dengan partai dilakukan secara lebih fair karena melibatkan

politik, pendidikan politik bisa diartikan warga Negara.


7
politik untuk terlibat dalam pemilu, kemudian korupsi, kolusi dan nepotisme.

berfungsi mendudukkan wakil-wakilnya di Gejala matinya nilai-nilai demokrasi

parlemen, tidak lain merupakan bentuk juga tercermin pada lemahnya sikap kritis

demokrasi pada level procedural dan formal. masyarakat di dalam merespon persoalan-

Selanjutnya perwakilan dan rekruitmen persoalan yang berkembang di masyarakat.

politik ini akan mengisi pada formasi Persoalan mendasar yang patut menjadi

kekuasaan (eksekutif) atau pemerintahan perhatian adalah matinya stuktur kesadaran di

yang akan menelurkan kebijakan-kebijakan tingkat masyarakat bawah (grass root).

publik. Pada titik inilah kemudian muncul Lembaga-lembaga social di tingkat lokal,

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan yang terbukti memiliki pengalaman langsung

demokrasi, bahwa demokrasi tidak ayal bagi penerapan nilai-nilai demokrasi justru

dituduh sebagai politik yang elitis, di mana dimatikan oleh Negara

representasi berarti membatasi aspirasi rakyat Alfian M. menyebutkan bahwa

secara massif, yang membuka peluang bagi proses demokratisasi bila salah langkah

permainan elit, tanpa ada kontrol publik mampu menyedot potensi ekonomi yang

secara terbuka. seharusnya dapat dimanfaatkan untuk

Negara lebih dominan di dalam proses keperluan lebih luas terhambat gara-gara

politik, di mana logika top down telah tersedot untuk membiayai proses politik. Dan

melemahkan rakyat. Simbol perwakilan ongkos politik itu ditanggung rakyat secara

dalam sistem parlemen juga dianggap telah “sukarela” (atau “paksa rela”?)

gagal memfungsikan dirinya secara artikulasi mengorbankan segenap potensi ekonominya

atas kepentingan rakyat. Lemahnya lembaga untuk berpolitik.

kontrol inilah menjadi penyebab yang sangat

mendasar atas meluasnya praktik-praktik


8
Selanjutnya penulis akan mencoba a. Masa Penjajahan Belanda

menyorot beberapa hal yang dapat dijadikan Masa ini disebut sebagai periode

sebagai tolak ukur atas tercapainya sebuah pertama lahirnya partai politik di Indoneisa

tatanan demokrasi sekaligus dapat menjadi (waktu itu Hindia Belanda). Lahirnya partai

hal yang dapat dikatakan sebagai problema menandai adanya kesadaran nasional. Pada

untuk mewujudkan tegaknya demokrasi di masa itu semua organisasi baik yang

Indonesia, antara lain: bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan

Muhammadiyah, ataupun yang berazaskan

1. Partai Politik politik agama dan sekuler seperti Serikat

Dalam legitimasi sistem politik Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut

demokratis, partai politik menduduki posisi memainkan peranan dalam pergerakan

yang amat sangat penting. Keberadaan partai nasional untuk Indonesia merdeka.

politik akan menjadi pendamping pemberi Kehadiran partai politik pada masa

legalitas bagi pembentukan pemerintah dan permulaan merupakan menifestasi kesadaran

kebijakan politik atas politik nasional. nasinal untuk mencapai kemerdekaan bagi

Menengok dari sejarah, partai-partai bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan

politik Indonesia telah mengalami beberapa Rakyat , gerakan ini oleh beberapa partai

kali restrukturisasi. Perkembangan partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun

politik di Indonesia dapat digolongkan 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam

dalam beberapa periode perkembangan, Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional di bawah

dengan setiap kurun waktu mempunyai ciri pimpinan M. Husni Thamin, PPBB

dan tujuan masing-masing, yaitu : Masa

penjajahan Belanda, Masa pedudukan

Jepang dan masa merdeka.


9
(Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi Putera)

di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesische c. Masa Merdeka (mulai 1945)

Nationale Groep di bawah pimpinan Beberapa bulan setelah proklamsi

Muhammad Yamin. kemerdekaan, terbuka kesempatan yang besar

Di luar dewan rakyat ada usaha untuk untuk mendirikan partai politik, sehingga

mengadakan gabungan partai politik dan bermunculanlah partai-partai politik

menjadikannya semacam dewan perwakilan Indonesia. Dengan demikian kita kembali

rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI kepada pola sistem banyak partai.

(Komite Rakyat Indoneisa) yang terdiri dari Pertama pada 1955, Indonesia

GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang memasuki kehidupan politik yang sebenarnya

merupakan gabungan dari partai-partai yang dalam alam demokrasi, dengan

beraliran nasional, MIAI (Majelis Islamil diselenggarakannya pemilu pertama kali

A― laa Indonesia) yang merupakan sejak proklamasi kemerdekaan Republik

gabungan partai-partai yang beraliran Islam Indonesia 17 Agustus 1945. Tiga puluh partai

yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis politik bersaing memperebutkan kursi di

Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan parlemen. Konon, menurut saksi sejarah,

organisasi buruh. pemilu kala itu disebut-sebut sebagai pemilu

yang paling demokratis di Indonesia

b. Masa Pendudukan Jepang sepanjang sejarah. Hal itu dikarenakan

Pada masa ini, semua kegiatan partai bangsa kita baru saja mengalami eforia

politik dilarang, hanya golongan Islam diberi politik, dan seluruh bangsa bersaing dalam

kebebasan untuk membentuk partai rasa senasib sepenanggungan. Semua

Masyumi, yang lebih banyak bergerak di

bidang sosial.
10
berlangsung secara terbuka dan fair, meski peranan partai politik mulai dikurangi,

sarana komunikasi belum secanggih saat ini. sedangkan di pihak lain, peranan presiden

Sampai akhirnya pemilu 1955 ini sangat kuat. Partai politik pada saat ini

memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : dikenal dengan NASAKOM (Nasional,

Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa tahun Agama dan Komunis) yang diwakili oleh

1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi

masa kejayaan partai politik, karena partai Terpimpin ini nampak sekali bahwa PKI

politik memainkan peranan yang sangat memainkan peranan bertambah kuat. Sampai

penting dalam kehidupan bernegara melalui akhirnya kekuatan politik Indonesia pada

sistem parlementer. Tetapi pemilu kala itu awal 1965 berpusat pada tiga kekuatan

membawa sebuah konsekuensi bahwa utama; Partai Komunis Indonesia, bung

kekuatan politik kala itu menjadi terpecah Karno dengan PNI nya, dan Angkatan Darat

dalam partai-partai dan sangat sulit dengan Golkar-nya.

diakurkan.Sistem banyak partai ternyata Setelah itu Indonesia memasuki masa

tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, lebih leluasa dibanding dengan masa

sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada

dapat melaksanakan program kerjanya. masa ini adalah munculnya organisasi

Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat kekuatan politik baru yaitu Golongan Karya

berjaan dengan baik pula. Masa demokrasi (Golkar). Pada pemilihan umum thun 1971,

parlementer diakhiri dengan Dekrit 5 Juli Golkar muncul sebagai pemenang partai

1959, yang mewakili masa masa demokrasi diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU,

terpimpin. Parmunisi (Persatuan Muslim Indonesia).

Pada masa demokrasi terpimpin ini


11
Pada tahun 1973 Soeharto berhasil pemerintahan koalisi yang paa gilirannya

mendorong 9 partai politik berfusi dua. mendorong ke bawah kinerja pembangunan.

Hanya satu yang dipertahankan, yakni Dan terus berlanjut hingga pemilu tahun 2004

Golkar, yang notabene dibentuk oileh dan 2009.

Angkatan Darat dan pendiri Orde Baru. Dari perjalanan sejarah partai di

Empat partai politik Islam, yaitu : NU, Indonesia seperti yang tersebut di atas, dapat

Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti disimpulkan bahma keberadaan partai politik

bergabung menjadi Partai Persatu dalam alam demokrasi adalah untuk

Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu mengartikulasi dan mengagegrasi isu-isu

PNI, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, politik yang ada. Di sini bisa difahami

Partai Murba dan Partai IPKI (Ikatan pernyataan para pakar bahwa sistem satu

Pendukung Kemerdekaan Indonesia) partai atau adanya satu partai yang sangat

bergabung menjadi Partai Demokrasi dominan sekalipun satu bangsa menganut

Indonesia. Dengan demikian terjadi segitiga doktrin demokrasi, sebenarnya justru tidak

dalam politik kepartaian Indonesia; PPP, demokratis. Artikulasi dan agegrasi

Golkar dan PDI. dan terus berlangsung hinga kepentingan massa yang didominasi oleh satu

pada pemilu 1999. partai mengakibatkan fungsi partai sebagai

Pada tahun 1999 Presiden Habibi agen sosialisasi menjadi agen indoktrinasi

membebaskan kehidupan kepartaian politik.

Indonesia yang menghasilkan Pemilu 1999

yang diikuti oleh 48 kontestean dan pada

akhirnya tidak menghasilkan satu pemenang

mayoritas (lebih dari 50%) dan dalam

pemerintahan mendorong terbentuknya


12
Tumbangnya rezim orde Baru kampanye atau menjelang pesta demokrasi,

memungkinkan diselenggarakan sistem setelah itu dilupakan dan dibubarkan tanpa

pemilu multi partai, maka sejak itu gerakan ada yang namanya proses evaluasi. Maka

transisi ke demokrasi mulai menemukan akhirnya terjadi jarak cukup lebar antara

momentumnya. Masyarakat Pasca reformasi rakyat dengan partai politik dan politisi yang

mengaharapkan hadirnya partai-partai baru menjadi wakil rakyat di DPR.

sebagai prakondisi bagai terciptanya sistem

pemerntahan demokratis, sehingga akan 2. Makna Pemilu

tercipta iklim demokrasi yang sehat. Di tengah kesangsian sebagian warga

Sehingga banyak pekerjaan yang harus terhadap keberhasilan pemilu, hal yang lebih

dikerjakan partai. Dan bila dilaksanakan mendasar lagi untuk dipertanyakan adalah

partai hasilnya akan lebih maksimal, karena makna pemilu bagi perbaikan kualitas

memiliki kekuatan massa dan kekuatan kehidupan bangsa secara keseluruhan.

politik. Pertanyaan makna pemilu sangat mendasar

Partai politik merupakan elemen untuk dikedepankan, mengingat serangkaian

yang bertugas memberikan pendidikan pemilu yang diselenggarakan selama ini lebih

politik kepada masyarakat. Tetapi dalam banyak bersifat ritual-kosmetis belaka, alias

perjalannnya partai politik yang ada lebih tidak membawa banyak perubahan bagi

mementingkan politik kekuasaan ketimbang warga pemilih. Kenyataan ini sangat ironis

pendidikan politik rakyat, sehingga pemilu ketika pemilu dipersepsi sebagai (salah satu)

bukan menjadi sarana pendidikan politik, wahana demokrasi untuk memilih wakil-

melainkan hanya untuk memperoleh wakil rakyat yang berkomitmen dan

dukungan suara. Partai politik terkesan

hanya memperhatikan masyarakat di saat


13
berintegritas moral tinggi dalam rangka para elite politik. Berakhirnya kemeriahan

menyelesaikan berbagai persoalan yang kampanye partai politik, meninggalkan

dihadapi bangsa, seperti kemiskinan, persoalan yang belum terselesaikan pada

pengangguran, buruknya kesehatan, pesta demokrasi yaitu proses pendidikan

ketidakadilan, tingginya angka buta huruf, politik bagi warga negara.

dan lain sebagainya. Dikhawatirkan, Kampanye pemilu harusnya menjadi

absennya dampak perubahan ke arah lebih sarana kontrak politik melalui tatap muka,

baik akan mengurangi tingkat kepercayaan bukan jadi pesta hiburan musik atau goyang

masyarakat terhadap parpol dan para wakil erotis lima tahunan. Dapat dikatakan dengan

rakyat yang pada gilirannya membuncah berakhirnya rangkaian pemilu, maka berakhir

menjadi apatisme total terhadap proses politik pula penetrasi warga negara dalam proses-

dan demokratisasi di negeri ini dalam bentuk proses pengambilan keputusan yang berkaitan

rendahnya tingkat partisipasi masyarakat erat dengan kehidupan mereka selama lima

dalam setiap pemilu (Golput). tahun kedepan. Sebuah proses demokratisasi

Dalam kampanye pemilu seharusnya yang sehat mensyaratkan adanya partisipasi

peserta pemilu dapat meyakinkan para politik yang otonom dari warga negara. Untuk

pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan menumbuhkan dan atau meningkatkan

program peserta pemilu. Namun pada partisipasi politik yang otonom dari setiap

prakteknya kampanye terbuka hanya warga negara, maka pelaksanaan pendidikan

bermodalkan hiburan yang menyebabkan politik yang baik dan benar, mutlak

kurang terdidiknya warga negara secara diperlukan.

politik ini. Hal tersebut disertai dengan

kecenderungan pasif dan mudahnya

dimobilisasi untuk kepentingan pribadi dari


14
Setidaknya kita dapat melakukan baik dan bersih (clean and good governance),

refleksi mengenai penyelenggaraan pemilu. dan bukan demokrasi berbasis korupsi dan

Masihkah pemilu kita anggap sebagai politik uang. Proses demokratisasi dengan

aktivitas artikulasi kedaulatan rakyat atau praktik politik korup hanya akan

sekedar alat pengokohan legitimasi menggerogoti dan membunuh ruh demokrasi

penguasa. Jawaban atas pertanyaan itu itu sendiri.

penting sekali karena akan menentukan Parahnya lagi, pilihan warga terhadap

gerak ke depan kita. Jika memang pemilu figur caleg atau parpol tertentu bukan

merupakan pengejawantahan dari kedaulatan ditentukan atas pertimbangan-pertimbangan

rakyat, maka kekurangan-kekurangan yang logis atau kalkulasi rasional akan sebuah

telah kita lakukan selama ini perlu keputusan politik, tetapi semata karena faktor

diperbaiki. uang (money politics) dan popularitas. Dua

faktor ini merupakan persoalan ikutan akibat

3. Rendahnya Kualitas Pilihan diterapkannya demokrasi langsung, tetapi

Berdasarkan sebuah studi yang keberadaannya justru akan menggerogoti

dilakukan oleh Francisco L. Rivera-Batiz, proses demokratisasi itu sendiri. Inilah yang

demokrasi jika dilakukan dalam mekanisme digambarkan oleh banyak ilmuwan sebagai

yang normal dan sehat memiliki korelasi persoalan melekat (embedded) sekaligus

yang tinggi terhadap tingkat pertumbuhan dilemma atau paradoks demokrasi. Di satu

ekonomi dan kesejahteraan warga. sisi, demokrasi bekerja di atas prinsip

Menurutnya, demokrasi yang mampu majoritarianisme, yakni segala keputusan

menghasilkan kesejahteraan adalah politik ditentukan suara terbanyak. Di sisi

demokrasi yang berkelindan dengan lain, prinsip majoritarianisme seringkali tidak

penerapan tata-kelola pemerintahan yang menjamin kualitas sebuah pilihan.


15
Mestinya, aspek terpenting dalam sebenarnya jauh lebih penting ketimbang

demokrasi adalah proses pematangan dan menggumpalnya suara pemilih pada pilihan

pendewasaan politik warga negara dalam tertentu. Mengikuti kerangka pikir ini, kualitas

menyelenggarakan pemerintahan. Voting, pilihan dalam pemilu jelas tidak ditentukan

referendum, dan pemerintahan oleh oleh kekuatan popularitas caleg, terlebih

kelompok mayoritas menjadi elemen kekuatan uang. Di atas itu semua, kualitas

terpenting proses penentuan pilihan dalam pilihan sangat ditentukan oleh sejauh mana

demokrasi. Namun demikian, sejalan dengan warga mendayagunakan segala potensi

penerapan prinsip majoritarianisme, selalu rasionalitasnya untuk menentukan baik-

terdapat ruang publik terbuka untuk berdebat buruknya tatanan politik. Melalui pilihan

dan berdiskusi atas segala persoalan yang politik rasional, warga merefleksikan harapan-

muncul di masyarakat, baik d tingkat publik harapan akan perubahan keadaan menjadi

maupun pemerintahan. Menurut sejumlah lebih baik melalui wakil-wakil yang telah

ilmuwan politik, proses semacam inilah yang dipilihnya. Kualitas pilihan warga ditentukan

membuat demokrasi lebih matang dan oleh bekerjanya prinsip rasionalitas atau

dewasa, bukan penerapan prinsip kalkulasi untung rugi atas pilihan masing-

majoritarianismenya. Dalam konteks ini, masing, dan bukan kekuatan uang.

John Dewey menegaskan bahwa yang lebih Pada kenyataannya, uang telah

penting dalam proses pemilu bukanlah menjadi panglima dalam proses

penerapan voting atau pilihan langsung

masyarakat yang mengikuti prinsip

majoritarianisme, tetapi proses bagaimana

“mayoritas” itu menjadi “mayoritas.”

Artinya, kualitas pilihan itulah yang

16
demokratisasi di negeri ini. Ongkos politik membutakan nurani elit politik di negeri.

yang terlalu mahal bagi caleg dan biaya Kekuatan uang juga telah mengalahkan akal

pemilu yang terlalu mahal menjadi cerminan sehat warga. Berbagai persoalan sosial dan

betapa demokrasi di negeri ini berjalan di tekanan ekonomi mendorong mereka

atas prinsip ekonomi kapitalistik sempurna. bersikap pragmatis. Akibatnya, mereka rela

Seorang caleg harus merogoh koceknya menukarkan suara dalam pemilu dengan

dalam-dalam, bahkan menggadaikan harta uang. Rakyat cenderung enggan memberikan

kekayaannya, demi menjadi caleg dalam suaranya bagi mereka yang berkantong tipis,

pemilu. Seorang calon presiden, gubernur sekalipun sistem pemilihan langsung tidak

dan atau bupati harus didukung oleh sumber memengaruhi pilihan politik warga. Warga

keuangan berlapis, baik dari dirinya sendiri bisa saja menerima money politics dari caleg

maupun orang lain. Akibatnya, sistem politik atau parpol tertentu, sembari menentukan

semacam ini bisa menutup kemungkinan suaranya sesuai pilihannya sendiri. Namun

warga negara yang layak dicalonkan tetapi money politics tetaplah merusak. Uang yang

tipis dukungan finansial untuk maju dalam sudah diinvestasikan selama proses

proses pemilu. Sistem semacam ini kampanye bukanlah hadiah gratis, tetapi

sebenarnya juga menggerogoti kualitas harus ditebus dengan cara mengurangi

demokrasi itu sendiri, karena sebagian biaya kualitas layanan yang seharusnya diterima

politik menuju kursi kekuasaan ada oleh masyarakat. Ada adagium dalam dunia

hakikatnya diambilkan dari anggaran belanja politik, “Nothing is free lunch!” Tidak ada

negara yang berasal dari pajak warga yang gratis dalam politik. Semuanya perlu

masyarakat yang seharusnya diarahkan biaya, sekecil apapun.

untuk kesejahteraan rakyat banyak.

Uang rupanya bukan saja telah


17
negara.

D. Alternatif Solusi Karena itu ada baiknya kalangan LSM

Dari beberapa problematika di atas, harus kembali mengambil peran lamanya,

maka beberapa alternatif solusi yang dapat melakukan pendidikan politik rakyat dan

penulis tawarkan adalah: melakukan gerakan demokratisasi, bahkan di

level kebijakan, karena saat ini banyak

1. Reorientasi Mendasar tentang Partai anggota DPR yang lemah dalam melakukan

Politik legal drafting, sehingga perlu kontrol dan

Bahwa Partai politik harus mampu masukan dari LSM dan masyarakat, agar tidak

mengembalikan fungsi awalnya sebagai melenceng dengan kepentingan publik.

elemen yang bertugas memberikan


2. Reorientasi Makna Pemilu
pendidikan politik kepada masyarakat.
Pemilu adalah sebuah mekanisme
Pendidikan Politik adalah proses
politik untuk mengartikulasi aspirasi dan
pembelajaran dan pemahaman tentang hak,
kepentingan warga Negara . Setidaknya ada
kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga
empat fungsi pemilu yang terpenting:
negara dalam kehidupan berbangsa dan
legitimasi politik, terciptanya perwakilan
bernegara. Jika dikaitkan dengan partai
politik, sirkulasi elit politik dan pendidikan
politik, pendidikan politik bisa diartikan
politik. Melalui pemilu, legitimasi pemerintah
sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam
dikukuhkan karena ia adalah hasil pilihan
mentransformasikan segala sesuatu yang
warga Negara yang memiliki kedaulatan.
berkenaan dengan perjuangan partai politik
Keberadaan serta kebijakan yang
tersebut kepada massanya agar mereka sadar

akan peran dan fungsi, serta hak dan

kewajibannya sebagai manusia atau warga


18
dibuat pemerintah akan memperoleh dalam proses pelaksanaan pemilu,

dukungan dan sanksi kuat karena keduanya diharapkan bahwa warga Negara berkiprah

berlandaskan sepenuhnya pada aspirasi dalam system demokrasi. Ia akan mengerti

rakyat dan bukan karena pemaksaaan. dan memahami posisinya sebagai pemegang

Melalui pemilu kedaulatan yang sangat menentukan gerak

seleksi serta perjalanan bangsa dan negaranya.

kepemimpinan dan perwakilan dapat

dilakukan secara lebih fair karena

melibatkan warga Negara. Praktek 3. Membangun Kesadaran Masyarakat

demokrasi modern, yaitu melalui perwakilan tentang Kualitas Pilihan

dapat dilakukan sepenuhmya disini. Dengan Dalam hal ini ada beberapa hal yang

pemilu pula maka akan terjadi pergantian dapat ditawarkan; Pertama, format dan

elit kekuasaan secara lebih adil karena warga struktur politik yang dibuat oleh pemerintah

negaralah yang langsung menentukan siapa tentang partai politik harus berdasarkan visi

yang masih dianggap memenuhi syarat politik yang dilandasi kedaulatan rakyat,

sebagai elit dan siapa yang tidak. Secara dengan memberikan tekanan pada

tidak langsung, ini berarti pula bahwa terakomodirnya kebutuhan masyarakat dan

pemilu adalah alat kontrol warga Negara juga dilindunginya hak-hak dasar warga

kepada penguasa apakah yang terakhir itu Negara. Oleh sebab itu, seluruh perangkat

masih dipercayai atau tidak. perundangan dan institusi politik yang dibuat

Sederhananya, pemilu adalah sebuah harus diukur sampai sejauh mana

alat untuk melakukan pendidikan politik mengandung prinsip demokrasi.

bagi warga Negara agar mereka memahami Kedua, agar gagasan perlindungan

hak dan kewajibannya. Dengan terlibat hak-hak politik rakyat dapat dilaksanakan,
19
maka harus diciptakan lingkungan politik kelompok yang mandiri dan kuat. Sehingga

yang kondusif, yang dibuat dengan prinsip jika hal ini dapat tercapai, maka masyarakat

partisipatif. Artinya, melalui partai politik tidak akan mudah terombang ambing dalam

ataupun LSM, masyarakat diajarkan untuk menentukan pilihan politik.

dapat memiliki partisipasi dan bersikap

mandiri dalam menentukan sikap politik. E. Penutup

Sehingga ketika momen pemilu, masyarakat Demikian makalah ini penulis buat,

dapat menentukan pilihannya secara dengan harapan dapat memberikan kontribusi

independen. terhadap revitalisasi makna partai politik bagi

Ketiga, Partai politik perlu melakukan penegakan demokrasi di Idonesia tercinta ini.

pembuatan model-model pemberdayaan Segala hal yang kurang baik, yang sedang

alternatif terhadap masyarakat yang mampu menimpa negeri kita, hendaknya tidak

menggerakkan peningkatan kualitas sumber menjadikan kita menjadi warga yang pesimis

daya masyarakat. Program-program atau bahkan apatis. Mari kita bergerak, mulai

pemberdayaan masyarakat ini harus benar- dari hal terkecil apa yang bisa kita lakukan

benar berorientasi kepada rakyat, yang untuk republik tercinta ini. Perubahan ada di

berbasis pada pengelolaan sumber daya alam tangan kita.

yang ada. Selain partai politik, LSM dan

ormas sosial keagamaan juga perlu semakin

aktif dalam proses pemberdayaan ini.

Elemen-elemen ini dapat membangun linkage

dan network untuk menentukan strategi yang

tepat bagi pemberdayaan masyarakat.

Sehingga masyarakat menjadi sebuah


20
Daftar Pustaka Political Science Quarterly, Vol 109, No. 1
Spring
Alfian M dalam Riant Nugroho, Reinventing 1994

Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran


Indonesia,Jakarta,Media
PKn SD, Jakarta Universitas Terbuka, 2010
Komputindo, 2001

Francisco L. Rivera-Batiz, “Democracy,

Governance, and Economic Growth:

Theory and Evidence,” Review of

Development Economics, 6 (2) 2002

John Dewey, The Public and Its Problems,

sebagaimana dikutip Jürgen

Habermas, Between Facts and

Norms: Contribution to a Discourse

Theory of Law and Democracy

Cambridge: MIT Press, 1999

Leo Suryadinata, Elections and Politics in

Indonesia Singapore: Institute of

Southeast Asian Studies, 2002

Mark E. Warren, “What Does a Corruption

Mean in a Democracy?”, American

Journal of Political Science 48/2

April 2004

Muhammad A.S. Hikam, Politik Kewarganegaraan,


Landasan Redemokratisasi di Indonesia, Jakarta,
Erlangga, 1999

Robert A. Dahl, “A Democratic Dilemma: System


Effectiveness versus Citizen Participation,”
21

Anda mungkin juga menyukai