Anda di halaman 1dari 10

LITERATURE REVIEW

NEGARA DEMOKRASI MODERN


KELOMPOK 4 (NOMOR 13-16)
SAFITRI (2303050038), KHOIRUL ANAM (2303050041),
ATIA MARDIANA (2303050044), ILSA HIKMATUL ANISA (2303050047)
Prodi PPKn (Rombel 2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PENDAHULUAN
Demokrasi modern merupakan sistem pemerintahan dimana pemegang kekuasaan
tertinggi adalah rakyat, dengan kata lain rakyat mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik.
Demokrasi muncul sebagai respon terhadap kekuasaan kekuasaan absolut monarki
dan oligarki yang ada pada zaman abad ke 18. Revolusi Amerika Serikat dan
Revolusi Prancis menjadi peran penting dalam perkembangan demokrasi modern,
karena dalam perkembangan demokrasi tersebut masih menerapkan prinsip
prinsip seperti kedaulatan rakyat, kebebasan berpendapat, dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia.
Sejak saat itu, dalam mengatur pemerintahannya banyak negara yang
menggunakan sistem demokrasi sebagai bentuk pemerintahan mereka, salah
satunya adalah Indonesia. Di Indonesia, demokrasi menjadi syarat penting bagi
berdirinya sebuah negara dan partai politik, yang dimana keterwakilan rakyat
menjadi penyeimbang dalam kekuasaan eksekutif.
Dengan perkembangan konsep demokrasi tersebut maka perlu adanya
pengetahuan terkait tipe tipe dalam demokrasi, seperti mengetahui kelebihan dan
kekurangan, mengetahui manfaat, dan mengetahui sistem demokrasi mana Yang
dapat mempengaruhi bagaimana demokrasi dapat berfungsi. Dalam sebuah sistem
tersebut maka perlu adanya nilai ideal/prinsip yang harus diterapkan. Adanya
kompetisi, partisipasi, kebebasan merupakan salah satu syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintah demokrasi yang maju dan lebih baik.

1
NEGARA DEMOKRASI MODERN
Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal diambil dari kata demos yang berart rakyat dan kratos yang
berarti kekuasaan. Dengan kata lain demokrasi merupakan sistem pemerintahan
dimana pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat . Sedangkan pengertian
demokrasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. C.F. Strong mengatakan demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana
mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar
sistem perwakilan yang menjamin pemerintahan
2. Joseph Schumpeter mengatakan demokrasi sebagai kom- petisi memperoleh
suara rakyat.
3. Hans Kelsen mengatakan demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana segala keputusan pemerintah yang penting secara langsung ataupun
tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan dengan bebas
kepada rakyat dewasa.
4. Moh. Yamin mengatakan demokrasi adalah suatu dasar di dalam pembentukan
pemerintahan dan berada di dalam- nya atau masyarakat dalam sebuah
kekuasaan untuk me- ngatur dan memerintah agar setiap seluruh warga
negara. Dikendalikan secara sah oleh
Demokrasi memang merupakan kekuasaan rakyat dimana pemegang kedaulatan
tertinggi adalah rakyat. Demokrasi merupakan pemerintahan yang dijalankan oleh
rakyat, dimana jika dilihat dari segi fungsionalnya dapat dibagi menjadi dua yaitu
• Demokrasi Langsung (Direct Demokracy) adalah suatu sistem politik yang
memberikan hak kepada rakyatnya secara langsung untuk ikut serta
menyelenggarakan aktivitas-aktivitas kenegaraan dalam bidang politik.Dalam
pelaksanaan demokrasi langsung di bidang proses pembuatan undang-
undang, dikenal adanya suatu lembaga referendum.
• Demokrasi Perwakilan atau Demokrasi Tidak langsung adalah suatu sistem
politik yang memberikan hak kepada rakyatnya melalui wakil-wakilnya yang
menjadi anggota lembaga legeslatif untuk ikut serta menyelenggarakan

2
aktivitas-aktivitasnya dalam kenegaraan dalam bidang politik. Sedangkan cara
menunjuk para wakinya, untuk duduk dalam lembaga legeslatif rakyat
melakukan berbagai macam aktivitas yang dilakukan dengan Pemilihan
Umum, Pengangkatan, atau Campuran antara berdasarkan hasil pemilu dengan
berdasarkan pengangkatan.
Sedangkan demokrasi dilihat dari bentuknya dibagi menjadi dua yaitu konsep dan
praksis. Demokrasi sebagai sebuah konsep atau ide berisi nilai-nilai yang bersifat
ideal Seperti contoh kebebasan, keadilan, persamaan dan lain sebagainya. Nilai-
nilai tersebut tidak dapat langsung digunakan dan memerlukan penjabaran lebih
lanjut Sedangkan demokrasi dalam tataran praksis dimana demokrasi tercermin
dalan sistem penyelenggaraan negara. Contohnya adanya pembagian kekuasaan,
adanya jaminan hak asasi manusia, adanya pemilu dan sebagainya

Perkembangan Demokrasi di Indonesia.


Indonesia adalah Negara demokrasi. Demokrasi yang berjalan/ terjadi di
Indonesia adalah salah satu bentuk dari penerapan demokrasi modern. Pada awal
kemerdekaan hingga era reformasi, demokrasi sudah mengalami perubahan dan
sistem yang berubah-ubah. Diantaranya terdapat tiga perubahan masa
perkembangan demokrasi yaitu
• Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi parlementer. Yang dimana
parlemen memiliki peran penting dalam pemerintahan termasuk mengakat
perdana menteri dan menjatuhkan pemerintahan.
• Masa Republik Indonesia II, yaitu demokrasi terpimpin dalam sistem
pemerintahannya kurang memberikan pengaruh bagi negara Indonesia dan
dianggap bertolak belakang dari demokrasi konstitusional yaitu yang berkaitan
dengan keputusan rakyat.
• Masa Republik Indonesia III, yaitu yang dikenal dengan demokrasi Pancasila
berakhir bersamaan dengan runtuhnya rezim Orde Baru. Setelah itu,
demokrasi Indonesia memasuki fase baru yang disebut era reformasi, yang
dimulai dengan amandemen UUD 1945 yang menekankan pada penguatan
sistem presidensial dan kebebasan politik yang lebih nyata.

3
Setelah mencermati perkembangan sistem demokrasi yang dianut dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahan, Sochino memberikan penjelasan mengenai
jangka waktu penerapan sistem demokrasi di Indonesia sebagai berikut:
a. Pada tanggal 18 Agustus – 14 November 1945 terjadi penerapan konstitusi
demokratis.
b. Dari 14 November 1945 hingga 5 Juli 1959, sistem demokrasi liberal
diterapkan.
c. Sistem demokrasi terpimpin diterapkan pada 5 Juli 1959–21 Maret 1968.
d. 21 Maret 1968 hingga sekarang (berlanjut hingga bubarnya pemerintahan
Orde Baru pada tahun 1998, ketika dianut sistem demokrasi Pancasila).

Prinsip Dasar Demokrasi


Menurut ilmuwan politik terkenal Robert A. Dahl, yang melakukan penelitian
ekstensif tentang demokrasi, budaya demokrasi didasarkan pada tiga prinsip
utama.
a. Kompetisi
Setiap orang, kelompok, dan organisasi terutama partai politik memiliki
kesempatan yang sama untuk bersaing dalam memperebutkan jabatan
pemerintahan masyarakat demokratis. Tentu saja, persaingan terjadi secara damai
dan terorganisir dengan baik dalam jangka waktu yang teratur. Dengan kata lain,
kompetisi ini dilakukan secara damai dan melalui pemilihan umum, yang
diadakan setiap empat tahun sekali di Amerika dan setiap lima tahun sekali di
Indonesia.
b. Partisipasi
Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
proses pemilihan pemimpin melalui pemilihan umum yang bebas dan teratur serta
untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan publik dalam masyarakat
demokratis.
c. Kebebasan
Kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan kemampuan untuk membentuk dan
bergabung dengan organisasi yang berfungsi sebagai platform untuk berkompetisi

4
dan berpartisipasi semuanya dijamin dalam masyarakat demokratis. Demokrasi
yang digambarkan oleh Robert A. Dahl tersebut tampak terbatas sebagai sistem
politik. Gambaran Robert A. Dahl tentang demokrasi nampaknya merupakan
sistem politik yang terbatas. Para pendukung demokrasi terbatas, Bung Karno dan
Bung Hatta, yang merupakan founding fathers bangsa kita, memperluas konsep
demokrasi terbatas dengan mencakup sistem sosial dan ekonomi selain politik.
Demokrasi seperti ini disebut dengan istilah demokrasi sosial oleh Bung Hatta dan
demokrasi sosial oleh Bung Karno.
Dengan demikian, Demokrasi yang dipraktikkan di Indonesia tidak hanya dalam
bidang politik tetapi juga dalam bidang sosial dan ekonomi. Setiap anggota
masyarakat tidak hanya mengambil bagian dalam proses produksi dan menikmati
hasilnya, namun mereka juga mengawasi bagaimana produksi dan distribusinya
dilakukan. Hal ini dikenal dengan istilah demokrasi ekonomi atau ekonomi
kerakyatan.
Conference of internasional commision of jurist 1965. Menetapkan syarat-syarat
dasar untuk terselenggaranya pemerintahan demokrasi di bawah rule of law.
1. Adanya perlindungan konstitusi, selain menjamin hak-hak individu,
perlindungan konstitusi juga harus merinci pada prosedur-prosedur yang wajib
diikuti guna menjamin perlindungan terhadap hak-hak yang dijamin.
2. Hadirnya lembaga peradilan yang independen dan tidak memihak
3. Terselenggaranya pemilu yang bebas.
4. Terjamin kebebasan dalam berendapat.
5. Terjamin kebebasan untuk berserikat berorganisasi dan beroposisi.
6. Terselenggaranya pendidikan kewarganegaraan.
Demokrasi ini sudah mengenal batasan yaitu hukum yang dibuat bersama untuk
mengatur kebebasan manusia untuk melindungi hak orang lain sehingga timbul
rasa saling meng- hargai dan menghormati. Hak Asasi Manusia dalam negara
demokrasi menjadi hal yang utama untuk dijaga seperti hak hidup, hak
melanjutkan keturunan, hak berbicara, dan sebagainya.

5
Tipe Demokrasi Modern
Saat ini, pemerintahan demokratis dipraktikkan di hampir setiap negara modern.
Berbagai macam demokrasi berkembang seiring dengan konsep demokrasi.,
bentuk-bentuk demokrasi modern (demokrasi yang representatif) dapat dibagi
menjadi empat macam yaitu
1. Demokrasi yang representatif dengan sistem parlementer
Sistem pemerintahan adalah sebutan populer dari bentuk pemerintahan.Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa struktur negara merupakan analisis sosiologis;
dalam bahasa hukum disebut bentuk pemerintahan, yaitu kerangka relevan yang
menetapkan parameter-parameter pengaturan aparatur negara menurut
konstitusinya. Oleh karena itu, istilah “sistem pemerintahan” lebih banyak
digunakan untuk menggambarkan jenis pemerintahan ini. Sistem pemerintahan
dengan konsep sistem adalah suatu sistem yang diatur atau disusun seperti suatu
struktur, dengan bagian-bagian atau komponen-komponennya yang saling
berhubungan satu sama lain secara terencana dan terorganisir untuk mencapai
tujuan. Jika salah satu komponen tersebut kurang berfungsi atau beroperasi di luar
kewenangannya, maka akan mempengaruhi dengan komponen yang lainnya.
Di dunia ini terdapat sistem pemerintahan yang dimana ada kaitannya erat antara
kekuasaan eksekutif dengan parlemen. Kedua lembaga ini saling mempengaruhi
satu sama lain. Seorang perdana menteri, yang dipilih oleh Parlemen dari Partai
atau Organisasi yang memegang mayoritas di Parlemen, memimpin cabang
eksekutif. Berikutnya, struktur politik yang memisahkan cabang pemerintahan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif satu sama lain. Selain itu, anggota lembaga
legislatif mengawasi langsung bentuk pemerintahan ini.

2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan


Sistem ini menganut paham bahwa lembaga eksekutif dan lembaga perwakilan
rakyat merupakan satu kesatuan yang berbeda. Selain adanya pembagian
kekuasaan (devision of power), sekaligus terdapat pemi- sahan kekuasaan
(separation of power). Kekuasaan ekse- kutif, presiden mengangkat kepala-kepala
departemen (menteri) yang bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada

6
badan perwakilan rakyat. Presiden bertanggung jawab kepada rakyat atas semua
tindakan eksekutif. Kewenangan yudi- katif terpisah dari kewenangan-
kewenangan lainnya, dan dalam menjalankan tugasnya tidak bisa dipengaruhi
oleh kekuasaan-kekuasaan lain tersebut. Demokrasi dengan sistem pemisahan
kekuasaan, dianut oleh Amerika, dan Indonesia.
Paradigma pengaturan pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan
presidensial Indonesia tidak menganut sistem dari negara manapun, melainkan
suatu sistem khas bagi Indonesia. Hal ini, tercermin dari proses pembentukan
yang digali dari nilai-nilai kehidupan NKRI sendiri. Menurut UUD NRI Tahun
1945, kedudukan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
memegang kekuasaan tertinggi negara di bawah pengawasan parlemen. Khusus-
nya, pengaturan kehidupan kenegaraan, baik yang terdapat dalam beberapa
pokok-pokok sistem pemerintahan sebelum dan sesudah perubahan UUD NRI
Tahun 1945.
Indonesia pascaperubahan konstitusi masih tetap menganut sistem pemerintahan
presidensial berdasarkan Pasal 4 ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945 menyatakan
bahwa: “(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar; dan (2) Dalam menjalankan kewajibannya
Presiden didampingi/dibantu oleh satu orang Wakil Presiden”.

3. Demokrasi yang representatif dengan sistem referendum


Kata referendum berasal dari kata ferre yang berarti rakyat dan re yang berarti
kembali. Referendum berarti mengembalikan pendapat ke tangan rakyat. Menurut
sistem referendum, proses pembua- tan undang-undang langsung diawasi oleh
rakyat. Pengawasan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
1. Referendum Obligator Referendum wajib, di mana undang-undang yang
disahkan oleh Parlemen, dan telah disetujui oleh rakyat melalui suara
terbanyak.
2. Referendum Fakultatif. Referendum dapat digunakan oleh berbagai kelompok
sosial untuk menyetujui undang-undang yang disahkan oleh Parlemen setelah
undang-undang tersebut disetujui/diresahkan secara resmi.

7
3. Referendum Consultative. Referendum untuk jal hal tertentu yang teknisnya
secara umum rakyat tidak mengetahuinya.
Sistem referendum tunduk pada kendali rakyat secara langsung, yang berarti
bahwa inisiatif masyarakat dalam menanggapi isu-isu publik—khususnya, hak
masyarakat untuk mengajukan atau mengusulkan rencana peraturan yang
diundang kepada badan legislatif dan eksekutif—akan menentukan bagaimana
sistem tersebut diterapkan. Karena masyarakat selalu dilibatkan dalam perumusan
produk legislasi yang signifikan, kelemahan sistem ini adalah proses yang
digunakan untuk menjalankan agenda pemerintah memakan waktu yang relatif
lama. Sedangkan manfaat sistem ini adalah masyarakat secara langsung
mempengaruhi pengambilan kebijakan pemerintah mengenai segala permasalahan
penting dan mendasar.
4. Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional muncul dan berkembang pada abad ke 19 oleh ahli
Eropa Barat Konstinental, seperti Immanuel Kant dan F. Julius Stahl dan A.V.
Dengan keturunan Anglo-Saxon, mereka mendirikan Rechtsstaat, atau Rule of
Law, sebagai kerangka hukum. Hak asasi manusia, penegakannya melalui
peraturan hukum, dan peran pemerintah dalam pengambilan keputusan
merupakan tiga pilar utama negara hukum, menurut Immanuel Kant dan Stahl.
Demokrasi konstitusional tidak berjalan tanpa arah namun menggunakan hukum
sebagai pijakan penyelenggaraan peme- rintahan. Negara demokrasi adalah negara
yang berdasar atas hukum. Hal ini didukung oleh pendapat A.V. Dicey yang
mengatakan unsur-unsur rule of law dalam demokrasi kons titusionil dibagi
menjadi tiga yaitu:
1. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law),
2. Memiliki kedudukan yang sama didepan hukum.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang. Negara Indonesia
menganut demokrasi konstitusional.
Dalam pembukaan UUD negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea ke IV
ditegaskan,..... maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbetuk dalam suatu susunan negara

8
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan..... (UUD negara Republik Indonesia tahun 1945 hasil amandemen:
2002: 3).
Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 2 UUD negara Republik Indonesia tahun
1945ditegaskan, kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang Undang Dasar. Pasal 4 ayat 1 UUD negara Republik Indonesia tahun
1945 berbunyi: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan peme-
rintahan menurut Undang Undang Dasar.
Menurut Miriam Budiardjo, ciri khas demokrasi konsti tusionil adalah gagasan
bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Pembatasan-pembatasan kekuasaan pemerintah tercantum dalam
konstitusi, maka disebut pemerintahan berdasarkan konstitusi (constitusional
government). Cons- titusional government sama dengan limited government atau
retrained government (Miriam Budiardjo, 1977: 52).
Syarat-syarat demokrasi konstitusional adalah:
• Perlindungan konstitusi
• Badan kehakiman yang bebas tidak memihak
• Pemilihan umum yang bebas
• Kebebasan untuk menyatakan pendapat
• Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
• Pendidikan Kewarganegaraan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Wardhani, Novia Wahyu. Dan Margi Wahono.(2019). Ilmu Negara. Seleman
Yogyakarta : Diandra Kreatif.

Darji Dardihardjo. Dan Nyoman Dekker. (1979). POKOK-POKOK DEMOKRASI


PANCASILA, Malang : Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya.

Miriam Budiardjo. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Soehino, (2005). Ilmu Negara . Yogyakarta: Liberty.

Moh. Kasnardi dan Bintan R. Saragih. (2000) . Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media
Pratama.

Noviati, Cora Elly. (2013). Demokrasi dan Sistem Pemerintahan, Jurnal


Konstitusi https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1027. Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2023.

Anangkota, Muliadi, (2017) Klasifikasi Sistem Pemerintahan, Jurnal Ilmu


Pemerintahan. https://journal.unpad.ac.id/cosmogov/article/view/14725, diakses
pada tanggal 30 Oktober 2023.

Saleh, Zainal Abidin.(2018) “Demokrasi Dan Partai Politik.” Jurnal Legislasi


Indonesia 5.1 56-80. melalui https://e-
jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/289, diakses pada tanggal 29
Oktober 2023.

Zulfan, (2018). Analisis Pengaturan dan Praktik Pemisahan Kekuasaan Sistem


Pemerintahan Presidensial Berdasarkan Konstitusi. Melalui:
https://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/2949 . Diakses pada tanggal
30 Oktober 2023.

Assyayuti, Mazdan Maftukha. (2022) Urgensi Penataan Ulang Mekanisme


Pengisian Jabatan Penjabat Kepala Daerah Perspektif Demokrasi Konstitusional
. Melalui : https://journal.uii.ac.id/Lex-Renaissance/article/view/24559 . Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2023.

10

Anda mungkin juga menyukai