Anda di halaman 1dari 3

Berliana Wijayanti Bakti / 210510190033 / TPB 103

Demokrasi digunakan pertama kali oleh bangsa Yunani Kuno dan


dimaknai sebagai pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat
menentukan atau dikenal juga sebagai pemerintahan rakyat. Namun setelah
meletusnya Revolusi Amerika dan Perancis, pemaknaan demokrasi berkembang
dengan menyinggung sistem ekonomi, sosial, dan politik khususnya penekanan
terhadap hak-hak asasi manusia. Pemaknaan demokrasi yang demikian dikenal
sebagai demokrasi pemerintahan.

Dalam perkembangannya, demokrasi terbagi menjadi beberapa jenis.


Pertama, demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Cara
menyampaikan pendapat terbagi menjadi tiga jenis, yakni demokrasi langsung
dimana rakyat ikut serta secara langsung dalam proses pengambilan keputusan
atau kebijakan pemerintah, demokrasi tidak langsung atau perwakilan merupakan
demokrasi yang dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya
melalui Pemilu, dan demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung
dari rakyat. Pada demokrasi tersebut rakyat memilih wakilnya untuk duduk
didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan
tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat. Kedua,
demokrasi beradasarkan prioritasnya terdiri dari tiga jenis, diantaranya demokrasi
formal atau disebut juga demokrasi liberal secara hukum menempatkan semua
orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi
kesenjangan ekonomi, demokrasi material dikembangkan oleh negara sosial-
komunis dengan memaknai atau memandang manusia mempunyai kesamaan
dalam bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi
prioritas, dan demokrasi campuran yang merupakan gabungan dari demokrasi
formal dan material berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang. Ketiga, demokrasi
berdasarkan prinsip ideologi yang kemudian dibagi dalam demokrasi liberal
dimana pemerintah perlu menghindari bertindak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya sehingga pemerintah hanya bertindak atas dasar konstitusi dan
memberikan kebebasan yang luas pada individu dan demokrasi proletar memiliki
tujuan menyejahterakan rakyatnya sehingga negara tidak adanya perbedaan kelas
dan semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
Berliana Wijayanti Bakti / 210510190033 / TPB 103

Keempat, demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan


negara. Pada demokrasi yang didasari pada wewenang, telah dikelompokkan
menjadi demokrasi sistem parlementer dimana pemerintahan suatu negara
dikepalai oleh perdana menteri dan demokrasi sistem presidensial memiliki
presiden sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan.

Demokrasi bersifat dinamis karena akan berbeda dari waktu ke waktu


dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meski begitu,
dalam menentukan sistem demokrasi suatu negara harus memerhatikan ada atau
tidaknya pengakuan HAM dan partisipiasi dan dukungan rakyar kepada
pemerintah. Menurut Henry B. Mayo, demokrasi didasari oleh beberapa nilai
(value). Nilai-nilai tersebut, diantaranya menyelesaikan perselisihan dengan damai
dan secara melembaga, menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dan
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah, menyelenggarakan pergantian
pimpinan secara teratur, membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum,
mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman, dan menjamin
tegaknya keadilan. Dengan demikian, bahwa untuk melaksanakan nilai-nilai
demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga; pemerintahan, DPR, partai
politik, pers dan media.

Demokrasi masih tetap eksis meski sudah digunakan sejak zaman Yunani
Kuno. Dengan demikian, maka demokrasi memiliki keunggulan disbanding
dengan sistem yang lainnya. Demokrasi melibatkan rakyat dalam proses
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak. Demokrasi juga
mendorong untuk mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
individu dan golongan. Dan yang terpenting adalah segala sesuatu yang dijalankan
oleh pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.

Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia dan


ketiganya menghadapi kegagalan. Demokrasi tersebut, diantaranya demokrasi
liberal, terpimpin, dan Pancasila. Demokrasi liberal bermuara pada kegagalan
Konstituante menetapkan UUD pengganti UUDS 1950 yang terjadi karena
ketidakstabilan kondisi politik pada saat itu. Demokrasi terpimpin di bawah
pemerintahan Orde Lama yang ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden
Berliana Wijayanti Bakti / 210510190033 / TPB 103

dan berakhir karena adanya penyelewengan dari presiden dan lembaga legiskatif,
dan demokrasi Pancasila di bawah pemerintahan Orde Baru yang masih terus
digunakan hingga saat ini dengan merujuk pada pancasila sila keempat. Adapun
demokrasi pancasila memiliki ciri khas antara lain bersifat kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang bernapaskan Ketuhanan Yang Maha Esa; menghargai
hak-hak asasi manusia serta menjamin adanya hak-hak minoritas; pengambilan
keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah untuk mufakat; dan
bersendi atas hukum.

Dalam buku Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional, demokrasi


pancasila memiliki beberapa aspek, diantaranya aspek formal, materiil, normatif,
optatif, organisasi, dan kejiwaan (aktif, pasif, rasional, dan pengabdian).

Demokrasi pancasila masih berlanjut pada masa reformasi. Terdapat


beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada orde reformasi sekarang ini,
yaitu Pemilu yang lebih demokratis, partai politik lebih mandiri, adanya
pengaturan HAM, dan lembaga demokrasi lebih berfungsi. Apabila ditelaah lebih
jauh, demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi berkeadaban yang
didasari nilai-nilai Pancasila.

Pemahaman terhadap demokrasi akan didapatkan ketika kita


mempelajarinya. Pendidikan terkait demokrasi dapat dilakukan secara formal,
informal, dan nonformal.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan pemerintah pusat


tidak dapat mengawasi satu-persatu daerahnya sehingga daerah diberikan hak,
wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan perundangan yang berlaku. Otonomi daerah juga dikeluarkan untuk
meminimalisir pemerintahan yang bersifat terpusat seperti yang terjadi pada Orde
Baru.

Anda mungkin juga menyukai