Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Kestuan Republik Indonesia merupakan negara yang terdiri dari
belasan ribu pulau,negara yang kaya akan sumber daya dan budaya,negara
dengan penduduk terpadat ke-3 di dunia,negara yang makmur,aman dan
tentram,negara yang merupakan tanah air kita yang selalu kita cintai dan
banggakan dimanapun kita berada,karena kita adalah putra putri Indonesia.

Bangsa Indonesia dengan segala keanekaragamanya merupakn suatu ciri


khas yang tidak dimiliki oleh negara lain.Kita memiliki idologi dan dasar
hukum yang sama,tujuan yangsama dan jiwa yang sama,semuanya terkandung
dalam Pancasila dan Pembukaan UUD1945.Semua yang kita yakini dan kita
laksanakan semata mata agar sesuai dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang baik.

Dalam dasar negara juga tercantum kedaulatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,yang kita amalkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai dewan perwakilan,perwakilan
inilah yang merupakan jembatan penghubung antara penguasa dan asal dari
kekuasaan itu sendiri yaitu rakyat.Dalam pemerintahan Indonesia rakyat adalah
aspek terpenting dalam kekusaan karena sistem pemerintahan Indonesia yang
berlaku saat ini merupakan Demokrasi.

Dengan dibuatnya makalah ini sebagai penilaian untuk UKD III sekaligus
dapat menuangkan pengetahuan tentang apa itu demokrasi dan bagaimana
pelaksaanaan demokrasidi Indonesia dengan mengkaji tentang Pelaksanaan
demokrasi di Indonesia sejak masa Orde Lama,Orde Baru dan Era Reformasi.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:

1. Apakah arti dari demokrasi?


2. Bagaimana pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama?
3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru?
30
4. Bagaimana pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 .Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan


pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).

Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena


Kuno pada
abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat dankratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh
Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg nya mendefinisikan
demokrasi sebagai “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat
dan rakyat mempunyai hak,kesempatan, dan suara yang sama di dalam
mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil
berdasarkan suara terbanyak.

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan


dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica)
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini
menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah
mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyatatidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan
kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap
hak-hak asasi manusia.

31
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan. Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk
demokrasi dimana setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu
kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan
politik yang terjadi. Sedangkan dalam demokrasi perwakilan,seluruh rakyat
memilih perwakilan melaui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat
dan mengambil keputusan bagi mereka.

Perkembangan demokrasi di mulai dari demokrasi langsung, demokrasi kuno,


yang mulai timbul dan berkembang sejak jaman yunani kuno sampai pada
perkembangannya mencapai demokrasi tidak langsung, demokrasi perwakilan
atau demokrtasi modern. Initerjadi sekitar abad ke XVII dan abad XVIII, maka
dalam hal ini akan erat hubungannya dengan ajaran-ajaran para sarjana hukum
alam. Terutama ajaran Montesquieu, yaitu ajaran tentang pemisahan kekuasaan
yang kemudian terkenal dengan nama Trias Politica.Ajaran inilah yang
menentukan tipe dari demokrasi modern. Dan ajaran Rosseau yaitu ajaran
kedaulatan rakyat yang justru tidak dapat dipisahkan dengan demokrasi.
Namun dalam perkembangannya ke depan, konsep demokrasi demikian
mengalami berbagai perubahan- perubahan sesuai perkembangan pengetahuan.

Pada pelaksanaanya demokrasi hanya dipandang sebatas melaksanakan pesta


demokrasi atau yang sering kita sebut sebagai pemilihan umum,padahal
demokrasi bermakna luas,bukan hanya sebatas hak untuk memilih tanpa
dipengaruhi atau dengan paksaan siapapun.Esensi demokrasi begitu dalam dan
erat kaitan nya dengan rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang sebenarnya.
Demokrasi merupakan cara yang dipilih Indonesia untuk menjalankan
pemerintahannya sebaik mungkin,tujuannya supaya dalam pemerintahan juga
terdapat kepentingan rakyat yang diwakilkan kepada wakil rakyat yang
disampaikan kepada para pemimpin yang telah kita pilih supaya kehidupan
bangsa tidak condong kepeda kalangan tertentu tetapi mewakili seluruh
kepentingan rakyat Indonesia demi kesejahteraan bersama.

Pelaksanaan demokrasi saat ini sudah dikatakan cukup baik dalam hal
transparansi pemerintahan,walaupun banyak indikasi kecurangan dalam pemilu
hal ini tentu menjadi sebuah langkah awal bahwa rakyat semakin tahu dan
peduli akan peran nya di dalam pemerintahan,kemakmuran dan kesejahteraan

32
rakyat tentu saja menjadi tujuan utama negara yang menganut pemeritahan
demokrasi.
2.2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
Pada masa orde lama ada dua pelaksanaan
a. Masa demokrasi liberal
b. Masa demokrasi terpimpin
c. Masa demokrasi liberal
Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi
liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas
politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan hal-
hal sebagai berikut
1. Dominannya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan
kepentingan bangsa
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah
3. Tidak mampu nya para anggota konstituante bersidang dalam menentukan
dasar negara.

Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi 3


keputusan yaitu:
1. Menetapkan pembubaran konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan
tidak berlakunya UUDS 19503)
3. Pembentukan MPRS dan DPRS

Dengan turunnya dekrit presiden berakhirlah masa demokrasi parlementer


atau demokrasi liberal.
Pada massa ini kekuatan demokrasi belum tampak karena demokrasi dan
pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan kaum terpelajar,sehingga
rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu demokrasi,mengingat usia
kemerdekaan Indonesia yangmasih muda saat itu dan keadaan sosial politik
yang belum stabil setelah penggantian konstitusi,maka tak ayal banyak rakyat
Indonesia yang terutama berada di bawah garis kemiskinan lebih memikirkan
kelangsungan hidupnya dari pada harus memikirkan tentang demokrasi dan
pemerintahan.

33
Masa demokrasi terpimpin
Menurut Ketetapan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasi terpimpin
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi terpimpin merupakan kebalikan dari
demokrasi liberal dalam kenyataanya demokrasi yang dijalankan Presiden
Soekarno menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.

Penyimpangan tersebut antara lain:


1. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
2. Peranan parlemen yang lemah
3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan daerah
5. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang tidak
diizinkan terbit.

Bahkan pada masa ini untuk para pemain politik. Demokrasi hanyalah
sebuah kendaraan. Layaknya mobil, demokrasi merupakan sarana mereka
untuk maju sebagai pemimpin politik. Sarana untuk mengeksploitasi simpati
rakyat untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya. Kita hidup di negara
dimana untuk menjadi politikus, bukanlah otak dan hati yang diperlukan,
namun uang dan darah. Kita hidup di negara dimana kampanye politik
bukanlah sebuah sarana debat namun sebuah konser dangdut. Kita hidup di
demokrasi dimana perwakilan kita hanya dapat meluluskan tujuh dari target
lima-puluh pekerjaan mereka. Demokrasi, pada akhirnya, menjadi sebuah
sarana baik yang dimanfaatkan oleh pemain politik. Ini bukan salah mereka. Ini
juga bukan salah sistem demokrasi ini. Namun, ini adalah celah demokrasi,
karena kebanyakan pemilih di Indonesia bukanlah dari kaum yang
berpendidikan tinggi. Ini adalah fakta yang kita harus akui. Dan ini adalah
celah yang dimanfaatkan dengan baik oleh pemain politik.
Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya
pemberontakan G 30 S/ PKI pada tanggal 30 September 1965. Demokrasi
terpimpin berakhir karena kegagalan Presiden Soekarno dalam
mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada yaitu PKI dan militer
yang sama-sama berpengaruh. PKI ingin membentuk angkatan kelima
sedangkan militer tidak menyetujuinya. Entah terjadi konspirasi atau memang
34
begini adanya, Akhir dari demokrasi terpimpin ditandai dengan dikeluarkannya
surat perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto
untuk mengatasi keadaan.11 Maret 1966 Adalah hari bersejarah dikeluarkannya
Supersemar, walaupun sampai saat ini kita tidak tahu menahu tentang
kenyataan dimana bukti tertulis itu berada saat ini,negara hanya menyatakan
“raib” atas keadaan ini.

Pada era orde lama (1955-1961), situasi negara Indonesia diwarnai oleh
berbagai macam kemelut ditingkat elit pemerintahan sendiri. Situasi kacau
(chaos) dan persaingan diantara elit politik dan militer akhirnya memuncak
pada peristiwa pembunuhan 6 Jenderal pada 1 Oktober 1965 yang kemudian
diikuti dengan dengan krisis politik dan kekacauan sosial. Peristiwa yang
sangat memilukan bangsa ini, Pada akhirnya rakyat menjadi tidak percaya
dengan pemerintahan, walaupun sesungguhnya bukan rakyat yang meminta
Ir.Soekarno mundur dari jabatannya sebagai Presiden. Pada masa ini persoalan
hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan cenderung
semakin jauh dari harapan. Dengan adanya peristiwa 1965 yang menimbulkan
banyak korban nyawa yang tak bersalah dari berbagai kalangan sampai pada
peristiwa 1966 yang mengukir sejarah baru Indonesia dengan diterbitkanya
Supersemar.Berikut adalah unsur-unsur yang diperlukan dalam penegakan
demokrasi:
Unsur-unsur Penegakan Dremokrasi
1. Negara hukum
2. Masyarakat madani
3. Infrastruktur politik (parpol, kelompok gerakan, kelompok kepentingan,
kelompok penekan)
4. Pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer


1. Kekuasaan legislatif lebih kuat dari pada kekuatan ekspekutif
2. Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggung jawabkan tindakan
kepada DPR
3. Program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik
sebagian anggota parlemen.

Dengan sistem parlementer terutama pada point ketiga tentu saja


demokrasi hanyalah sebuah impian rakyat karena jelas pemerintahan berada di
35
tangan penguasa politik terutama yang memiliki kekuatan mayoritas dalam
kabinet.

2.3. Pelaksanaan Demokrasi pada masa Orde Baru


Pemerintahan Orde Lama berakhir setelah keluar Surat Perintah
Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan Ketetapan MPRS No.
IX/MPRS/1966. Sebagai pengganti masa Orde Lama, maka muncul
pemerintahan Orde Baru dengan dukungan kekuatan TNI-AD sebagai kekuatan
utama.
Pelaksanaan demokrasi masa Orde Baru ditandai perbedaan, yaitu
dilaksanakan pemilihan umum dengan asas langsung, umum, bebas, dan
rahasia lebih dari lima kali untuk memilih anggota DPRD tingkat I, DPRD
tingkat II, dan DPRD. Pemilihan tersebut kemudian membentuk MPR yang
bertugas menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.
(Kacung maridjan,2010:64)
Dari hasil pemilu 1971 sampai pemilu 1997, pucuk pemerintahan
tidak pernah mengalami pergantian, hanya pejabat setingkat menteri yang silih
berganti. Pucuk kekuasaan tidak pernah digantikan orang lain, Soeharto
menjabat 32 tahun karena pada masa itu belum dikenal adanya pembatasan
kekuasaan presiden tentang periode jabatan.
Namun terjadi kemajuan pesat di bidang pembangun secara fisik
dengan bantuan dari negara asing yang memberikan pinjaman lunak. Oleh
karena besarnya pinjaman yang menjadi beban pemerintah, bersamaan dengan
krisis ekonomi maka pemerintahan menjadi goyah. Kita melepaskan
PT.Freeport dengan sistem pembagian saham,dan lebih parah nya lagi
mayoritas atau hampir bisa dikatakan seluruh keuntungan PT.Frepoort mengalir
ke devisa Amerika sebagai negara kreditur kita. Selain itu, dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan negara pada rezim orde baru kurang konsekuen
dalam pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Tanggal 21 Mei 1998 presiden
resmi mengundurkan diri.
Kekuasaan Orde Baru sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan
Indonesia tidak mengamalkan nilai-nilai demokrasi. Praktik kenegaraan Orde
Baru dijangkiti korupsi, kolusi,dan nepotisme.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa demokrasi pada masa orde
baru hanya sekedar formalitas belaka ,pada akhirnya rezim yang berkuasa akan
tetap menekan kita untuk memilihnya kembali menjadi penguasa di negeri ini.

36
2.4. Demokrasi di Indonesia Era Reformasi
Gerakan reformasi membawa perubahan-perubahan dalam bidang
politik dan usaha penegakkan kedaulatan rakyat, serta meningkatkan peran
serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam kehidupan
politik.Dengan pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden baru berubah juga
pola otoriter penguasa yang selama 32 tahun kita rasakan Ketika masa
pemerintahan Soeharto.(Soehino,2010:108)
Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada UUD 1945 yang telah diamandemen oleh
MPR. Dengan penyempurnaan pelaksanaannya, meningkatkan peran lembaga-
lembaga negara dengan menegakkan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan, (check and balance system)
yang jelas antar lembaga-lembaga eksekutif, legislative, dan yudikatif dan yang
lebih jelas tidak ada kekuasaan berlebih pada salah satu lembaga, seperti
berikut:

1. Presiden dan wakil Presiden dipilih dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat
dipilih kembali satu kali jabatan yang sama
2. DPA dihapuskan
3. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu.

Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan hasil pemilu.


Nuansa demokrasi sangat terasa dalam era reformasi ini, terutama dalam hal
penegakkan HAM dan usaha recovery ekonomi dan kemandirian bangsa.

37
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang berusaha
untuk membangun system politik demorkasi sejak menyatakan kemerdekaan
dan kedaulatannya pada tahun 1945, dan kemerdekaan Negara Indonesia,
berbagai hal berkenaan dengan hubungan Negara, masyarakat telah di atur
dalam UUD 1945.
3.2 Saran
Setelah selesainya makalah ini, di sana sini banyak kekurangan dari
benarnya. Maka kami selaku penyusun makalah ini berharap kritik dan
sarannya yang sifatnya membangun.Karena kami selaku penyusun masih dalam
tahap belajar. Atas saran-sarannya kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini berguna bagi penyusun dan pembacanya.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anwary S.Dr. “ Bunga Rampai Amanat Rkyat Jilid I ”, Jakarta, Penerbit


Institute of socioeconomics and political studies, 2001.
Arifin Rahman, “Sistem Politik Indonesia Dalam Prespektif Struktural dan
Fungsional”
Surabaya, SIC. 1998.

38

Anda mungkin juga menyukai