Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ARZY NURZAMAN

NIM : 21123052
HI 3

PPKN PERTEMUAN KE 6
1. Coba sodara terangkan tentang ajaran demokrasi?
2. Jelaskan tentang unsur unsur demokrasi?
3. Kemukakan tentang macam macam demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia?
4. Coba sodara jelaskan jenis demokrasi berdasarkan prioritas?
5. Apa saja alasan pelaksanaannya demokrasi di bedakan menjadi dua?
6. Jelaskan tentang prinsip pemerintah demokrasi di bawah rule of law?
7. Coba sodara jelaskan apa itu budaya politik kaula dan budaya parokial?
8. Jelaskan tentang pelaksanaan budaya politik masyarakat yang demokratis akan
menerapkaan nilai nilai?
9. Coba sodara jelaskan tentang ada factor factor yang membangun budaya demokrasi akan
di bangun?
10. Coba sodara jelaskan tentang bagaimana dengan budaya politik yang di kembangkan di
Indonesia pada masa sekarang?

JAWABAN
1. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana semua warga negara mempunyai
hak yang sama untuk mengambil keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi secara langsung atau melalui
perwakilan mereka dalam pembuatan, pengembangan, dan pemberlakuan undang-undang.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, adat dan budaya yang memungkinkan
pelaksanaan kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi bukan sekedar praktik
atau prosedur, namun juga seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan.
Demokrasi menuntut penghormatan terhadap martabat manusia. Dasar-dasar demokrasi
mencakup kebebasan berkumpul, berserikat, dan berekspresi, inklusivitas dan kebebasan
politik, kewarganegaraan, persetujuan dari yang diperintah, hak untuk memilih, dan
perlindungan terhadap perlakuan tidak adil pemerintah terhadap kehidupan, kebebasan,
dan hak-hak minoritas. Ini mencakup kebebasan dari kekurangan.
2. Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang dianut oleh suatu negara dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara untuk mengambil keputusan.
Sistem pemerintahan demokrasi membuat seluruh warga negar berhak untuk berperan aktif
secara langsung maupun tidak langsung dalam merumuskan, mengembangkan, dan
menetapkan suatu undang-undang.
Demokrasi memiliki beberapa unsur-unsur penting didalam pelaksanaannya. Unsur-unsur
dalam demokrasi adalah.
1. Adanya partisipasi masyarakat secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Adanya pengakuan supremasi hukum
3. Adanya pengakuan kesamaan antara setiap warga negara.
4. Adanya kebebasan dalam berpendapat, beragama, pemilihan, dan lain-lain.
5. Adanya pengakuan supremasi sipil atas militer

3. Berikut adalah macam macam demokrasi yang pernah di gunakan di Indonesia :


1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Demokrasi parlementer berlaku mulai dari fase awal kemerdekaan Indonesia hingga tahun
1959. Adapun Undang-Undang Dasar 1949 dan 1950 mendukung pemberlakuan demokrasi
parlementer ini. Ciri-ciri demokrasi parlementer adalah sebagai berikut.
- Kekuasaan legislatif di atas eksekutif.
- Menteri atau kabinet bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
- DPR dapat menjatuhkan kabinet.
- Presiden hanya sebagai lambang dan kepala negara.
- Pemerintahan bertanggung jawab kepada kabinet.
- Kabinet dipimpin oleh perdana menteri.
- Ada banyak partai yang berkembang.
- Pengambilan keputusan dengan berdasarkan suara mayoritas.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Menurut sejarah, demokrasi terpimpin ini diterapkan di Indonesia pada periode 1959
sampai 1965. Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin diawali sejak dikeluarkannya Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959.
Dekrit ini dianggap menandai kekuasaan Presiden Soekarno yang hampir tidak terbatas dan
pemusatan kekuasaan. Pada saat itu, Presiden Soekarno mengganti sistem pemerintahan
demokrasi liberal menjadi sistem demokrasi terpimpin.
Dalam pandangan Soekarno, demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Namun dalam
penerapannya, kekuasaan presiden menjadi lebih besar dan mengarah pada perilaku yang
otoriter. Pada pelaksanaannya, demokrasi terpimpin lebih cenderung berpusat pada
kekuasaan presiden sebagai pemimpin besar revolusi.
Hal ini merupakan bentuk penyimpangan terhadap nilai demokrasi karena adanya
kekuasaan pemimpin yang terpusat. Oleh sebab itu, demokrasi terpimpin harus segera
diganti dengan demokrasi Pancasila.
3. Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila dipopulerkan pada masa kepemimpinan Soeharto (1966-1998).
Sedangkan pelaksanaan demokrasi Pancasila di era orde baru yaitu setelah terbitnya Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966. Pada pelaksanaan Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru, Presiden dapat terus menjabat, sementara wakil Presiden dapat
diganti. Dalam jurnal ilmiah Demokrasi dalam Sejarah Ketatanegaraan RI (2014) karya Arif
Wijaya disebutkan bahwa kondisi ini disebut tidak adanya rotasi kekuasaan eksekutif.
Pada masa Orde Baru, kebebasan pers atau penyiaran berita melalui surat kabar, majalah,
dan radio dibatasi. Berbagai surat kabar dan majalah yang menyinggung bisnis dan kasus
pelanggaran hukum diberedel atau dicabut peredarannya. Nah, dengan adanya kekurangan
tersebut, demokrasi Pancasila yang berlaku pada masa Orde Baru mulai diganti dan
diperbaiki pelaksanaannya pada masa Reformasi.
4. Demokrasi Pancasila Reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi Pancasila yang dilaksanakan pada masa Reformasi berbeda dengan pelaksanaan
demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru karena adanya perbaikan. Di era Reformasi pada
masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie pemilu mulai berlaku dengan demokratis.
Jika sebelumnya rotasi terjadi banyak praktik nepotisme, pelaksanaan Demokrasi Pancasila
era reformasi membuka kesempatan semua orang untuk menggunakan hak politiknya. Pada
tahun 2004, rakyat memiliki kebebasan dan hak untuk memilih presiden, wakil presiden,
dan wakil legislatif. Setahun berikutnya, tahun 2005, rakyat juga mempunyai hak untuk
memilih kepala daerah dengan berlandaskan prinsip pemilu.
4. Jenis-jenis demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian:
berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, prinsip ideologi, dan titik perhatian atau tujuan,
ada 8 macam demokrasi yang ada di masyarakat. Berikut penjelasannya.
-Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat
1. Demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya untuk bermusyawarah dalam
menentukan kebijakan umum negara.
2. Demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi jenis ini diterapkan
atas pertimbangan kenyataan suatu negara dengan jumlah penduduk yang besar, wilayah
yang luas, dan permasalahan yang semakin kompleks.
-Berdasarkan Prinsip Ideologi
1. Demokrasi Konstitusional. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berlandaskan
pada kebebasan atau individualisme. Demokrasi ini dicirikan dengan kekuasaan pemerintah
yang terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-
wenang terhadap warganya. Dalam hal ini, kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2. Demokrasi Rakyat. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan salah satu jenis
demokrasi yang berhaluan Marxisme-Komunisme. Demokrasi ini menginginkan kehidupan
tanpa adanya kelas sosial. Contohnya adalah negara Korea utara dan bekas negara Uni
Soviet.
3. Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang berlaku di
Indonesia. Demokrasi ini bersumber dari tatanan nilai sosial dan budaya dengan berasaskan
musyawarah untuk mufakat. Demokrasi ini juga mengutamakan kepentingan yang
berimbang.
-Berdasarkan Tujuan
1. Demokrasi Formal. Demokrasi formal adalah demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik tanpa adanya pengurangan kesenjangan dalam bidang
ekonomi. Demokrasi formal dianut oleh negara-negara liberal.
2. Demokrasi Material. Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus pada upaya untuk
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, di mana persamaan dalam bidang politik
kurang diperhatikan. Demokrasi jenis ini dianut oleh negara-negara komunis.
3. Demokrasi Gabungan. Macam-macam demokrasi selanjutnya adalah demokrasi gabungan
yang dianut oleh negara-negara non blok. Demokrasi gabungan berada pada jalur tengah,
yakni mengambil kebaikan dan membuang keburukan dari pelaksanaan demokrasi formal
dan material
5. Macam-macam demokrasi berdasarkan prosesnya dibagi menjadi dua, yakni demokrasi
langsung dan demokrasi tidak langsung.
Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah proses demokrasi di mana semua elemen masyarakat ikut
dalam permusyawaratan untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan Undang-Undang.
Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas warga dalam politik. Demokrasi langsung
adalah ketika warga negara dapat menentukan kebijakan secara langsung, tanpa
perwakilan, perantara atau majelis parlemen.
Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu, peraturan
tersebut ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan suara pada suatu masalah dan
menentukan nasib negara mereka sendiri.
Demokrasi Tidak Langsung
Demokrasi tidak langsung adalah proses demokrasi di mana kebijakan umum atau Undang-
Undang dirumuskan dan diputuskan oleh lembaga perwakilan rakyat, misalnya Dewan
Perwakilan Rakyat. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi representatif adalah ketika
orang memilih siapa yang akan mewakili suara mereka di parlemen. Demokrasi ini adalah
bentuk demokrasi yang paling umum ditemukan di seluruh dunia.
Sebagian besar negara yang menganut demokrasi tidak langsung menganggap diri mereka
sebagai negara demokrasi liberal. Hal ini karena mereka lebih menghargai kebutuhan warga
negara mereka daripada kebutuhan seluruh negara. Kondisi tersebut yang menjadi
penyebab mengapa di negara-negara seperti India dan Amerika Serikat, sulit untuk
menyatakan keadaan darurat.

6. Konsep negara hukum


Ada perbedaan yang mendasar antara rule of law dan rechtsstaat menurut para ahli.
1. Elemen rule of law menurut Dicey
-Supremasi hukum
-Persamaan dalam hukum
-Proses hukum yang baik dan benar
2. Elemen rechsstaat menurut Julius Stahl
-Perlindungan hak asasi manusia
-Pembaguan kekuasaan
-Pemerintahan berdasarkan undang-undang
-Peradilan tata usaha negara
Jika ditelisik dalam UUD 1945, Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pasal 1 ayat (3)
UUD 1945. Selain itu, ada 12 hal yang dapat dikategorikan bahwa indonesia adalah negara
hukum selain berdasarkan UUD 1945, antara lain:
-Supremasi hukum;
-Persamaan dalam hukum;
-Proses hukum yang baik dan benar;
-Pembatasan kekuasaan;
-Lembaga eksekutif independen;
-Peradilan yang bebas dan mandiri;
-Peradilan tata usaha negara;
-Peradilan konstitusi;
-Perlindungan ham’
-Sarana mewujudkan tujuan negara;
-Transparansi dan kontrol sosial; dan
-Bersifat demokratis

7. Berikut tipe-tipe budaya politik:


-Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat
rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan Parokial apabila frekuensi
orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak
memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini
umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia.
dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala
kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran
yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
-Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan
sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik
suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi
terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat
pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun
frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang
dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas
pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat
terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak
suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai
tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah.

8. Budaya Politik di Indonesia bisa dilihat dari pelaku masyarakatnya. Jadi, pengertiannya
yaitu tindakan atau sikap warga negara dalam merespon struktur serta aktivitas politis
dalam sebuah wilayah.
Adapun mengenai budaya poliktik ini berasal dari aspek tertentu, seperti adat, pengetahuan
serta norma masyarakat. Hasil pemahaman, pembelajaran maupun analisis dalam kurun
waktu tertentu oleh masyarakat yang akhirnya membentuk budaya.
Sifat budaya yang berkembang di masyarakat indonesia sekarang adalah mixed political
culture. Selain mempunyai budaya bertipe parokial, juga memegang partisipan. Apa
pengertian dari kedua tipe ini? Berikut penjelasannya
Berdasarkan buku yang berjudul Mengenal Ilmu Politik (2015) karya Ikhsan Darmawan,
terdapat tiga tipe budaya bidang ini. Budaya politik di Indonesia masuk ke dalam tipe yang
sudah disebutkan sebelumnya. Tiga tipe tersebut antara lain:
1. Parokial
Parokial mempunyai cakupan daerah terbatas. Jadi, lingkupnya kecil dalam zona daerah.
Parokial menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat dalam kegiatan bidang ini rendah.
Biasanya terjadi pada kelompok masyarakat yang tradisional atau berada di wilayah
terpencil, sehingga sarana untuk ikut berpartisipasi pun kurang memadai. Parokial ditandai
dengan kurang tertariknya warga mengenai masalah politik.
2. Partisipan
Budaya politik di Indonesia partisipan ditandai dengan kesadaran rakyat untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan aspek ini. Masyarakat pada partisipan sadar bahwa sebagai
warga negara mempunyai hak dan kewajiban terkait masalah politik.
Kontribusi aktif yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan politik. Apalagi
mengingat masyarakat memang mempunyai peran dalam penetapan kebijakan tersebut,
tidak hanya oleh penguasa saja.
Partisipan secara umum diterapkan pada wilayah yang sistemnya menganut demokrasi.
Sebab, pada sistem ini, dalam negara pemerintah serta masyarakat memiliki hak dan juga
kebebasan setara.
3. Subjek
Terakhir adalah subjek, di mana masyarakat tidak sadar dan kurang perduli mengenai sistem
pemerintahan yang sedang berlangsung. Warganya lebih tertarik terhadap hasil dari
penyelenggaraannya.
Sedangkan terkait proses, keterlibatan dan partisipasi termasuk rendah. Sehingga bisa
dikatakan bahwa pengaruh dari warga terhadap sistem ini sangat kecil. Masyarakat hanya
menunggu kebijakan dari penguasa saja, tidak ikut andil di dalamnya.

9. Melihat perjalanan demokrasi Indonesia sejak tahun 1945 sampai sekarang tampak
berjalan tersendat-sendat. Hal ini banyak dipengaruhi oleh budaya kita yang bersifat feodal
dan birokratis sebagai suatu karakter masyarakat tradisional sehingga peluang demokrasi
untuk berkembang pada masyarakat tradisional kecil. Demokrasi akan cepat berkembang
pada masyarakat kapitalis yang bersumber dari liberalisme. Liberalisme menurut Rawls
ditopang oleh prinsip “egalitarianisme”, yaitu (1) adanya jaminan nilai kebebasan politik
yang adil, (2) persamaan kesempatan, (3) prinsip perbedaan. Melihat prinsip ini bukan
berarti di Indonesia demokrasi tidak akan bisa berkembang, tetapi tetap akan berkembang
walaupun proses perjalanannya tidak cepat (Anda dapat melihat perjalanan demokrasi sejak
Proklamasi kemerdekaan, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila dan Demokrasi di Era
Reformasi setelah jatuhnya Orde Baru).
Hal ini mengingat masyarakat berkembang terus sejalan dengan makin meningkatnya
tingkat pendidikan masyarakat dan makin surutnya kultur feodalisme dalam masyarakat
karena faktor alamiah. Dilihat dari aspek kekuasaan, yaitu pemusatan kekuasaan
pemerintahan kepada satu tangan juga akan menghambat perjalanan demokrasi tersebut.
Membangun demokrasi bukanlah hal yang gampang seperti kita membalikkan telapak
tangan, tetapi dalam tatanan negara dan pemerintahan harus ada faktor-faktor
pendukungnya untuk dapat berkembang dengan wajar. Faktor-faktor pendukung tersebut;
menurut M. Rusli Karim (1998), di antaranya (1) keterbukaan sistem politik, (2) budaya
politik yang partisipatif dan egalitarian, (3) kepemimpinan politik yang berpihak kepada
rakyat, (4) rakyat yang terdidik, cerdas dan berkepribadian, (5) adanya partai politik yang
tumbuh dari bawah, (6) penghargaan dan penghormatan terhadap formalisme dan hukum,
(7) masyarakat madani yang tanggap dan bertanggung jawab, (8) dukungan dari pihak luar
atau asing dan pemihakan terhadap golongan mayoritas.
Dalam budaya politik bangsa Indonesia hubungan antar sesama anggota masyarakat
dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Cara pandang ini melihat masyarakat Indonesia
sebagai suatu keluarga besar dan menerapkan nilai-nilai ”keluarga” dalam setiap masalah
harus dipecahkan secara bersama-sama melalui rembuk, berunding atau musyawarah.
Namun, apabila tidak dapat dicapai mufakat barulah diperkenankan untuk melakukan
pemungutan suara. Ada baiknya kita mengkaji pepatah dari negeri minang ”bule’ air di
pambuluh, bule’ kato dimufakat”. Jadi, kalau diangkat maknanya, yaitu keputusan yang
paling baik adalah keputusan yang disepakati bersama melalui musyawarah.
Demokrasi mempunyai nilai-nilai fundamental yang sangat erat hubungannya dengan
martabat kemanusiaan dan nilai-nilai hidup yang dimiliki oleh setiap orang.
Nilai-nilai tersebut, yakni berikut ini.
1. Hak-hak yang kita klasifikasikan sebagai hak dasar (Basic Rights) yang harus dilindungi
oleh pemerintahan yang demokratis seperti; hak hidup mendapatkan kebebasan dan hak
memiliki. Hak-hak dasar ini dapat diperluas menjadi hak sosial ekonomi, misalnya hak untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, perlindungan kesehatan, pendidikan.
2. Kebebasan berekspresi berkesadaran (freedom of conscience and expression) yang
kaitannya dengan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan hak untuk
mengembangkan diri.
3. Privasi masyarakat sipil (Privacy and civil society) yaitu adanya perlindungan atas hak
pribadi dan sosial, yang meliputi keluarga, pribadi, agama, organisasi, dan kegiatan-kegiatan
sejenis lainnya.
4. Keadilan (justice), yang meliputi:
-pemerataan keadilan (distributive justice);
-kebenaran keadilan (corective justice) atau kita kenal sebagai keputusan hukum yang adil
dan tepat sasaran;
-mekanisme keadilan (Procedural justice) atau keputusan hukum yang adil melalui lembaga
hukum.
5. Persamaan (equality) mencakup:
-persamaan dalam partisipasi politik, yaitu kesamaan hak setiap warga negara untuk dipilih
dan memilih;
-persamaan dihadapan hukum dengan kata lainnya tidak ada diskriminasi hukum yang
didasari oleh perbedaan ras/etnis agama afiliasi politik, gender;
-persamaan ekonomi atau semua warga negara memiliki peluang dan kesempatan yang
sama untuk memperoleh kesejahteraan.

10. Budaya politik adalah keseluruhan pandangan-pandangan politik, seperti norma, pola
orientasi terhadap politik, dan pandangan hidup pada umumnya. Budaya politik
mengutamakan dimensi psikologis dari suatu sistem politik, yaitu sikap-sikap, sistem
kepercayaan, simbol-simbol yang dimiliki oleh individu, harapan-harapan dan beroperasi
dalam seluruh masyarakat. Bentuk budaya politik dalam sebuah masyarakat dipengaruhi
oleh sejarah perkembangan dari sistem, agama yang ada dalam masyarakat tersebut,
kesukuan, status sosial, konsep kekuasaan, dan kepemimpinan. Almond dan Powell
mengklasifikasikan budaya politik ke dalam tiga hal, yakni:
-Budaya Politik Parokial: Budaya politik yang level partisipasinya sangat rendah.
-Budaya Politik Kaula: suatu komunitas atau masyarakat yang cukup maju baik sosial
maupun ekonomi, tetapi sikapnya pasif terhadap politik.
-Budaya politik partisipan: budaya politik di mana kesadaran masyarakatnya sangat tinggi
untuk aktif dalam aktivitas politik.
Sosial kemasyarakatan di Indonesia terbagi ke dalam kelompok atau kategori yang berbeda-
beda dan sangat beragam. Sehingga, keberagaman ini sangat mempengaruhi budaya politik
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai