Anda di halaman 1dari 13

Makna dan Praktek

Demokrasi di NKRI
Oleh :
Adek Larasati S. (1603416060)
Atika Eka Rachmasari (160341606084)
Istaufi Asadatillah (1603416060)
Racy Rizky (1603416060)
Demokrasi
Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat dan kratein
artinya pemerintah..
Demokrasi secara sederhana berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih kompleks, demokrasi berarti suatu sistem
pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang
partisipasi mereka dalam kehidupan politik, sementara pengisian jabatan-jabatan publik
dilakukan dengan dukungan suara rakyat dan merekan memiliki hak untuk memilih
dan dipilih.
Demokratisasi

Di bawah pemerintahan yang otoriter tidak ada demokrasi, karena hak rakyat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik, kebudayaan dan ekonomi dibatasi. Karena itu
dukungan rakyat terhadap demokratisasi akan sangat menetukan keberhasilan
proses tersebut
. Demokratisasi biasanya diawali dengan adanya liberalisasi (meluasnya kebebasan).
Dalam tahap ini media massa agak diberi kelonggaran sehingga tidak menghadapi
ancaman pembredelan, masyarakat cukup leluasa melakukan partisipasi sosial
melalui organisasi dan wahana lain, serta mulai berkembang penghargaan terhadap
keragaman (pluralisme). Walaupun demikian, nilai-nilai demokrasi belum diterapkan
secara utuh karena ada pembatasan hak rakyat oleh Negara.
Demokratisasi

Demokratisasi merupakan proses pendemokrasian segenap rakyat untuk


turut serta dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Atau turut serta
dalam berbagai bidang kegiatan (masyarakat/negara) baik langsung atau tdiak
langsung, dengan mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi warga negara. Upaya untuk menuju demokrasi
yang mantap membutuhkan partisipasi dari segenap elemen, dan organisasi-
organisasi sosial lainnya.
Kriteria untuk proses demokrasi
(demokratisasi) menurut Robert A. Dalil
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di
Indonesia.
Periode 1945-1959 (Masa Demokrasi Parlementer)
. Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan
kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk
Indonesia. Karena lemahnya benih-benih demokrasi sistem parlementer member peluang untuk
dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin)
Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI
sebagai unsure sosial-politik semakin meluas.
Periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR dalam rangka untuk
meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin,
dalam perkembangannya, peran presiden semakin dominant terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain.
Periode 1999- sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi)
Pada masa ini, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi dapat berkembang.
Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan yang tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat,
melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata
lain, model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Implementasi Demokrasi Pancasila Era
Reformasi Sebagai Perwujudan Kedaulatan
Rakyat
Salah satu implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat
adalah dengan diadakannya Pemilihan Umum. Pemilihan Umum atau yang biasa
disingkat Pemilu merupakan suatu ajang aspirasi rakyat sebagai perwujudan dari
kedaulatan rakyat.
Tujuan diselenggaraknnya Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil
daerah serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mencapai tujuan nasional sesuai dengan
UUD 1945. Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri. Komisi ini bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
Pemilu dan dalam pelaksanannya menyampaikan laporan kepada Presiden dan DPR.
Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi

Adanya keterlibatan warga Negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan


politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
Adanya persamaan hak bagi seluruh warga Negara dalam segala bidang.
Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga Negara.
Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Kedaulatan rakyat.Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi.
Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat.
Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas.
Jaminan hak-hak asasi manusia.
Pemilu yang bebas dan adil.
Persamaan di depan hukum.
Perlindungan hukum.Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari
tindakan sewenang-wenang oleh Negara.
Pemerintahan dibatasi oleh konstitusi.
Penghargaan pada keberagaman.
Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi.
Keterkaitan Prinsip Demokrasi Dengan
Prinsip Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :
a. Prof. Dardiji Darmodihardjo, SH Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup Bangsa Indonesia, yang perwujudannya
seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945.
b. Prof. Dr. Drs. Notonagoro, SH Demokrasi Pancasila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha
Esa, yang berprikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (pengertian senada dikemukakan pula
oleh Soemantri, SH dan Drs. S. Pamudji, MPA)
Aspek Demokrasi Pancasila
a. Aspek material (segi isi/substansi) Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan
dioleh integrasikan sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian Demokrasi
Pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik, tetapi juga demokrasi
ekonomi dan sosial (ldalam amandemen UUD 1945 dan penjelasannya dalam
pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34).
b. Aspek formal Demokrasi Pancasila merupakan bentuk atau cara
pengambilan keputusan (demokrasi politik) yang dicerminkan oleh sila
keempat, yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan .
Asas Pokok Demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah


pengakuanhakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang
sama dalamhubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas
pokok demokrasi, yaitu:
Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan
rahasiaserta adil; dan
Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai