Anda di halaman 1dari 16

DEMOKRASI

PANCASILA

OLEH:
KELOMPOK 7

NURUL DINA FADHILAH


(1811311024)
NURUL FADILLAH
(1811311034)
RAMADHINDA PUTRI
(1811312022)
HASFIRA DWI CITRA
(1811312046)
Pengertian Demokrasi
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti
kekuasaan.
Jadi,secara terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan
rakyat. Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengertian bahwa sistem
kekuasaan tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.
Makna demokrasi dalam sebuah ideologi adalah bahwa ketika sebuah Negara
sebagai sebuah organisasi tertinggi dalam wilayah tertentu menganut demokrasi,
Negara tersebut harus mau menyerahkan kekuasaan kepada rakyat, sehingga :
 Rakyat yang membuat aturan dasar
 Rakyat yang membentuk pemerintahan
 Rakyat yang membuat kebijakan untuk dilaksanakan oleh pemerintah tersebut,
dan
 Rakyat yang mengawasi dan menilai pelaksanaan kebijakan tersebut atau kinerja
pemerintah.
Jadi, dalam pelaksanaannya merupakan sistem pemerintahan dimana kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat, dalam pengorganisasian suatu Negara.
UNSUR-UNSUR DEMOKRASI
1. Negara Hukum
Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia, istilah Negara
hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga Negara melalui perlembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak
asasi manusia. Konsep Negara hukum dicirikan dengan:
 Adanya jaminan perlindungan terhadap HAM

 Adanya supremasi hukum dalam penyelengaraan Negara

 Adaya pemisahan danpembagian kekuasaan Negara

 Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.


2.Masyarakat Madani
 Masyarakat madani (Civil Society) dicirikan dengan masyarakat
terbuka, yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan
Negara, masyarakat yang kritis dan berpartisipasi aktif.
 Masyarakat madani merupakan salah satu pendiri pemerintahan
demokrasi, di mana masyarakat madani sendiri sebagai kotrol dari
kinerja lembaga eksekutif dan yudikatif, dan menjadi penting
keberadaannya dalam mewujudkan demokrasi.
 Masyarakat madani (Civil Society), mensyaratkan adanya civic
gagement yaitu keterlibatan warga Negara dalam asosiasi-asosiasi
sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap
terbuka, percaya, dan toleran antara satu dengan yang lain sangat
pening artinya bagi bangunan politk demokrasi.
3. Insfrastruktur Politik
• Insfrastuktur yang terdiri dari partai politik, kelompok
gerakan, dan kelompok penekan.
• Fungsi partai politik menurut Mirriam Budiardjo :
• Sebagai  sarana komunikasi politik
• Sebagai sarana sosialisasi politik
• Sebagai sarana rekrutmen kader dan anggota
politik
• Sebagai sarana pengatur konflik.
• Dan begitu pula dengan kelompok penekan dan
kelompok gerakan, mereka mengambil peran penting
dalam perubahan pemerintahan
4. Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab
 Peran pers dalam kehidupan demokrasi sangat penting, karena
dari sinilah berbagai ragam informasi akan dipublikan. Di lain
pihak juga pers mengambil andil sebagai media penyampai
aspirasi masyarakat dalam mengkritisi kinerja pemerintah.
 Selain itu, dewan pers juga sebagai mediator, sebagai mediator
antara penerbitan pers dan masyarakat, dewan pers pun bersikap
independen dan adil. Dewan pers menekankan pada tercapainya
penyelesaian informal, melalui musyawarah, antara pihak
pengadu dan pihak penerbitan pers bersangkutan. Penyelesaian
yang bersifat lebih formal hanya akan diambil jika upaya
musyawarah tidak membuahkan hasil.
PERKEMBANGAN DEMOKRASI
 Demokrasi Parlementer (Liberal)
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959),
kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil sehingga program
suatu kabinet tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan
berkesinambungan. Salah satu faktor penyebab ketidakstabilan
tersebut adalah sering bergantinya kabinet yang bertugas sebagai
pelaksana pemerintahan.
Misalnya, selama tahun 1945-1949 dikenal beberapa kabinet
antara lain Kabinet Syahrir I, Kabinet Syahrir II, dan Kabinet
Amir Syarifudin. Sementara itu, pada tahun 1950-1959, umur
kabinet kurang lebih hanya satu tahun dan terjadi tujuh kali
pergantian kabinet, yaitu Kabinet Natsir, Sukimin, Wilopo, Ali
Sastro Amidjojo I, Burhanudin Harahap, Ali Sastro Amidjojo II,
dan Kabinet Djuanda. 
Demokrasi Indonesia Terpimpin
Demokrasi Terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi masyarakat pada waktu itu. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan Bung Karno
ketika memberikan amanat kepada konstituante pada 22 April 1959 tentang pokok-
pokok
Demokrasi Terpimpin yang antara lain adalah sebagai berikut: 
a)      Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator, berlainan dengan Demokrasi
Sentralisme, dan berbeda pula dengan Demokrasi Liberal yang dipraktekkan selama
ini. 
b)      Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan
dasar hidup bangsa Indonesia. 
c)      Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial. 
d)    Inti pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh perdebatan dan penyiasatan yang
diakhiri dengan pengaduan kekuatan dan penghitungan suara pro dan kontra.
e)      Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dengan alam Demokrasi Terpimpin. Inti Demokrasi Terpimpin adalah yang
penting ialah para permusyawaratan yang dipimpin dengan hikmat kebijaksanaan.
• Demokrasi di Indonesia pada Masa Orde Baru
Demokrasi Pancasila pada kepemimpinan Soeharto, stabilitas
keamanan sangat dijaga sehingga terjadi pemasungan kebebasan
berbicara. Namun tingkat kehidupan ekonomi rakyat relatif baik. Hal
ini juga tidak terlepas dari sistem nilai tukar dan alokasi subsidi BBM
sehingga harga-harga barang dan jasa berada pada titik
keterjangkauan masyarakat secara umum. Namun demikian penyakit
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) semakin parah menjangkiti
pemerintahan. Selain itu, pemasungan kebebasan berbicara ternyata
menjadi bola salju yang semakin membesar yang siap meledak. Bom
waktu ini telah terakumulasi sekian lama dan ledakannya terjadi pada
bulan Mei 1998.
Masa demokrasi Pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi di
indonesia yang dikenal dengan demokrasi konstitusional yang
menonjolkan sistem presidensial,Namun dalam perkembangannya
peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga negara
yang lain, ditandai dengan mengukuhkan dominasi peranan ABRI dan
Golongan Karya dalam kancah politik sebagai kekuatan utama
Presiden.
 Demokrasi Era Reformasi
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. 
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis
antara lain: 
a)      Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
reformasi
b)      Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
c)      Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang
bebas dari KKN
d)     Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI
e)      Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Masa demokrasi Pancasila era reformasi, dengan berakar pada kekuatan
multipartai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar
lembaga Negara, antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada masa ini peran
partai politik kembali menonjol sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas
baru
PENGERTIAN  DEMOKRASI PANCASILA

• Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan


Pancasila dan UUD 1945. Dalam Demokrasi Pancasila sangat
diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila
tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh
melalui pemungutan suara.
(Pasal 2, Ayat (3), WD 1945).
• Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas
ataupun tirani minoritas. Dominasi mayoritas adalah kelompok
besar yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani
minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala segi
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan
kelompok besar.
CIRI DEMOKRASI PANCASILA:
 Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
 Adanya pemilu secara berkesinambungan

 Adanya peran-peran kelompok kepentingan

 Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak


minoritas.
 Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan
cara untuk menyelesaikan masalah.
 Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan
suara terbanyak
Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
 Perlindungan terhadap hak asasi manusia
 Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
 Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah
dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK,DPR atau lainnya
 Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasirakyat
 Pelaksanaan Pemilihan Umum
 Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban
 Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada 
Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
Fungsi Demokrasi Pancasila
1.      Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan
bernegara
2.      Menjamin tetap tegaknya negara RI
3.      Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional
4.      Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada
Pancasila
5.      Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang antara lembaga negara
6.      Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung
jawab
ASPEK DEMOKRASI PANCASILA
1.      Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)
Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah,
pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi
ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam pasal
27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).
2.      Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan
perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil
rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
3.      Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria
pencapaian tujuan.
4.      Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
5.      Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah
tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
6.      Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai