Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Sejarah Islam

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam bahasa Inggris disebut history. Dari
segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu, sedang ‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut pengertian istilah, al-tarikh berarti; ’’sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa


yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana
benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia’’.

Dalam bahasa Indonesia sejarah berarti: silsilah; asal-usul (keturunan); kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan Ilmu Sejarah adalah ’’pengetahuan atau uraian
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau’’.

Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud sejarah Islam adalah peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.

B. Periodisasi Sejarah Islam

Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam yang telah berusia
lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam (muslim) dimulai sejak
Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul, dan berada di Makkah atau tiga belas tahun sebelum
hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa sejarah Islam itu dimulai sejak lahirnya negara
Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW.
Berhijrah ke Madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib.

Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang
unit sejarah. Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat. Masyarakat Muslim telah
ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan seruannya. Malah jumlah mereka sedikit atau banyak
tidak menjadi soal. Disamping itu, meskipun mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu
organisasi yang memiliki corak tersendiri. Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah
Negara, sehingga sejarah Islam mulai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.

Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam
yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode
pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai periode praklasik
guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.

Hasjimy menyatakan bahwa para ahli sejarah kebudayaan telah membagi sejarah kebudayaan Islam
kepada sembilan (9) periode, sesuai dengan perubahan-perubahan politik, ekonomi, dan social dalam
masyarakat Islam selama masa-masa itu. Kesembilan periode itu adalah, sebagai berikut:
1. Masa permulaan Islam, yang dimulai sejak lahirannya Islam pada tanggal 17 Ramadhan 12 tahun
sebelum hijrah sampai tahun 41 Hijriyah, atau 6 Agustus 610 sampai 661 M;

2. Masa Daulah Amawiyah: dari tahun 41-132 H. ( 661-750 M );

3. Masa Daulah Abbasiyah Islam: dari tahun 132-232 H. ( 750-847 M );

4. Masa Daulah Abbasiyah II: dari tahun 232-334 H. ( 847-946 M );

5. Masa Daulah Abbasiyah III: dari tahun 334-467 H. ( 946-1075 M );

6. Masa Daulah Abbasiyah IV: dari tahun 467-656 H. ( 1075-1261 M );

7. Masa Daulah Mungoliyah: dari tahun 656-925 H. ( 1261-1520 M );

8. Masa Daulah Utsmaniyah: dari tahun 925-1213 H. ( 1520-1801 M );

9. Masa Kebangkitan Baru: dari tahun 1213 H. (1801 M ) sampai awal abad 20.

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa periode sejarah kebudayaan Islam dimulai sejak Nabi
Muhammad SAW. Diangkat menjadi Rasul, pada tahun 12/13 tahun sebelum hijrah. Hal ini berarti
mendukung pendapat pihak pertama sebagaimana uraian terdahulu.

Di lain pihak Harun Nasution juga telah membagi sejarah Islam secara garis besar ke dalam tiga (3)
periode besar, yaitu:

a. Periode klasik (650-1250 M);

Periode klasik merupakan kemajuan Islam dan dibagi ke dalam dua fase, yaitu pertama: fase ekspansi,
integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M); kedua: fase disintegrasi,

b. periode pertengahan (1250-1800 M);

periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase, yaitu; fase kemunduran (1250-1500 M) dan fase
ketiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman
kemunduran (1700-1800 M),

c. periode modern (1800-dan seterusnya).

Sedang periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam.

Dari pendapat tersebut dapat dipahami periodisasi sejarah Islam dimulai pada tahun (650 M), yang
berarti dia tidak memasukkan masa permulaan Islam (sejak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi
Rasul) sampai dengan tahun 650 M, sebagai periode Islam. Pada selama masa itu (610-650 M) Nabi
Muhammad SAW dan umatnya (para sahabat) telah banyak berperan membawa perubahan-perubahan
besar dikalangan masyarakat, yang seharusnya dimasukkan dalam suatu babakan (periodisasi) sejarah
tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai