Anda di halaman 1dari 13

MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA

Islam hadir di Nusantara ini sebagai agama baru dan pendatang. Dikarenakan
kehadirannya lebih belakang dibandingkan dengan agama Hindu, Budha,
Animisme dan Dinamisme. Dinamakan agama pendatang karena agama ini hadir
dari luar negeri. Terlepas dari subtansi ajaran Islam, Islam bukan merupakan
agama asli bagi bangsa Indonesia, melainkan agama yang baru datang dari Arab. 

Sebagai agama baru dan pendatang saat itu, Islam harus menempuh strategi
dakwah tertentu, melakukan berbagai adaptasi dan seleksi dalam menghadapi
budaya dan tradisi yang berkembang di Indonesia. 

Perkembangan Islam di Nusantara ini merasakan berbagai pengalaman, disebabkan


adanya keberagaman budaya dan tradisi pada setiap pulau tersebut. Bahkan dalam
satu pulau saja bisa melahirkan berbagai budaya dan tradisi. Perjumpaan Islam
dengan budaya (tradisi) lokal itu seringkali menimbulkan akulturasi budaya. 

Kondisi ini menyebabkan ekpresi Islam tampil beragam dan bervariasi sehingga
kaya kreativitas kultural-religius. Realitas ini merupakan risiko akulturasi budaya,
tetapi akulturasi budaya tidak bisa dibendung ketika Islam memasuki wilayah baru.
Jika Islam bersikap keras terhadap budaya atau tradisi lokal yang terjadi justru
pertentangan terhadap Islam itu sendiri bahkan peperangan dengan pemangku
budaya, tradisi atau adat lokal seperti perang Padri di Sumatera. 

Maka jalan yang terbaik adalah melakukan seleksi terhadap budaya maupun tradisi
yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam untuk diadaptasi sehingga
mengekpresikan Islam yang khas. Ekpresi Islam lokal ini cenderung berkembang
sehingga menimbulkan Islam yang beragam.

Dalam konteks sejarah penyebaran Islam di Nusantara tepatnya pada aba ke -15
dan khususnya di tanah Jawa, Walisongo mempunyai peran yang cukup besar
dalam proses akulturasi Islam dengan budaya. Budaya dijadikan sebagai media
dalam menyebarkan Islam dan mengenalkan nilai dan ajaran Islam kepada
masyarakat secara persuasif. Kemampuan memadukan kearifan local dan nilai-
nilai Islam mempertegas bahwa agama dan budaya lokal tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Secara sosiologis, keberadaan Walisongo hampir semua
berada di titik tempat pusat kekuatan masyarakat, yaitu di Surabaya, Gresik,
Demak, dan Cirebon. Bahkan kerabat mereka pun memiliki peran yang signifikan
juga dalam penyebaran Islam secara kultural.
Dalam konteks praktik keagamaan yang dijalankan masyarakat Indonesia yang
berhubungan dengan gerakan dakwah Walisongo dtampak sekali terdapat usaha
membumikan Islam. Fakta tentang pribumisasi Islam yang dilakukan Walisongo
dalam dakwahnya terlihat sampai saat ini. Sejumlah istilah local yang digunakan
untuk menggantikan istilah yang berbahasa Arab, contohnya Gusti Kang Murbeng
(Allahu Rabbul Alamin), Kanjeng Nabi, Kyai (al-Alim), Guru (Ustadz), bidadari
(Hur), sembahyang (shalat), dan lain-lain.

Sejak masa Wali Songo, Islam di Indonesia memiliki dua model di atas. Kelompok
formalis lebih mengutamakan aspek fikih dan politik kenegaraan, sedangkan
kelompok esensialis memprioritaskan aspek nilai dan kultur dalam berdakwah. Di
era kemerdekaan sampai dengan era pascareformasi, polemik antara kedua model
keberagamaan ini masih tetap ada.

Dalam masyarakat yang pluralistik saat ini diperlukan pengembangan kiat-kiat


baru bagi para pendakwah dengan menyelaraskan dengan kemajuan tekhnologi dan
modernitas. Penggunaan media massa dan internet dirasa sangat pas dalam
menyebarkan dakwah yang lebih luas lagi. Artinya, metode seperti ini juga
menandakan sama dengan para Walisongo pada zaman dahulu menggunakan
media tradisional.

 Tuntutan modernitas dan globalisasi menuntut model pemahaman agama yang


saintifik, yang secara serius memperlihatkan pelbagai pendekatan, Pendekatan
Islam monodisiplin tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan zaman yang
dihadapi umat Islam di pelbagai tempat. Agar diperoleh pemahaman Islam yang
saintifik di atas diperlukan pembacaan teks-teks agama (Quran, Al-Hadts, dan
turats) secara integratif dan interkonektif dengan bidang-bidang dan disiplin ilmu
lainnya.

Di sisi lain, Islam yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, mau tidak mau,
harus beradaptasi dengan nilai-nilai budaya lokal (kearifan lokal). Sebagai
substansi, Islam merupakan nilai-nilai universal yang dapat berinteraksi dengan
nilai-nilai lokal (local wisdom) untuk menghasilkan suatu norma dan budaya
tertentu. 

Islam sebagai ramatan lil amin terletak pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kemanusiaan universal yang dibangun atas dasar kosmologi tauhid. Nilai-nilai
tersebut selanjutnya dimanifestasikan dalam sejarah umat manusia melalui
lokalitas ekspresi penganutnya masing-masing.
Di sisi lain, Islam yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, mau tidak mau,
harus beradaptasi dengan nilai-nilai budaya lokal (kearifan lokal). Sebagai
substansi, Islam merupakan nilai-nilai universal yang dapat berinteraksi dengan
nilai-nilai lokal (local wisdom) untuk menghasilkan suatu norma dan budaya
tertentu. 

Islam sebagai ramatan lil amin terletak pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kemanusiaan universal yang dibangun atas dasar kosmologi tauhid. Nilai-nilai
tersebut selanjutnya dimanifestasikan dalam sejarah umat manusia melalui
lokalitas ekspresi penganutnya masing-masing.

ANCAMAN UMMAT ISLAM DALAM MENGHADAPI ZAMAN MODERN


12.01  ARIF AS 66 BTG  5 COMMENTS
Oleh; M. Luthfi Bashori
Singosari Malang

Segala puji bagi Allah swt. tuhan semesta alam, sholawat dan salam
semoga tetap atas junjungan kita nabi besar Muhammad saw. beserta
keluarga dan para shohabatnya.

Dewasa ini ummat Islam banyak mendapat berbagai macam tantangan,


perlawanan, dan pengaruh yang serius dari musuh-musuh Islam, baik yang
dilakukan secara terang-terangan dalam bentuk penindasan-penindasan
sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yahudi dan negara-negara
lainnya, termasuk yang dilakukan oleh orang-orang barat terhadap negara-
negara Islam khususnya Timur Tengah, maupun yang secara samar-samar
namun pasti, yaitu merusak kebudayaan ummat Islam, sehingga umat
Islam lebih cenderung berorientasi kepada kebudayaan orang-orang kafir
daripada meruju’ sunnah-sunnah Nabawiyyah.

Bahkan semua tadi dilakukan oleh kaum Muslimin dengan pergaulan, cara
berpakaian maupun mengkonsumsi makanan-makanan yang dibuat oleh
orang kafir yang tidak jelas Halal Haramnya.

Musuh Islam terutama Yahudi dan Nashroni tidak bakal berdiam diri jika
kaum Muslimin di muka bumi ini masih eksis mengamalkan ajaran-ajaran
murni yang diambil dari inti sari Al-Qur’an dan hadits Nabawi. Allah swt.
telah mensifati musuh-musuh Islam tersebut dalam Al-Qur’an sebagai
berikut:
‫ولن ترضى عنك اليهودى وال النصارى حتى تتبع ملتهم‬

“Orang-orang Yahudi dan Nashroni tidak bakalan rela/ senang kepada


kamu hingga kamu mengikuti (ajakan agama mereka)”.

Musuh-musuh Islam sangat jeli melihat kelemahan kaum Muslimin dan


mereka benar-benar memahami sendi-sendi utama kaum Muslimin, yang
mana apabila kaum Muslimin sudah meninngalkan sendi-sendi tersebut
pastilah lambat laun Islam akan tumbang dan yang ada hanyalah sebatas
nama saja. ‫م<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<ابقي اإلس<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<الم اال اس<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<مه‬

“Islam hanya tinggal namanya saja”.

Di antara sendi-sendi Islam dijadikan sasaran utama mereka untuk


dijauhkan dari kaum Muslimin adalah sabda Nabi saw.:
‫تركت فيكم أمرين ماان تمسكتم بهما لن تضلوا أبدا كتاب هللا وسنة رسوله‬

“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang mana apabila kalian
berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak bakal tersesat
selama-lamanya sesudah aku wafat: Kitabulloh (Al-Qur’an) dan Sunnah
Rosul-Nya (Hadits)”.

Bermula dari kejadian perang salib yang berakhir pada abad ke-13, orang
Nashroni menyadari bahwa umat Islam tidak dapat ditundukkan dengan
perang fisik. Maka mereka merubah strategi dengan gerakan non fisik,
yaitu mengarah pada kehancuran pada ide-ide Islam, baik dengan cara
pembatasan gerak da’wah Islam maupun pembaharuan ide-ide Islam
sehingga tampak samar (keberadaannya menjadi kabur dan meragukan).

Bersamaan dengan itu bergaerak pula orang-orang Yahudi, Atheis,


Paganis dan orang-orang munafiq yang sejak semula memusuhi Islam,
membuat satu langkah bersama-sama untuk menghancurkan Islam.
Mereka bersepakat dalam satu strategi yang terkenal dengan istilah
Ghozwul Fikri (perang pemikiran).

Seorang pemimpin partai liberal Inggris yang bernama Glad Stone


mengingatkan teman-temanya dalam suatu pertemuan: “Selama kitab ini
(seraya mengangkat Al-Qur’an dengan tangannya ke atas) masih ada di
muka bumi (dipelajari oleh kaum Muslimin), maka jangan harap mampu
menundukkan kaum Muslimin”.

Karena itu banyak sekali cara mereka dalam usaha menjatuhkan kaum
Muslimin dari Al-Qur’an yang semestinya untuk landasan kehidupan
sehari-hari. di antaranya mereka berusaha keras untuk memasarkan di
kalangan kaum muslimin “4S” (Sing, Sex, Sport, Smoke) demikian juga
“4F” (Fun, Fashion, Food, Faith) dengan tujuan agar kaum Muslimin
melupakan kitab pegangan utama “Al-Qur’an”serta tuntunan Nabi saw.
lewat “hadits-hadits Nabawiyyah”.

Ternyata Ghozwul Fikri ini dianggap paling efektif oleh musuh-musuh


Islam, karena itu tidak heran jika umat Islam dewasa ini banyak yang tidak
mempelajari agama Islam secara benar dan mendalam bahkan dengan
jujur banyak ditemui di dalam rumah tangga umat Islam:

SING : Musik dengan berbagai instrumennya.


SEX : Gambar-gambar pornografi, dan film-film yang ditayangkan di
televisi tidak jarang yang mengandung unsur pornografi.
SPORT : Kegilaan terhadap olahraga yang tamapknya secara dlohir
membawa kebaikan bahkan mengangkat nama bangsa jika berprestasi,
namun yang sering dilupakan oleh kaum Muslimin adalah pakaian
diberbagai cabang olhraga yang tidak mencerminkan kultur Islam, yaitu
tidak menutupi aurat, baik putra maupun putri, belum lagi efen-efen
olahraga yang digelar tanpa memperhatikan waktu sholat, di antaranya
sepek bola yang diiringi ulah sporter.
SMOKE : Rokok, sudah umum baik di kalangan tua maupun muda, di
kalangan awam, intelektual maupun kaum santri bahkan kebanyakan kaum
Muslimin adalah pecandu rokok yang hukumnya menurut pendapat jumhur
adalah Makruh, sedangkan arti makruh adalah sesuatu yang dibenci oleh
Allah swt. dan Rasul-Nya, khususnya makruh yang dapat merusak
kesehatan, bahkan menurut sebagian Ulama’ hukum merokok adalah
haram atau paling tidak makruh tahrim yang artinya makruh yang
mendekati keharaman.
F U N : Lawakan, tontonan-tontonan yang lucu yang mengajak pemirsanya
bergelak tawa banyak terjadi di mana-mana, ditelevisi, panggung-
panggung, dll. Bahkan yang memprihatinkan Da’wah atau ceramah
agamapun sudah banyak diselingi lawakan-lawakan yang terkadang justru
porsi lawakannya lebih banyak dari pada isi fatwa-fatwanya.
FASHION : Dalam menentukan pakaian terutama di kalangan generasi
muda, mereka berkiblat kepada kebiasaan orang-orang kafir (orang-orang
barat), misalnya memilih baju beserta aksesorisnya atau gaya rambut yang
tifdak mencerminkan Islam sedikitpun, khususnya untuk menutupi aurat di
kalangan wanita.
F O O D : Berbagai macam makanan jadi, yang siap di hidangkan dan
dinikmati, diproduksi oleh pabrik pabrik yang tidak jelas halal haramnya.
Padahal Rosulullah Saw. bersabda yang artinya: “ yang halal itu jelas dan
yang haram itu jelas, diantara keduanya ada perkara yang syubhat
(meragukan) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang, barang siapa
yang terjerumus dalam perkara yang syubhat (tidak jelas halal
haramnya)sungguh ia telah terjerumus dalam keharaman”.
FAITH : Kepercayaan, yang dimaksud adalah faham-faham yang
dikembangkan oleh orang-orang kafir seperti Libralisme,
Komunisme,Orientalisme,Zionisme, Sekuralisme, Kapitalisme,
Nasionalisme, Westernisasi, Kristenisasi, Emansipasi, Karirisasi,
pemberlakuan HAM melebihi ketentuan hukum syara’ sesuai yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits.
 
Sebagai contoh yang perlu direnungkan secra jujur oleh kaum Muslimin
akan keberhasilan musuh-musuh Islam adalah permisalan sebagai berikut:

“Jika ada seorang Muslim sedang santai di kamar, lantas disodori dua
kaset beserta tape recordernya, yang satu kaset Tartil Al-Qur’an dan yang
satu lagi kaset musik yang sesuai seleranya, kira-kira, kemungkinan besar
yang diputar berulang-ulang kaset yang mana?”.
Target-target Ghozwul fikri adalah sebagai berikut:

1. memurtadkan umat Islam secra massal.


2. Menjadikan umat Islam tidak faham ajaran agamanya secra benar
dan mendalam.
3. Menciptakan tokoh-tokoh Muslim untuk dijadikan agen-agen dan
antek-antek mereka dengan dalil kerjasama atau demokrasi.
4. Merintangi gerak da’wah Islam berikut aktifitasnya.
5. Menjauhklan umat Islam dari memiliki semangat jihad dan
melemahkan kaum Muslimin dari “Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar”
selain hanya dijadikan slogan-slogan semata.
6. Menciptakan perpecahan dan permusuhan serta menjadikan umat
Islam terkotak-kotak, agar musnah kekuatan kaum Muslimin.
7. Menjadikan umat Islam jauh dari beribadah kepada Allah swt. karena
sibuk mengumpulkan kekayaan dan meraih kedudukan duniawi.
8. Menciptakan opini publik berupa pemikiran-pemikiran sesat-
menyesatkan misalnya ditanamkan keragu-raguan terhadap
kemurnian Al-Qur’an, tidak menerima hadits Nabawy selain yang
Mutawatir, meragukan keshohihan kitab Bukhori Muslim,
menganggap sama antara aliran-aliran sesat yang berbaju Islam
dengan ajaran mayoritas kaum Muslimin diseluruh dunia, yaitu:
Ahlussunnah wal Jama’ah. Misalnya menganggap aliran Syi’ah
Imamiyyah Khomeniyyah masih tergolong Islam, padahal dalam
ajaran-ajaran mereka banyak terdapat kekafiran dan kemurtadan.

Disamping apa yang disebut di atas masih banyak program-program untuk


menghancurkan Islam di antaranya:

I. Gerakan medernisasi yang membawa masyarakat mau tidak mau harus


merubah gaya hidup, yang pada akhirnya sama sekali meninggalkan “AL-
AKHLAQUL AL-KARIMAH”. Padahal Rosululloh bersabda:
‫إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق الحديث‬

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan Akhlaq yang


mulia”.
B. Gerakan yang berupaya mempersatukan agama-agama sedunia dalam
satu wadah, yang mana mereka memberikan pemahaman bahsemua
agama pada dasarnya sama karena mengajak kebaikan, pemahaman ini
sangat populerdengan istilah singketisme atau dalam bahasa santrinya ‫وحدة‬
‫األدي<<<<ان‬cara mendasar pemahaman ini telah memutarbalikkan fakta
kebenaran agama Islam dan sebagian umat Islam menima dengan lapang
dada, serta bangga dengan tokoh-tokoh muslim yang menjadi motor dan
sentral dalam gerakan tersebut. Program ini memang sudah dicanangkan
oleh musuh-musuh Islam.

Walaupun tampaknya gerakan ini menguntungkan perdamaian dunia,


namun program ini dirasakan cukup efektif untuk “memurtadkan secara
besar-besaran” kaum Muslimin. Minimal kaum Muslimin terlena dengan
dalih toleransi, perdamaian, kerukunan, demokrasi, atau dengan dalih
Ukhueah Basyariyyah dan Ukhuwah Wathoniyyah yang lebih ditekankan
dari pada Ukhuwah Islamiyyah, sehingga semangat jihad semakin menipis
di dalm dada kaum Muslimin, dan umat Islam tidak berani menyuarakan
bahwa orang-orang kafir (non muslim) itu adalah musuh-musuh Allah yang
sekaligus musuh-musuh umat Islam. Bahkan tak jarang sebagian kaum
Muslimin ikut menghadiri dan memeriahkan acara-acara keagamaan orang
Nashroni, Yahudi, serta agama-agama lain di luar Islam. Akhir-akhir ini
justru pembaharuan antara umat beragama dicetuskan dalam bentuk
kerjasama ritual keagamaan misalnya mengadakan “Do’a bersama non
muslim” yang dipimpin oleh setiap tokoh agama yang berlainan pula.
Demikian ini karena strategi orang-orang kafir tersebut menampakkan
kesunguhan untuk hidup rukun, mereka juga menghadiri acara-acara yang
digelar oleh kaum Muslimin, seperti muktamar-muktamar Islam yang
semestinya menjadi urusan intern umat Islam, padahal dibalik itu semua
mereka telah memprogramkan agar kaum Muslimin bersedia pula
menghadiri acara-acara keagamaan mereka, dengan demikian kaum
Muslimin menjadi murtad tanpa mereka sadari. Na’udzu billah. Allah
berfirman:

‫ والأنتم عابدون‬.‫ والأنا عابد ماعبدتم‬. ‫ والأنتم عابدون ما أعبد‬. ‫ الأعبد ماتعبدون‬, ‫قل ياأيها الكافرون‬
6-1 ‫ (الكافرون‬.‫ لكم دينكم ولي دين‬. ‫ماأعبد‬

Artinya : Katakanlah (Muhammad) Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan


menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang aku sembah. Dan aku tidak akan pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Bagimu agamamu bagiku agamaku. (QS. Al-
Kafirun;1-7).

Gerakan pemurtadan umat Islam dewasa ini dilakukan dengan gencar,


bahkan hampir disetiap kesempatan selalu mereka tawarkan dan mereka
sodorkan dengan berbagai macam cara yang tidak disadari oleh kaum
Muslimin.
Posted in:
 
Kontribusi Islam Dalam Peradaban Dunia
Ajaran Isalam yang telah tersebar ke berbagaipenjuru dunia selama
 
 berabad-abad tentunya meninggalkan tinta emas dan torehan positif
 
 berupa khasanah keilmuan bagi peradaban dunia, meskipun tidak ada
 
lagi kekuasaan Islam secara mutlak. Hal itu disebabkan oleh ekspansi
 
Islam ke daerah-daerah tidak bertujuan untuk mengambil harta
 
kekayaan dan rampasan, tetapi untuk membangun dan mengelola
 
kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
 
Peradaban Islam bisa maju di masa itu, salah satunya berkat kerja keras
 
 para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka adalah pelopor lahirnya
 
 peradaban dunia yang baru, yang awalnya mempelajari dan
 
mempertahankan peradaban Yunani Kuno. Tidak hanya itu, tetapi para
 
ilmuwan muslim juga mengembangkan pola pikir dan kecerdasan
 
otaknya untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan.
 
Peran dan sumbangsih umat Islam dalam kemajuan peradaban dunia
 
diakui oleh seorang orientalis Barat yang bernama Gustave Lebon. Dia
 
mengatakan "orang-orang Arablah yang menyebabkan kita mempunyai
 
 peradaban karena mereka adalah iman kita selama enam abad

 
 Dikalangan Barat, Islam memegang peran penting sebagai donator
 
kemajuan peradaban mereka, meskipun sekarang justru baratlah yang
 
menjadi ikon kemajuan peradaban dunia. Kontribusi Islam tersebut
 
antara lain sebagai berikut.Karya-karya ilmuwan muslim dalam bidang filsafat dan
sains yangdialihbahasakan ke bahasa Barat termasuk Spanyol sehingga
pendudukBarat dapat menambah wawasan pendidikan mereka. Masa
ini berlangsung dari abad ke-12 dan ke-13.Metode dan teori sains melalui
penelitian dan eksperimen yangdilakukan ilmuwan muslim.Kontribusi dalam
bidang matematika, seperti sistem notasi dan desimal.Buku-buku terjemahan yang
diadopsi oleh Bangsa Barat, misalnya karyaIbnu Sina tentang kedokteran yang
digunakan sebagai materi pokok pendidikan Barat sampai abad ke-17 M.Berkat
kegigihan dan kecerdasannya, para ilmuwan muslim secara tidaklangsung telah
memotivasi Barat untuk mengembangkan kebudayaanmereka. Seperti renaisans
dan budaya Romawi Kuno.Universitas-universitas di Eropa yang sekarang ini
banyak didirikanmerupakan pengembangan dari lembaga-lembaga pendidikan
Islamyang didirikan sebelumnya.Ketika barat masih berkutat dengan kegelapan,
umat Islam telah berhasilmelestarikan pemikiran dan kebudayaan Romawi-Persia (
Greco Helenistic
).

 
Para sarjana dan ilmuwan Barat menuntut ilmu dari lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang kemudian dibawa ke negaranya.Kontribusi umat Islam dalam bidang
kesehatan, sanitasi, dan makanankepada dunai Barat pada masa itu. Ketika
perdaban Islam dibawa ke Barat oleh orang-orang non-Arab,ilmu-ilmu tersebut
masih dalam satu bingkai dan belum dipisah-pisah.Oleh karena itu, ilmu kalam,
filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika,dan ilmu kedokteran masih belum
diklasifikasikan dan masih bercampur. Para ilmuwan muslim kemudian
menggabungkan ilmu-ilmufilsafat dengan ilmu agama, ini berarti ada perpaduan
antara akal dankeimanan. Tidak seperti bangsa Barat yang masih
mendikotomikanilmu-ilmu akal dengan ilmu agama sehingga tidak ada inovasi-
inovasi baru.Setelah mengadopsi pemikiran-pemikiran para ilmuwan muslim,
bangsaBarat mampu memajukan peradaban mereka dan sampai sekarangmerajai
peradaban dunia. Kebanyakan bangsa Barat mengadopsi gaya pendidikan di Timur
Tengah terutama dari lembaga-lembaga pendidikannya sehingga mereka
mendirikan universitas dan akademiseperi di dunia Islam.Bangsa Barat mempunyai
kelebihan dalam hal ketekunan dankekonsistenan mengembangkan keilmuan, dan
itulah yang tidak dimilikioleh umat Islam saat ini. Dengan demikian, barat
sekarang menjadikiblat ilmu pengetahuan dan peradaban yang sebenarnya dimotori
olehkeilmuan muslim zaman dahulu. Bagi umat Islam yang ingin mendalami

 
ilmu-ilmu yang ada sekarang, mereka harus pergi ke kawasan Baratkarena di Barat
terdapat karya-karya ilmuan muslim yang terawat dantersedia di beberapa
perpustakaan.
Kontribusi Islam dalam PerkembanganPeradaban Dunia
 
Banyak sekali kontribusi yang diberikan Islam pada perkembangan peradaban
dunia yang sekarang kita nikmati ini. Penasaran? Berikut adalahkontribusi yang
diberikan Islam.Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum
muslimdalam berbagai bidang telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin,
khususnya dariSpanyol.

 
Kaum muslimin telah memberi sumbangan ekperimental mengenai metode dan
teorisains ke dunia Barat.

 
Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke
dunia barat.

 
Karya-karya dalam bentuk terjemahan, khususnya karya Ibnu Sina
(Avicenna)dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidika
n tinggisampai pertengahan abad ke-17 M.

 
Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang
kebangkitanEropa, memperkaya kebudayaan Romawi kuno, serta literatur
klasik yang melahirkanrenaisance.

 
Lembaga-lembaga pendidikan islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa
bangkitdalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada
di Eropa.

 
Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-
Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.

 
Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi islam
danmentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.

 
Para ilmuwan muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah
sakit,sanitasi, dan makanan kepada Eropa.

 
Pada ilmu pengetahuan alam, islam berjasa menyatukan akal dengan
alam,menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang
pasti ataskehendak Tuhan. Serta islam telah mampu mendamaikan akal dengan
iman dan

 
filsafat dengan agama sedangkan bangsa Barat masih membuat stereotip
yangmemisahkan antara akal dan iman serta filsafat dengan agama.

Anda mungkin juga menyukai