Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.RUANG LINGKUP
Setiap Negara memiliki pelaksanaan/mekanisme demokrasi yang
berbeda-beda. Di Indonesia pelaksanaan demokrasi dibagi menjadi
beberapa era yaitu orde lama, orde baru, dan reformasi. Diantara
beberapa era, ada era dimana Indonesia mencapai puncak pelaksanaan
terbaiknya mengenai mekanisme pelaksanaan demokrasi dan ada pula
era dimana Indonesia tidak dapat melaksanakan demokrasi tersebut
dengan baik. Adapun ruang lingkup dari makalah kami ini yaitu :
1) Mekanisme pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde
lama.
Pada bagian ini kami akan membahas tentang bagaimana
keadaan demokrasi pada orde lama. Pada masa ini Indonesia
menganut demokrasi liberal dan kemudian dilanjutkan dengan
demokrasi terpimpin.
2) Mekanisme pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde
baru.
Pada bagian ini kami akan membahas mekanisme demokrasi di
Indonesia di bawah kepemimpinan Suharto. Orde Baru adalah
sebutan bagi masa pemerintahan PresidenSoeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.
3) Mekanisme pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Pada era
Reformasi.
Era reformasi muncul setelah runtuhnya orde lama dibawah
kepemimpinan Suharto. Kekuasaan orde baru sampai tahun 1998
dalam ketatanegaraan Indonesia tidak mengamalkan nilai-nilai
demokrasi sebagaimana yang terkandung dalam pancasila dan
UUD 1945. Gerakan Reformasi telah membawa perubahanperubahan dalam bidang politik dan usaha penegakan kedaulatan
rakyat,serta meningkatkan peran
serta masyarakat dan
mengurangi dominasi pemerintah dalam bidang politik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.MEKANISME PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
1. Orde Lama
Pada masa orde lama Indonesia menganut beberapa
demokrasi yaitu :
a) Masa demokrasi Liberal 1950-1959. Masa demokrasi
liberal yang parlementer presiden sebagai lambang
atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan
sebagai kepala eksebkutif. Masa demokrasi ini peranan
parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
erkembangnya partai-partai politik. Namun demikian
praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan oleh sebagai berikut :
1) Dominannya politik aliran, artinya berbagai golongan
politik dan partai
politik dan sangat mementingkan kelompok atau
alirannya sendiri daripada mengutamakan kepantingan
bangsa
2) Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
Rakyat Indonesia saat itu masih miskin sehingga masih
sangat membutuhkan kebutuhan fisik (makan, pakaian,
dan perumahan) daripada kebutuhan politik
3) Tidak mempunyai para anggota konstituante
bersidang dalam menetapkan dasar Negara sehingga
keadaan menjadi berlarut-larut. Hal ini menjadikan
presiden soekarno segera mengeluarkan dekret
presiden tgl 5 juli 1959
Dekret Presiden 5 juli 1959 berisi 3 keputusan, yaitu :
1. Menentapkan pembubaran konstituante;
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai
2

konstitusi Negara dan tidak berlakunya UUDS 1950;


3. Pembentukan MPRS dan DPAS.
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959-1966. Pengertian
demokrasi
terpimpin
menurut
Tap
MPRS
No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong diantara semua kekuatan
nasional
yang
progresif
revolusioner
dengan
berporoskan nasakomdengan ciri: Dominasi Presiden;
Terbatasnya peran partai politik; Berkembangnya
pengaruh
PKI;
Penyimpangan
masa
demokrasi
terpimpin antara lain: Mengaburnya sistem kepartaian,
pemimpin partai banyak yang dipenjarakan. Peranan
Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR; Jaminan
HAM lemah; Terjadi sentralisasi kekuasaan; Terbatasnya
peranan pers; Kebijakan politik luar negeri sudah
memihak ke RRC (Blok Timur). Akhirnya terjadi
peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh
PKI.
Adapun cirri-ciri dari demokrasi terpimpin adalah sebagai
berikut.
1. Dominasi presiden, artinya presiden soekarno sangat
berperan dan menentukan penyelengaraan pemerintahan
Negara.
2. Terbatasnya peran partai politik.
3. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai
kekuatan sosial politik di Indonesia.
demokrasi terpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi
parlementer.
2. Orde baru
Masa orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan
presiden Suharto (sebutan ini muncul untuk membedakan
dengan pemerintahan sebelumnya yaitu masa presiden
Soekarno).pemerintahan orde lama berakhir setelah keluar
Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan

Ketetapan
MPRS
No.IX/MPRS/1966.dengan
inilah
maka
demokrasi
pancasila
telah
digunakan.
Pelaksanaan pemerintahan orde baru di bawah presiden
soeharto. Soeharo diangkat sebagai presiden sejak tahun 1968sampai tahun 1998. Sebelumnya, pemerintahan orde baru
diawali dengan massa transisi, yaitu tahun 1966 dengan
keluarnya surat perintah 11 maret sampai tahun 1968 dengan
pengangkat jendral soeharto sebagai presiden Republik
Indonesia.
Sejumlah indicator yang menyebabakan demokrasi tidak
terjadi pada masa orde baru, yaitu :
a) Rotasi kekuasaan eksekutif hamper dapat dikatakan tidak
ada;
b) Rekrutmen politik yang tertutup;
c) Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi;
d) Pengakuan terhadap hak-hak dasar (basic human rights)
yang terbatas.
Orde baru sesungguhhnya telah mampu membangun
stabilitas pemerintahan dan kemajuan ekonomi. Namun, makin
lama jauh dari semangat demokrasi dan kontrol rakyat.
Beberapa hal yang menjadi sebab-sebab kejatuhan orde baru
yaitu :
a) Hancurnya ekonomi internasional yang ditandai dengan
adanya krisis mata uang dan krisis ekonomi yang tidak
mampu diatasi.
b) Terjadinya krisis politik dan runtuhnya legitimasi politik.
Rakyat yang menderita mulai kecewa dan mereka
mengharapkan pememrintah mundur dan digantikan
dengan pemerintah baru

c) Tidak bersatunya lagi pilar-pilar pendukung orde baru. Para


menteri banyak yang tidak lagi mendukung pemerintahan.
Militer atau Tentara Nasional Indonesia juga tidak bersedia
lagi menjadi alat kekuasaan Orde Baru.
d) Desakan semangat demokratis dari para pendukung
demokrasi. Para pendukung demokrasi terutama para
lawan politik Orde Baru banyak yang tampil kembali
menuntut pembubaran pemerintahan.
Pemerintahan Orde baru berakhir pada saat Presiden
Soeharto mengumumkan pengunduran diri dari kekuasaan pada
21 Mei 1998.
Demokrasi pancasila pertama kali diterapakan pada masa
orde baru.
pengertian dari demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
pelaksanaannya mengutamakan asas Dalam demokrasi
pancasila ada dua asas yang membentuk, yaitu :
a) Asas kerakyatan, yaitu asas atas kesadaran kecintaan
terhadap rakyat, manunggal dengan nasib dan cita-cita
rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau dalam arti
menghayati kesadaran senasib dan secita-cita bersama
rakyat.
b) Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang
memperhatikan dan menghargai aspirasi seluruh rakyat
yang jumlahnya banyak dan melalui forum
permusyawaratan dalam rangka.
3. Masa Reformasi

PENGERTIAN REFORMASI Reformasi secara umum berarti


perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada
gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan
kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru
Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul
dari gerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa

Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich
Zwingli, Yohanes Calvin, dll. PELAKSANAAN DEMOKRASI MASA
REFORMASI (1998-SEKARANG) Berakhirnya masa orde baru
ditandai dengan penyerahan kekuasaandari Presiden Soeharto
ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada
dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga
tinggi dan tertingginegara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sistematika Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998
sekarang) Pada masa orde Reformasi demokrasi yang
dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi dengan
berdasarkan kepada Pancasila dan UUD1945. Pelaksanaan
demokrasi Pancasila pada masa Orde Reformasi. Dilandasi
semangat Reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia
dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa Reformasi telah
banyak memberi ruanggerak kepada parpol dan komponen
bangsa lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan
perwakilan rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah
secara kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat
melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatannya selama
5 tahun karena dianggap menyimpang dari garis Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:
Mengutamakan musyawarah mufakatMengutamakan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara Selalu diliputi oleh semangat
kekeluargaan Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan hasil
musyawarahTidak memaksakan kehendak kepada orang lain

B.PEMAHAMAN TENTANG ORDE LAMA,ORDE BARU,DAN


MASA REFORMASI

orde lama : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Soekarno


(sebutan ini muncul
tentunya pasca pemerintahannya).
orde baru : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Suharto
(sebutan ini muncul untuk
membedakan dengan pemerintahan sebelumnya yaitu masa presiden
Soekarno).pemerintahan orde lama berakhir setelah keluar Surat Perintah
Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan Ketetapan MPRS
No.IX/MPRS/1966.dengan inilah maka demokrasi pancasila telah
digunakan
pada era orde baru
Masa reformasi : Kekuasaan orde baru sampai tahun 1998 dalam
ketatanegaraan Indonesia
tidak mengamalkan nilai-nilai demokrasi sebagaimana yang terkandung
dalam pancasila dan UUD 1945.
Sistem pemerintahan
Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik,semua
proyek diserahkan
kepada pemerintah, sentralistik,demokrasi Terpimpin, sekularisme.
Orde baru : kebijakan masih pada pemerintah, namun sektor ekonomi
sudah diserahkan ke
swasta/asing, fokus pada pembangunan ekonomi, sentralistik, demokrasi
Pancasila, kapitalisme.
Soeharto dan Orde Baru tidak bisa dipisahkan. Sebab, Soeharto
melahirkan Orde Baru dan Orde Baru merupakan sistem kekuasaan yang
menopang pemerintahan Soeharto selama lebih dari tiga dekade.
Betulkah Orde Baru telah berakhir? Kita masih menyaksikan praktikpraktik nilai Orde Baru hari ini masih menjadi karakter dan tabiat politik di

negeri ini. Kita masih menyaksikan koruptor masih bercokol di negeri ini.
Perbedaan Orde Baru dan Orde Reformasi secara kultural dan substansi
semakin kabur. Mengapa semua ini terjadi? Salah satu jawabannya,
bangsa ini tidak pernah membuat garis demarkasi yang jelas terhadap
Orde Baru. Tonggak awal reformasi 11 tahun lalu yang diharapkan bisa
menarik garis demarkasi kekuatan lama yang korup dan otoriter dengan
kekuatan baru yang ingin melakukan perubahan justru terbelenggu oleh
faktor kekuasaan.Sistem politik otoriter (partisipasi masyarakat sangat
minimal) pada masa orba terdapat instrumen-instrumen pengendali
seperti pembatasan ruang gerak pers, pewadahunggalan organisasi
profesi, pembatasan partai poltik, kekuasaan militer untuk memasuki
wilayah-wilayah sipil, dll.
Orde reformasi : pemerintahan tidak punya kebijakan (menuruti alur
parpol di DPR), pemerintahan lemah, dan muncul otonomi daerah yang
kebablasan, demokrasi Liberal (neoliberaliseme), tidak jelas apa
orientasinya dan mau dibawa kemana bangsa ini

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
demokrasi yang kita perlukan haruslah cocok dengan masa transisi itu,
yaitu demokrasi yang tetap memperkuat persatuan nasional, bisa
menciptakan kestabilan politik, dan sesuai dengan kepribadian nasional
kita. Demokrasi kita harus memberi ruang seluas-luasnya bagi partisipasi
rakyat, mendistribusikan kemakmuran secara adil dan merata, dan
mencegah timbulnya segala bentuk ego-sentrisme.
Kita menghargai kebebasan berpendapat dan menyampaikan kritik, tetapi
semua itu harus diletakkan pada satu pijakan: kepentingan rakyat.

B. SARAN
Jika kelak kita menjadi orang besar, janganlah lupa terhadap kepentingan
rakyat, jangan seperti presiden sekarang yang semaunya menaikkan
harga bahan bakar minyak, tanpa
emikirkan dampaknya terlebih dahulu. dan juga diperlukan kepercayaan
diri agar kita dapat bercermin an intropeksi diri

DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://u.msn.com/id-id/?ocid=iehp
http://google.co.id

Anda mungkin juga menyukai