Anda di halaman 1dari 8

DEMOKRASI DI INDONESIA SEJAK MASA REVOLUSI, ORDE LAMA, ORDE

BARU, DAN REFORMASI

1. PERIODISASI PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Membicarakan tentang pelaksanaan demokrasi tak lepas dari periodisasi semokrasi yang
pernah dan berlaku dalam sejarah Indonesia. Mirriam Budiarjo membagi periodisasi
pelaksanaan demokrasi dipandang dari sudut perkembang sejarah demokrasi di Indonesia
yaitu:

1) Masa republik I yang dinamakan masa demokrasi parlementer

2) Masa republik II, yaitu masa demokrasi terpimpin

3) Masa republik III, yaitu masa demokrasi pancasila yang menonjolkan sistem
presidensial.

Sedangkan Ahmad Gaffar membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia dalam empat
periode sebagai berikut :

1) Periode masa revolusi kemerdekaan

2) Periode masa demokrasi parlementer

3) Periode masa demokrasi terpimpin

4) Periode pemerintahan Orde baru

1. DEMOKRASI PADA MASA REVOLUSI (1945-1959)

Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Masa
demokrasi parlementer bisa dikatakan sebagai masa kejayaan demokrasi karena hampir
semua unsur-unsur demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudannya. Salah satu upaya
pemerintah pada waktu itu dengan mengadakan pemilu 1955. Namun, pemilu 1955 pada
masa itu jauh dari harapan masyarakat dan tujuannya tidak dapat tercapai. Bahkan,
ketidakstabilan bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam semakin meningkat.

Akhirnya proses demokrasi masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik,
kelangsungan pemerintahan, penciptaan kesejahteraan rakyat. Kegagalan tersebut
disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1) Dominannya politik aliran

2) Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah


3) Tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalam menetapkan dasar negara
sehingga keadaan menjadi berlarut-larut.

1. DEMOKRASI PADA MASA ORDE LAMA (5 JULI – 1 MARET 1966)

Merupakan periode Demokrasi terpimpin yang memiliki pengertian menurut Tap MPRS
VIII/MPRS/1965 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong
royong di anatara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
Nasakom”.

Adapun ciri-ciri dari demokrasi terpimpin :

1) Dominasi presiden

2) Terbatasnya peran partai politik

3) Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial politik di Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin, kondisi pada saat itu hanya merupakan kehendak dari
presiden dalam rangka menempatkan diri sebagai satu-satunya lembaga yang paling
berkuasa, demokrasi ini dinilai telah menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.

1. DEMOKRSI PADA MASA ORDE BARU

Pelaksanaan demokrasi adalah demokrasi Pancasila. Yakni demokrasi yang menjadikan


pancasila sebagai landasan ideal, dan UUD 1945 dan Tap MPR sebagai landasan formal.
Pada masa ini juga telah menjadi Indoktrinisasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) oleh pemerintah Orde Baru.

Dalam perkembangan selanjutnya Orde Baru telah melakukan banyak penyimpangan


sebagai beriku :

1) Pemusatan kekuasaan di tangan presiden,

2) Pembatasan hak-hak politik rakyat, 3.

3) Pemilu yang tidak demokratis

4) Pembentukan lembaga ektrakonstitusional

5) Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),


1. PELAKSANAAN DEMOKRASI MASA REFORMASI

Pada masa ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan negara
demokratis. Diantaranya:

1. Keluarganya beberapa peraturan perundang-undangan sebagai wal perubahan sistem


demokrasi secara konstitusional, seperti ketetapan MPR dan Undang-Undag
2. Melakukan proses peradilan bagi para pejabat negara dan pejabat lainnya yang terlibat
korupsi, kolusi dan nepotisme serta penyalahgunaan kekuasaan.
3. Adanya jaminan kebebasan pendirian partai politik ataupun organisasi
kemasyarakatan secara luas
4. Pembebasan sejumlah narapidana politik semasa orde baru
5. Melaksanakan pemilu 1999 yang babas dan demokratis dengan diikuti banyak partai
politik
6. Kebesan Pers yang luas termasuk tidak adanya pencabutan SIUPP (Surat Ijin Usaha
Penerbitan Pers).
7. Terbukanya kesempatan yang luas dan bebas untuk warga negara dalam
melaksanakan domkrasi di berbagai bidang.

Beberapa tuntutan Reformasi diupayakan penyelesainnya seperti:

1. Pengadilan bagi para pejabat negara yang korupsi


2. Pemberian prinsip otonomi yang luasa kepada daerah otonom
3. Pengadilan bagi para pelaku pelanggarn Hak Asasi Manusia

Keseluruhan pembaruan politik di era reformasi dapat dilihat dari berbagai kebijakan sebagai
berikut:

1. Kemerdekaan Pers.
2. Kemerdekaan membentuk partai politik
3. Terselenggarakannya pemilu demokratis
4. Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik
5. Pelaksanaan otonomi daerah
6. Kebebasan berpolitik
Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia

1) Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:


Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh
Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah
negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
• Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga
legislatif.
• Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn
presidensil menjadi parlementer

2) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a) Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959


Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan
sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan
parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian, praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
• Dominannya partai politik
• Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
• Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
• Bubarkan konstituante
• Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS

b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan
nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
c) Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966,
Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden
5. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto
ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

d) Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang


Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara
dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu
tahun 1999 dan tahun 2004
PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Pengertian Demokrasi secara etimologis “ demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa yunani yaitu “ demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat,dan “
cratein” atau “cratos” kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau
demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan Negara dimana dalam system pemerintahan
nya kedaulatan berada di tangan rakyat,kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan
bersama rakyat,rakyat berkuasa pemerintahrakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
A).Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:
Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan
baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan
masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala
kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah
mengeluarkan :
• Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
• Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer.

 Pelaksanaan Demokrasi Parlementer / Parlementer Liberal (Kurun Waktu 1950 - 1959)


Pada periode ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut
Demokrasi Liberal dan diberlakukan UUDS 1950. Karena Kabinet selalu silih
berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan
UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama
hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS1950 dengan sistem
Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi
pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur;
sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.

 Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom dengan ciri:
1Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI

Pelaksanaan Sistem Demokrasi Terpimpin / Orde Lama (Kurun Waktu 1959 - 1965)
Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan
adalah UUD 1945 dengan sistem demokrasi terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden
tidak bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR.
Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi presiden
menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan ‘Pemimpin Besar
Revolusi”. Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya
pemusatan kekuasaan di tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan
penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi
perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang
merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.

 Pelaksanaan Demokrasi Era Orde Baru /Demokrasi Pancasila (Kurun Waktu 1966 –
1998)
Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde baru yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Secara tegas
dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi lembaga
tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945. Dalam
pelaksanaannya sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan presiden tidak
dibatasi periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga
terjadilah penyalahgunaan kekuasaan, dengan tumbuh suburnya budaya korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Kebebasan bicara dibatasi, praktek demokrasi menjadi
semu. Lembaga negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah. Lahirlah
gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi dalam
berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto
sebagai presiden.
 Pelaksanaan Demokrasi Langsung Pada Era Orde Reformasi (Kurun Waktu 1998 -
sekarang (Orde Reformasi).
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR - MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai