Membicarakan tentang pelaksanaan demokrasi tak lepas dari periodisasi semokrasi yang
pernah dan berlaku dalam sejarah Indonesia. Mirriam Budiarjo membagi periodisasi
pelaksanaan demokrasi dipandang dari sudut perkembang sejarah demokrasi di Indonesia
yaitu:
3) Masa republik III, yaitu masa demokrasi pancasila yang menonjolkan sistem
presidensial.
Sedangkan Ahmad Gaffar membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia dalam empat
periode sebagai berikut :
Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Masa
demokrasi parlementer bisa dikatakan sebagai masa kejayaan demokrasi karena hampir
semua unsur-unsur demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudannya. Salah satu upaya
pemerintah pada waktu itu dengan mengadakan pemilu 1955. Namun, pemilu 1955 pada
masa itu jauh dari harapan masyarakat dan tujuannya tidak dapat tercapai. Bahkan,
ketidakstabilan bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam semakin meningkat.
Akhirnya proses demokrasi masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik,
kelangsungan pemerintahan, penciptaan kesejahteraan rakyat. Kegagalan tersebut
disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut:
Merupakan periode Demokrasi terpimpin yang memiliki pengertian menurut Tap MPRS
VIII/MPRS/1965 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong
royong di anatara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
Nasakom”.
1) Dominasi presiden
3) Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial politik di Indonesia.
Pada masa demokrasi terpimpin, kondisi pada saat itu hanya merupakan kehendak dari
presiden dalam rangka menempatkan diri sebagai satu-satunya lembaga yang paling
berkuasa, demokrasi ini dinilai telah menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.
Pada masa ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan negara
demokratis. Diantaranya:
Keseluruhan pembaruan politik di era reformasi dapat dilihat dari berbagai kebijakan sebagai
berikut:
1. Kemerdekaan Pers.
2. Kemerdekaan membentuk partai politik
3. Terselenggarakannya pemilu demokratis
4. Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik
5. Pelaksanaan otonomi daerah
6. Kebebasan berpolitik
Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966,
Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden
5. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto
ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu
tahun 1999 dan tahun 2004
PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Pengertian Demokrasi secara etimologis “ demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa yunani yaitu “ demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat,dan “
cratein” atau “cratos” kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau
demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan Negara dimana dalam system pemerintahan
nya kedaulatan berada di tangan rakyat,kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan
bersama rakyat,rakyat berkuasa pemerintahrakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
A).Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:
Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan
baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan
masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala
kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah
mengeluarkan :
• Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.
• Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai
Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer.
Pelaksanaan Sistem Demokrasi Terpimpin / Orde Lama (Kurun Waktu 1959 - 1965)
Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan
adalah UUD 1945 dengan sistem demokrasi terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden
tidak bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR.
Pengertian demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi presiden
menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan ‘Pemimpin Besar
Revolusi”. Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya
pemusatan kekuasaan di tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan
penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi
perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang
merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.
Pelaksanaan Demokrasi Era Orde Baru /Demokrasi Pancasila (Kurun Waktu 1966 –
1998)
Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde baru yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Secara tegas
dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi lembaga
tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945. Dalam
pelaksanaannya sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan presiden tidak
dibatasi periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga
terjadilah penyalahgunaan kekuasaan, dengan tumbuh suburnya budaya korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Kebebasan bicara dibatasi, praktek demokrasi menjadi
semu. Lembaga negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah. Lahirlah
gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi dalam
berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto
sebagai presiden.
Pelaksanaan Demokrasi Langsung Pada Era Orde Reformasi (Kurun Waktu 1998 -
sekarang (Orde Reformasi).
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR - MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.