Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PKN

Nama : Shinta Kurniawati Kelas : XI IPA 4 No Absen : 29


Tanggal : 24 September 2020

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia, dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Demokrasi Liberal (1950-1959)


Demokrasi liberal atau demokrasi parlementer berlaku pada tahun 1950—1959. Pada saat itu,
konstitusi yang berlaku adalah UUDS 1950. Berdasarkan UUDS 1950, sistem pemerintahan dan
demokrasi yang diterapkan di Indonesia, yaitu sistem parlementer dan demokrasi liberal. Artinya,
kabinet yang menterinya diajukan oleh parlemen (DPR) dan bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).
Dalam sistem parlementer ini, kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan presiden hanya
sebagai kepala negara. Masa demokrasi liberal ini membawa dampak yang cukup besar,
memengaruhi keadaan, situasi dan kondisi politik pada waktu itu.
Dampaknya, yaitu:
1. Pembangunan tidak berjalan lancar karena kabinet selalu silih berganti.
2. Tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara terpaksa bersikap mengambang di
antara kepentingan banyak partai.
3. Dalam sistem multi partai, tidak pernah ada lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif yang
kuat.
4. Munculnya pemberontakan di berbagai daerah (DII/TII, Permesta, APRA, RMS).
5. Memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan saat itu.
Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara. Akhirnya, pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan Dekrit Presiden
mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945, serta tidak berlakunya
UUDS 1950.

2. Demokrasi Terpimipin (1959-1965)

Demokrasi terpimpin atau demokrasi terkelola yaitu seluruh keputusan serta pemikiran berpusat
pada pemimpin negara saja. Menurut TAP MPRS No. VIII/MPRS/1965, demokrasi terpimpin
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
yang berasaskan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong bagi semua kekuatan nasional
yang progresif revolusioner dengan berporoskan Nasakom.
Pada saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 dan Presiden Sukarno berkedudukan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang berlandaskan pada sistem presidensial
(presidesiil). Para menteri berada di bawah wewenang presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
3. Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merupakan perwujudan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila, yaitu:


1. Persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggungjawab secara moral kepada Tunan Yang Maha Esa,
diri sendiri, dan orang lain.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Karakteristik politik Orde Baru
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir tidak pernah terjadi.
2. Rekrutmen politik bersifat tertutup.
3. Terjadi kecurangan pada Pemilihan Umum.
4. Pelaksanaan hak-hak dasar warga negara lemah.

4. Demokrasi Era Reformasi (1998-Sekarang)

Pelaksanaan demokrasi di era reformasi (1998-sekarang) ditandai dengan lengsernya Soeharto yang
menjabat sebagai Presiden selama sekitar 32 tahun.kepemimpinan nasional segera beralih dari
Soeharto ke BJ Habibie yang sebelumnya menjabat sebagaiWakil Presiden.
Dalam masa pemerintahan Presiden BJ Habibie muncul beberapa indikator pelaksanaan demokrasi
diIndonesia, yaitu:
 Diberikan kebebasan pers dan Berlakunya sistem multipartai
Berikut ini karakteristik demokrasi pada periode reformasi:
1. Pemilu lebih demokratis
2. Rotasi kekuasaan dari pemerintah pusat hingga daerah
3. Pola rekrutmen politik terbuka
4. Hak-hak dasar warga negara terjamin

Anda mungkin juga menyukai