Masa antara tahun 1945 – 1950 merupakan masa revolusi fisik di Indonesia.
BangsaIndonesia masih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari Belanda.
Karena itulah, demokrasi belum dapat terlaksana dengan baik di Indonesia. Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan menjadi tujuan utama saat itu. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan. Hal tersebut sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 (dihapus berdasarkan amandemen IV tahun
2002 ). Pada pasal tersebut tertulis “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat,
DewanPerwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-
Undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan
Komite Nasional”.Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara
yang absolut, pemerintah mengeluarkan maklumat antara lain:
1) Berkembangnya partai politik pada masa tersebut. Pada masa ini, terlaksana
pemilihan umum pertama di Indonesia untuk memilih anggota konstituante. Pemilu
tahun 1955 merupakan pemilu multipartai. Melalui pelaksanaan pemilu, berarti negara
telah menjamin hak politik warga negara.
akhirnya, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi:
b. menetapkan UUD 1945 berlaku kembali dan tidak berlakunya UUDS 1950,
2) Presiden tidak dapat diganggu gugat, tetapi tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada
di tangan menteri-menteri, baik secara bersama-sama untuk seluruh maupun masing-masing
untuk bagiannya sendiri-sendiri (pasal 118 ayat (1)).
4) Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak parlemen.
7) RIS menganut sistem perwakilan bikameral (dua kamar) yaitu senat (perwakilan daerah) dan
DPR. Senat (dua orang per daerah) bersama pemerintah dan DPR berwenang mengubah
konstitusi RIS, menetapkan undang-undang federal dan anggaran belanja RIS. Senat juga
berwenang memberi pertimbangan/nasihat kepada pemerintah baik diminta maupun tidak.
Marked as spam
Ciri-ciri pemerintahan pada masa Konstitusi RIS, antara lain:1) Kekuasaan kedaulatan rakyat Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1
ayat (2)).2) Presiden tidak dapat diganggu gugat, tetapi tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah
berada di tangan menteri-menteri, baik secara bersama-sama untuk seluruh maupun masing-masing
untuk bagiannya sendiri-sendiri (pasal 118 ayat (1)).3) Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri,
bertanggung jawab kepada parlemen.4) Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara
terbanyak parlemen.5) Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti lamanya.6) Kabinet
sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh parlemen, sebaliknya pemerintah dapat membubarkan parlemen
atau DPRbila dianggap tidak menyuarakan kehendak rakyat dan tidak representatif.7) RIS menganut
sistem perwakilan bikameral (dua kamar) yaitu senat (perwakilan daerah) dan DPR. Senat (dua orang per
daerah) bersama pemerintah dan DPR berwenang mengubah konstitusi RIS, menetapkan undang-
undang federal dan anggaran belanja RIS. Senat juga berwenang memberi pertimbangan/nasihat
kepada pemerintah baik diminta maupun tidak.
1) Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah negara terbagi dalambeberapa
provinsi. Provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Bali, Banten, Bengkulu,Bangka
Belitung, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat,Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, KalimantanSelatan, Kalimantan
Timur, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur, Papua, Papua
Barat, Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, SulawesiTenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Barat, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan SumatraSelatan.
2) Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan adalah presidensial.
3) Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden yang merangkap sebagai kepala negara dankepala pemerintahan.
Presiden dan wakilnya dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan5 tahun. Namun pada pemilu tahun
2004, Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsungoleh rakyat dalam satu paket untuk masa jabatan
2004– 2009.
4) Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta bertanggung jawabkepada
presiden.
5) Parlemen terdiri atas 2 bagian (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
DewanPerwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR
terdiriatas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dengan sistem proporsional terbuka.
AnggotaDPD adalah para wakil dari masing-masing provinsi yang berjumlah 4 orang dari tiap
provinsi.Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu dengan sistem distrik perwakilan
banyak.Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota
yanganggotanya juga dipilih melaui pemilu. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan
kekuasaanmengawasi jalannya pemerintahan..
kelebihan
Menjalankan prinsip distribution of power
Muncul kehidupan demokrasi multi partai
Tidak ada mosi tidak percaya dari parlemen
DPR dapat membubarkan kabinet bila dianggap menyimpang
Berhasil meletakkan dan membangun dasar kehidupan negara secara konstitusional
Demokrasi multipartai
Pelaksanaan pemilu demokratis
Berhasil menggalang dukungan internasional melalui KAA
Mampu membangun integritas nasional
Kembalinya Irian Barat
Pelopor Nonblok dan pemimpin Asia-Afrika.
kekurangan
Sistem pemerintahan tidak berjalan/tidak dapat bekerja sama
Pelaksanaan sistem pemerintahan tidak dapat dilaksanakan masa revolusi/kegentingan
Belum terbentuk alat-alat kelengkapan negara
Masa jabatan kabinet tidak ditentukan
Kepala negara tidak dapat diganggu gugat, karena yang bertanggung jawab adalah para
menteri
Mementingkan kekuatan partai di parlemen
Multipartai berdampak pada kepentingan parpol/golongan
Stabilitas politik terancam
Tidak terdapat partai yang menang secara mayoritas
Jatuh bangun kabinet yang singkat
Kebijakan pembangunan tidak jalan
system pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana kepala pemerintahan
dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri
bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus
kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri system
pemerintahan Presidensial: 1. Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan
kekuasaan. 2. Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif. 3. Kabinet
bertanggung jawab kepada presiden. 4. eksekutif dipilih melalui pemilu. system pemerintahan
Parlementer merupakan suatu system pemerintahan di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab
kepada parlemen. Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri
bertanggung jawab kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia,
Malaysia. Ciri-ciri dan syarat system pemerintahan Parlementer: 1. Pemerintahan Parlementer
didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan. 2. Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan
antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet. 3. Eksekutif dipilih oleh kepala
pemerintahan dengan persetujuan legislatif. system pemerintahan Campuran dalam system
pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari system pemerintahan Presidensial dan system
pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara
Indonesia Tahun 1945 – 1949 Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain: Berubah
fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR. Terjadinya perubahan sistem
kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP – KNIP. Tahun 1949 – 1950
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system parlementer
cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan
cabinet parlementer murni karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan
yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah. Tahun 1950 – 1959 Landasannya adalah
UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer cabinet
dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri: presiden dan wakil presiden tidak dapat
diganggu gugat. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan. Presiden berhak
membubarkan DPR. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden