Anda di halaman 1dari 6

PERIODISASI PERKEMBANGAN DEMOKRASI

DI INDONESIA PERIODE 1949-1959

Ahmad
Daniar Indarto
Farah Dita Amelia
M. Naufal
Rachmat Zidane
Akuntabilitas :
Akuntabilitas adalah konsep etika atau pertanggungjawaban yang
berasal dari pemerintah yang memiliki kewenangan dalam mengatur
tatanan administrasi publik. Tatanan administrasi publik itu seperti
lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif.

Pada periode 1949-1959, terjadi kegagalan demokrasi. Hal ini


dikarenakan negara Indonesia yang menggunakan demokrasi
parlementer atau liberal. Demokrasi ini tidak bisa dijalankan di negara
Indonesia dengan ciri parlementer 2 partai politik. Bahwasannya yang
diketahui Indonesia memiliki banyak multi partai. Selain itu parlemen
yang memegang kekuasaan sehingga menimbulkan ketidak percayaan
hingga berdampak kabinet harus meletakan kekuasaanya beberapa
bulan
Rotasi kekuasaan
• Tahun 1949-1950 (Konstitusi RIS) :
1. Hasil dari KMB bentuk negara Indonesia Serikat
2. Sistem pemerintahan parlementer
3. Demokrasi Liberal
4. Bentuk negara Serikat

• Tahun 1950-1959 (UUDS 1950) :


1. Ditandai dengan suasana dan semangat yang ultrademokratis.
2. Kabinet berubah menjadi sistem parlementer
3. Dwitunggal Soekrno-Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai kepala
negara.
4. Pemerintahan tidak stabil ditandai dengan sering jatuh bangunnya kabinet sehingga
pembangunan tidak jalan hal ini disebabkan dominannya politik aliran dan basis sosial
ekonomi yang rendah
5. Bentuk negara kesatuan, sisten pemerintahan parlementer, demokrasi Liberal
6. Pemilu pertama tahun 1955 berhasil memilih anggota DPR dan Kontituante.
7. Kontituante bertugas membuat UUD baru tapi gagal
8. Pemberontakan didaerah seperti DI/TII, APRA, PRRI/Permesta, RMS, Andi Azis.
Pola Rekruitmen Politik
Periode 1949-1959
Pola rekruitmen politik pada masa ini sudah demokrasi, artinya sudah
melalui proses pemilihan umum yang berlangsung pada tahun 1955.
Perwakilan rakyat mempunyai peranan lebih, serta partai-partai pada
masa ini mempunyai peluang berkembang. Masa ini disebut Masa
Demokrasi Parlementer.
Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Pada Periode
1949-1959 :
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia merdeka berlangsung dalam rentang waktu antara
tahun 1949 sampai 1959. Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undang-undang dasar :
1. Pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agutus 1950.
2. Pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 pada rentang
waktu 17 Agutus 1950

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959 :


1. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam
proses politik yang berjalan.
2. Akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat
tinggi.
3. Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya untuk
berkembang secara maksimal.
4. Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada 1955, tetapi Pemilihan Umum
tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.
5. Masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi
sama sekali
Pemenuhan Hak Hak Dasar
Warga Negara
Pada periode 1949-1959, masyarakat pada umumnya dapat merasakan
bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, walaupun
tidak semua warga nergara dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Hak-haknya seperti hak untuk berserikat dan berkumpul yang dapat
diwujudkan dengan jelas dengan terbentuknya sejumlah partai politik
dan organisasi serta pemilu.

Anda mungkin juga menyukai