Anda di halaman 1dari 2

Akibat pendudukan Jepang bidang politik

Tujuan utama pemerintah Jepang adalah menghapuskan pengaruh Barat dan menggalang
dukungan masyarakat agar memihak Jepang. Pemerintah Jepang juga menjanjikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia. Janji kemerdekaan diucapkan oleh Perdana Menteri Tojo saat berkunjung
ke Indonesia pada September 1943. Dalam bidang politik, Jepang menerapkan beberapa
kebijakan antara lain:
1. Melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang.
2. Membentuk organisasi-organisasi sebagai alat propaganda.
3. Membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan angkatan laut.
4. Melakukan seikerei setiap upacara bendera, yaitu penghormatan ke arah Tokyo dengan
membungkukkan badan 90 derajat untuk Kaisar Jepang Tenno Heika.
5. Struktur pemerintahan sesuai keinginan Jepang.

Dampak Positif Bidang Politik

Dampak positif pendudukan Jepang dalam bidang politik ada 4, berikut ini penjelasannya:

Pertama, Bahasa Indonesia mulai berkembang dan saat itu bahasa Indonesia menjadi nomor 2
setelah bahasa Jepang. 

Kedua, Jepang membentuk BPUPKI dan PPKI sebelum kekalahannya, hal ini membuat para
tokoh-tokoh pelopor bangsa sering berkumpul dan akhirnya tercetuslah ide tentang Pancasila
yang merupakan dasar negara Indonesia.

Ketiga, Semangat anti Belanda saat penjajahan Jepang meningkat sebab Jepang sangat
mendukung sikap tersebut, kemudian menimbulkan rasa nasionalisme berkembang pesat. 

Keempat, Membuka pintu bagi para tokoh-tokoh atau lebih tepatnya memanfaatkan tokoh
penting bagi kepentingan Jepang. Tetapi hal tersebut malah sebaliknya, para tokoh
memanfaatkan Jepang demi kepentingan bangsa Indonesia. Khususnya dalam bidang politik.

Dampak Negatif Bidang Politik

Dampak Penjajahan Jepang dalam bidang politik di Indonesia ternyata tidak hanya
mengakibatkan dampak positif, ada juga dampak negatifnya, berikut ini 3 dampaknya, meliputi:

 Jepang melarang kegiatan yang berbau politik


 Kemudian pemerintah Jepang membubarkan organisasi-organisasi politik yang sudah
ada.
 Jepang melarang adanya perkumpulan, atau orang-orang yang mengadakan perkumpulan.

Kondisi Bangsa Indonesia di Masa Pendudukan Jepang dari Segi Politik/Militer. Pemerintah
Jepang mengajak bekerja sama golongan nasionalis, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.
Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap
masyarakat Indonesia. Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan
Islam diberi kebebasan untuk membentuk partai Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Partai
Masyumi), yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.

Kebijakan Kependudukan Jepang di Indonesia di Bidang politik


kebijakan Jepang di bidang politik adalah melarang membubarkan dan melarang aktivitas semua
organisasi politik yang bukan dibentuk oleh pemerintah Jepang.

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-
golongan nasionalis. Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh
besar terhadap masyarakat Indonesia. Namun, kemudian Jepang justru mengeluarkan undang-
undang yang merugikan bangsa Indonesia di bidang politik. Kebijakan pertama yang dilakukan
Jepang adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942,
dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk
perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan
seluruh organisasi nasional.

Dengan demikian kebijakan Jepang di bidang politik adalah melarang membubarkan dan
melarang aktivitas semua organisasi politik yang bukan dibentuk oleh pemerintah Jepang.

Anda mungkin juga menyukai