Berita tentang
kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua stasiun radio disegel oleh
Jepang, tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan Syahrir mendengar kabar ini melalui radio
BBC. Mendengar hal itu, Sutan Syahrir langsung mengabarkan berita ini kepada rekan-rekannya
dan mengadakan rapat di Laboratorium Bakteorologi, Jakarta. Dan kesimpulan dari percakapan
mereka, golongan muda sepakat untuk mendesak Soekarno agar segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Keadaan tersebut membuat para golongan muda berusaha untuk mendesak Soekarnno-Hatta agar
segera mem-proklamirkan kemerdekaan indonesia secepat mungkin, tanpa campur tangan PPKI.
Untuk itu pada tanggal Tanggal 14 Agustus 1945 Syahrir, Wikana dan Darwis tiba di kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB dengan tujuan
memberitakan Kekosongan Kekuasaan jepang di Indonesia. Soekarno pun segera beranjang
menemui para pemuda tersebut di ruang tamu.
Syahrir : "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio BBC London di
Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul mengadakan
rapat dan hasilnya adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung Hatta segera
menyusun kemerdekaan Indonesia.”
Ir. Soekarno : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.”
Sultan Syahrir : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI
dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan
pemberian bangsa lain.”
Chairul Shaleh: “Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini?
Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamasikan kemerdekaan sendiri . Mengapa
harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya !”
Soekarno: “Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang!
Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakanmu
untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah ?
Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan, bagaimana
kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.”
Wikana: “Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula
kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggungselama ini.. Inilah yang sudah
ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.”
Soekarno: “Baiklah. Tapi berikan saya waktu untuk berunding dengan golongan tua.”
Moh.Hatta: Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr. Soebardjo: Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu
yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya
dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.
Iwa Kusuma Soemantri: Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan
saja ?
Sudiro : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat
ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya
berantakan?
Iwa Kusuma Soemantri: Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.
Dengan begitu usaha para pemuda untuk membujuk Ir. Soekarno gagal. Tanggal 16 Agustus
1945, golongan muda melakukan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu
diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan agar Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Akhirnya Pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.00 pagi Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju
Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan
PETA di bawah pimpinan Sudanco Singgih.
(8 Orang, Soekarno, Moh. Hatta, Mr. Soebarjo, Iwa Kusumawati, Sudiro, Sutan Syahrir,
Sukarni, Choirul Saleh, Wikana, Darwis, pasukan peta (2 Orang), dan Sudanco Singgih)
Darwis: “Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat
pengasingan.”
Chairul Shaleh: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari pengaruh
dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Darwis: Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin
keselamatan mereka.
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu, menimbulkan kepanikan di
kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo
pukul 08.00 pagi.
Mr. Soebardjo: Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Mr. Soebardjo: Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin
keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya
pukul 12.00.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 23.30 WIB. Rombongan Ir. Soekarno kembali ke
Jakarta dari Rengasdengklok dan langsung menuju rumah Laksamana Maeda untuk menemui
Gunselkan, Mayor Jenderal Hoichi Yamamato. Kedua tokoh yang berasal dari jepang ini
memiliki pandangan yang berbeda dengan tokoh-tokoh jepang lainnya karena mereka
mendukung kemerdekaan Indonesia. Sesampainya di rumah Laksamana Maeda, di sana sudah
dinanti B.M Diah, pihak surat kabar Asia Raya, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri untuk
menyusun naskah proklamasi. Naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik
dan di tandatangani oleh Soekarno.
Setelah itu pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dilaksanakan di lapangan ikada,namun karena alasan keamanan maka dipindah di
kediaman Ir. Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Para undangan dan warga
Jakarta pun berbondong-bondong menuju kediaman Bung Karno tersebut untuk segera
membacakan teks proklamasi tersebut.