a. Nama perlawanan
Perang Padri
b. Waktu dan tempat : 1803 hingga 1838 Sumatera Barat, Sumatera Utara dan
Riau
c. Faktor penyebab
Sebab umum:
1. Adanya pertentangan paham antara golongan Wahabi yang ingin memurnikan
ajaran Islam dengan para golongan Tasawuf yang terdiri dari pemangku adat dan
para bangsawan.
2. Adanya pertentangan antara hukum adat dan hukum Islam.
3. Terjadi perebutan pengaruh antara ulama dan kaum adat.
4. Adanya campur tangan bangsa barat dalam perebutan kekuasaan tersebut.
Sebab khusus
- Gagalnya usaha damai antara kaum adat dan ulama, kemudian kaum adat
meminta bantuan pada Belanda.
e. Taktik perang
Belanda
Operasi militer dimulai pada tanggal 21 April 1835, pasukan Belanda dipimpin oleh
Letnan Kolonel Bauer, memecah pasukannya menuju Masang menjadi dua bagian
yang bergerak masing-masing dari Matur dan Bamban. Pasukan ini mesti
menyeberangi sungai yang saat itu tengah dilanda banjir, dan terus masuk
menyelusup ke dalam hutan rimba; mendaki gunung dan menuruni lembah; guna
membuka jalur baru menuju Bonjo
Indonesia
Taktik serangan gerilya yang diterapkan Kaum Padri kemudian berhasil
memperlambat gerak laju serangan Belanda ke Benteng Bonjol, bahkan dalam
beberapa perlawanan hampir semua perlengkapan perang pasukan Belanda seperti
meriam beserta perbekalannya dapat dirampas. Pasukan Belanda hanya dapat
membawa senjata dan pakaian yang melekat di tangan dan badannya. Sehingga pada
tanggal 21 September 1833, sebelum Gubernur Jenderal Hindia Belanda digantikan
oleh Jean Chrétien Baud, Van den Bosch membuat laporan bahwa penyerangan ke
Bonjol gagal dan sedang diusahakan untuk konsolidasi guna penyerangan
selanjutnya.
f. Akhir Perang
Pada tahun 1837 pasukan Belanda berhasil menerobos Benteng bonjol. dan akhirnya
kemenangan di pihak Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke
Ciancur. kemudian Beliau dipindahkan ke Minahasa sampai wafatnya dalam tawanan.
Jenazahnya dimakamkan di Pineleng (dekat Manado).
g. Isi Perjanjian
Pada tahun 1824, Belanda dan kaum Padri mengadakan perdamaian di masang
(perjanjian masang) yang isinya : .
Isi Perjanjian Masang :
1. Penetapan batas daerah kedua belah pihak.
2. Kaum Padri harus mengadakan perdagangan hanya dengan pihak belanda.
Peperangan terjadi antara kaum adat dan kaum padri karena masalah agama.
Berkobar sebelum perang diponegoro.
Dari kota lawas pertempuran meluas ke Alahan panjang dan Tanah datar.
Kaum adat meminta bantuan kepada inggris namun ditolak karena inggris sudah didak
mempunyai kekuasaan lagi di Indonesia.
Kaum adat meminta bantuan kepada belanda tahun 1821 sehingga kaum padri menyerang
pos pos belanda di Semawang , soli air dan Lintau
Belanda mendirikan benteng Fort Van Capellen di Batusangkar dan Fort De Kock di Bukit
tinggi untuk menggempur kaum padri. Upaya ini gagal sehingga Belanda mundur menuju ke
Pagar Ruyung.
Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku Nan Rencek. Di Bonio
kaum padri berhasil menyerang pos belanda yang di pimpin oleh Letnan Maartius dan kapten
Brusse.
24 September 1822 pasukan paderi menyerang Belanda di Agam.