Anda di halaman 1dari 10

RESENSI BUKU JANJI HATI

By: Rafli kautsar

Identitas Buku

 Judul Buku : Janji Hati


 Penulis : Elvira Natali
 Negara : Indonesia
 Bahasa : Indonesia
 Genre : Roman
 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
 Tanggal Terbit : Juni 2013
 Halaman : 280 halaman ; 20 cm

Pendahuluan

Janji Hati adalah novel fiksi pertama karya Elvira Natali yang ditulis selama kurang lebih empat bulan
dan diterbitkan oleh PT Gramedia pada Juli 2013. Elvira Natali lahir bertepatan pada hari natal pada
tahun 1996. Menulis adalah hobi sekaligus rutinitas baru yang dilakukannya sejak 4 tahun terakhir.
Pada awal februari novel Janji Hati telah di film kan dan Elvira Natali yang menjadi tokoh utama
yang ada didalam novel Janji Hati. Dan ini awal Elvira Natali sebagai Pemain Film atau bisa disebut
juga dengan Aktris.

Sinopsis Novel

Cerita dimulai dari seorang gadis yang mengikuti ekskul bola voli di sekolah SMA Residensial, yang
bernama Amanda Tavari. Pada suatu saat Amanda bermain bola voli di lapangan sekolah dengan
sahabatnya yang bernama Sindi, yang pada saat itu juga ada eksul futsal yang sedang latihan. Amanda
melempar/ ngeservice bola ke arah anak-anak yang sedang latihan futsal. Tiba-tiba bola Amanda
mengenai hidung salah seorang cowok yang sedang latihan futsal, bernama Dava Argianta.
Mengakibatkan tulang hidung Dava retak, dan Amanda pun merasa bersalah dan menemui Dava.
Amanda meminta maaf ke Dava, tetapi sikap Dava sangat kasar dan dingin terhadap Amanda yang
membuat Amanda hanya terdiam dan sangat bersalah.
Keesokan harinya, Amanda menemui Dava di rumah Dava dan meminta maaf lagi. Sikap dava pun
masih kasar dan dingin terhadap Amanda, tetapi Amanda masih tetap ingin meminta maaf dan
Amanda akan menuruti semua permintaan Dava jika pemintaan maaf Amanda dimaafkan oleh Dava.
Dava pun mengabulkan permintaan Amanda dengan syarat setiap hari saat Dava membutuhkan
Amanda, Amanda harus datang ke Dava dan membersihkan ruangan musik Dava sampai hidung Dava
kembali normal. Amanda menyetujui syarat yang diberikan oleh Dava
Tadinya, Amanda Tavari nyaris putus asa menanggapi sikap Dava. Tapi, gara-gara tak sengaja
melukai cowok itu, Amanda terlalu berjanji akan melakukan apa pun agar Dava memaafkannya.
Rupanya Amanda Tavari dan Dava Argianta mempunya hobi yang sama yaitu bermain piano klasik.
Setelah berlangsung lama hukuman Amanda, sikap Dava ke Amanda sedikit baik. Pada suatu saat
Amanda diajak oleh Dava ke suatu tempat panti asuhan dan disana Amanda mengajari anak-anak
panti asuhan dengan lemah lembut. Sikap lemah lembut Dava ketika mengajar anak-anak panti
asuhan membuat Amanda tersenyum herah dengan sikap Dava tersebut.
Tadinya, Dava Argianta sangat membenci cewek ceroboh yang menghancurkan impiannya itu.
Namun belakangan, Amanda malah menjadi sosok malaikat tanpa sayap yang selalu ada di saat ia
membutuhkan bantuan. Dava mendesah lirih, bagaimana mungkin dirinya bisa membenci cewek yang
berhasil mengembalikan tawanya yang bertahun-tahun hilang?
Leo adalah kakak atau saudara tiri dari Dava Argianta dan Leo sangat dekat juga dengan Amanda
Tavari. Leo adalah sosok yang selalu perhatian dengan Amanda dan selalu menyemangati Amanda
saat hampir putus asa menanggapi sikap Dava yang kasar dan dingin. Pada suatu saat, rupanya Leo
adalah yang menabrak kakaknya Amanda dan menyebabkan kakaknya Amanda meninggal dunia.
Kakak Amanda yang bernama Revan Tavari, rupanya kakak tiri Amanda dan cinta pertamanya
Amanda. Dengan pernyataan tersebut membuat Amanda sangat terpuruk dan berat menerima semua
ini.
Amanda pun memilih pergi ke Los Angeles dan hidup dengan orang tuanya yang ada di Los Angeles.
Tetapi Dava meminta Amanda untuk tidak pergi, karena Dava tidak mau ditinggalkan lagi oleh orang
yang dia sayang. Tetapi, Amanda tetap pergi ke Los Angeles.
Setelah Amanda pergi ke Los Angeles, Dava pergi ke rumah Amanda yang ada di indonesia dan
menuju kekamar Amanda. Di meja belajar Amanda ditemukan sebuah buku diary milik Amanda, dan
Dava pun membacanya. Saat membaca buku diary Amanda, Dava menagis karena rupanya Amanda
juga menyukai dan mencintai Dava.
Sikap Dava yang telah ditinggalkan oleh Amanda kembali lagi menjadi keras dan dingin bahkan
lebih. Dava suka pergi keluar rumah dan mengikuti balap motor. Pada suatu saat, Dava mengalami
kecelakaan yang membuat Dava koma. Amanda pun mendengar berita kalau Dava mengalami
kecelakaan, Amanda pun pulang ke Indonesia untuk menjenguk Dava. Sesampainya di rumah sakit,
Amanda bertemu dengan Leo dan tidak mau masuk ke ruangan Dava di rawat. Leo mengajak Amanda
untuk ke rumahnya, sambil mengambil barang-barang Dava. Sesampai di rumah Dava, Amanda pun
langsung menuju kamar Dava. Dengan terkejutnya Amanda menemukan buku diarynya di meja
Amanda dan Amanda pun membuka buku diarynya, Amanda menemukan skesta-sketsa wajahnya di
dalam buku diarynya dan sebuah kata-kata kecil dipojok. Yang membuat Amanda menangis ketikata
kata-kata yang dibuat Dava adalah “Jangan marah padaku ketika suatu saat buku ini kembali lagi ke
tanganmu. Maaf karena aku mengambil buku ini di kamarmu tanpa izin. Ini tidak sengaja. Aku
menemukannya tergeletak di bawah meja saat aku berkunjunng ke rumahmu tanpa tujuan. Dava”.
Amanda menangkup kepala di atas kedua punggung tangan diatas meja. Lengan tangannya
menyentuh permukaan keypad, lalu Amanda pun membukanya dan menemukan sebuah video tanpa
nama dan Amanda pun melihatnya. Rupanya video tersebut adalah video Dava yang sedang bernanyi
untuk Amanda dan mengatakan “pertama-tama, aku ingin minta maaf. Selama ini, aku sudah banyak
menyusahkannmu. Aku memperlakukanmu sangat tidak layak juga tidak pernah membuatmu nyaman
di dekat ku. Tapi, aku punya satu alasan untuk hal-hal tersebut. Mau tahu? Karena aku hanya tidak
ingin ketika seseorang nyaman di dekatku lalu suatu saat orang itu pergi, maka aku bersedih. Aku
tidak ingin mengulang saat-saat terburuk ketika aku kehilangan ibuku dulu. Dan ternyata kamu
meninggalkanku sebelum aku meninggalkanmu. Dunia terasa seperti kiamat. Saat itu aku berharap
kamu kembali. Pada akhirnya aku tahu, aku tidak perlu takut lagi. Kamu akan selalu bersamaku,
dalam setiap pikiran dan setiap perhitungan, dalam setiap kebahagiaan dan kesedihan. Ketika aku
membaca buku harianmu, aku sadar bahwa aku akan baik-baik saja dan aku akan bersamamu
selamanya. Karena kamu mencintaiku dan karena aku juga mencintaimu. Aku mencintaimu sepenuh
hati dan jiwaku. Bahkan aku mencintaimu lebih dari pada aku mencintaimu diriku sendiri. Jangan
pernah menangis lagi, air matamu sudah terlalu banyak terbuang untuk hal-hal yang seharusnya tak
perlu ditangisi sampai berlarur-larut. Aku ingin apa pun yang terjadi pada hari ini, atau berapa pun
lamanya waktu berjalan, kamu akan tetap yakin padaku, kamu sakan mengingat siapa diri kita dan
kamu tidak akan pernah kehilangan harapan.” Isak tangis Amanda pecah. Hari ini ia menangis karena
pada akhirnya ia tahu bahwa Dava mencintainnya. Amanda berjanji dia akan baik-baik saja dan tidak
akan menangis lagi dan tidak akan kehilangan harapan apa pun yang terjadi.
Leo dan Amanda pun pergi ke rumah sakit, dan Amanda memasuki ruangan Dava dirawat. Dava
terlihat sangat tenang dalam tidurnya, membuat Amanda semakin tak tega untuk mengusiknya.
Amanda pun berbicara pada Dava yang tertidur, saat Amanda berbicara pada Dava, air mata Dava
mengalir pada wajahnya yang membuktikan bahwa Dava mendengar suara Amanda. Tak lama
kemudian, alat kerja jantung Dava tidak berdetak lagi berarti Dava telah meninggal dunia. Ayah, Ibu
dan leo pun menangis termasuk Amanda.
Amanda telah menepati janjinya terhadap Dava untuk tidak kehilangan harapan dan tidak akan
menangis lagi. Amanda pun mengajar anak-anak panti asuhan ketika ia pergi dengan Dava.

Unsur Intrinsik

A. Tema : gadis remaja yang terlibat cinta segitiga


B. Tokoh dan Perwatakan
1. Amanda Tavari : mudah menangis, tidak suka diganggu,
(Air matanya kembali menetes.)
(Satu fakta yang perlu kalian ketahui tentang gadis berkulit
kuning langsat itu adalah jangan pernah mengganggu acara
tidurnya.)

2. Sindi : tanggung jawab, perhatian/peduli teman, dan penenang


(“Aduh. Tanggung jawab?” Ia memutar bola mata. “Besok
kamu makan gratis sepuasnya di sekolah. Gimana? Aku yang
bayar semuanya.”)
(Sindi ikut berdiri dengan bingung untuk memastikan apa
yang ingin temannya itu lakukan.)
(Sindi menepuk bahu Amanda untuk menenangkan gadis itu.)

3. Leo Ferdinand : baik hati


(Ia berada di rumah Kak Leo, cowok baik hati yang
menolongnya saat pingsan kemarin.)

4. Dava Argianta : angkuh, egois, dan keras kepala


(Lalu kenapa cowok angkuh yang tidak sengaja ia lukai tadi
ada di rumah Kak Leo juga?)
(Akibatnya Dava tumbuh menjadi remaja yang egois dan
keras.)

5. Revan Tavari : supel, lucu, dewasa, dan pengertian


(Revan selalu bisa mengembalikan keceriannya. Sikapnya
yang supel dan lucu, selalu membuat Amanda tertawa.
Kakaknya itu mengerti dirinya seutuhnya. Ia ingat, pernah
diganggu oleh teman-teman cowok yang iseng, Revanlah yang
melindungi dan menjanganya. Ia sangat dewasa, dan juga
pengertian.)

6. Bobi : ceria dan penuh semangat


(Wajah Bobi dan kawan-kawan penuh senyum berbinar. Kelas
terlihat sekali mereka bahagia.)
7. Jena : cemerlang
(“Di Pantai Mutiara aja!” ujar Jena. “Kita main air di sana
sampai sore!”)

8. Dolly : antusias
(“Ayo! Ayo!” sambung Dolly antusias.)

9. Pak Sutris : komitmen


(dan seorang sopir, Pak Sutris yang siap mengantar ke mana
saja Amanda akan pergi.)

10. Bi Sinem : setia


(hanya ditemani seorang asistern rumah tangga yang setia
yang bernama Bi Sinem.)

11. Kak Sri : Supel


(Kak Sri, seorang atlet futsal putri yang cukup akrab dengan
Amanda.)
12. Miss Windi : galak dan sok berwibawa
(beda sekali dengan Miss Windi yang galak dan sok
berwibawa.)

13. Miss Sisil : baik dan supel


(Namanya Miss Sisil. Wanita muda itu adalah guru pengganti
Miss Windi yang cuti hamil.)

14. Pak Bejo : pemalas


(Ia tahu pasti satpam itu sedang tidur. Pemalas sekali!)

15. Bude Lastri : mudah bersahabat


(Sosok bersahabat bernama Lastri Utami itu heran dan tak bisa
menahan tawanya yang meledak begitu saja.)
C. Latar
1. Latar Tempat
a. Pantai Mutiara
(Bobi dan kawan-kawan sibuk bermain air dan membangun istana
pasir.)
b. Kamar Amanda
(Amanda menyandarkan punggungnya dengan satu sentakan cukup
keras di sofa berbentuk sarung tangan di tengah kamar yang cukup luas.)
c. Lapangan Green Bay
(Usai mengantarnya ke lapangan Green Bay, Pak Sutris langsung izin
pulang lebih cepat.)
d. Kamar Leo
(“And this is my room sweet room,”)
e. Rumah Amanda
(“Terima kasih , Kak,” kata Amanda begitu sampai di depan bangunan
tingkat dua bergaya minimalis. Akhirnya ia sampai di rumah dengan selamat
tanpa hambatan.)
f. Rumah Sakit
(Mereka berdua takut, jika melihat mereka ada di sana, Dava akan
membuat keributan di rumah sakit.)
g. Rumah Dava
(Diliriknya lagi rumah Dava, mobil cowok itu sudah masuk ke rumah.
Ia bisa turun sekarang.)
h. Perumahan Pantai Mutiata
(Setelah tiba di depan mobilnya, Leo tidak langsung masuk mobil dan
meninggalkan kompleks Perumahan Pantai Mutiara itu.)
i. SMA Residensial
(Cowok itu segera turun dari Everest biru gelapnya dan masuk ke
lingkungan SMA Residensial yang penuh siswa-siswi riang menyambut waktu
pulang sekolah.)
j. Emporium Pluit Mall
(“Apa tujuan pertama?” tanya Amanda begitu tiba di Emporium Pluit
Mall.)
k. Sushi Tei
(Mereka berjalan beriringan menuju salah satu resoran jepang yang
cukup favorit di Indonesia, Sushi Tei.)
l. Toko Buku Gramedia
(Mereka berdua melangkah ke took buku Gramedia yang terletak di
lantai atas.)
m. Toko musik
(Sampai di toko musik, Amanda menghambur menuju deretan rak
musik klasik.)
n. Ruang musik pribadi milik Dava
(Ketika sampai di ruang musik pribadi milik Dava, Amanda merogoh-
rogoh tasnya dan mengambil kunci.)
o. Panti Asuhan Asih Lestari
(Hah? Panti Asuhan Asih Lestari?)

2. Latar Waktu
a. Sore
(Langit senja yang penuh awan menggumpal menghiasi sore itu.)’
(Amanda melirik arloji Swatch oranye yang melingkar di tangan kirinya.
Sudah pukul setengah lima.)
b. Siang
(Udara sejuk karena pendingin ruangan yang tidak dimatikan sejak pagi
hingga siang ini membuat gadis yang baru dating itu sedikit lega.)
c. Malam hari
(Kedua, ia tak berani pulang sendirian malam-malam begini.)
(Amanda menguap. Sekarang sudah pukul sepuluh malam.)
d. Pagi hari
(Pagi ini matahari tersenyum ceria.)

3. Latar Suasana
a. Bahagia
(Hatinya begitu gembira ketika mendengar nama Bobi dan kawan-kawan
disebut oleh panitia festival musik nasional sebagai juara utama.)
b. Terharu
(Ia begitu terenyuh dan terharu. Tidak sia-sia dua bulan terakhir ia rela bolak-
balik berpuluh-puluh kilometer dari rumahnya ke panti asuhan Asih Lestari.)
c. Sedih
(Dengan jemari mungilnya, ia menyentuh foto itu. Air matanya kembali
menetes.)
d. Kelelahan
(Sudah cukup hari ini ia menderita kelelahan karena semalam tidak cukup
tidur akibat terlalu asyik browsing lagu piano klasik hingga larut malam.)
e. Menegangkan
(Suara-suara ketegangan dan kepanikan membaur membuat kepala Amanda
mendadak pusing dan pikirannya mendadak kosong.)
f. Rindu orang tua
(Sudah sebulan ia tidak mendengarkan suara ayah maupun ibunya. Dan
sekarang gadis itu rindu pada mereka.)
g. Menyesal
(Hati Leo hancur. Dan air matanya menetes perlahan-lahan. Cowok itu
menangis. Ia merasa dirinya benar-benar pengecut. Tak berani menghadapi
kenyataan dan kalah sebelum berperang.)
h. Takjub dan terpesona
(Amanda takjub. Benar-benar takjub. Anak-anak itu begitu tertib dan rasa
kekeluargaan mereka sangat tinggi.)
i. Mencekam
(Sekarang ia sudah berada di ruangan penuh peralatan medis mengerikan yang
sama sekali tidak menyenangkan untuk dilihat.)
j. Kehilangan
(Orang-orang itu tidak berhasil menyelamatkan Dava. Mereka gagal
menyelamatkannya.)

D. Alur
Campuran

a. Diawal menceritakan sekilas kejadian setelah semua rangkaian cerita berakhir.


Yaitu saat Amanda mendampingi anak-anak Panti Asuhan Asih Lestari di festival
musik nasional.
b. Kemudian pada bab 1 semuanya dijelaskan runtut hingga akhir di bab 17. Awal
perkenalannya dengan Leo hingga terlibat masalah dengan Dava yang ternyata
adik tirinya Leo. Hingga terungkap siapa pelaku tabrakan yang merenggut nyawa
Revan Tavari.
c. Pada epilog, cuplikan cerita prolog kembali berlanjut. Amanda mencoba
meneruskan keinginan Dava dan memenuhi janjinya untuk tidak akan pernah
kehilangan harapan. Janji Hati.

E. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga serba tahu.

F. Gaya Bahasa
Gaya bahasanya sederhana, cenderung kearah pergaulan anak remaja yang notabene
santai dan gaul.

G. Amanat
Jangan pernah menyia-nyiakan cinta. Karena apabila ia sudah pergi maka sulit untuk
digenggam kembali.
Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Sosial
Teman yang baik, ia selalu ada disekitar kita dan bisa dijadikan tempat untuk berbagi.
Maka, jadilah teman yang terbaik. Jadilah orang yang peduli dan peka lingkungan
sekitar. Sikap angkuh dan menutup diri justru membuat diri kita dijauhi.

2. Nilai Moral
Selalu berusaha positif dan berperilaku santun. Orang akan menilai tidak menilai dari
fisik saja. Tapi juga dari sikap yang kita tunjukkan.
Bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang kita lakukan. Jangan mencoba lari dari
masalah. Karena ia akan terus mengikutimu.

3. Nilai Pendidikan
Pendidikan adalah hal utama. Jangan sampai menyampingkan masalah pendidikan
dengan cinta yang hanya perasaan semata. Masa depan jauh lebih penting.

4. Nilai Spiritual
Tuhanlah tempat kita kembali. Tidak ada yang kekal di dunia ini. Oleh karena itu,
segala sesuatu harus dipersiapkan dan jangan main-main dengan hidup.
Kelebihan

Kelebihan dari novel ini adalah sangat bagus dalam menyampaikan pesan dan dibuat dengan
bahasanya yang ringan hingga bisa dibaca di mana pun. Dan berhasil memotret kehidupan
sehari-hari dengan tema yang tak terduga, tapi sebenarnya cukup sering terjadi di sekitar kita.
Novel ini mengajarkan bahwa cinta akan selalu hadir di setiap kehidupan manusia, namun
terkadang cinta itu disertai kesakitan serta membuat manusia membuka kisah masa lalu yang
pernah luka dan belum hilang. Cinta bisa menguatkan manusia namun cinta juga bisa
melemahkan manusia, namun kenyataannya cinta akan selalu tetap ada.

Kelemahan

Kelemahan dari novel ini adalah tidak diceritakannya kisah Revan Tavari dengan Amanda
Tavari. Dan peran sahabat Amanda lebih sedikit, akibatnya pembaca hanya leo laha yang
perhatian terhadap Amanda.

Penutup

Kebahasaan novel janji hati sangat mudah dicerna oleh semua kalangan, terutama para anak
remaja. Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa gaul dan bahasa sehari-hari
yang mudah dicerna.

Anda mungkin juga menyukai