Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI SBK SMA KELAS XI

1. PENGERTIAN TEATER

A. Secara umum/ luas : segala jenis pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung di depan orang banyak
B. Secara khusus/sempit : sebuah drama yang menceritakan kisah hidup manusia/ seseorang yang ditampilkan
diatas pentas di depan orang banyak berdasarkan naskah .
C. Teater modern adalah….

2. UNSUR – UNSUR SENI TEATER


Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:

A. Unsur Internal

Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu

teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal

dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:

A1. Naskah atau Skenario

Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah

menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain,

kostum dan sutradara.

A2. Pemain

Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan

dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu

peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau

sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

A3. Sutradara

Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin

dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu

cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan

digunakan dan lain-lain.

A4. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain

itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan

beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.

A5. Properti

Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja,

robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

A6. Penataan

Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:


 Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan
karakter yang akan diperankan;
 Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki.
Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang
dikenakan pembantu rumah tangga;
 Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
 Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

B. Unsur Eksternal

Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan

dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu

B1. Staf Produksi


Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai
semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
 Produser/ pimpinan produksi
 Mengurus semua hal tentang produksi;
 Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya

B2. Sutradara/ derektor


 Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
 Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
 Mencari dan menyiapkan aktor;
 Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta
kru.

B3. Stage manager


 Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
 Membantu sutradara.

B4. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan
pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).

B5. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
 Bagian pentas/tempat;
 Bagian tata lampu (lighting);
 Bagian perlengkapan dan tata musik;

3. Jenis-jenis Teater Di Indonesia


Jenis-jenis teater di Indonesia dapat dibagi menjadi dua bentuk sajian. Keduanya hidup berdampingan bahkan
saling mempengaruhi dan merupakan sumber penciptaan yang satu terhadap yang lainnya. Dua bentuk sajian
teater tersebut dikenal dengan sebutan Teater Tradisional dan Teater NonTradisional (Teater Modern).

Teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan berkembang di tengah
keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya
sastra atau peristiwa sehari-hari.
Perbedaan /Ciri – ciri Teater Tradisional dan Teater Modern

No. Teater Tradisional Teater Modern

1 Karya teater lebih bersifat Karya teater diketahui pengarang atau penciptanya
"anonim", artinya tidak diketahui
penciptanya

2 Pewarisan seni bersifat turun Karya seni bersifat temporal.


temurun dan bersifat abadi.

3 Tidak ada naskah baku atau Ada naskah baku atau naskah tertulis.
naskah tertulis.

4 Pertunjukan bersifat spontan atau Pertunjukan direncanakan dengan matang dan


tanpa latihan. dilakukan melalui proses latihan.

5 Pertunjukan lebih mengutamakan Bentuk pertunjukan lebih beragam,


isi seni dari pada bentuk seni. tergantung stile senimannya; apakah mengutamakan
isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau
menghadirkan keduanya.

6 Tempat pertunjukan bersifat Tempat pertunjukan bersifat khusus yakni di


bebas di area terbuka. panggung dengan keragaman bentuk stage.
7 Peralatan pentasnya lebih Menggunakan peralatan pentas lebih modern dan
sederhana. lengkap dengan beberapa unsur penunjang
artistiknya.

8 Waktu pertunjukan dilakukan Waktu pertunjukan lebih pendek dan terbatas 2 atau
dalam jangka waktu yang relatif 3 jam.
panjang (semalam suntuk).

9 Peristiwa pertunjukan dibangun Peristiwa pertunjukan dapat dilakukan dengan


penuh keakraban dan tanpa jarak kecenderungan adanya jarak estetis dan atau lebur
dengan penontonnya. menjadi satu (tanpa jarak) dengan penonton.

10 Penonton bersifat bebas tanpa Penonton bersifat khusus dan membayar.


harus membayar.

11 Menggunakan bahasa daerah Menggunakan unsur bahasa lebih bebas; bahasa


(bahasa lokal) setempat. Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing
ataupun bahasa campuran.

12 Fungsi pertunjukannya berkaitan Fungsi pertunjukannya mengarah pada seni


dengan upacara adat/ upacara tontonan sebagai hiburan.
keagamaan dalam kegiatan
masyarakat secara adat.

4. Jenis – jenis teater modern

A. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam
India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisahkisah religius.
Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara
boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette, atau boneka tali,
digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan. Dalam pertunjukan wayang
kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar.
Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar
dan menonton wayang secara langsung.

Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang
untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama
mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.

B. Drama Musikal
Merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Drama musikal
mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak daripada dialog para pemainnya. Di panggung Broadway
jenis pertunjukan ini sangat terkenal dan biasa disebut dengan pertunjukan kabaret. Kemampuan aktor tidak
hanya pada penghayatan karakter melalui baris kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui lagu dan gerak
tari. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya musik yang bercerita seperti The
Cats karya Andrew Lloyd Webber yang fenomenal. Dari karya musik bercerita tersebut kemudian
dikombinasi dengan gerak tari, alunan lagu, dan tata pentas.

Selain kabaret, opera dapat digolongkan dalam drama musikal. Dalam opera dialog para tokoh dinyanyikan
dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Di sinilah letak perbedaan dasar
antara Kabaret dan opera. Dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu bisa saja bebas tetapi dalam
opera biasanya adalah musik simponi (orkestra) dan seriosa. Tokoh-tokoh utama opera menyanyi untuk
menceritakan kisah dan perasaan mereka kepada penonton. Biasanya juga berupa paduan suara. Opera
bermula di Italia pada awal tahun 1600-an. Opera dipentaskan di gedung opera. Di dalam gedung opera, para
musisi duduk di area yang disebut orchestra pit di bawah dan di depan panggung.

C. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah serta tubuh
pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim
klasik. Teater gerak, tidak dapat diketahui dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater
terutama dalam hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia del’Arte di Italia. Dalam masa ini
pemain teater dapat bebas bergerak sesuka hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh
dasarnya untuk memancing perhatian penonton. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan
pertunjukan dengan berbasis gerak secara
mandiri muncul.

Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai pertunjukan yang
sunyi (karena tidak menggunakan suara), pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya
melalui tingkah polah gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan sebuah lakon yang hendak
disampaikan semua ditampilkan dalam bentuk gerak. Tokoh pantomim yang terkenal adalah Etienne Decroux
dan Marcel Marceau, keduanya dari Perancis.

D. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang
dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi
cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti
alur plot dengan ketat. Mencoba menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan.
Menonjolkan laku aksi pemain dan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton tergugah. Satu
peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon. Karakter yang disajikan di
atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi, dalam artian tidak ada lagi proses perkembangan
karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman, Ian Reade: 1996). Dengan segala konvensi yang ada
di dalamnya, teater dramatik mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.

E. Teatrikalisasi Puisi
Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan
dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung
dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi
memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena
mencoba menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas.
5. PENGERTIAN SENI PERAN
Seni peran adalah salah satu cabang ilmu seni yang khusus mempelajari bagaimana teknik menciptakan dan
memainkan peran (berakting) sebagai seorang tokoh tertentu baik di atas pentas (panggung) maupun dalam
sebuah film. Dan pelaku seni peran ini disebut sebagai aktor.

6. UNSUR-UNSUR SENI PERAN :


Lakon,Perwatakan / tokoh,tubuh, suara, penghayatan, ruang,kostum,property, musik

7. JENIS-JENIS SENI PERAN

 Protagonis ialah tokoh utama, pelaku utama atau pemain utama disebut dengan tokoh putih. Kedudukan
tokoh utama ialah yang menggerakan cerita, sehingga cerita memiliki peristiwa dramatic (konflik).
 Antagonis ialah lawah tokoh utama, atau penghambat pelaku utama, hal ini disebut sebagai tokoh hitam.
Kedudukan tokoh Antagonis merupakan yang menghalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama
dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis dan Protagonis biasanya memiliki
kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan
cerita.
 Deutragonis ialah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama
dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat
kepada tokoh utama.
 Foil ialah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis
dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan
nasihat yang memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis.
 Tetragonis ialah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat nertal.
 Confident ialah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama.
 Raisonneur ialah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
 Utilitty ialah tokoh pembantu, baik dari kelompok hitam atau putih putih. Tokoh ini dalam dunia
pewayangan disebut juga dengan goro-goro, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, pengembira atau
hanya sebatas pelengkap saja.

8. TEKNIK PERAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG AKTOR

1. Teknik Olah Pikiran


Mengolah pikiran dapat membantu pemain untuk menjiwai suatu peran dalam cerita. Teknik dasar seni peran
pertama dapat dilatih dengan cara seperti berikut:

 Mengolah pikiran dari jiwa : Teknik ini memisahkan pikiran dengan perasaan dan emosi yang dialami.
Mengolah pikiran dengan mengingat tokoh – Mengingat semua tentang peran yang akan dimainkan dan dimaknai
dengan lebih dalam.
 Mengolah pikiran dengan indra manusia : Menggunakan kelima indra manusia untuk merasakan setiap unsur
kehidupan yang ada. Mendapatkan esensi dari yang dapat dirasakan seperti mencium wangi sedap, mendengar
jeritan, disentuh kekasih, bernyanyi, dan sebagainya.

Mempunyai imajinasi terhadap karakter yang dimainkan dan posisi karakter berada akan menjadi kunci keberhasilan
dalam mengolah pikiran.

2. Teknik Olah Suara


Mengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam
pengucapan. Membawa intonasi yang tinggi saat karakter sedang marah dapat membuat penonton merasakan
amarah yang dikeluarkan. Menggunakan suara yang tersendu-sendu saat menangis akan mengundang rasa simpati.
Hal yang harus diolah dalam suara adalah:

 Ucapan kata harus jelas : Jelasnya ucapan dapat membuat penonton mengerti apa yang diucapkan oleh pemeran.
Selain itu sebagai kejelasan kepada pemain lainnya untuk melakukan aksi selanjutnya.
 Ucapan kata mempunyai tekanan yang bisa dimainkan : Adanya penekanan atau intonasi kata dalam suatu kalimat
dapat membuat penonton merasakan emosi.
 Ucapan kata mempunyai volume suara yang tepat : Suara yang bervolume tepat membuat situasi menjadi lebih
nyata. Teriakan memerlukan suara yang kencang, berbeda dengan saat menangis yang mengeluarkan suara pelan.

Berikut ini cara berlatih olah suara :

 Melatih kejelasan ucapan

Melakukan naskah drama dengan cara berbisik dengan lawan main dan melatih pengucapan kata yang susah
berulang kali. Selain itu juga membaca naskah drama dengan tempo yang bervariasi.

 Melatih tekanan ucapan

Tekanan Dinamik : Merupakan keras dan pelannya suatu ucapan. Penggambaran isi pikiran dan perasaan dapat
diperjelas melalui tekanan ini. Seperti contohnya “Saya suka BINATANG ayam”, menandakan karakter tersebut
menyukai ayam sebagai binatang, bukan sebagai sumber makanan.

Tekanan Tempo : Tempo digunakan untuk mengatur lambat dan cepatnya suatu percakapan. Sebagai contohnya
karakter yang dalam situasi ria akan mengeluarkan tempo dengan lebih cepat daripada biasanya.

Tekanan Nada : Melatih intonasi nada dapat membuat karakter tersebut memasuki situasi yang dihadapinya.

 Melatih volume ucapan

Mengatur suara dari pembacaan naskah menjadi dasar dalam berperan. Cara melatih volume dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu menggunakan bantuan seseorang untuk mendengar lalu mencoba berbagai volume untuk jarak
yang bervariasi. Tujuan dari latihan ini adalah menentukan apakah volume sudah jelas atau tidak, menggambarkan
suasana, dan wajar? Cara lain adalah latihan menggumam. Menggumam harus jelas dan stabil, lancar dengan
menggunakan imajinasi.

3. Teknik Olah Tubuh

Memainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh
menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan
mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan
lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu
atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi tertentu.

Teknik mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa
cara melatih anggota tubuh yaitu
 Melatih kepala dan Leher

Terdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaitu:

1. Menjatuhkan kepala ke depan lalu ayunkan kiri dan ke kanan


2. Menjatuhkan kepala ke arah kanan lalu ayunkan ke kiri melalui bagian depan, setelah itu diayunkan kembali ke
kenan melewati bagian belakang.
3. Melatih bahu dengan cara yang sama dengan sebelumnya
4. Melakukan gerakan bersamaan dengan kaki dan tangan yang gerakannya variasi.

 Melatih Tubuh Bagian Atas

Berguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran.
Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

1. Berdiri dengan merenggangkan kaki sekitar 60 sentimeter


2. Menekuk lutut sedikit lalu mencondongkan kedua tubuh kedepan
3. Tubuh dibiarkan posisi seperti itu untuk beberapa saat
4. Lalu menegakkan tumbuh kembali hingga lurus
5. Ulangi dengan arah yang berbeda (kiri, kanan, belakang)

 Melatih pinggul, lutut, dan kaki

Berguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

1. Berdiri tegak serta kaki rapat, menekuk lutut lalu kembali tegak
2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain lurus ke depan. Menekuk lutut lalu kembali tegak. Dilakukan
sebaliknya.
3. Memutar lutut ke kiri dan kanan dan buat gerakan variasi pada lutut.

 Melatih seluruh batang tubuh

Bergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai
berikut:

1. Berdiri tegap, angkat tangan ke atas, lalu loncat dan meregangkan diri. Setelah itu merapatkan kembali tubuh secara
pelan-pelan sambil mendarat.
2. Menggoyangkan seluruh tangan dan kaki ketika di udara.

Setelah melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari,
dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang
dimainkan.

Menurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikut:

 Fokus / Konsentrasi
Konsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam
cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah
mengubah karakter diri pemain menjadi karakter cerita.

 Emosi

Ingatan emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita
yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi
yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah
mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up comedy.

 Laku Dramatis

Merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang
didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan
dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon
seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk tertawa.

 Pembangunan Watak

Aktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris
harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari
gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun watak.

 Observasi

Merupakan teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis,
dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara
melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter tersebut.

 Irama dan Tempo

Penggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita.
Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih
berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaitu:

Mimik : Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening.
Gestur : Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh.
Vokal : Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara.

9. PENGERTIAN NASKAH
naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih
berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan).

10. STRUKTUR / UNSUR NASKAH

Drama dibangun atas beberapa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang
membangun sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri.

Sebelum menulis naskah drama ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu yaitu struktur yang
membangun naskah drama. Menurut Herman J. wALUYO, struktur drama tersebut meliputi:

1. Plot/alur. Plot atau kerangka cerita, yaitu jalinan cerita atau kerangka cerita awal hingga akhir yang
merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.
2. Penokohan dan perwatakan. Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan
susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan
psikisnya sehingga akan memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda.
3. Dialog(percakapan). Ciri khas naskah drama adalah naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dialog
dalam naskah drama berupa ragam bahasa yang komunikatif sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam bahasa
tulis.
4. Setting (tempat, waktu dan sarana). Setting disebut juga latar cerita yaitu penggambaran waktu, tempat,
dan suasana terjadinya sebuah cerita.
5. Tema (dasar cerita). Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita dalam drama. Tema
dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protogonis dengan perwatakan
yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik diantara keduanya.
6. Amanat atau pesan pengarang. Pesan dalam sebuah drama dapat tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli
akan mampu mencari pesan yang terkandung dalam naskah drama. Pesan dapat disampaikan melalui percakapan
antartokoh atau perilaku setiap tokoh.
7. Petunjuk teknis/teks samping. Dalam naskah drama diperlukan petunjuk teknis atau teks samping yang
sangat diperlukan apabila naskah drama itu dipentaskan. Petunjuk itu berguna untuk petunjuk teknis tokoh, waktu,
suasana, pentas, suara, musik, keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagain

11. KAIDAH BAHASA NASKAH DRAMA

Kaidah Kebahasaan Drama

 Berupa dialog
 Menggunakan tanda petik pada dialog
 Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya)
 Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami, kita, kamu)
 Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian)
 Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, berisitrahat)
 Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh
(merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami)
 Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai, bersih, baik,
gagah, kuat)

12. JENIS – JENIS NASKAH

Naskah Yang berdasarkan editor

Dalam hal ini, editor yang bergerilya mencari naskah untuk diterbitkan, naskah ketiga ini mulai marak di
Indonesia beberapa tahun terakhir, para penerbit mengutus editornya untuk mencari naskah di luar. Mungkin ada
penulis yang cerpernnya sering dimuat di koran dan sebuah penerbit tertarik untuk menerbitkannya dalam sebuah
kumcer.

Naskah Terjemah
Yakni naskah yang diterjemahkan dari bahasa asing untuk kemudian diterbitkan dalam bahasa Ibu, untuk naskah
terjemahan, yang dicari penerbit ialah penerjemah untuk menerjemahkan suatu naskah asing ke dalam bahasa
Indonesia.

Naskah Sayembara
Yakni naskah yang penceriannya dilakukan lewat sayembara atau lomba menulis, biasanya peneribit membikin
lomba menulis dengan tema tertentu untuk kemudian ditertibkan karya-karya pemenangnya.

Naskah Kerja Sama


Ialah naskah yang ditertibkan atas kerja sama pihak peneribit dengan suatu lembaga/badan/instansi tertentu,
dalam hal ini sebuah instansi yang menyodorkan naskah kepada penerbit untuk kemudian diterbitkan.
Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Cerita
Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Cerita

1. Tragedi

Tragedi adalah jenis drama yang melukiskan cerita penuh kesedihan dan kemalangan. Tokoh dalam drama
tragedi biasa disebut sebagai “tragic hero” yang memiliki arti yaitu seorang pahlawan mengalami nasib tragis,
seperti ketidakberuntungan, kesialan, dan lainnya.

Tragedi
Sumber: americantheatre.org

Contoh drama jenis tragedi yang terkenal adalah garapan penulis Inggris yang berjudul Tamburlaine, Doctor
Faustus, dan masih banyak lainnya. Sementara drama tragedi garapan William Shakespeare yang terkenal yaitu
berjudul Hamlet, Othello, dan Macbeth.

William Shakespeare adalah seorang penulis puisi, penulis naskah, dan pemain drama asal Inggris. Ia dinobatkan
sebagai penulis naskah bahasa Inggris terbaik yang berspesialisasi pada cerita drama.

2. Komedi

Komedi adalah jenis drama yang bersifat menghibur dengan unsur jenaka di dalamnya. Dalam naskah drama
komedi, akan terdapat dialog lucu yang menyindir dan biasanya memiliki ending yang bahagia. Begitu pula
dengan tokoh dalam drama komedi yang memiliki karakter lucu, jenaka, tetapi juga bijaksana.

Tujuan dari drama jenis komedi adalah untuk menghibur penonton. Komedi memiliki beberapa sub-genre
tergantung dari konteks cerita yang akan dibawa oleh penulis, serta cara pembawaan dialog, yang meliputi
lelucon dan sindiran.

Komedi
Sumber: byronbayblog.com.au

Salah satu contoh drama komedi yang terkenal yaitu berjudul A Midsummer Night’s Dream garapan William
Shakespeare.

3. Tragekomedi
Tragekomedi adalah jenis drama yang merupakan penggabungan antara komedi dan tragedi. Cerita akan beralur
layaknya drama tragedi yang dibawakan secara berlebihan dan terdapat beberapa selingan komedi, serta akhir
cerita yang bahagia.

Tragekomedi
Sumber: firstfolio.org

Salah satu contoh jenis drama tragekomedi yaitu berjudul The Merchant of Venice garapan William
Shakespeare.

4. Opera (Drama Musikal)

Opera atau yang sering didengan nama drama musikal adalah jenis drama yang percakapannya diiringi musik
atau melodi. Dalam drama ini, cerita dan perasaan yang dirasakan pemain diungkapkan melalui nyanyian dan
tarian.

Opera
Sumber: wordpress.com

Contoh drama musikal barat yang terkenal dan ikonik meliputi West Side Story, The Fantasticks, Hair, A Chorus
Line, Les Misérables, The Phantom of the Opera, Rent, The Producers dan Wicked. Drama musikal dalam
bentuk film juga banyak ditayangkan, seperti contohnya yaitu La La Land dan High School Musical.

5. Melodrama

Melodrama adalah jenis drama dengan cerita yang sangat sentimental. Cerita dan penokohan disuguhkan dalam
suasana yang mengharukan dan mendebarkan. Mayoritas merupakan kisah percintaan atau kesedihan.

Tokoh baik dan jahat dalam melodrama biasanya perbedannya digambarkan drastis. Tokoh jahat digambarkan
serba hitam, kelam, dan menyeramkan. Sebaliknya, tokoh baik akan digambarkan sempurna hingga tidak ada
kejelekan sedikitpun. Sehingga terkadang menimbulkan beberapa stereotipe dikarenakan hanya satu sifat saja
yang ditonjolkan dari setiap pemain.

Melodrama
Sumber: wordpress.com

Salah satu melodrama yang terkenal yaitu berjudul Still Life garapan Noel Coward. Beliau adalah seorang
penulis drama, sutradara, dan komposer asal Inggris yang terkenal dengan kecerdasannya dalam menuliskan
cerita drama.

6. Farce

Farce (dagelan) adalah jenis drama yang ringan dan lucu. Alur cerita disusun berdasarkan perkembangan situasi
dari tokoh tersebut. Adegan dalam drama biasanya dibuat berlebihan dengan komedi yang melibatkan fisik.
Drama jenis ini terkadang dikenal dengan nama komedi picisan.

Farce
Sumber: amazonaws.com

Salah satu contoh drama farce (dagelan) yang terkenal yaitu berjudul The Importance of Being Earnest garapan
Oscar Wilde. Beliau adalah penulis naskah drama, penulis puisi dan novel terkenal asal Irlandia. Ia menjadi
penulis paling dikenal di London pada tahun 1890.

7. Tablo

Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan penampilan pada aspek gerak (tarian). Pemain akan melakukan
gerakan sepanjang pementasan tanpa mengucapkan dialog sama sekali. Pemain menyampaikan cerita kepada
penonton dengan gerakan yang mengandung banyak arti.

Tablo
Sumber: blogspot.com

Contoh pementasan tablo biasanya hanya dilakukan di universitas-universitas seni dan jurusan teater. Jarang ada
pementasan jenis tablo yang terkenal.

Baca juga: Cara Mengolah Blocking yang Baik dalam Bermain Drama

8. Sendratari

Sendratari adalah jenis drama yang menggabungkan seni tari dan seni drama dalam satu pementasan. Drama tari
ini biasanya dilakukan dalam bentuk berkelompok. Cerita akan dibawa dengan dialog dan tarian yang
merepresentasikan perasaan dari pemain.

Sendratari
Sumber: yogya-backpacker.com

Adapun contoh drama tari yang terkenal di masyarakat Indonesia yaitu : Ramayana, Mahabarata, dan Panji.

Seni drama dari berbagai negara memiliki ciri khasnya tersendiri yang membuatnya unik dan menjadi trendsetter
bagi setiap pelaku seni drama. Perbedaan tersebut menciptakan keberagaman jenis drama yang hingga kini kita
nikmati karyanya. Mari kita lestarikan keberagaman jenis drama dengan terus mendukung pelaku seni drama.

13. LANGKAH – LANGKAH / TEKNIK MEMBUAT NASKAH

Berikut ada beberapa langkah dasar untuk menulis naskah. Ada 4 langkah awal, yaitu:
1. Menentukan TEMA
2. Menetapkan PREMIS
3. Menyusun PLOT/KERANGKA ADEGAN
4. Menulis SINOPSIS

TEMA, adalah hal yang paling dasar sebelum kita memulai proses menulis, dimana kita menentukan pikiran
dasar atau Pokok pikiran. Tema biasanya hanya terdiri dari satu sampai dua kata saja. Misal: Pendidikan,
Kemiskinan, Perlawanan, Kenakalan Remaja dan lain-lain.
PREMIS, sebuah kalimat yang mengambarkan secara umum tentang cerita yang akan disampaikan, tapi lebih
spesifik dibanding TEMA, Misal: Seorang pemuda yang mencari ibunya yang meninggalkannya di panti asuhan.
Nah ini yang kemudian menjadi semacam panduan Utama dalam menulis naskah.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

PLOT/Kerangka Adegan yang merupakan bentuk detail dari premis. Plot/Kerangka adalah susunan peristiwa
yang saling berhubungan sebagai sebuah proses sebab akibat. Plot yang disusun dipecah menjadi beberapa
tahapan cerita yang berhubungan dengan Design dramatik sebuah naskah. Jadi plot umumnya terdiri dari :
 Pendahuluan
 Konflik
 Klimaks
 Solusi
 Kesimpulan

Dari lima poin di atas, untuk mudahnya dapat langsung ditentukan masing-masing poin itu mewakili satu
adegan.  Jadi sudah ada lima adegan.  Sehingga dapat memudahkan penulisan, bahkan bisa dikerjakan secara
tidak berurutan sesuai inspirasi yang hadir lebih dahulu.

SINOPSIS. Sinopsis adalah gambaran cerita secara keseluruhan yang ditulis dengan menggunakan  bahasa yang
menarik, lugas dan tidak bertele-tele. Selain sebagai panduan penulis, Sinopsi juga digunakan sebagai
penghantar cerita kepada pihak-pihak yang membutuhkan gambaran umum cerita, bisa produser, sponsor
ataupun kurator.

Secara lengkap Berikut adalah langkah – langkah untuk menulis naskah drama :
1. Menentukan ide cerita atau tema cerita.
2. Menentukan tokoh, penokohan, latar dan alurnya.
3. Mengembangakan ide cerita dengan memperhatikan keaslian ide.
4. Menyusun adegan demi adegan dan dialog demi dialog serta dilengkapi dengan teks samping atau petunjuk
teknis.
5. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan latar cerita.
6. Menyunting naskah drama yang telah ditulis.

Perhatikan hal – hal berikut dalam menulis naskah drama :


1. Ide cerita tidak mencontek karya orang lain.
2. Penokohan atau pelukisan karakter tokohnya sebaiknya dijelaskan.
3. Dialog yang disusun menggunakan ragam bahasa lisan yang komunikatif dsn menyerupai kehidupan
manusia sehari – hari.
4. Sangat diperlukan petunjuk teknis atau teks samping agar pembaca atau penikmat drama itu mengetahui
dan dapat membayangkan adegan dengan jelas.
5. Menyesuaikan gaya bahasa dengan latar dan tokoh serta menyesuaikan unsur – unsur lainnya.

14. Teknik memahami naskah drama


Membaca Naskah Drama
A. Latar Suasana Drama
Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniru gerak pembicaraan perseorangan,
menggunakan secara nyata dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta
pengetahuan, karakter dan situasi dalam satuan lakuan, dialog, monolog, guna menghindarkan peristiwa dan
rangkaian cerita-cerita tertentu (Wood dan Attfield, 1996 dalam sariana, 2010:60).

Latar atau setting mengandung pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa.

Latar dibagi menjadi tiga, yaitu :


Tempat
Waktu
Suasana
B. Konflik Dalam Drama

Intisari dalam drama/teater adalah konflik. Karena dengan adanya konflik maka cerita tersebut menjadi menarik
untuk ditampilkan dan dinikmati. Konflik dapat membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau
menyaksikan pementasan drama.

Apa itu Konflik? Konflik yaitu terjadinya tarik-menarik antara kepentingan-kepentingan yang berbeda, sehingga
lakon berkembang dalam suatu gerak alur yang dinamis.

Sudahkah kalian mengenal unsur intrinsik ?? apabila belum, mari kita mempelajari unsur intrinsik . unsur
intrinsik merupakan unsur yang berada didalam karya sastra.

Unsur intrinsik dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya alur, penokohan/perwatakan, amanat , tema, gaya,
sudut pandang dan masih banyak lagi.

C. Menentukan Alur Dalam Naskah Drama


Setiap cerita baik itu naskah drama ataupun cerpen mempunyai alur. Menarik dan tidaknya sebuah cerita
tergantung pada alurnya. Peristiwa yang terjadi secara berurutan dari awal hingga akhir biasanya menggunakan
alur maju.

Adegan atau cerita dari akhir menuju ke peristiwa semula menggunakan alur mundur atau flashback dapat juga
disebut back campuran. Alur campuran terdapat pada drama atau novel. Naskah drama dapat juga beralur maju,
mundur atau campuran.

D. Menentukan Perwatakan Dalam Diri Tokoh

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal bermacam-macam penokoha. Sifat manusia yang nyata dalam
kehidupan, tercermin dalam cerita puisi yang berupa naskah drama.

Sifat tokoh yang keras, sombong, angkuh, egois terdapat pada tokoh antagonis yaitu tokoh yang menjadi pesaing
tokoh utama. Sifat tanggung jawab, baik hati dan pengertian terdapat pada tokoh protagonis yaitu tokoh utama.

Kalian pasti lebih berpihak pada tokoh protagonis, bukan ?? karena tokoh ini menjadi tokoh idola bagi penonton.
Jika kita melihat adegan drama atau sebuah film pastinya membenci pada tokoh antagonis. Memang, tokoh
antagonis perlu dihadirkan dan juga merupakan tokoh pokok dalam cerita. Tanpa kehadiran tokoh antagonis,
maka cerita/drama itu tidak menjadi seru.

E. Menentukan Amanat Dalam Teks Drama

Kalian pastinya pernah mendapatkan amanat dari orang tua atau teman. Amanat yang kamu terima seharusnya
disampaikan sesuai dengan isinya. Amanat itu bersifat langsung. Amanat yang bersifat tidak langsung terdapat
pada naskah drama atau cerita lain yang berbentuk novel, cerpen dan cerbung.

Pesan atau amanat dalam teks drama berasal dari pengarang ditunjukan kepada pembaca atau penonton melalui
hasil dari pementasan. Pengarang dalam teks drama diistilahkan skenario yaitu penulis teks drama.
15.

Anda mungkin juga menyukai