U N S U R K E B A H A S A A N D A L A M C E R I TA R A K YAT
TUGAS DARI
BAPAK MASHUDI S.Pd.
PERKENALKAN DAFTAR KELOMPOK IV
1 AT I K A B A N O WAT I ( 0 7 ) 4 B I L A L A L K A S H A H P ( 11 )
2 A X E L L I A N O R A FA E L S ( 0 9 )
5 H A F I Z H WA H Y U K ( 2 3 )
2
P E TA K O N S E P
3
AYO KITA BAHAS!
UNSUR KEBAHASAAN CERITA RAKYAT
C E R I TA R A K YAT
5
K ATA R U J U K A N
KATA RUJUKAN ADALAH KATA YANG MERUJUK PADA KATA
LAIN YANG TELAH DIGUNAKAN SEBELUMNYA SEBAGAI
PENGGANTI KATA ASLINYA
6
CONTOH PENGGUNAAN KATA
RUJUKAN PADA CERITA RAKYAT
Pada zaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai
seorang anak laki laki yang bernama Sangkuriang.
Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di sana patih tersebut
masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari.
Raksasa kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak
perempuan,” kata Raksasa. “
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya.
Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang
permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki.
Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor
naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh,
sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan.
7
Kata Berimbuhan
Kata Berimbuhan terbagi atas Awalan, Sisipan, Akhiran, Awalan-akhiran dan akan dibahas dibawah
ini
AWALAN (PREFIKS)
1. Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan
(prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-
Me-
Awalan me- bisa berubah menjadi beberapa macam bentuk diantaranya adalah men-, meng-, meny-, mem-, dan menge-.
Perubahan-perubahan tersebut tergantung dengan kata dasarnya dan makna yang akan dibentuk. Di bawah ini adalah
makna-makna dari imbuhan me-: Menyatakan suatu perbuatan aktif: mengambil, menyiram, mengesampingkan,
mempertahankan.
Ber-
Awalan ber- mempunyai beberapa macam perubahan yaitu bel- dan ber-. Perubahan-perubahan tersebut tergantung
dengan kata dasarnya. Aturan perubahan imbuhan ber- adalah sebagai berikut:
Jika kata dasar diawali dengan huruf r atau er, maka menjadi be-
contoh: ber- + riak = beriak, ber- + rekreasi = berekreasi
Ke-
Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dst.
Di-
Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata dasar bermakna pasif.
Contoh: di + siram = disiram, dilihat, dipukul
9
KATA BERIMBUHAN(Awalan)
Ter-
Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif. Namun, imbuhan ter- cenderung menyatakan perbuatan yang
tidak disengaja. Selain kata kerja pasif, imbuhan ter- juga memiliki makna sebagai berikut:
Contoh:
•Menyatakan sifat: Terpandai, terbaik, terhebat
•Menyatakan ketidaksengajaan: Terbawa, tertinggal
•Menyatakan keadaan telah: tertutup, terbuka, terkunci
•Menyatakan kegiatan tibaa-tiba: tertawa, terjatuh
Pe-
Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperti yang terjadi pada awalan me- yaitu: peng-, penye-, per-. Makna dari
Imbuhan pe- adalah sebagai berikut:
•Menyatakan pelaku, penyebab: pembaca, penulis, pengajar, pemanis, pemutih
•Menyatakan pekerjaan: perpanjang, perlambat, percantik
•Menyatakan alat: penghapus, penggaris, pengasah
•Menyatakan sifat: pemalu, pemaaf
10
KATA BERIMBUHAN(Awalan)
Se-
11
KATA BERIMBUHAN(Sisipan dan Akhiran)
2. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-.
3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -
kah, -tah, dan –pun.
-kan
Imbuhan kan memberikan kata dasar memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: Dengarkan, ambilkan, pejamkan
-I
Akhiran –I membetuk kata dasar menjadi kata yang bermakna sebagai berikut:
Menyatakan perintah: turuti, kuliti, gelitiki
12
KATA BERIMBUHAN(Akhiran)
-an
Akhiran –an membentuk kalimat menjadi bermakna sebagai berikut:
Menyatakan tempat: lapangan, kubangan, pangkalan
Menyatakan alat: timbangan, garisan
Menyatakan suatu hal atau objek tertentu: gambaran, lukisan, lamaran, didikan
Menyatakan keseluruhan: lautan
Menyatakan bagian: satuan, kiloan, tahunan, mingguan
Menyatakan kemiripan: mobil-mobilan, kuda-kudaan
-kah, -tah
Akhiran –kah dan -tah membentuk kata dasar sehingga memiliki makna:
Menyatakan penegasan dalam pertanyaan: bukankah, sulitkah, mudahkah, iyatah, rugitah, panjangtah
-pun
Akhiran –pun membentuk kata dasar yang bermakna:
Memiliki makna seperti “juga”: merekapun, diapun, sayapun
13
KATA BERIMBUHAN(Awalan dan Akhiran)
4. Awalan-akhiran (Konfiks)
Konfliks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan akhir kata. Imbuhan-imbuhan konfiks diantaranya adalah me-kan, pe-an,
ber-an, se-nya.
Me-kan, Me-i
Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan. Imbuhan-imbuhan tersebut memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan kegiatan aktif: mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelatarkan, mengirimi, meyambangi, dll.
Di-kan, Di-i
Imbuhan di-kan dan di-i memiliki makna yang sama dengan imbuhan me-kan, tetapi imbuhan ini membentuk kata kerja pasif.
Contoh: Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari, dll.
Pe-an
Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan suatu hal atau perbuatan: pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.
Menyatakan suatu proses: Pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat: penampungan, pemandian, pegunungan.
14
KATA BERIMBUHAN(Awalan dan Akhiran)
Se-nya
Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan tingkatan atau pengulangan: Sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya, secantik-cantiknya.
15
- Pengertian Kata Baku
Kata baku merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang telah ditetapkan.
16
JENIS-JENIS KATA BAKU
1. Baku bila dilihat dari segi ejaannya
Sejak tahun 1972, ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) adalah nama ejaannya. Untuk itulah, semua kata yang tidak tertulis dalam kaidah bahasa
yang telah diatur oleh EYD merupakan kata tidak baku. Sedangkan yang tertulis dalam EYD disebut kata baku.
Bila ditinjau dari segi gramatika, maka kata baku harus dibentuk berdasarkan kaidah-kaidah gramatika
Sebaiknya bila ada kata-kata yang masih bersifat kedaerahan atau belum nasional, jangan
digunakan dalam sebuah karangan ilmiah ataupun laporan. Namun bila ada kata-kata yang berasal
dari bahasa daerah namun sudah memiliki sifat nasional artinya sudah menjadi bagian dari
banyaknya kosakata bahasa Indonesia boleh saja digunakan.
Bila ejaannya bahasa asing sudah dimuat dalam pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing maka kata
serapan bahasa asing bisa disebut sebagai bahasa baku. Misalnya saja yang telah disebutkan dalam
EYD pada buku Pedoman Pembentukan Istilah.
23
PENJABARAN FRASA
24
CONTOH
PENGUNAAN FRASA
FRASA MODIFIKATIF : SELALU MEMBERIKAN BATASAN
KEPADA KATA MENURUT FRASANYA
FRASA KOORDINATIF : TIDAK SALING MENERANGKAN, FRASA VERBA
KATA PADA FRASANYA DENGAN KATA HUBUNG DAN/ATAU
Frasa verba modifikatif, Contohnya yaitu : sedang menangis (depan
FRASA APOSITIF : SELALU MENERANGKAN SUATU KATA kata kerja) dan membaca surat (belakang kata kerja).
MENURUT FRASANYA Frasa verba koordinatif, adalah frasa verba yang unsur-unsur kata
kerjanya dirhubugkan dengan kata hubung dan atau atau. Contohnya
yaitu: Raja masih membuka dan menutup petinya. Membuka dan
FRASA NOMINA menutup merupakan frasa verba koordinatif.
Frasa nomina modifikatif, Contohnya : Kakek itu mengangkat Frasa verba apositif, Contohnya yaitu : Ratu masih suka
mengumpulkan barang antik. Barang antik menerangkan verba
tongkat emas. Emas menjadi pembatas bagi tongkat.
mengumpulkan.
Frasa nomina koordinatif, Frasa ini biasa memakai kata
hubung dan maupun atau. Contohnya yaitu hidup dan matiku,
kalah atau menang, dan untung dan rugi. FRASA ADJEKTIVA
Frasa nomina apositif Contohnya yaitu :Ia meninggal di
Frasa adjektiva modifikatif, Perempuan bertudung merah itu tampangnya
Surabaya,Kota Pahlawan. Kota Pahlawan sebagai frasa nomina cantik jelita. Jelita menjadi batasan untuk kata cantik.
apositif bagi kata Surabaya Frasa adjektiva koordinatif, Misalnya : Kaya dan miskin bukan menjadi ukuran
derajat manusia. Kaya dan miskin tidak saling menerangkan, tapi dihubugkan oleh
peghubung dan.
Frasa adjektiva apositif Misalnya: Pemuda tampan rupawan itu adalah pangeran
muda.Frasa tampan rupawan merupakan penjelasan adjektiva bagi pemuda.
25
FRASA ADVERBIA
Frasa adverbia modifikatif, Misalnya: Nilai ujian
anak itu sangat baik. Dimana kata baik dibatasi oleh
kata sangat.
Frasa adverbia Koordinatif Contohnya : Harta yang
dimiliki raja kurang atau lebih sama dengan harta
milik anaknya. Kurang atau lebih merupakan frasa
FRASA PRONOMIAL
adverbia koordinatif. Frasa pronominal modifikatif
Contohnya: Mereka semua sudah meninggal 10
tahun yang lalu. Semua membatasi kata mereka.
Frasa pronominal koordinatif Misalnya: Kamu dan
dia sudah lama bersahabat.Frasa kamu dan dia di
FRASA NUMERALIA hubungkan dengan konjungsi dan.
Frasa numeralia modifikatif Misal: Lima raja Frasa pronominal Contoh: Kami, siswa-siswi SMPN
sedang berunding. Lima menjadi pembatas bagi 7, akan mengikuti segala peraturan yang ada di
banyaknya raja. sekolah. Siswa-siswi menerangkan kata kami.
Frasa numeralia koordinatif. Contohnya: Dua atau
tiga tahun lagi, rumah tua ini akan rubuh. Dua atau
tiga merupkan frasa numeralia.
26
Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata
sambung), adalah kata yang menghubungkan kata dengan
kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat
dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
27
Koordinatif
Penghubung Koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua
unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau
setara. Contoh:
Penanda hubungan penambahan misal: dan.
Contoh: Akhirnya, Ayu dan Tejo memutuskan merantau ke Jakarta.
Kata
Contoh: Warga desa Sukajati bersepakat untuk tidak membunuh
buaya putih itu serta melarang warganya untuk mendekati
sarangnya.
Sub- Contoh: Saya tak apa kalau hidup seperti ini asalkan kalian bahagia.
Sub-
Contoh: Jenderal sedang sakit karena itu saya akan
menggantikannya.
ordinatif maka(nya).
Contoh: Rencana kita adalah menyamar dan berpura-pura ingin
menjadi bagian dari geng itu. Kita berusaha untuk menanyai
beberapa pertanyaan kepada mereka secara bertahap sehingga
kita dapat mengetahui seluk beluk geng itu.
30
Subordinatif
ordinatif Contoh: Jika dilihat ke belakang, masih lebih banyak orang cerdas
Indonesia yang bekerja untuk negara lain daripada dengan yang
bekerja untuk negaranya sendiri.
31
Thank You for
Watching!
Any Questions?
Used Font: Route 159 Family ,Open Sans Family, Comic Sans
Icon: Font Awesome, the author is Dave Gandy (Changed the color by Photoshop)
Typicons, the author is Stephen Hutchings (Changed the color by Photoshop)