PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
Pada tanggal 8 Maret 1942, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda
Letnan Jenderal H. TerPoorten, atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia,
menyerah tanpa syarat kepada pimpinan tentaraJepang Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura. Penyerahan tanpa syarat tersebut ditandai dengan persetujuanKalijati yang
diadakan di Subang, Jawa Barat. Isi persetujuan tersebut adalah penyerahan hak atas
tanah jajahan Belanda di Indonesia kepada pemerintahan pendudukan Jepang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan penandatangan ini maka Perang Dunia II membawa akibat bagi bangsa
Indonesia, yaitu:
4
6) Rakyat diwajibkan menyerahkan besi tua.
7) Semua harta peninggalan Belanda yang berupa perkebunan, pabrik, maupun bank
disita.
Dalam bidang politik pemerintahan, Jepang membentuk 8 bagian pada
pemerintah pusat dan bertanggung jawab pengelolaan ekonomi pada syu
(karesidenan). Dalam susunan pemerintah daerah di Jawa terdiri
atas Syu (Karesidenan yang dipimpin oleh Syucho, Si(Kotamadya) dipimpin
oleh Sicho, Ken (Kabupaten) sipimpin olehKencho, Gun (Kewedanan) dipimpin
oleh Guncho, Son (Kecamatan) dipimpin oleh Soncho, dan Ku (Desa/Kelurahan)
dipimpin oleh Kuncho.
5
Melancarkan politik dumping
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir.
Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh
tersebut dari penahanan Belanda.
6
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan
perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi
pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou
Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga
pemerintahan militer yakni:
a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan April 1942, dengan ketuanya adalah Mr.
Syamsudin. Semboyan Gerakan Tiga A adalah:
7
1. Nippon Cahaya Asia,
Chuo Sang In dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana
Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya
adalah R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini
adalah memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam
mengambil keputusan.
8
2.3 Pengaruh Kebijaksanaan Jepang Pada Bidang Ekonomi
Pada kedua aspek ini, praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan
Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi
dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam
sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
9
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga
tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya
pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang
secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian),
serta instansi resmi pemerintah
Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social antara lain
berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para
pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun
semi militer yang dibentuk Jepang.
Romusha
Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang.
Tujuannya adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang.
Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta gua-gua
tempat persembunyian.
10
Kinrohosi
Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan
pegawair rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para
kinrohosi banyak yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan
tentara Jepang.
Pada aspek militer ini, badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata
karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik
dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena
situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang.
Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan
sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah
dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik
(Agustus 1943).
11
Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.
e) Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan
anggota pemuda berusia 18-25 tahun.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disamping kerjasama ekonomi yang selama ini telah berjalan secara bilateral
antara Indonesia dengan Jepang dikembangkan kerjasama politik. Kerjasama politik
ini ditekankan pada pemecahan-pemecahan masalah konflik regional yang ada di
kawasan Asia Tenggara dengan melalui meja perundingan. Peran Jepang dalam cahan
masalah ini sangatlah penting mengingat kekuatan ekonominya. Meski demikian
perlu pula dicatat bahwa kerjasama politik inL oleh Indonesia, dikelola untuk tidak
mengurangi keutuhan dan persatuan ASEAN. Selalu dicegah supaya tidak sampai
kerjasama politik pada tingkat bilateral ini menggoyahkan persatuan dan kesatuan
ASEAN karena bagaimanapun ASEAN tetap merupakan prioritas yang cukup penting
dalam skala prioritas politik luar negeri Indonesia. Karena itu bentuk kerjasama
politik yang paling ideal dalam hal ini adalah bersifat informaL tidak terlembaga dan
bersifat konsultatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
28.12.2017 : wikipedia.com/jepang
28.12.2017 : http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/06/kebijakan-jepang-dalam-
bidang.html
28.12.2017 : http://fernadrewbieber.blogspot.co.id/2013/12/pengaruh-kebijakan-
pemerintah.html
28.12.2017 : https://books.google.co.id/books?
id=Cq5dDAAAQBAJ&pg=PR6&lpg=PR6&dq=kesimpulan+tentang+kebijaksa
naan+politik+dan+budaya+jepang+indonesia
14