Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

  
        
1.1 LATAR BELAKANG

Situasi Indonesia menjelang kedatangan Jepang


 
Pada tahun 1936, Sutarjo Kartohadikusumo, ketua Persatuan Pegawai Bestuur
(Pamong Praja) bumi putera, mengajukan surat permohonan kepada pemerintah
Hindia Belanda yang dikenal dengan Petisi Sutarjo.Isi petisi tersebut ialah meminta
diadakannya konferensi antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda untukmenyusun
rencana pemerintahan sendiri bagi bangsa Indonesia meskipun masih dalam
lingkungan kekuasaanBelanda.
 
Pelaksanaan pemerintahan dijalankan dalam waktu 10 tahun atau sesuai
dengan hasil konferensi. Padatahun berikutnya, Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
merumuskan usulan dalam slogan IndonesiaBerparlemen. Kedua usulan tersebut
ternyata ditolak oleh pemerintah Belanda. Setelah melalui perjuanganyang sangat
gigih, akhirnya pemerintah kolonial Belanda berjanji akan membentuk komisi yang
bertugasmengumpulkan bahan-bahan tentang perubahan ketatanegaraan yang
diinginkan oleh bangsa Indonesia. Padatanggal 14 September 1940 dibentuk.

.Pembentukan komisi ini tidak mendapat sambutan dari anggota-anggota


Volksraad, bahkan anggota GAPIterang-terangan menyatakan tidak setuju.
Ketidaksetujuan dikalangan kaum pergerakan
disebabkan berdasarkan pengalaman, komisi-komisi yang dibentuk Belanda (contoh, 
komisi sejenis pada tahun 1918)tidak akan membawa hasil yang menguntungkan bagi
Indonesia.

1
Pada tanggal 8 Maret 1942, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda
Letnan Jenderal H. TerPoorten, atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia,
menyerah tanpa syarat kepada pimpinan tentaraJepang Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura. Penyerahan tanpa syarat tersebut ditandai dengan persetujuanKalijati yang
diadakan di Subang, Jawa Barat. Isi persetujuan tersebut adalah penyerahan hak atas
tanah jajahan Belanda di Indonesia kepada pemerintahan pendudukan Jepang.

 
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. BAGAIMANA PROPAGANDA NEGARA JEPANG?

2. BAGAIMANA PENGARUH KEBIJAKSANAAN JEPANG BIDANG


POLITIK?

3. BAGAIMANA PENGARUH KEBIJAKSANAAN JEPANG PADA BIDANG


EKONOMI?

4. BAGAIMANA PENGARUH KEBIJAKSANAAN JEPANG PADA BIDANG


MILITER?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Propaganda Negara Jepang


 

Meskipun kedatangannya, seperti juga Belanda, adalah untuk tujuan menjajah,


Jepangditerima dan disambut lebih baik oleh bangsa Indonesia. Berikut alasan yang
melatarbelakangi perbedaan sikap tersebut.
 
a. Jepang menyatakan bahwa kedatangannya di Indonesia tidak untuk menjajah,
bahkan bermaksud untuk membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan
Belanda.
 
 b. Jepang melakukan propaganda melalui Gerakan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang p
elindungAsia, dan Jepang pemimpin Asia).
 
c. Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang datang dengan maksud
hendakmembebaskan rakyat Indonesia.
 
d. Adanya semboyan 

Pemimpin-pemimpin pergerakan pun mau bekerja sama dengan Jepang


alasannya adalahsaat ituJepang sedang dalam keadaan kuat, sedangkan Indonesia
sedang dalam keadaan lemah. Untukitu, Indonesia membutuhkan bantuan Jepang agar
dapat mencapai cita-cita.

3
Dengan penandatangan ini maka Perang Dunia II membawa akibat bagi bangsa
Indonesia, yaitu:

1.       Akibat positif, yaitu imperialisme Belanda di Indonesia berakhir,

2.      Akibat negatif, yaitu Indonesia dijajah Jepang

            Masa penjajahan Jepang di Indonesia walaupun tidak begitu lama akan tetapi


mengakibatkan penderitaan lahir maupun batin. Kebijaksanaan Jepang terhadap
rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas, yaitu:

1.      Menghapuskan pengaruh – pengaruh Barat di kalangan rakyatIndonesia.

2.      Menggerakkan rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang


Asia Timur Raya.
           
             Pada mulanya kedatangan Jepang disambut gembira oleh bangsa Indonesia
karena berusaha menarik simpati dengan cara-cara berikut:

1) Mengumandangkan propaganda bahwa Jepang merupakan“Saudara Tua” bangsa


Indonesia

2) Menggunakan bahasa Indonesia di samping bahasa Jepang sebagai bahasa resmi

3) Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi-organisasi resmi


pemerintahan Jepang.

4)  Menarik simpati umat Islam dengan mengizinkan organisasi Majelis Islam


A’la Indonesia tetapberdiri.
5)  Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang
Hinomaru. Begitu juga lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan disamping lagu
kebangsaan Jepang Kimigayo.

4
6)  Rakyat diwajibkan menyerahkan besi tua.

7)  Semua harta peninggalan Belanda yang berupa perkebunan, pabrik, maupun bank
disita.
           
            Dalam bidang politik pemerintahan, Jepang membentuk 8 bagian pada
pemerintah pusat dan bertanggung jawab pengelolaan ekonomi pada syu
(karesidenan). Dalam susunan pemerintah daerah di Jawa terdiri
atas Syu (Karesidenan yang dipimpin oleh Syucho, Si(Kotamadya) dipimpin
oleh Sicho, Ken (Kabupaten) sipimpin olehKencho, Gun (Kewedanan) dipimpin
oleh Guncho, Son (Kecamatan) dipimpin oleh Soncho, dan Ku (Desa/Kelurahan)
dipimpin oleh Kuncho.

2.2 Pengaruh Kebijaksanaan Jepang Pada Bidang Politik


           

             Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang)


adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal20 Maret 1942,
dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk
perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang
mengendalikan seluruh organisasi nasional.
 Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa
Indonesia dengan cara:
 Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu) 
 Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang
pelindung Asia) 
 Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar. 
 Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji 
 Menarik simpati organisasi Islam MIAI. 

5
 Melancarkan politik dumping 
 Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir.
Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh
tersebut dari penahanan Belanda.

             Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa


pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:

 Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis


sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi
kepada Jepang.
 
 Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral
dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan
perusahaan).

              Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri


dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh
Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah
Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang
di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan
militer.
 Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara
keenambelas denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta). 

 Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi


dikuasai oleh tentara keduapuluhlima. 

 Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan


Irian Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.     

6
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan
perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi
pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou
Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga
pemerintahan militer yakni:

 Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura


dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh
Hitoshi Imamura

 Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan
pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima
dipimpin oleh Jendral Tanabe.
 
 Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang
(Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu
dipimpin Laksamana Maeda.

             Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara


berpusat di Dalat/Vietnam.

             Pada masa pendudukan Jepang perjuangan untuk mencapai kemerdekan


dilakukan secara kooperatif (bekerja sama) serta dengan cara sembunyi-sembunyi
atau bawah tanah. Adapun organisasi-organisasi buatan Jepang yang digunakan untuk
menanamkan nasionalisme Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Gerakan Tiga A
           
             Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan April 1942, dengan ketuanya adalah Mr.
Syamsudin. Semboyan Gerakan Tiga A adalah:

7
1. Nippon Cahaya Asia,

2. Nippon Pelindung Asia, dan

3. Nippon Pemimpin Asia.


          
             Tujuan Gerakan Tiga A adalah menanamkan kepercayaan rakyat bahwa
Jepang adalah pelindung dan pemimpin Asia. Namun, rakyat Indonesia telah
mengetahui maksud propaganda gerakan tersebut. Karena tidak mendapat sambutan
dari rakyat, maka Gerakan Tiga A dibubarkan.

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)


          
                Pusat Tenaga Rakyat dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Pendirinya
adalah Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Hajar
Dewantara, K.H. Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah memusatkan seluruh kekuatan
rakyat untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.

c. Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sang In)

            Chuo Sang In dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran Perdana
Menteri Jenderal Hideki Tojo. Ketuanya adalah Ir. Soekarno sedangkan wakilnya
adalah R.M.A.A Koesoemo Oetojo dan dr. Boentaran Martoatmojo. Tugas badan ini
adalah memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam
mengambil keputusan.

8
2.3 Pengaruh Kebijaksanaan Jepang Pada Bidang Ekonomi

             Pada kedua aspek ini, praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan
Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi
dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam
sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:

 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi


sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung
mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan
penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan
difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan
produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis. 

 Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi


pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan
peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah
meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan
sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena
tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula,
pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan
merusak tanah.

  Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan


daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta
semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat
menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.

9
             Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga
tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya
pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang
secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian),
serta instansi resmi pemerintah 

Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan


makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak
pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja
menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di
setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7%
dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda
bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada
masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal,
bekicot, umbi-umbian).
           

Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social antara lain
berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para
pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun
semi militer yang dibentuk Jepang.

 Romusha

          Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang.
Tujuannya adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang.
Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta gua-gua
tempat persembunyian.

10
 Kinrohosi

           Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan
pegawair rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para
kinrohosi banyak yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan
tentara Jepang.

2.4 Pengaruh Kebijaksanaan Jepang Pada Bidang Militer

      
        Pada aspek militer ini, badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata
karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik. 
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik
dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena
situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang.

Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan
sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah
dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik
(Agustus 1943). 

            Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan


menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga
potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

11
 Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.

a)      Seinendan (Barisan Pemuda), dibentuk tanggal 9 Maret 1943 dengan anggota para


pemuda usia 14-22 tahun.

b)      Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan


anggota para pemuda usia 23-25 tahun.

c)      Fujinkai (Barisan Wanita), dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota


para wanita usia 15 tahun ke atas.

d)      Gakutotai (Barisan Pelajar), anggotanya terdiri dari murid-miridd sekolah


lanjutan.

e)      Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan
anggota pemuda berusia 18-25 tahun.

f)       PETA (Pembela Tanah Air), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dengan


tujuan untuk memoertahankan tanah air Indonesia dari penjajahan bangsa Barat.

g)      Jawa Hohokai (Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944


dengan tujuan untuk mengerahkan rakyat agar mau membantu atau berbakti kepada
Jepang.

h)      Suisyintai (Barisan Pelopor), dibentuk pada tanggal 24 September 1944 dan


diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan
kesiapsiagaan rakyat,

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan pembangunan ekanomi Indonesia sedikit banyak harus


bergantung pada kesinamhungan hantuan pinjaman, akan menguntungkan Jepang
juga kaTena dengan kebeThasilan pembangunan tersebut daya beli masyaTakat
Indonesia juga akan semakin besaT untuk membeli produk ekspor Jepang. Terlebih
lagi ketidak berhasilan pembangunan eko nomi Indonesia yang dapat mengakibatkan
ketidakstabilan politik akan tidak menguntungkan bagi Jepang karena, sedikit banyak,
ketidakstabilan Indonesia akan mempengaruhi ketidakstabilan Asia Tenggara yang
secara geostrategis sebagai wilayah yang sangat penting bagi Jepang.

Disamping kerjasama ekonomi yang selama ini telah berjalan secara bilateral
antara Indonesia dengan Jepang dikembangkan kerjasama politik. Kerjasama politik
ini ditekankan pada pemecahan-pemecahan masalah konflik regional yang ada di
kawasan Asia Tenggara dengan melalui meja perundingan. Peran Jepang dalam cahan
masalah ini sangatlah penting mengingat kekuatan ekonominya. Meski demikian
perlu pula dicatat bahwa kerjasama politik inL oleh Indonesia, dikelola untuk tidak
mengurangi keutuhan dan persatuan ASEAN. Selalu dicegah supaya tidak sampai
kerjasama politik pada tingkat bilateral ini menggoyahkan persatuan dan kesatuan
ASEAN karena bagaimanapun ASEAN tetap merupakan prioritas yang cukup penting
dalam skala prioritas politik luar negeri Indonesia. Karena itu bentuk kerjasama
politik yang paling ideal dalam hal ini adalah bersifat informaL tidak terlembaga dan
bersifat konsultatif.

13
DAFTAR PUSTAKA

28.12.2017 : wikipedia.com/jepang

28.12.2017 : http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/06/kebijakan-jepang-dalam-
bidang.html

28.12.2017 : http://fernadrewbieber.blogspot.co.id/2013/12/pengaruh-kebijakan-
pemerintah.html

28.12.2017 : https://books.google.co.id/books?
id=Cq5dDAAAQBAJ&pg=PR6&lpg=PR6&dq=kesimpulan+tentang+kebijaksa
naan+politik+dan+budaya+jepang+indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai