Anda di halaman 1dari 15

DI BAWAH

TIRANI JEPANG
Regina Dinda Larasati / XI. 5
LATAR BELAKANG
Salah satu penyebab Jepang
datang ke Indonesia adalah
karena Jepang ingin
mengeksploitasi atau menguras
kekayaan alam dan Sumber
Daya Manusia di Indonesia
untuk mengejar ambisinya
menguasai wilayah Asia Timur
Raya, termasuk Asia Tenggara.
Jepang masuk ke Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 dengan
mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur. Ketika datang, Jepang
langsung menduduki kota tersebut dan mulai menguasai kota-
kota disekitarnya bahkan menguasai luar Jawa seperti Ambon.
Setelah berhasil menguasai luar Jawa, Jepang akhirnya tiba di
Pulau Jawa. Pasukan Jepang langsung mendarat di tiga titik, yaitu
Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragen (Jawa
Tengah) pada 28 Februari 1942.

Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung dalam waktu yang


cukup singkat, yaitu hanya sekitar 3,5 tahun. Penjajahan tersebut
bertujuan menguasai Indonesia untuk keperluan Perang Asia
Timur Raya yang merupakan bagian dari Perang Dunia II.
Indonesia yang awalnya di bawah pemerintahan Hindia Belanda
beralih karena strategi penyerangan yang dilakukan oleh Jepang
hingga akhirnya Belanda menyerah pada 17 Maret 1942.
Indonesia merasa terselamatkan dengan
kedatangan dan menyambut Jepang karena
mereka menganggap Jepang sebagai “Saudara
Tua”. Terlebih dengan propaganda Jepang
yang disebarkan pada masyarakat Indonesia
seperti memperbolehkan pengibaran bendera
merah putih, memperdengarkan lagu
Indonesia Raya dan Jepang juga menyebarkan
propaganda gerakan 3A, yaitu Jepang
Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan
Jepang Cahaya Asia. Jepang memberi janji
kemerdekaan kepada Indonesia, sehingga
menumbuhkan harapan di hati rakyat
maupun para tokoh nasional.
JATUHNYA
PEMERINTAHAN
BELANDA KE
TANGAN JEPANG
Perang Dunia II mulai meletus pada September 1939. Pada saat itu,
Belanda ikut terseret bersama Inggris berperang dengan Jepang di Asia.
Jepang kemudian menyerang Indonesia untuk mendapatkan sumber daya
alamnya terutama minyak bumi. Jepang menyerang wilayah Tarakan,
Ambon, Morotau, Manado dan Kendari. Setelah selesai di bagian timur
Indonesia, Jepang mengarahkan ekspansinya ke wilayah Barat dan
menguasai Jawa. Belanda sebagai penguasa di Jawa tidak dapat melawan
Jepang dan mempertahankan kekuasaannya di Pulau Jawa. Panglima
Angkatan Perang Hindia Belanda akhirnya menyerah kepada Jepang di
Kalijati pada 8 Maret 1942. Secara garis besar, perjanjian ini berisi
pernyataan bahwa Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan
memberikan kekuasaannya atas Hindia Belanda pada Jepang.
Sistem Pemerintahan Militer Jepang
di Indonesia
Ketika Jepang mulai menduduki Tanah Air, salah satu
hal yang pertama dilakukan adalah membentuk sistem
pemerintahan. Ada dua dokumen yang mencatatat
penyelenggaraan pemerintahan militer Jepang di
Indonesia dari 1942-1945. Ada dua dokumen yang
mencatatat penyelenggaraan pemerintahan militer
Jepang di Indonesia dari 1942-1945. Dokumen pertama
adalah Nampo Senryochi Gyosei Jisshi Yoryo atau Asas-
asas Mengenai Pemerintahan di Wilayah-wilayah
Selatan yang Diduduki. Dokumen kedua adalah Nampo
Senryochi Gyosei Jisshi ni Kansuru riku-kaigun Chuuoo
Kyotei atau Persetujuan Pokok antara Angkatan Darat
dan Angkatan Laut mengenai Pemerintahan Militer di
Wilayah-wilayah yang Diduduki. Dengan kondisi sejak
penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang lewat
perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942, berdirilah tiga
pemerintahan militer Jepang di Indonesia.
BERIKUT PEMBAGIANNYA:

1. Pulau Sumatera diperintah oleh Tentara ke-25


Angkatan Darat Jepang (Tomi Shudan). Markas besarnya
di Bukittinggi.
2. Jawa dan Bali dipegang Tentara ke-16 Angkatan
Darat Jepang (Asamu Shudan). Markas besarnya di
Batavia.
3. Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua dikuasai Angkatan Laut. Pimpinannya adalah
Armada ke-3 Angkatan Laut Jepang. Markas besarnya di
Makassar.
DAMPAK
PENJAJAHAN
JEPANG DI
BERBAGAI
BIDANG
1. DAMPAK DI BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
Pada dasarnya, ada dua hal yang menjadi prioritas Jepang saat menjajah Indonesia. Pertama,
menghapus pengaruh - pengaruh Barat di kalangan bangsa Indonesia. Kedua, Kebijakan Jepang
untuk mempromosikan kebudayaan Asia Timur Raya . Namun, dampak negatifnya adalah
muncul praktik kerja paksa Romusha yang merenggut kebebasan bahkan nyawa banyak warga
Indonesia. Selain romusha, juga diterapkan jugun ianfu yaitu merekrut para perempuan untuk
dijadikan penghibur bagi tentara Jepang.

2. DAMPAK DI BIDANG PENDIDIKAN


Pemerintah Jepang memperkuat kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
menggantikan kedudukan bahasa Belanda yang sebelumnya menjadi bahasa kelas sosial atas. Dan
pemerintah Jepang juga mewajibkan pemakaian bahasa Jepang. Jepang juga menyederhanakan
sistem persekolahan, Jepang menghapus kebijakan sekolah berdasarkan ras. Pemerintahan
Jepang juga menyediakan Sekolah kejuruan, sekolah guru dan beberapa pendidikan tinggi.

3. DAMPAK DI BIDANG MILITER


Jepang mendirikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) sebagai bagian dari upaya mereka untuk
melibatkan masyarakat Indonesia dalam pertahanan wilayah. Selain itu ada beberapa organisasi
militer penting seperti Heiho (prajurit pembantu Jepang), serta Giyugun di Sumatra (2012)
5. DAMPAK DI BIDANG POLITIK
Penjajahan Jepang mengakhiri pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Hal ini
membuat perasaan nasionalisme bangsa Indonesia kala itu menjadi semakin kuat.
Pada saat yang sama, Jepang juga mendirikan pemerintahan militer yang berusaha
mengintegrasikan Indonesia dalam kerangka Asia Timur Raya yang dipimpin Jepang.

6. DAMPAK DI BIDANG EKONOMI


Salah satu alasan Jepang menjajah Indonesia adalah untuk menguasai sumber daya di
dalamnya, terutama kilang minyak dan gas alam guna mendukung mereka di Perang
Pasifik. Hal ini menyebabkan meningkatnya eksploitasi sumber daya alam Indonesia.
Jepang mengawasi secara ketat kegiatan ekonomi. Akibatnya terjadi krisis pangan,
kemiskinan, dan kelaparan.
STRATEGI
BANGSA
INDONESIA
MENGHADAPI
TIRANI JEPANG
1. KERJASAMA
Ada berbagai strategi bangsa Indonesia menghadapi penjajahan Jepang.
Salah satunya adalah dengan cara halus, yaitu bekerja sama. Strategi ini
dilakukan oleh kelompok nasionalis, di antaranya Soekarno dan Hatta.
Dari proses kerja sama tersebut, mereka membangun jaringan sembari
berjuang dalam batas yang memungkinkan. Bahkan Jepang juga
merangkul kelompok Islam karena mempunyai kekuatan penting di
masyarakat. Kelompok yang bekerjasama dengan Jepang ini kemudian
menjadi pemimpin dari berbagai organisasi bentukan Jepang seperti
Gerakan Tiga A, Poetera, MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia ), dan Jawa
Hokkokai. Ada beberapa organisasi semi militer Indonesia yang
menjalin kerjasama dengan Jepang seperti Seinendan, Keibodan,
Fujinkai, dan lain sebagainya. Para pemimpin juga menjalin kerja sana
dengan Jepang supaya mengetahui celah mencapai kemerdekaan
Indonesia.
2. PERLAWANAN
Selama masa penjajahan, terdapat berbagai kelompok yang menolak untuk
menjalin kerja sama dengan Jepang. Kelompok-kelompok tersebut
melakukan banyak hal, mulai dari membangun jejaring sampai
menyebarkan propaganda anti Jepang. Perlawanan tersebut ada yang secara
diam-diam maupun perlawanan terbuka kepada Jepang. Contohnya seperti
Perlawanan PETA (Pembela Tanah Air) di Blitar yang dipimpin oleh
Sudancho yang disebabkan karena perilaku diskriminasi Jepang dan
penderitaan rakyat oleh Jepang, Perlawanan Aceh yang dipimpin oleh
ulama muda yaitu Tengku Abdul Djalil, dan Perlawanan di Kalimantan
Barat.
3. Pembentukan bpupki
Seiring berjalannya waktu, Jepang semakin terdesak, terutama
dengan terjadinya Perang Asia Timur Raya. Pada situasi tersebut,
Jepang membutuhkan banyak dukungan dari masyarakat
Indonesia. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, maka Jepang
memberikan janji kemerdekaan. Sehingga setelah itu dibentuklah
BPUPK (Badan Penyelidik Usaha - Usaha Kemerdekaan) yang
berperan merumuskan dasar negara dan konstitusi Indonesia.
Namun, Jepang ternyata hanya memanfaatkan Indonesia untuk
kepentingan perangnya. Jepang berambisi menyatukan Indonesia
di bawah Kekaisaran Jepang alih-alih memerdekakan Indonesia.
Nyatanya, Jepang tidak pernah melunasi janji itu. Hingga pada
saat itu, Jepang kalah dalam perang dan kekalahan dimanfaatkan
oleh para golongan muda.

Anda mungkin juga menyukai