BAB 1
Kedatangan Jepang ke Indonesia
Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang
bersifat militer, Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil. Pada
bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem
pemerintahan, antara lain dengan mengeluarkan UU No. 27 tentang
aturan pemerintahan daerah dan dimantapkan dengan UU No. 28 tentang
pemerintahan shu serta tokubetsushi.
d. Jawa Hokokai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara
Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini
menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin
mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal
Kumaikici Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa
Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai sebagai berikut:
1. melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah
Jepang
2. memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan
semangat persaudaraan, dan
3. memperkokoh pembelaan tanah air
Organisasi Semimiliter
a. Pengerahan Tenaga Pemuda
Kelompok pemuda memegang peranan penting di Indonesia, apalagi
melihat jumlahnya yang cukup besar. Menurut penilaian Jepang, para
pemuda apalagi yang tinggal di daerah perdesaan, belum terpengaruh
oleh alam pikiran Barat. Mereka secara fisik cukup kuat, semangat, dan
pemberani.
b. Organisasi Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia
14-22 tahun. Pada awalnya, anggota Seinendan 3.500 orang pemuda dari
seluruh Jawa. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan
melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri.
c. Keibodan
Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi
semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35
tahun. Ketentuan utama untuk dapat masuk Keibodan adalah mereka
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
yang berbadan sehat dan berkelakuan baik.
d. Barisan Pelopor
Pada pertengahan tahun 1944, diadakan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan
Pertimbangan Pusat).
e. Hizbullah
Pada tanggal 7 September 1944, PM Jepang, Kaiso mengeluarkan janji
tentang kemerdekaan untuk Indonesia. Sementara keadaan di medan
perang, Jepang mengalami berbagai kekalahan.
Organisasi Militer
a. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung
ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat
maupun Angkatan Laut.
b. Peta
Sekalipun tidak dapat dilepaskan dari rasa ketakutan akan adanya
serangan Sekutu, Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan
dari serangan Sekutu. Heiho sebagai pasukan yang terintegrasi dengan
pasukan Jepang masih dipandang belum memadai. Jepang masih
berusaha agar ada pasukan yang secara konkret mempertahankan
Indonesia.
Pengerahan Romusa
Berbagai kebijakan dan tindakan Jepang seperti disebutkan di atas telah
membuat penderitaan rakyat. Rakyat petani tidak dapat berbuat banyak
kecuali harus tunduk kepada praktik-praktik tirani Jepang.
c. Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
semakin memburuk. Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu
pendidikan enam tahun. Dalam bidang birokrasi, dengan dikeluarkannya
UU no. 27 tentang Aturan Pemerintah Daerah dan UU No. 28 tentang
Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi, maka berakhirlah
pemerintahan.
Janji Kemerdekaan
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat
berhasil merebut kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan
menuju Jepang semakin terbuka. Jenderal Hideki Tojo pun kemudian
digantikan oleh Jenderal Kuniaki Kaiso sebagai perdana menteri.
BAB2
Indonesia Merdeka
Peristiwa Rengasdengklok
Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang
menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Hari Rabu
tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul
21.30 WIB, para pemuda yang dipimpin Wikana, dan Darwis datang di
rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar proklamasi malam
ini dapat dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sambil
menimang-nimang senjata Wikana berucap dan bernada ancaman.
Proklamasi Berkumandang
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda
keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan.
Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah
Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum
pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak
teks Proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
Dukungan dari Berbagai Lapisan
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai
daerah. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan
antusias.
Pembentukan Kabinet
Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno pada tanggal 2
September 1945 terdiri atas para menteri sebagai berikut.
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subarjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surakhmad Cokroadisuryo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Perhubungan : Abikusno Cokrosuyoso
13. Menteri Negara : Wahid Hasyim
14. Menteri Negara : Dr. M. Amir
15. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
16. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
b. Sukarni Kartodiwiryo
Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani
oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. la juga
memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks
proklamasi dan berita tentang proklamasi.
c. Sayuti Melik
la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan rumah
Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
yang ditulis tangan oleh Sukarno.
e. Latif Hendraningrat
Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka
Merah Putih, dan yang membantu membawakan bendera Merah Putih
adalah SK. Trimurti
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
BAB 3
Awal Kemerdekaan
d. Konferensi Malino
Tekanan politik dilakukan dengan menyelenggarakan Konferensi
Malino. Penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk membentuk
negara-negara federal di daerah yang baru diserahterimakan oleh Inggris
dan Australia kepada Belanda.
2. Agresi Militer I
Di tengah-tengah upaya mencari kesepakatan dalam pelaksanaan isi
e-Modul Sejarah Indonesia XI Semester 2
Persetujuan Linggarjati, ternyata Belanda terus melakukan tindakan yang
justru bertentangan dengan isi Persetujuan Linggarjati.
4. Perjanjian Renville
Isi Perjanjian Renville mendapat tentangan sehingga muncul mosi tidak
percaya terhadap Kabinet Amir Syarifuddin dan pada tanggal 23 Januari
1948, Amir menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden.
9. Persetujuan Roem-Royen
Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilancarkan oleh para pejuang
Indonesia, telah membuka mata dunia bahwa propaganda Belanda itu
tidak benar. RI dan TNI masih tetap ada. Namun Belanda tetap
membandel dan tidak mau melaksanakan resolusi DK PBB 28 Januari.
Perundingan pun menjadi macet.
Daftar Pustaka :
Sardiman AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsih. 2017. Sejarah
Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud